Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN
(Studi pada Karyawan CV. Catur Perkasa Manunggal)

Alvin Arifin
Djamhur Hamid
M. Soe’oed Hakam
Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: fanzione@yahoo.com

Abstrak

Pengaruh Pemberdayaan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dan menjelaskan pengaruh pemberdayaan dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian
ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatori. Teknik sampel yaitu dengan menggunakan metode sensus
dimana sampel yang diambil dari keseluruhan karyawan untuk dijadikan sampel penelitian. Tempat
penelitian ini dilakukan di dealer motor Yamaha CV. Catur Perkasa Manunggal Kecamatan Dampit
Kabupaten Malang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisis
regresi berganda. Hasil penelitian bahwa variabel pemberdayaan berpengaruh signifikan terhadap variabel
kinerja, variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja, serta variabel pemberdayaan dan
variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Motivasi, dan Kinerja.

Abstract

The Influence Of Empowerment And Motivation On Employee Performance. The purpose of this study are to
analyze and explain the influence of empowerment and motivation on employee performance. This research
is an explanatory research type. The sampling technique using census sampling as all employee to be a
sampling in this research. The Research place in Yamaha motor dealer CV. Catur Perkasa Manunggal
Dampit District Malang City. The methods of data collection using questionnaires. The data analysis using
multiple regression analysis. Research results stated that the empowerment variable are significant
influence on performance variable, motivation variable are significant influence on performance variable,
empowerment variable and motivation variable have significant influence on performance variable.

Keywords: Empowerment, Motivation, and Performance.

