Anda di halaman 1dari 14

KONSEP TEORI LEUKEMIA

1. Definisi Leukemia
Menurut Suriadi, & Rita yuliani Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang
masih imatur dalam jaringan pembentuk darah, serta sering disertai adanya leukosit
dalam jumlah yang berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
trombositopenia. Ada juga pendapat lain tentang Leukimia menurut Smeltzer, S C and
Bare Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-
sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang. Adapun Leukimia adalah suatu
keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik
muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah
normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain menurut Arief Mansjoer, dkk.
Berdasarkan pada pendapat dari berbagai pihak diatas kami menyimpulkan bahwa
leukemia adalah penumpukan sel darah putih yang berlebihan didalam sum-sum tulang
belakang sehingga menyebabkan sel darah merah yang berperan sebagai penghantar
oksigen dan penghasil imun didalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga
sel darah putih yang berproduksi berlebihan tersebut menjadi abnormal.

2. Klasifikasi Leukemia

Leukemia dapat diklasifikasikan dalam 4 jenis :


a. Leukemia Mioleganus Akut (LMA)
b. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
c. Leukemia Limfostik Akut (LLK)
d. Leukemia Limfostik Kronik (LLK)
a. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA disebut leukemia mielogenus akut atau leukemia granulositik akut (LGA) yang
dikarakteristikan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. LMA sering terjadi pada
semua usia tetapi jarang pada anak-anak.Mieloblast meninfiltrasi sumsum tulang dan
ditemukan dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya anemia, perdarahan,
infeksi, tetapi jarang disertai keterlibatan organ lain. LMA mengenai sel stem
hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit,
eritrosit, eritrosit dan trombosit

b. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)


LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih
banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMKjarang
menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi
tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

c. Leukemia Limfositik Akut (LLA)


LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Limfoblast biasanya
ditemukan dalam darah tepi dan selalu ada di sumsum tulang, hal ini mengakibatkan
terjadinya limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali.Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15
LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

d. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)


LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun
dengan limfadenopati generalisata dan peningkatan jumlah leukosit disertai limfositosis.
Dapat diambil kesimpulan dari keempat jenis leukimia terdapat jenis LMA atau Leukimia
Miolegenus Akut sering terjadi pada semua usia tapi jarang pada anak-anak dibandingkan
tiga klasifikasi leukimia lainya. LMA memproduksi mieoblast yang berlebihan sehingga
berakibat terjadinya anemia dan perdarahan.
LMK atau jenis Leukimia Miolegenus Kronis jarang menyerang usia dibawah 20 tahun
butuh waktu yang lama untuk dapat mengetahui tanda dan gejala dari leukimia jenis ini.
Adapun jenis LLA sering terjadi pada anak-anaklaki-laki lebih banyak dibanding
perempuan, Penyakit yang menyebabkan sumsum tulang belakang menjadi malfungsi
dan dengan cepatnya menghasilkan sel kanker darah putih serta menyebar cepat ke
seluruh tubuh atau sistem lain.puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 LLA jarang
terjadi. leukimia jenis ini sangat berbahaya jika tidak terkontrol dapat menyebabkan
kematian

3. Anatomi & Fisiologi Darah


Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian.bagian cairan yg disebut
plasma di bagian padat yg disebut sel-sel darah (pearce evelyn,2002:133)Darah
adalah suatu cairan kental yg terdiri dari sel-sel dan plasma (gugton,1992)
Darah terdiri dari atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut : Plasma
darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit,dan protein
darah.Butir- butir darah (blood corpuscles), yang terdiri dari komponen-komponen
berikut ini :
1. Eritrosit : sel darah merah (SDM- red blood cell)
2. Leukosit : sel darah putih (SDP- white blood cell)
3. Trombosit : butir pembeku darah – platelet.
Proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat 3 tempat:
a. Sumsum tulang
Sumsum tulang yg aktif dalam proses hemopoesis: tulang vertebrae,sternum
(tulang dada),costa (tulang iga)
b. Hepar
c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri ats abdomen limpa terbentuk setengah bulan
berwarna kemerahan.limpa adalah organ berkapsula dgn berat normal 100-150 gr.
Limpa mempunyai 2fungsi sebagai organ limfoid dan memfagosit material
tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa jg brfungsi menghancurkan sel darah merah
yang rusak

4. Fisiologi Darah
Volume darah pada tubuh yg sehat/dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari BB
ataukira-kira 4-5 liter.tekanan viskositas/kekentalan yg mempunyai berat jenis 1,041-
1,067 dgn temperatur 38 derajat celcius dan ph 7,37-7,45.
Fungsi darah :
a. Sebagai alat pengangkut
b. Sebagai pertahanan tubuh
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh
d. Pada keadaan normal, darah manusia mengandung 4000 - 11.000 sel darah
putih per mikroliter.

