PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga
kerja baru diberbagai level pendidikan. Agar mampu bersaing untuk mendapatkan
dan memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini merupakan permasalahan serius yang
Kunci utama dalam pembentukan SDM yang memiliki kualitas baik dan
pada jenjang sekolah, peserta didik akan dilatih menjadi pribadi yang memiliki
daya saing dalam dunia kerja. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah
tinggi. Pendidikan dengan basis interaksi sosial akan menjamin siswa mampu
menerapkan ilmunya dalam praktek kehidupan, dan dipastikan mereka tidak akan
1
identik dengan output SDM, dan SDM yang berkualitas hanya dapat terbentuk
lebih tinggi dan dalam perekrutan pegawai sangat terbatas dan dengan tingkat
Persaingan yang sangat ketat untuk dapat berkompetisi dalam dunia usaha
dan etos kerja profesional. Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus
mampu berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu
internasional, oleh karena itu peserta didik tidak cukup hanya menguasai teori,
tetapi juga mau dan mampu menerapkan dalam kehidupan sosial. Peserta didik
dalam kehidupan sehari hari. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang
kemampuan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif
untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa mandiri dan tidak
2
kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
kerja nyata yang diperlukan untuk mendukung siswa setelah lulus dari jenjang
tujuan pendidikan SMK, memiliki dua arah yaitu: (1) dapat mengisi lowongan
pekerjaan di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai dengan kompetensinya dalam program keahlian yang dipilih; (2)
mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, dengan asumsi risiko keuangan,
psikis, dan sosial yang menyertainya, dan menerima manfaat dihasilkan berupa
kekuatan dan stabilitas ekonomi. Menurut Wijayanto (2009: 16) salah satu
3
Berdasarkan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan
hingga pada bulan Agustus 2014 mencapai angka 7.244.905 orang. Dari jumlah
SLTP
22%
SLTA Umum
27%
negara secara ekonomi dapat terpenuhi, yaitu rendahnya angka pengangguran dan
4
tingginya devisa terutama dari hasil barang-barang ekspor yang dihasilkan. Hal ini
Minat berwirausaha di Indonesia masih rendah. Hal itu sesuai dengan pernyataan
Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Finansial,
yang ideal adalah minimal sebanyak dua persen dari jumlah penduduk suatu
negara”.
terbatas dan pemerintah tidak akan mampu membuka lapangan pekerjaan untuk
menanamkan ciri, sifat dan watak serta jiwa wirausaha bagi peserta didiknya,
disamping itu jiwa wirausaha juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik,
5
karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja lebih efisien,
pelajar, tak lepas juga dari masalah pengangguran tersebut. Data dari Dinas
pengangguran dari periode yang telah ditentukan baik secara nasional maupun di
DIY, pengangguran yang berasal dari lulusan SMK masih tergolong cukup tinggi.
pemesinan di DIY, didapat data bahwa presentase lulusan siswa yang memilih
paling besar adalah siswa memilih untuk langsung bekerja dan yang kedua adalah
ekonomi yang menuntut siswa tersebut untuk harus langsung bekerja. Lalu untuk
6
siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah siswa yang berekonomi
pemaparan dari guru disebutkan bahwa faktor lain yang mempengaruhi rendahnya
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa memang orientasi lulusan siswa SMK
adalah untuk bekerja. Orientasi lulusan siswa untuk berwirausaha masih bisa
dikatakan rendah, hal ini bisa dikarenakan oleh banyak faktor baik secara internal
maupun eksternal, salah satunya adalah sikap berwirausaha yang rendah. Sikap
berwirausaha yang rendah ini sangat disayangkan, karena berawal dari sikap
wirausahawan. Sikap yang timbul dalam menghadapi sesuatu hal karena adanya
kesiapan pengetahuan dan mental yang telah diolah melalui pendidikan dan
7
berwirausaha. Berdasarkan hasil survey tersebut, lulusan SMK jurusan pemesinan
rata-rata bekerja di pabrik. Bahkan ada juga yang bekerja tidak sesuai dengan latar
tenaga kerja yang bekerja di luar negeri, dan banyak pula yang masih
Menurut Alma (2013: 2), banyak faktor psikologis yang membentuk sikap
antara lain agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber
Menurut Astamoen (2008: 74), beberapa sikap mental yang harus dikikis habis
demi kemajuan bangsa Indonesia antara lain : 1) cepat puas, 2) tidak mampu
berkompetisi secara bebas dan sehat, 3) tidak kreatif dan inovatif, 4) mencari
prestise tanpa melalui prestasi, 5) takut gagal, 6) kurang gemar membaca sehingga
wawasan kurang.