Pendahuluan dimana motor yang sering kita jumpai di jalanan


Pemberdayaan dan motivasi merupakan alat merupakan bisnis potensial dengan modal serta
yang dilakukan perusahaan sebagai rangsangan keuntungan yang besar.
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan Mengingat peranan manusia dalam organisasi
akan mengeluarkan semua potensi yang ada dalam sangat penting maka perlu adanya kerja sama
dirinya melalui pemberdayaan dan motivasi yang baik dalam melaksanakan suatu tujuan
sehingga meningkatkan kinerja dalam bekerja. perusahaan. Berapapun baiknya rencana yang
Kinerja karyawan diukur dari kontribusinya dibuat oleh pemimpin, tanpa didukung oleh
terhadap perusahaan, sehingga dengan adanya karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, maka
pemberdayaan dan motivasi tersebut dapat tujuan yang hendak dicapai tidak akan tercapai.
berpengaruh dengan kinerja karyawan. Akibat Seorang karyawan mungkin menjalankan
dari pentingnya pemberdayaan dan motivasi ini pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan
dalam meningkatkan kinerja karyawan, penulis baik mungkin pula tidak. Apabila bawahan telah
melakukan penelitian di perusahaan dealer motor, menjalankan tugas yang diberikan kepadanya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dengan baik, ini adalah yang perusahaan inginkan. terhadap kinerja. Kinerja karyawan yang baik
Tetapi kalau tugas yang dibebankan tidak akan mempengaruhi produktifitas perusahaan.
terlaksanakan dengan baik, maka perusahaan Sehingga produktifitas karyawan menjadi
perlu mengetahui sebab-sebabnya. Karyawan meningkat yang disebabkan kinerja karyawan juga
yang tidak mampu perlu diadakan pemberdayaan meningkat. Dalam pendapat Anwar (2000; dalam
guna meningkatkan motivasinya sehingga dengan Murti dan Srimulyani, 2013:12) faktor-faktor
demikian karyawan akan tumbuh semangat yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah:
bekerjanya dan berpengaruh terhadap kinerjanya. 1) faktor kemampuan, 2) faktor motivasi.
Melakukan pemberdayaan serta memotivasi Sedangkan menurut Menurut Hasibuan (2001;
karyawan menjadi suatu pekerjaan bagi dalam Magdalena, 2012) motivasi adalah hal yang
manajemen agar terus berupaya menjaga menyebabkan dan mendukung perilaku manusia
kelangsungan perusahaan dengan terus menarik supaya mampu bekerja giat dan antusias mencapai
kinerja karyawan-karyawannya. Hal ini dapat hal yang maksimal. Berdasarkan definisi tersebut
dilakukan dengan meningkatkan kualitas layanan jelas terlihat bahwa motivasi mendorong antusias
yang diberikan karena ini merupakan salah satu manusia. Antusias karyawan yang maksimal
faktor yang dapat menciptakan kepuasan pada diri dalam pekerjaan berarti kinerja karyawan
konsumen dan hal ini dimulai dari perusahaan meningkat secara maksimal. Menurut penelitian
yang merupakan distributor motor. Penurunan yang dilakukan Ranihusna (2010:101), perusahaan
motivasi kerja dapat terjadi karena kurang disiplin dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap
yang disebabkan oleh turunnya tingkat kepuasan kinerja melalui komitmen organisasi. Indikator
karyawan tersebut. Pimpinan perusahaan harus yang yang perlu ditingkatkan dalam motivasi
memberdayakan karyawannya agar memiliki menurutnya adalah fasilitas kerja.
motivasi serta etos kerja yang baik sehingga dapat Berdasarkan latar belakang diatas penulis
meningkatkan kinerja karyawan, pemberdayaan melakukan penelitian di dealer motor Yamaha
dapat berupa pemberian tanggung jawab serta CV. Catur Perkasa Manunggal. Perusahaan ini
wewenang yang lebih sehingga akan tercermin merupakan suatu perusahaan yang
rasa tanggung jawab, semangat kerja maka akan mendistribusikan motor yang sudah lumrah di
menciptakan keinginan untuk bekerja dan masyarakat. Di setiap kota di seluruh Indonesia
memberikan yang terbaik untuk pekerjaannya. pasti terdapat berbagai dealer motor berbagai
Menurut Riniwati (2011:11) konsep yang merek. Disini penulis akan melakukan penelitian
menekankan pemberdayaan hanya terfokus pada di sebuah perusahaan distributormotor yang sudah
sumber daya manusia (SDM) kelas bawah saja. memiliki nama di Dampit Kabupaten Malang.
Sedangkan kajian pemberdayaan pada level Produk motor yang tiap tahunnya bakal
manajer langka karena dianggap sudah mapan dari memperbaharui produknya membuat hal ini
sisi ekonomi. Berdasarkan pendapat tersebut sangat menarik mengingat pemberdayaan yang
kinerja yang diukur dalam suatu pemberdayaan dilakukan sehingga muncul motivasi yang ada
karyawan adalah kinerja bawahan. Karena dalam diri karyawan. Agar karyawan mau bekerja
karyawan merupakan elemen penting dalam giat dan dengan semangat kerja yang tinggi
menjalankan roda kehidupan perusahaan. Riniwati sehingga dapat meningkatkan kinerja dan
(2011:11) juga menyatakan bahwa pemberdayaan produktivitas penjualan perusahaan maka
pada diri manajer dan antara manajer tingkat atas diperlukan sesuatu yang dapat memotivasi para
kepada manajer tingkat dibawahnya akan sangat karyawan. Apabila tidak berani melakukan
menentukan semangat atau dorongan untuk pemberdayaan terhadap karyawan ini diabaikan
mengaktualisasi diri, berprestasi, dan oleh perusahaan maka akan menimbulkan
menggunakan wewenang sebagai manajer secara berbagai masalah bagi perusahaan, membuat para
efektif untuk memanfaatkan kemampuan SDM karyawan malas bekerja, merasa tidak dihargai,
yang seoptimal mungkin maka akhirnya akan tidak memiliki motivasi yang tinggi, atau mungkin
sangat mempengaruhi kinerja dalam mencapai melakukan usaha-usaha untuk pindah ke
tujuan organisasi. perusahaan lain yang lebih menjamin
Karyawan yang memiliki motivasi serta etos kesejahteraan mereka. Tetapi sebaliknya apabila
kerja yang baik pasti kinerjanya akan baik. Karena perusahaan memberdayakan dan menjamin
kinerja yang buruk berarti tidak ada motivasi pada kesejahteraan karyawan yang direncanakan
karyawan yang membuatnya melakukan kinerja dengan baik dan diterima baik oleh karyawan
yang baik. Sehingga motivasi sangat berpengaruh tersebut dianggap merupakan salah satu faktor