Macam-macam leukosit meliputi :


1. Agranulosit. Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri
dari:
 Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar
limfe, bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil, di dalam
sitoplasmanya terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20%-25% dan
fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan
tubuh
 Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit,
fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop
terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru sedikit abu-abu
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang,
warnanya lembayung muda
 Granulosit disebut juga leukosit granular terdiri dari :
 Neutrofil atau polimorfonuklear leukosit : mempunyai inti sel yang
kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak
bintik- bintik halus/granula, banyaknya 60%-70%.
 Eusinofil : Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil
tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar , banyaknya 24%.

5. Etiologi
Faktor-faktor penyebab pada leukemia pada sebagian besar penderitanya tidak
dapat diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang terbukti dapat menyebabkan
leukemia, yaitu:
 Faktor Genetik

Secara umum leukimia diduga terjadi ketika adanya mutasi DNA pada
sel-sel yang membentuk sel darah putih (leukosit) di sumsum tulang. Fungsi
DNA adalah mengkode setiap bentuk sifat,dan juga fungsi sel-sel. Ketika
terjadi mutasi, ,maka sel akan menjadi abnormal dan sel-sel akan tumbuh tak
terkendali. Sebangai akibatnya sumsum tulang menghasilkan begitu banyak
leukosit abnormal yang tidak berfungsi, sedangkan produksi leukosit normal
amat sedit jumlahnya. Pembentukan sel-sel darah putih yang berlebihan pada
leukimia ini ternyata merugikan produksi sel-sel darah lainnya. Sel darah
merah (eritrosit) dan trombosit menjadi menurun bahkan juga sampai kritis di
bawah normal. Selanjutnya muncullah berbagai gejala leukimia yang telah di
bahas sebelumnya.
 Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada binatang maupun manusia. Angka kejadian
leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia granulositik kronis (LGK) jelas
sekali meningkat sesudah sinar radioaktif akan menderita leukemia pada 6%
klien, dan baru terjadi sesudah 5 tahun.

 Virus

Virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah


Human T-Cell Leukemia. Human T-Cell Leukemia ini ditemukan dalam
plasma darah pengidap leukemia yang seharusnya pada orang normal tidak
ada.

 Zat Kimia
 Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol,
fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.18
Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab leukemia
(misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia
nonlimfoblastik akut. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan
desain case control menunjukkan bahwa orang yang terpapar benzene
dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama Leukemia
Mielositik Akut (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37) artinya orang yang
menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene
dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.
 Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya
leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk
menderita leukemia terutama Leukemia Mielositik Akut. Banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko
Leukemia Mielositik Akut. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan
desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10
tahun meningkatkan risiko kejadian Leukemia Mielositik Akut
(OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang menderita Leukemia
Mielositik Akut kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun
dibanding dengan orang yang tidak menderita Leukemia Mielositik
Akut. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan
antara Leukemia Mielositik Akut dengan kebiasaan merokok.
Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan bahwa perokok
berat dapat meningkatkan risiko Leukemia Mielositik Akut. Faktor
risiko terjadinya leukemia pada orang yang merokok tergantung pada
frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok.

 Lingkungan
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan
pekerjaan dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang
dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga
dan kelompok petani. Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case
control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai,
ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien
tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga, dan
17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai
risiko tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang
menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di pertanian atau
peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.Leukemia
biasanya mengenai sel-sel darah putih . Penyebab dari sebagian besar
jenis leukemia tidak diketahui.Pemaparan terhadap penyinaran
(radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzene) dan pemakaian
obat anti kanker,meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang
yang memiliki kelainan genetic tertentu (misalnya sindroma Down
dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada penyakit Leukemia adalah sebagai
berikut :
1. Leukemia Limfostik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan
sumsum tulang.Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah
lelah,letargi,pusing,sesak,nyeri dada), infeksi dan pendarahan. Selain itu juga
ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme . Nyeri tulang
bisa dijumpai terutama pada sternum , tibia dan femur
2. Leukemia Mielositik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa lelah,pendarahan dan infeksi yang disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang . pendarahan biasanya terjandi dalam
bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat
tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan
kesadaran,sesak napas , nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga
menimbulkan gangguan metabolism yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia.