akan menjadi dasar pembentukan sikap dan kebiasaan. Sementara itu, untuk
8
informasi, komunikasi dan teknologi diperlukan ketrampilan berwirausaha,
terutama untuk menjaga kontinuitas usahanya dan mengatasi segala masalah yang
dihadapi diperlukan tingkat pendidikan yang memadai. Hal ini sesuai dengan
pendapat Alma (2013:4) bahwa “makin banyak ketrampilan yang dikuasai, makin
tinggi minat bisnisnya dan makin banyak peluang terbuka untuk membuka
berwirausaha”
yang terdapat di dalam diri individu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad, dkk (2015) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif
semakin meningkat.
9
sekitarnya. Kelompok teman pergaulan memiliki peranan penting dalam
antara yang satu dengan lainnya yang merupakan unsur penting dalam
bahwa jiwa kewirausahaan bukan saja dapat dipelajari, tetapi juga dapat terbentuk
dari individu dan situasi lingkungan, dan juga jiwa kewirausahaan dapat
berkembang bukan saja dibentuk oleh individu yang bersangkutan dan melainkan
suasana rumah, pandangan hidup dan juga pola yang akan menentukan sikap,
perilaku serta proses pendidikan terhadap anak-anaknya. Hisrich & Peters (2002:
work history, dan motivation. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa lingkungan
keluarga semasa kecil dengan adanya peranan orang tua didalamnya dapat
mempengaruhi terbentuknya jiwa wirausaha pada anak. Ini dapat dilihat dari anak
10
Peran orang tua dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan anak
yang terpendam dari anak, latihan memimpin atau mengelola event yang terjadi di
lingkungan rumah serta mendorong anak untuk aktif dalam kegiatan lingkungan
sosialnya. Peran orang tua tidak hanya berupa dalam pembentukan kepribadian
anak agar kelak menjadi wirausahawan yang sukses. Modal juga merupakan salah
berwirausaha. Peranan orang tua terhadap dukungan modal dapat berupa financial
arahan anak mau berwirausaha, orang tua juga dapat mendukung dengan
membantu modal berupa keuangan, bisa juga didukung dalam bentuk prasarana
atau tempat usaha. Modal berupa uang maupun tempat usaha tidak harus banyak
dan dipaksakan, walaupun sedikit modal dapat sebagai bentuk dukungan terhadap
bahwa faktor yang membentuk jiwa berwirausaha adalah terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah locus of
Dari hasil survey yang telah dilakukan, dapat dikatakan belum banyak
11
bidang pemesinan. Sehingga perlu dikaji mengenai jiwa berwirausaha siswa SMK
teknik pemesinan di DIY, hal ini berkaitan dengan peluang untuk berwirausaha di
oleh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap jiwa berwirausaha siswa, maka
terhadap jiwa berwirausaha siswa kelas XII SMK paket keahlian teknik
pemesinan se-DIY”.
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru diberbagai level pendidikan.
12
3. Minat berwirausaha di Indonesia masih kurang, jumlah wirausahawan di
5. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan orientasi utama lulusan siswa SMK
C. Pembatasan Masalah
berbagai macam faktor yang mempengaruhi. Oleh karena itu fokus dari penelitian
pergaulan, dukungan orang tua dan motivasi berwirausaha siswa terhadap jiwa
D. Rumusan Masalah
13
motivasi berwirausaha siswa kelas XII SMK paket keahlian Teknik
E. Tujuan Penelitian
berwirausaha siswa kelas XII SMK paket keahlian Teknik Pemesinan se-
DIY.
berwirausaha siswa kelas XII SMK paket keahlian Teknik Pemesinan se-
DIY.
14
berwirausaha siswa melalui motivasi berwirausaha siswa kelas XII SMK
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai bahan kajian bagi mahasiswa yang ingin menambah wawasan serta
2. Manfaat Praktis
motivasi berwirausaha siswa, yang nantinya bisa dijadikan acuan oleh guru untuk
15