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang dapat memotivasi mereka untuk dapat motivasi berarti pemberian motif. Motif disini
meningkatkan kinerja dan produktifitas kerja adalah tujuan yang dapat berupa rangsangan.
karyawan. Dalam penelitian ini penulis Tanpa adanya rangsangan para karyawan kurang
menggabungkan aspek dari manajemen sumber menampakkan dan akan menyimpan kemampuan
daya manusia. Beberapa teori manajemen sumber dirinya yang maksimal yang dimilikinya dan akan
daya manusia, motivasi, dan lain sebagainya. cenderung bermalas-malasan. Hasibuan (2010:92)
CV. Catur Perkasa Manunggal merupakan berpendapat bahwa kemampuan, kecakapan dan
distributor motor resmi PT. Yamaha Indonesia keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi
yang mendistribusikan motor pabrikan Jepang perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras
Yamaha. Delaer ini beralamat di Jalan Sumber dengan menggunakan semua kemampuan yang
Kembar 05 RT.05 RW.09 Dampit Kabupaten dimilikinya serta bekerja secara setengah-
Malang. Dealer ini sendiri menempati lahan setengah. Jadi, motivasi diberikan kepada
strategis di pinggir jalan raya. Dealer ini karyawan yang mampu tetapi tidak mengeluarkan
merupakan distributor motor Yamaha yang telah semua kemampuannya.
banyak dikenal orang terutama warga desa 3. Kinerja
Dampit. Setiap perusahaan menginginkan kinerja
karyawannya yang bagus. Untuk itu karyawan
Tinjauan Pustaka dituntut untuk meningkatkan kinerja guna
1. Pemberdayaan membantu perusahaan dalam mengembangkan
Pemberdayaan (empowerment) secara produktiftas guna mencapai tujuan perusahaan.
etimologis berasal dari kata daya yang berarti Kinerja (performance) menurut Riniwati
kemampuan untuk melakukan sesuatu atau (2011:50) merupakan kombinasi dari kemampuan,
kemampuan bertindak. Mendapat awalan ber- usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
menjadi ‘berdaya’ artinya berkekuatan, kerjanya. Ada tiga indikator yang umumnya
berkemampuan, bertenaga, mempunyai akal (cara digunakan sebagai ukuran sejauh mana kinerja
dan sebagainya) untuk mengatasi sesuatu organisasi berorientasi keuntungan (profit
(Suwatno dan Priansa, 2011:182). Sedangkan oriented) (Bastian, 2001:335:336; dalam
Khan (2007, dalam Suwatno dan Priansa, 2011) Tangkilisan, 175-176) yaitu: efisiensi, efektifitas,
menjelaskan pemberdayaan merupakan hubungan ekonomis. Penjelasan diatas merupakan indikator
antar personal yang berkelanjutan untuk kinerja dari sisi perusahaan atau organisasi.
membangun kepercayaan antar karyawan dan Sedangkan menurut Mathis dan Jackson
manajemen. Pemberdayaan karyawan (employee (2002:78) kinerja pada dasarnya adalah apa yang
empowerment) menurut Mulyadi (2007:135) dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja
merupakan tren pengelolaan modal manusia di karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa
dalam organisasi masa depan, sedangkan menurut banyak mereka memberi kontribusi kepada
Pradiansyah (2002:111) pemberdayaan organisasi yang antara lain termasuk:
merupakan kepercayaan (trust). Jadi secara garis a. Kuantitas output
besar pemberdayaan merupakan upaya yang b. Kualitas output
dilakukan perusahaan dalam memberikan c. Jangka waktu output
wewenang dan kepercayaan lebih kepada d. Kehadiran di tempat kerja
karyawan agar karyawan lebih leluasa dalam e. Sikap kooperatif.
mengeluarkan segala kemampuan yang ada pada
dirinya. 4. Model Konsep dan Hipotesis
2. Motivasi
H1
Motivasi merupakan suatu rangsangan yang
dibuat oleh perusahaan guna meningkatkan gairah
Pemberdayaan
karyawan dalam bekerja. Hal ini didukung oleh
beberapa para ahli diantaranya Hasibuan H3
Kinerja Karyawan
(2010:92) yang menyatakan bahwa motivasi
merupakan cara mendorong gairah bawahan, agar Motivasi