3. Leukemia Limfositik Kronik


Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang
mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata,penurunan
berat badan dan kelelahan.Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan
penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam,keringat malam dan
infeksi semakin parah sejalan dengan perjalanannya penyakit.

4. Leukemia Granulositik / Mielositik Kronik


LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blas.
Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme , merasa cepat kenyang akibat
desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit
berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang
bertambah berat,petekie, ekimosis dan demam yang disertai infeksi.
7. Patofisiologis
Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat.
Normalnya, produksi sel darah tertentu dari prekusor sel stem diatur sesuai
kebutuhan tubuh. Apabila mekanisme yang mengatur produksi sel tersebut
terganggu, sel akan membelah diri sampai ke tingkat sel yang membahayakan
(proliferasi neoplastik). Proliferasi neoplastik dapat terjadi karena kerusakan
sumsum tulang akibat radiasi, virus onkogenik, maupun herediter.
Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibentuk hanya dalam
sumsum tulang. Sedangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan dalam berbagai
organ limfogen (kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil). Beberapa sel darah putih
yang dibentuk dalam sumsum tulang, khususnya granulosit, disimpan dalam
sumsum tulang sampai mereka dibutuhkan dalam sirkulasi. Bila terjadi kerusakan
sumsum tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan terjadi
proliferasi sel-sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada kasus AML,
dimulai dengan pembentukan kanker pada sel mielogen muda (bentuk dini
neutrofil, monosit, atau lainnya) dalam sumsum tulang dan kemudian menyebar
ke seluruh tubuh sehingga sel-sel darah putih dibentuk pada banyak organ ekstra
medula.
Sedangkan secara imunologik, patogenesis leukemia dapat diterangkan
sebagai berikut. Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang
mempunyai struktur antigen tertentu), maka virus tersebut dengan mudah akan
masuk ke dalam tubuh manusia dan merusak mekanisme proliferasi. Seandainya
struktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia tersebut, maka virus
mudah masuk. Bila struktur antigen individu tidak sama dengan struktur antigen
virus, maka virus tersebut akan ditolaknya. Struktur antigen ini terbentuk dari
struktur antigen dari berbagai alat tubuh, terutama kulit dan selaput lendir yang
terletak di permukaan tubuh atau HL-A (Human Leucocyte Locus A). Sistem HL-
A diturunkan menurut hukum genetik, sehingga etiologi leukemia sangat erat
kaitannya dengan faktor herediter.
Akibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi elemen darah
yang lain tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme
(terjadi granulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukemia juga menginvasi
tulang di sekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang dan cenderung mudah
patah tulang. Proliferasi sel leukemia dalam organ mengakibatkan gejala
tambahan : nyeri akibat pembesaran limpa atau hati, masalah kelenjar limfa; sakit
kepala atau muntah akibat leukemia meningeal.

8. Penatalaksanaan Medis dan Keprawatan


 Kemoterapi dengan banyak obat
Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk
menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya
adalah dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker
yang berkembang dan membelah diri dengan cepat. Tergantung kepada
jenis kanker dan sudah sampai di stadium berapa, kemoterapi dapat
bermanfaat untuk:
 Meringankan gejala. Kemoterapi dapat memperkecil tumor
yang mengakibatkan rasa sakit.
 Mengendalikan. Kemoterapi dapat mencegah penyebaran,
memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel
kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain.
 Menyembuhkan. Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel
kanker hingga sempurna dan ini mencegah berkembangnya
kanker di dalam tubuh lagi.

 Antibiotik
Antibiotik diberikan pada penderita penyakit leukemia karena terjadi
radang sehingga menyebabkan infeksi. Pemberian antibiotik diberikan
kepada penderita leukemia untuk mencegah infeksi.
 Pencangkokan sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur medis dimana sumsum
tulang yang rusak diganti dengan sel induk sumsum tulang baru.Prosedur
ini banyak digunakan untuk pengobatan kanker, dalam konteks bahwa
transplantasi sumsum tulang membantu pasien agar bisa menerima dosis
tinggi kemoterapi atau terapi radiasi untuk membunuh sel kanker. Jenis
kanker yang umum diobati dengan transplantasi sumsum tulang adalah
leukemia dan limfoma.Meskipun membantu, prosedur ini memiliki
beberapa efek samping yang berkisar dari komplikasi ringan, seperti mual
dan muntah, hingga efek samping parah, seperti kerusakan hati dan
pengembangan kanker sekunder.