mereka mau bekerja keras dengan memberikan H2

semua kemampuan dan keterampilan untuk


mewujudkan kebutuhan perusahaan. Menurut Gambar 1. Model Konsep
Suwatno dan Priansa (2011:171), secara harfiah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan gambar diatas dapat ditarik dan manajemen. (Khan, 2007; dalam
hipotesis sebagai berikut: Suwatno dan Priansa, 2011)
Hipotesis 1 : Pemberdayaan berpengaruh secara 2) Motivasi merupakan cara mendorong
signifikan terhadap kinerja gairah bawahan, agar mereka mau
karyawan. bekerja keras dengan memberikan semua
Hipotesis 2 : Motivasi berpengaruh secara kemampuan dan keterampilan untuk
signifikan terhadap kinerja mewujudkan kebutuhan perusahaan.
karyawan. (Hasibuan, 2010:92)
Hipotesis 3 : Pemberdayaan dan motivasi b. Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian
berpengaruh terhadap kinerja ini adalah kinerja (Y).
karyawan. 1) Kinerja merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang
Metode Penelitian dapat dinilai dari hasil kerjanya.
1. Jenis Penelitian (Riniwati, 2011:50)
Penelitian ini termasuk jenis penelitian 4. Populasi dan Sampel
eksplanatori karena penelitian ini bertujuan Jumlah karyawan yang ada di CV.
menganalisis pemberdayaan dan motivasi yang Catur Perkasa Manunggal sebanyak 35 orang,
mempengaruhi kinerja, untuk menganalisis dengan demikian akan dilakukan penelitian
permasalahan, jenis dan pendekatan yang sensus yaitu penelitian dengan menggunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. semua populasi yang ada dalam perusahaan.
2. Lokasi Penelitian Ada dua alasan dilakukan penelitian sensus
Penelitian ini berlokasi di dealer motor menurut Hermawan (2005:147) yaitu:
Yamaha CV. Catur Perkasa Manunggal yang a. Suatu penelitian sensus akan dilakukan
berada di Desa Dampit Kabupaten Malang. jika populasinya relatif sedikit.
Penelitian dilakukan di dealer ini karena b. Suatu penelitian sensus hanya diperlukan
seringnya melakukan transaksi serta merupakan jika unit elemen populasi sangat
salah satu dealer besar di Desa Dampit Kabupaten bervariasi (heterogen).
Malang. Penelitian ini sendiri dilakukan dengan Karena jumlah populasi di CV. Catur Perkasa
langsung turun kelapangan dengan mengambil Manunggal relatif sedikit yaitu sebanyak 35 orang
sampel dari beberapa atau seluruh karyawan yang maka penelitian sensus sangatlah layak digunakan
ada disana. Penelitian ini fokus pada karyawan dalam penelitian ini. Jadi, penulis dalam hal ini
CV. Catur Perkasa Manunggal. Terutama pada mengambil populasi sebagai sampel penelitian.
pemberdayaan dan motivasi yang dilakukan oleh Oleh karena itu peneliti akan mengambil
perusahaan untuk menciptakan etos kerja semua populasi dalam penelitian ini guna
karyawannya guna meningkatkan kinerja dijadikan subyek atau responden dalam
perusahaan. mengetahui pengaruh pemberdayaan dan motivasi
3. Variabel dan Pengukurannya terhadap kinerja. Populasi di sini diambil
Data ini didapatkan dari terjun langsung mengingat jumlah karyawan yang tidak begitu
kelapangan. Menggali data di CV Catur Perkasa banyak. Sehingga populasi di sini juga sebagai
Manunggal. Melakukan observasi serta metode sampel yang diambil dari semua karyawan yang
angket terhadap beberapa atau seluruh karyawan ada pada saat peneliti melakukan penelitian dan
serta dengan mengamati langsung kinerja yang bisa dijadikan subyek penelitian.
dipengaruhi oleh pemberdayaan dan motivasi. Dengan demikian penulis akan mengambil
Dalam hal ini peneliti menggunakan data primer semua karyawan sebanyak 35 sampel yang ada
dengan langsung mendapat dari objek risetnya. pada CV. Catur Perkasa Manunggal. Karena
Berdasarkan judul penelitian yaitu Pengaruh jumlah tersebut merupakan populasi yang ada di
Pemberdayaan terhadap Motivasi Kerja, maka perusahaan. Berikut ini distribusi sampel
dapat ditarik dua variabel yaitu: karyawan CV. Catur Perkasa Manunggal.
a. Variabel bebas (Independent) dalam Tabel 1. Distribusi Sampel
penelitian ini adalah pemberdayaan (X1 ) dan Jabatan Jumlah
motivasi (X2 ).
Satpam 1
1) Pemberdayaan menjelaskan hubungan
antar personal yang berkelanjutan untuk Cleaning Service 2
membangun kepercayaan antar karyawan Office Boy 1

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Jabatan Jumlah
Mekanik 12 Tabel 3. Uji Validitas Variabel Motiva
NO Skor Nilai Batas Validitas
Sales 10
1 0,812 0,3 Valid
Administrasi 9 2 0,816 0,3 Valid
Total Sampel 35 3 0,499 0,3 Valid
4 0,334 0,3 Valid
5 0,712 0,3 Valid
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan oleh dalam penelitian 6 0,875 0,3 Valid

ini dalam kaitannya mencari penelitian ini adalah Berikut ini uji validitas dari variabel kinerja
teknik kuisioner. Adapun kuisioner ini disebarkan tersebut adalah sebagai berikut:
ke semua sampel dalam perusahaan. Kemudian Tabel 4. Uji Validitas Variabel Kinerja
NO Skor Nilai Batas Validitas
disesuaikan dengan kebutuhan serta sampel yang
1 0,650 0,3 Valid
dapat mewakili populasi yang ada di perusahaan.
2 0,765 0,3 Valid
Dari data yang terkumpul kemudian dianalisis 3 0,701 0,3 Valid
guna mendapat informasi. 4 0,582 0,3 Valid
6. Analisis Data 5 0,901 0,3 Valid
Dari awal penelitian ini dilakukan karena Setelah mendapatkan item-item pertanyaan
peneliti ingin mendeskripsikan pengaruh dari kuesioner yang valid, selanjutnya dilakukan
pemberdayaan terhadap motivasi kerja karyawan. uji reliabilitas. Uji reliabilitas untuk mengetahui
Metode yang digunakan penulis adalah apakah alat pengumpulan data pada dasarnya
menggunakan Skala Likert kemudian dianalisis menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
menggunakan Spearman Rank dan analisis kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam
Pearson Product Moment (PPM) serta analisis mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok
Regresi Berganda. individu, dan hasil pengukuran tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran kembali terhadap
Hasil dan Pembahasan gejala yang sama. Uji reliabilitas yang dipakai
1. Uji Validitas dan Reliabilitas menggunakan teknik Kuder dan Richardson (K-R-
Uji Validitas pada variabel pemberdayaan 20) dimana kriteria pengujian, jika nilai
adalah sebagai berikut: reliabilitas instrumen (r 11) > 0,7, maka instrumen
penelitian dinyatakan reliabel (sahih) (Siregar,
Tabel 2. Uji Validitas Variabel Pemberdayaan 2013:110-111), dengan ketentuan pernyataan
NO Skor Nilai Batas Validitas
tersebut reliabel adalah jika koefisien reliabilitas
1 0,622 0,3 Valid
positif dan memiliki nilai di atas 0,7. Hasil uji
2 0,595 0,3 Valid
reliabilitas dengan menggunakan program SPSS
3 0,593 0,3 Valid
dapat dilihat sebagai berikut
4 0,599 0,3 Valid
Tebel 5. Hasil Uji Reliabilitas
5 0,520 0,3 Valid Nilai Koefisien
6 0,564 0,3 Valid Variabel
Batas Reliabilitas
7 0,490 0,3 Valid Pemberdayaan
0,7 0,870
8 0,615 0,3 Valid (X1)
9 0,700 0,3 Valid Motivasi (X2) 0,7 0,780
10 0,615 0,3 Valid Kinerja (Y) 0,7 0,776
11 0,561 0,3 Valid Dengan begitu data tersebut valid dan reliabel
12 0,392 0,3 Valid apabila digunakan sebagai alat dalam penelitian
13 0,370 0,3 Valid karena telah memenuhi syarat.
14 0,493 0,3 Valid 2. Analisis Regresi Berganda
15 0,509 0,3 Valid Bentuk persamaan yang dihitung
16 0,532 0,3 Valid menggunakan analisis linier ganda adalah:
17 0,542 0,3 Valid Ŷ = a + b1 X1+ b2 X2
18 0,635 0,3 Valid Dimana:
19 0,587 0,3 Valid Ŷ = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan
Berikut ini uji validitas dari variabel motivasi X = Variabel bebas yang mempunyai nilai
tersebut adalah sebagai berikut: tertentu untuk diprediksikan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a Predictors: (Constant), X2 (Motivasi), X1
1 .666(a) .444 .409 2.20778
(Pemberdayaan)
a = Nilai konstanta b Dependent Variable: Y (Kinerja)
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan Pada hasil perhitungan dapat ditunjukkan
(prediksi) yang menunjukkan nilai bahwa besarnya koefisien Korelasi untuk
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) persamaan yang dibahas yaitu R sebesar 0,666. Ini
variabel Y berarti pemberdayaan dan motivasi memiliki
Model Unstandardized tingkatan hubungan yang kuat terhadap kinerja
Coefficients karena nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,666
B Std. Error
berada diantara 0,60 – 0,799 berdasarkan