 Imunoterapi, termasuk dengan interferon dan sitokin lain, digunakan untuk


memperbaiki hasil.
 Tranfusi sel darah merah dan trombosit
Transfusi sel darah merah dan trombosit diberikan pada penderita
leukemia untuk mengatasi anemia dan mencegah pendarahan yang bisa
terjadi.

9. Penatalaksanaan Keperawatan :
 Pendekatan psikososisalharus diutamakan
 Ruangan aseptic dan bekerja secara aseptik

10. Komplikasi
 Gagal sum-sum tulang
Sel-sel leukimia adalah sel tidak normal yan tertimbun didalam sum-sum
tulang,bekerja menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang
menghasilkan sel darah merah.
 Infeksi
Sel-sel darah putih dan sel darah lainya tidak mampu berfungsi
sebagaimana seharusnya sehingga tubuh mudah terinfeksi.
 Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID/DIC)
Koagulasi Intravaskuler Diseminata adalah suatu sindrom yang ditandai
dengan adanya perdarahan akibat trombin bersirkulasi dalam darah pada
daerah tertentu
 Splenomegali
Spelonomegali adalah kondisi pembesaran pada organ limpa. pada kondisi
splenomegali, limpa yang sewajarnya berukuran sebesar kepalan tangan,
dapat menjadi berukuran antara 11cm hingga lebih dari 20cm dengan berat
yang mencapai lebih dari 1 kg. Beberapa fungsi dasar limpa yang dapat
ikut terganggu, yaitu kemampuan menyaring sel darah sehat dari sel darah
yang rusak, dan sebagai penyimpanan sel darah merah dan platelet.
 Hepatomegali
Hepatomegali adalah penyakit yang diakibatkan oleh terjadinya
pembesaran organ hati yang melebihi ukuran normalnya. Kondisi ini dapat
dipicu oleh penyakit dihati ataupun diluar hati. Penyebab hepatomegali
anatara lain dapat juga disebabkan oleh kanker.

11. Pemeriksaan Penunjang


 Leukemia granulositik kronik (LGK)
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis lebih dari
50.000/mm3, pergeseran ke kiri pada hitung jenis, trombositemia,
kromosom Philadelphia, kadar fosfatase akai leukosit rendah atau sama
sekali tidak ada, kenaikan kadar vitamin B12 dalam darah. Pada
peeriksaan sumsum tulang didapatkan keadaan hiperseluler dengan
peningkatan jumlah megakariositdan aktivitas granulopoesis.
 Leukemia meiloblastik akut (LMA)
Pemeriksaan penanda imunologik dengan memakai antibody monoklokal
menyokong penegakan diagnose LMA.
 Leukemia limfositik kronik
Pemeriksaan darah tepimenunjukan limfositosis lebih dari 50.000/mm3,
pada sumsu tulang didapatkan infitrasi merata oleh limfosit kecil, yaitu
lebih dari 40% dari tota se yang berinti.
 Leukosit limfoblastik akut
Pada peeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfobias dan biasanya
ada leukotosis (60%) , kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit
biasanya berbanding langsung dengan jumlah blas. Jumlah leukositnetrofil
seringkali rendah, demikian pula kadarHBdan trombosit. Hasil
pemeriksaan sum-sum tulang biasanya menunjukan sel bias yang
dominan.

KESIMPULAN

Leukemia adalah penyakit yang disebabkan oleh sel darah putih/leukosit yang jumlahnya
berlebihan di dalam sumsum tulang dan menyebabkan fungsi dari pembentuk sel darah normal
gagal membentuk sel darah tersebut sehingga leukosit yang berproduksi berlebihan itu memicu
kanker. Terdapat 4 klasifikasi leukemia yaitu :

1. Leukemia Mielogensus Akut (LMA)


2. Leukemia Miolgensus Kronik (LMK)
3. Leukemia Limfostik Akut (LLA)
4. Leukemia Limfostik Kronik (LLK)

Penyebab dari leukemia itu sendiri diantaranya karena faktor genetik, virus , sinar radioaktif ,
lingkungan , zat kimia dan bahkan merokok. Dan tanda dan gejala dari orang yang mengidap
penyakit leukemia mudah lelah,pusing,sesak,nyeri dada, nyeri sendi dan tulang.
Sumber Pustaka :

1. Sumber buku :
Samuel L. The meninges of the central nervous system. Human Anatomy, Nervous
System. Vol 582012:1371-1372

Anda mungkin juga menyukai