1 (Constant) 1.711 3.484 pedoman interpretasi koefisien korelasi dalam
X1 (Pemberdayaan) .233 .091
X2 (Motivasi) .029 .211 analisis Pearson Product Moment.
Hasil perhitungan dari analisis regresi adalah Setelah diketahui ternyata terdapat pengaruh
disajikan pada tabel berikut ini: yang signifikan, besarnya pengaruh
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Pemberdayaan (X1) dan Motivasi (X2) terhadap
Coefficients(a) Kinerja yang ditunjukan oleh koefisien
determinasi dapat ditentukan dengan rumus :
a Dependent Variable: Y (Kinerja) Kd = r2 x 100%
Kd = 0,6662 x 100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh suatu Kd = 44,36%
persamaan regresi sebagai berikut: Dari hasil perhitungan bahwa koefisien
Ŷ = 1,711 + 0,233X1 + 0,029X2 determinasi sebesar 44,36%. Ini berarti variabel
Dari model yang diperoleh a sebesar 1,711 X1 (Pemberdayaan), variabel X2 (Motivasi)
artinya jika tanpa adanya pemberdayaan dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap variabel
motivasi artinya nilainya sama dengan 0 atau Y (Kinerja) sebesar 44,36% sedangkan sisanya
dianggap konstan, maka kinerja karyawan ada sebesar 55,64% dipengaruhi oleh faktor lainnya
diangka 1,801. yang tidak diteliti oleh peneliti.
Koefisien regresi X1 bernilai positif 0,233. Adapun besar pengaruh masing-masing
Dapat dijelaskan nilai tersebut menunjukkan variabel bebas dalam model regresi dapat dilihat
bahwa apabila terjadi peningkatan skor dari perkalian nilai beta dengan nilai korelasi Zero
pemberdayaan pegawai sebesar satu satuan, maka Order. Hasil perhitungan pengaruh parsial untuk
prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,233jika masing-masing variabel seagai berikut :
variabel bebas lain (X2) dianggap konstan atau ryx1 = 0,637 × 0,666 × 100% = 42,42%
tidak berubah. Jadi semakin baik pemberdayaan ryx2 = 0,035 × 0,574 × 100% = 2,01%
maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja. Dapat diketahui pengaruh parsial
Koefisien regresi X2 bernilai positif sebesar pemberdayaan terhadap kinerja sebesar 42,42%
0,029. Dapat dijelaskan nilai tersebut dan pengaruh parsial motivasi terhadap kinerja
menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan sebesar 2,01%.
skor motivasi kerja sebesar satu satuan, maka 4. Pembahasan
kinerja akan meningkat sebesar 0,029jika variabel Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana
bebas lain (X1) dianggap konstan atau tidak telah diungkapkan diatas, maka dapat dijelaskan
berubah. Jadi semakin baik motivasi kerja maka bahwa secara simultan maupun parsial
akan diikuti dengan peningkatan kinerja. pemberdayaan dan motivasi memiliki hubungan
3. Koefisien Korelasi dan Koefisien yang positif dan signifikan terhadap kinerja
Determinasi karyawan. Secara simultan kedua variabel tersebut
Koefisien korelasi (R) menunjukkan menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap
hubungan keeratan atau kekuatan antar variabel kinerja karyawan.
bebas dan variabel terikat. Semakin besar nilai Sebagaimana telah disebutkan bahwa
koefisien Korelasi semakin erat atau kuat pemberdayaan dan motivasi memiliki hubungan
hubungan variabel bebas dan variabel terikat yang positif dan signifikan terhadap kinerja
Tabel 7. Koefisien Korelasi karyawan sebesar 44,36%, sisanya 55,64%
Model Summary(b) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Variabel tersebut berdasarkan Teori Expectancy dan ukuran pekerjaan, membantu pekerjaan
dari Vroom (Riniwati, 2011:52) yang karyawan lain yang terbengkalai, serta
digambarkan dalam rumus kinerja (performance) diberikannya kesempatan melakukan
= M x K, dimana M merupakan motivasi dan K pelatihan silang lebih ditingkatkan oleh
merupakan kemampuan, sehingga menurut Vroom perusahaan maka pengaruh pemberdayaan
kinerja dipengaruhi oleh motivasi dan terhadap kinerja akan lebih besar.
kemampuan. Dari gambaran diatas dapat b. Jaminan keamanan dapat lebih ditingkatkan
disimpulkan bahwa variabel lain yang tidak agar karyawan yang bekerja lebih fokus
diteliti dan mempengaruhi kinerja adalah variabel karena sudah ada jaminan keamanan dari
kemampuan. Jadi, dalam penelitian ini ada perusahaan. Sebaiknya perusahaan
kekurangan dimana tidak adanya variabel memberikan jaminan keamanan baik jaminan
kemampuan. Oleh karena itu untuk peneliti keamanan kerja ataupun jaminan keamanan
berikutnya diharapkan menambahkan variabel barang-barang milik karyawan.
kemampuan. c. Sikap kooperatif karyawan harus ditingkatkan
Dalam penelitian ini faktor lain yang oleh perusahaan agar setiap karyawan
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dengan memiliki kerjasama yang baik, hal ini dapat
persentase yang cukup besar yaitu 55,64%. dilakukan dengan sering dilakukannya
Sehingga, diharapkan untuk perusahaan agar sosialisasi antara karyawan dan perusahaan.
faktor kemampuan harus menjadi perhatian d. Pemberdayaan yang dilakukan perusahaan
penting. Oleh karena itu diharapkan perusahaan kepada para karyawan agar dipertahankan
untuk melakukan pelatihan-pelatihan untuk karena pemberdayaan memiliki pengaruh
meningkatkan kemampuan-kemampuan dari para yang dominan terhadap kinerja karyawan.
karyawannya. e. Untuk peneliti berikuttnya disarankan agar
menambahkan variabel kemampuan.
Kesimpulan dan Saran f. Diharapkan perusahaan untuk melakukan
1. Kesimpulan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kemampuan-kemampuan dari para
mengenai pengaruh pemberdayaan pegawai dan karyawannya karena variabel kemampuan
motivasi kerja terhadap prestasi kerja di CV. memiliki persentase yang besar dalam
Catur Perkasa Manunggal Dampit Kabupaten mempengaruhi kinerja.
Malang, melalui penyebaran kuesioner, maka
penulis dapat menarik beberapa kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut :
a. Pemberdayaan memberikan pengaruh yang Hasibuan, M.S.P. 2010. Organisasi dan Motivasi:
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Dasar Peningkatan Produktivitas.
CV. Catur Perkasa Manunggal sebesar Jakarta: PT. Bumi Aksara.
42,42%. Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis,
b. Motivasi memberikan pengaruh yang Paradigma Kuantitatif. Jakarta:
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Grasindo.
CV. Catur Perkasa Manunggal sebesar Magdalena, Betty. 2012. Pengaruh Pemberdayaan
2,01%. dan Motivasi terhadap Kinerja Dosen di
c. Koefisien determinasi sebesar 44,36%, Jurusan Manajemen Ibi Darmajaya
artinyapemberdayaan dan motivasi Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah, 6(3).
memberikan pengaruh yang signifikan Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2004.
terhadap kinerja karyawan CV. Catur Perkasa Manajemen Sumber Daya Manusia:
Manunggal sebesar 44,36%. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
2. Saran Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
Terdapat beberapa saran yang dapat penulis Pengendalian Manajemen: Sistem
kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian dan Pelipatganda Kinerja Perusahaan.
kesimpulan yang telah disampaikan diantaranya : Jakarta: Salemba Empat.
a. Perusahaan sebaiknya melakukan pelatihan Murti, Harry dan Veronika Agustini Srimulyani.
yang cukup, membantu menyelesaikan 2013. Pengaruh Motivasi Terhadap
perbedaan-perbedaan dalam penentuan Kinerja Pegawai Dengan Variabel
tujuan, dilibatkan dalam menentukan standar Pemediasi Kepuasan Kerja Pada PDAM

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kota Madiun. Jurnal Riset Manajemen Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk
dan Akuntansi, 1(1). Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi
Pradiansyah, Arvan. 2002. You Are A Leader! Aksara
Menjadi Pemimpin dengan Suwatno dan Donni J.P. 2011. Manajemen SDM:
Memanfaatkan Potensi Terbesar yang Dalam Organisasi Publik dan Bisnis.
Anda Miliki: Kekuatan Memilih!. Jakarta: Bandung: Alfabeta.
PT. Elek Media Komputindo. Tangkilisan, Hessel N.S. 2007. Manajemen
Ranihusna, Desti. 2010. Efek Rantai Motivasi Publik. Jakarta: Grasindo.
Pada Kinerja Karyawan. Jurnal
Dinamika Manajemen, 1(2). 90-103 .
Riniwati, Harsuko. 2011. Mendongkrak Motivasi
dan Kinerja: Pendekatan Pemberdayaan
SDM. Malang: UB Press.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai