Tita Djuitaningsih
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22 Kuningan – Jakarta Selatan 12920
Telp.: +62-21-5261448, HP: +68122313515
e-mail: tita@bakrie.ac.id
Wahdatul A Marsyah
Alumni Prodi Akuntansi Universitas Bakrie
PT Benakat Barat Petroleum
Telp.: +62-21-54948812, HP: +685274732050
e-mail: wahda.marsyah@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba
dan mekanisme corporate governance terhadap corporate social responsibility disclosure.
Mekanisme corporate governance dianalisis dengan ukuran komisaris, proporsi komisaris
independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran komite audit, dan jumlah
rapat komite audit. CSR dihitung menggunakan corporate social responsibility disclosure
index (CSRI) yang didasarkan pada standar pelaporan Global Reporting Initiative (GRI)
yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dan PROPER.
Total sampel adalah 63 perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling
yang mengeluarkan laporan tahunan selama periode 2008-2010. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa manajemen
laba dan jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap corporate social
responsibility disclosure. Sementara itu, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran komite audit tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap corporate social responsibility disclosure.
Kata kunci: corporate social responsibility disclosure index, manajemen laba, mekanisme
corporate governance.
Abstract
This study aims to obtain empirical evidence about the effect of earning management
and corporate governance mechanism to corporate social responsibility disclosure.
Corporate governance mechanism was analyzed by board of directors, proportion of
independent boards of directors, managerial ownership, institutional ownership, audit
committee, and number of audit committee meetings. The extent of CSR was measured
used corporate social responsibility disclosure index ( CSRI) based on Global Reporting
187
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Initiative (GRI) reporting standard items which were disclosed in companies annual report
and sustainability report. The population in this research are all non-financial Indonesian
firms listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) and PROPER. Total samples are 63 firms
that selected using purposive sampling which were published annual report and financial
report among 2008-2010. The method of analysis of this research used multi regression.
The result of this research show that earning management and number of audit committee
meetings had a positive significant effect to corporate social responsibility disclosure.
Meanwhile, board of directors, proportion of independent boards of directors, managerial
ownership, institutional ownership and audit committee had not significant effect to
corporate social responsibility disclosure.
188
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku benar menempatkan kepentingan perusahaan di atas
oportunistik. Berbeda dengan Prior et al. (2008), kepentingan lainnya.
Chih et al. (2008) menemukan adanya hubungan
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989)
negatif antara manajemen laba dengan CSR, ketika
perusahaan melakukan pengungkapan informasi
manajemen laba diproksikan dengan perataan laba
sosial dengan tujuan untuk membangun image pada
(income smoothing). Perusahaan yang
perusahaan dan mendapatkan perhatian dari
melaksanakan kegiatan CSR lebih diharapkan untuk
masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam
mengurangi kemungkinan perataan laba.
rangka memberikan informasi sosial, sehingga laba
Penelitian mengenai hubungan corporate yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih
governance (CG) dan corporate social rendah. Namun, karena kurangnya pengawasan
responsibility (CSR) juga telah banyak dilakukan pada sistem pengawasan perusahaan, manajer
di berbagai negara dan dalam kurun waktu yang dapat dengan mudah melakukan tindakan
berbeda. Said et al. (2009) menemukan bahwa manajemen laba dengan intervensi pada penyusunan
faktor kepemilikan oleh pemerintah dan komite audit laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual,
berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR di untuk itu perlu adanya penerapan CG yang
Malaysia. Namun Waryanto (2010) tidak diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba melalui
menemukan adanya hubungan antara komite audit pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan
dengan luas pengungkapan CSR. dan pelaksanaan audit eksternal (Widiatmaja,
2010).
Menurut Tarjo (2008), kepemilikan institusional
merupakan kepemilikan perusahaan yang dimiliki Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang
oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan dilakukan oleh Handajani, Sutrisno, dan Chandarin
asuransi, bank, perseroan terbatas, perusahaan (2009) yang meneliti pengaruh manajemen laba dan
investasi dan kepemilikan institusi lain. Herawaty mekanisme CG terhadap CSR disclosure, di mana
(2008) menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh pada penelitian ini yang dijadikan sampel penelitian
institusi dianggap perusahaan sebagai sophisticated adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
investor karena mereka merupakan investor yang Indonesia pada tahun 2005-2007. Penelitian ini
tidak mudah dibohongi oleh pihak manajemen menggunakan manajemen laba dan mekanisme CG
perusahaan. Oleh karena itu, dengan jumlah sebagai variabel independen di mana mekanisme
kepemilikan yang cukup signifikan, investor CG diproksikan oleh proporsi dewan komisaris
institusional dapat memonitor manajemen sehingga independen, kepemilikan institusional dan ukuran
dapat mengurangi masalah keagenan dan juga dapat komite audit. Hasil penelitian Handajani, Sutrisno,
menekan manajemen perusahaan untuk dan Chandarin (2009) menyebutkan bahwa
mengungkapkan informasi perusahaan secara manajemen laba dan ukuran komite audit
maksimal. memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
CSR.
Menurut Muntoro (2006) komposisi komisaris
independen yang semakin besar dapat mendorong Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan
dewan komisaris untuk bertindak objektif dan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handajani,
mampu melindungi stakeholders sehingga dapat Sutrisno, dan Chandarin (2009), yaitu penambahan
mendorong pengungkapn informasi CSR yang lebih variabel lain dalam mekanisme CG yang juga diduga
luas. Komisaris independen sangat diperlukan untuk mempunyai pengaruh terhadap CSR disclosure
meningkatkan independensi dewan komisaris yaitu ukuran dewan komisaris, struktur kepemilikan
terhadap kepentingan pemegang saham dan benar- manajerial, dan jumlah rapat komite audit.
189
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Penambahan variabel lain tersebut didasarkan pada Penelitian bertujuan menguji secara empiris
penelitian yang dilakukan oleh Said et al. (2009) bagaimana pengaruh manajemen laba, ukuran
yang menemukan bahwa ukuran komite audit dan dewan komisaris, proporsi dewan komisaris,
struktur kepemilikan saham manajerial kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas institusional terhadap CSR disclosure. Penelitian
pengungkapan informasi perusahaan. Perusahaan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis
dengan ukuran komite audit yang semakin besar da praktis. Kontribusi teoritis dalam
akan semakin baik dan berkualitas dalam pengembangan ilmu mengenai manajemen laba,
mengungkapkan informasi sosial perusahaan mekanisme CG, dan CSR disclosure. Kontribusi
kepada masyarakat, sementara itu semakin besar praktis dalam membantu pemecahan masalah, dan
kepemilikan saham manajerial di dalam perusahaan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan hal-
maka semakin produktif manajer dalam hal tersebut.
memaksimalkan nilai perusahaan. Penelitian ini
dilatarbelakangi masih rendahnya kualitas dan TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
kuantitas pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan aktivitas/keadaan lingkungan perusahaan Teori Keagenan (Agency Theory)
di Indonesia. Terjadinya fenomena gap ini
Teori keagenan digunakan dalam rangka
dikarenakan perusahaan-perusahaan di Indonesia
memahami konsep GCG. Jensen dan Meckling
belum mampu secara optimal melaksanakan
(1976) mengatakan bahwa hubungan keagenan
tanggung jawab sosialnya terhadap lingkungan.
adalah sebuah hubungan kontrak antara investor
Selain itu, penelitian ini juga dimotivasi karena
adanya research gap atau ketidakkonsistenan hasil (prinsipal) dengan manajer (agen). Wewenang dan
yang terjadi pada penelitian-penelitian terdahulu. tanggung jawab agen maupun prinsipal diatur dalam
kontrak kerja atas persetujuan bersama. Pada
Berdasarkan uraian dan latar belakang yang kenyataannya prinsipal dan agen memiliki
dikemukakan di atas, maka masalah penelitian yang kepentingan yang berbeda, sehingga menyebabkan
dapat dirumuskan adalah: 1) Apakah manajemen terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan
laba berpengaruh terhadap CSR disclosure 2) agen yang memicu timbulnya biaya keagenan
Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh (agency cost).
terhadap corporate social responsibility
disclosure 3) Apakah proporsi dewan komisaris Perbedaan informasi antara manajemen dan
independen berpengaruh terhadap corporate pemilik perusahaan dapat memberikan kesempatan
social responsibility disclosure 4) Apakah kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap yang dapat menyesatkan pemilik perusahaan
corporate social responsibility disclosure 5) mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Menurut
Apakah kepemilikan institusional berpengaruh Richardson (1998), terdapat hubungan positif antara
terhadap corporate social responsibility asimetri informasi dengan manajemen laba. Hal ini
disclosure 6) Apakah ukuran komite audit berarti apabila manajer memiliki informasi yang lebih
berpengaruh terhadap corporate social banyak dibandingkan dengan pemegang saham
responsibility disclosure 7) Apakah jumlah rapat maka kecenderungan manajer untuk berbuat curang
komite audit berpengaruh terhadap corporate dengan praktik manajemen laba demi kepentingan
social responsibility disclosure. pribadinya akan semakin tinggi.
190
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
191
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Pengungkapan CSR bertujuan untuk menjalin perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui
hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan
perusahaan dengan publik dan stakeholders dalam pengelolaan lingkungan guna mencapai
lainnya tentang bagaimana perusahaan telah peningkatan kualitas lingkungan hidup. Peningkatan
mengintegrasikan kepedulian dan dalam setiap kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif
aspek kegiatan operasinya. Pengungkapan kinerja dan disinsentif reputasi yang timbul akibat
lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada
tahunan atau laporan terpisah adalah untuk publik. Para pemangku kepentingan
mencerminkan tingkat akuntabilitas, (stakeholders) akan memberikan apresiasi kepada
responsibilitas, dan transparansi perusahaan perusahaan yang berperingkat baik dan
kepada investor dan stakeholders lainnya memberikan tekanan dan atau dorongan kepada
(Darwin, 2006). perusahaan yang belum berperingkat baik.
Pelaksanaan PROPER saat ini dilakukan
Standar pengungkapan CSR yang berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
berkembang di Indonesia merujuk pada standar Hidup Nomor 18 tahun 2010 tentang Program
yang dikembangkan oleh GRI (Global Reporting Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Initiatives). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kriteria yang
Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) digunakan untuk menunjukkan kinerja tersebut
merujuk standar yang dikembangkan oleh GRI direpresentasikan dalam peringkat warna dari
dalam pemberian penghargaan Indonesia urutan terbaik sampai terbururuk berturut-turut
Sustainability Report Awards (ISRA) kepada adalah warna emas, hijau, biru, merah, dan hitam
perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam (Lampiran 2.)
membuat laporan keberlanjutan atau
sustainability report. Standar GRI dipilih karena Manajemen Laba
lebih memfokuskan pada standar pengungkapan
berbagai kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan Menurut Assih dan Gudono (2000),
perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan manajemen laba merupakan proses yang
kualitas, rigor, dan pemanfaatan sustainability dilakukan dengan sengaja dalam batasan General
reporting. Dalam Standar GRI (GRI, 2006) Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk
indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
utama, yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial Manajemen laba merupakan salah satu faktor
yang mencakup hak asasi manusia, praktik yang dapat mengurangi kredibilitas laporan
ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, tanggung keuangan, dan menambah bias dalam laporan
keuangan serta mengganggu pemakai laporan
jawab produk, dan masyarakat.
keuangan yang memercayai angka laba hasil
Kementerian Lingkungan Hidup telah rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa
menerapkan PROPER (Program Peringkat rekayasa (Setiawati & Na’im, 2000). Selain itu,
Kinerja Perusahaan) sebagai alat untuk karena adanya manajemen laba yang dilakukan
memeringkat kinerja lingkungan perusahaan- manajemen, investor tidak menerima informasi
perusahaan yang ada di Indonesia sejak tahun yang cukup akurat mengenai laba untuk
2002. Tujuan penerapan instrumen PROPER mengevaluasi return dan risiko portofolionya
adalah untuk mendorong peningkatan kinerja (Ashari et al., 1994).
192
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
193
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
H2a: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif Konsisten dengan hasil tersebut Anggraini (2006)
terhadap corporate social responsibility dan Rosmasita (2007) juga menemukan bahwa
disclosure. kepemilikan saham manajerial berpengaruh
terhadap luas pengungkapan CSR di Indonesia.
Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang
Corporate Social Responsibility Disclosure diajukan adalah:
194
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
Ukuran Komite Audit dan Corporate Social menambah keefektifan pengawasan manajemen,
Responsibility Disclosure penerapan prinsip-prinsip GCG oleh perusahaan,
dan dapat mendukung peningkatan pengungkapan
Menurut Ho dan Wang (2001) dan Handajani CSR.
et al. (2009) keberadaan komite audit dapat
Fatayatiningrum (2011) menyatakan bahwa
memengaruhi pengungkapan yang dilakukan
tingkat jumlah pertemuan yang dilakukan oleh
perusahaan secara signifikan. Komite audit
komite audit dapat menjamin bahwa pelaksanaan
membantu menjamin pengungkapan dan sistem
pengawasan terhadap manajemen untuk
pengendalian berjalan dengan baik. Dengan
melakukan kecurangan akan berjalan secara
demikian, diharapkan dengan semakin besarnya
efektif. Oleh karena itu, peluang manajemen untuk
ukuran komite audit suatu perusahaan, pengawasan
melakukan kecurangan dengan menyembunyikan
yang dilakukan pun semakin membaik dan kualitas
informasi dapat diminimalisasi. Hasil penelitian
informasi sosial yang dilakukan perusahaan semakin
tersebut juga konsisten dengan hasil penelitian
meningkat dan semakin luas.
yang dilakukan oleh Sun, et al. (2010).
Collier (1993) dan Abdullah (2004) Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa keberadaan komite audit dapat diajukan adalah:
menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian
H2f: Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif
akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
terhadap corporate social responsibility
diharapkan dengan semakin besarnya komite audit,
disclosure.
pengawasan yang dilakukan akan semakin maksimal
dan pengungkapan informasi semakin meningkat.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan adalah: Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
Sampel
H2e: Ukuran komite audit berpengaruh positif
terhadap corporate social responsibility Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
disclosure. non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2008-2010. Teknik
Jumlah Rapat Komite Audit dan Corporate pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Social Responsibility Disclosure dengan menggunakan purposive sampling. Dalam
penelitian ini, perusahaan manufaktur yang dijadikan
Berdasarkan keputusan ketua Bapepam
sampel adalah perusahaan yang memiliki kriteria-
Nomor Kep-24/PM/2004 dalam peraturan kriteria berikut: a) Perusahaan non-keuangan yang
Nomor IX.I.5 disebutkan bahwa komite audit telah terdaftar di BEI untuk periode 2008 dan 2010;
mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama b) Perusahaan yang mengikuti Program Penilaian
dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
yang ditetapkan dalam anggaran dasar Lingkungan (PROPER) dari Kementrian
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2008 dan 2010;
dilakukan oleh Putri (2009), diketahui bahwa c) Perusahaan yang menyediakan laporan tahunan
jumlah pertemuan komite audit berpengaruh dan/atau laporan keberlanjutan lengkap untuk
signifikan terhadap pengungkapan informasi laba periode 2008 dan 2010; dan d) Perusahaan yang
perusahaan. Dengan demikian, semakin sering memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-
komite audit mengadakan pertemuan maka dapat variabel yang digunakan dalam penelitian.
195
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data daftar indikator pengungkapan CSR menurut
GRI dapat dilihat pada lampiran B.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu data kuantitatif yang diperoleh Dalam penelitian ini, perhitungan CSRI
dari situs resmi BEI dan situs resmi masing-masing dirumuskan sebagai berikut:
perusahaan. Teknik pengumpulan data penelitian ini
CSRI = Jumlah item yang diungkapkan
adalah dengan menggunakan archival research
yang berupa laporan tahunan dan laporan 79
keberlanjutan perusahaan.
Manajemen Laba
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Manajemen laba dalam penelitian ini dideteksi
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah menggunakan model yang dikembangkan oleh
corporate social responsibility disclosure, Kothari, et al. (2005) dengan menggunakan proksi
sedangkan variabel independen adalah discretionary accrual. Model tersebut merupakan
manajemen laba dan mekanisme corporate pengembangan dari model modified Jones (1991)
governance. dengan menambahkan kinerja perusahaan – return
on assets – sebagai variabel control dalam regresi
Corporate Social Responsibility Disclosure total akrual (Sun, et al., 2010). Langkah-langkah
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pengungkapan CSR disclosure dinyatakan
dalam Corporate Social Responsibility Index 1) Menghitung total akrual dengan menggunakan
(CSRI). Pengukuran CSR disclosure dapat pendekatan aliran kas (cash flow approach),
diperoleh melalui pengungkapan CSR dalam yaitu:
annual report maupun melalui laporan
TACC = NI – CFO
keberlanjutan (sustainability report) yang
biasanya terpisah. CSRI dinilai dengan
Dimana:
membandingkan jumlah pengungkapan yang
dilakukan perusahaan dengan jumlah yang TACC = Total akrual perusahaan
disyaratkan dalam GRI. Penilaian menggunakan NI = Laba bersih kas dari aktivitas
indeks GRI (Global Reporting Initiative) telah
operasi perusahaan
dipakai oleh kurang lebih 1500 perusahaan di
CFO = Aliran kas dari aktivitas operasi
60 negara (Nuraini, 2010). Indeks ini bersifat
internasional yang memiliki format dan isi laporan perusahaan
lengkap dalam menyediakan informasi serta 2) Menentukan koefisien dari regresi total akrual.
dapat digunakan untuk berbagai macam sektor
dan ukuran perusahaan. Jumlah item CSR Akrual diskresioner merupakan perbedaan
pengungkapan menurut GRI adalah 79 yang antara total akrual (TACC) dengan
terdiri dari: ekonomi (9 item), lingkungan (30 nondiscretionary accrual (NDACC).
item), praktik tenaga kerja (14 item), hak Langkah awal untuk menentukan
manusia (9 item), masyarakat (8 item), dan nondiscretionary accrual yaitu dengan
tanggung jawab produk (9 item). Secara rinci, melakukan regresi sebagai berikut:
196
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
Keterangan: Dimana:
TACC = Total akrual perusahaan DACC = Discretionary accrual perusahaan
TAit-1 = Total aset perusahaan pada akhir
tahun t-1 Mekanisme Corporate Governance
ΔREV = Perubahan laba perusahaan Ukuran Dewan Komisaris. Ukuran dewan
ΔREC = Perubahan piutang bersih (net komisaris yang dimaksud adalah jumlah seluruh
receivable) perusahaan anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan.
Ukuran dewan komisaris dihitung dengan
PPE = Property, plant and equipment menggunakan jumlah anggota dewan komisaris
perusahaan dalam suatu perusahaan yang disebutkan di dalam
laporan tahunan (Sembiring, 2005).
ROAit-1 = Return on assets perusahaan pada
akhir tahun t-1 Proporsi Dewan Komisaris Independen.
Komisaris independen adalah anggota dewan
e = Error
komisaris yang tidak berafiliasi dengan manajemen,
anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang
3) Menentukan nondiscretionary accrual. saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis
Regresi yang dilakukan di (2) menghasilkan atau hubungan lainnya yang dapat memengaruhi
koefisien β1, β2, β3 dan β4. Koefisien β1, β2, kemampuannya untuk bertindak independen atau
β3 dan β4 tersebut kemudian digunakan untuk bertindak semata-mata demi kepentingan
memprediksi nondiscretionary accrual melalui perusahaan (KNKG, 2006). Proporsi dewan
komisaris independen diukur dengan rasio atau (%)
persamaan berikut:
antara jumlah anggota komisaris independen
NDACC = β1(1/TA it-1) + β2((ΔREVit- dibandingkan dengan jumlah total anggota dewan
komisaris.
ΔRECit)/TAit-1) + β3(PPEit/
TAit-1) + β4(ROAit-1/ TAit-1) + e Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan
saham manajerial adalah tingkat kepemilikan saham
Dimana: pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial
NDACC = Nondiscretionary accrual diukur dengan menghitung persentase (%) jumlah
perusahaan lembar saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
yaitu manajer, komisaris terafiliasi (diluar komisaris
4) Menentukan discretionary accrual independen), dan direksi dibagi dengan total jumlah
Setelah didapatkan akrual non-diskresioner, lembar saham yang beredar (Machmud &
kemudian discretionary accrual bisa dihitung Djakman, 2008).
197
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
198
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
199
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
2010 sebanyak 399 perusahaan. Dari jumlah 2008 sampai 2010 sehingga jumlah annual
tersebut, hanya 21 perusahaan yang memenuhi report dan sustainability report yang diteliti
kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan. adalah 63 laporan. Proses pemilihan sampel
Periode pengamatan penelitian ini adalah tahun tersebut ditunjukkan dalam Tabel 1. di bawah ini.
200
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
sebesar 0,4232 dengan standar deviasi 0,1116. 4,664823 dengan probability 0,097061. Oleh
Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata- karena itu, dapat disimpulkan bahwa data
rata menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris terdistribusi secara normal karena nilai probability
independen yang dimiliki oleh masing-masing yang lebih besar dari 0,05. Dengan kata lain, model
perusahaan sampel memiliki besaran yang hampir regresi yang digunakan dalam penelitian ini
sama. memenuhi uji normalitas.
201
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
202
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap bahwa besar kecilnya ukuran dewan, keberadaan
Corporate Social Responsibility Disclosure komisaris independen yang lebih banyak dalam
jajaran komisaris independen tidak secara langsung
Hasil uji t pada Lampiran 5 menunjukkan memberikan lebih banyak item pengungkapan sosial
bahwa variabel ukuran dewan komisaris tidak yang harus diungkapkan. Keberadaan atau proporsi
berpengaruh terhadap CSR disclosure, Hal ini dewan komisaris independen tidak dapat
ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 0,189784 memengaruhi proses pengambilan keputusan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,8502, sehingga dikarenakan mereka tidak mempunyai hubungan
nilai t hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. dengan aktivitas sehari-hari perusahaan (Che Ahmad
Oleh karena itu, hipotesis 2a ditolak. et al., 2003 dalam Waryanto, 2010).
203
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar - Pengaruh Jumlah Rapat Komite Audit terhadap
1,342103 dengan nilai signifikansi sebesar Corporate Social Responsibility Disclosure
0,1853 yang lebih besar dari taraf signifikansi
0,05 berarti hipotesis 2d ditolak. Hasil uji t pada Lampiran 5 menunjukkan
bahwa variabel jumlah rapat komite audit
Hasil penelitian ini mendukung hasil berpengaruh positif terhadap CSR disclosure. Hal
penelitian Machmud dan Djakman (2008) dan ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 2,207596
Ut ami dan Rach mawati (2008) yang dengan nilai signifikansi sebesar 0,0316 yang lebih
menyatakan bahwa kepemilikan institusional
kecil dari taraf signifikansi 0,05 berarti hipotesis 2f
tidak memiliki pengaruh terhadap CSR
diterima.
disclosure. Hal ini mungkin disebabkan karena
institusi yang menanamkan modalnya pada Hasil ini sesuai dengan penelitian Sun et al.
perusahaan lain belum mempertimbangkan (2010) dan Fatayatiningrum (2011) yang
masalah tanggung jawab sosial sebagai salah menemukan bahwa jumlah rapat komite audit
satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga mempunyai pengaruh signifikan terhadap corporate
para investor institusi juga cenderung tidak evviromental disclosure, di mana CED merupakan
menekan perusahaan untuk mengungkapkan salah satu proksi dari CSR. Alasan yang mendukung
CSR secara detail dalam laporan tahunan
yaitu bahwa tingkat jumlah pertemuan yang
perusahaan.
dilakukan oleh komite audit dapat menjamin bahwa
pelaksanaan pengawasan terhadap manajemen
Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure untuk melakukan kecurangan akan berjalan secara
efektif. Dengan demikian, peluang manajemen untuk
Hasil uji t pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa melakukan kecurangan dengan menyembunyikan
variabel ukuran komite audit tidak berpengaruh informasi dapat diminimalisasi dan pengungkapan
terhadap CSR disclosure. Hal ini ditunjukkan oleh informasi lingkungan perusahaan menjadi semakin
nilai t hitung sebesar -0,163221 dengan nilai
transparan.
signifikansi sebesar 0,8710 yang lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05 berarti hipotesis 2e ditolak.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
SARAN
yang dilakukan oleh Akhtaruddin, et al. (2009)
dan Waryanto (2010) yang menemukan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
tidak terdapat pengaruh antara ukuran komite bahwa: 1) Manajemen laba berpengaruh negatif
audit dengan tingkat pengungkapan sukarela. terhadap CSRD; 2) Ukuran dewan komisaris tidak
Pada umumnya, perusahaan di Indonesia berpengaruh terhadap CSRD; 3) Proporsi dewan
mempunyai jumlah komite audit sebanyak 3 komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
orang, hal ini sesuai dengan peraturan Bapepam CSRD; 4) Kepemilikan manajerial tidak
No. IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman berpengaruh terhadap CSRD; 5) Kepemilikan
pelaksanaan kerja komite audit. Dapat institusional tidak berpengaruh terhadap CSRD;
disimpulkan bahwa perusahaan di Indonesia 6) Ukuran komite audit tidak berpengaruh
membentuk komite audit hanyalah sebagai terhadap CSRD; 7) Jumlah rapat komite audit
formalitas untuk memenuhi peraturan saja, tanpa berpengaruh positif terhadap CSRD.
mempertimbangkan efektivitas dan kompleksitas Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini
perusahaan. adalah bahwa indeks pengungkapan CSR yang
204
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
DAFTAR PUSTAKA
Akhtarudin, M., Monirul, A.H., Mahmud H., & Lee Darwin, A. (2006). Akuntabilitas, Kebutuhan,
Y. (2009). Corporate Governance and Vol- Pelaporan dan Pengungkapan CSR bagi
untary Disclosure in Corporate Annual Re- Perusahaan di Indonesia. Economics Busi-
ports of Malaysian Listed Firms. JAMAR, ness Accounting Review (September-De-
Vol.7, November. cember): 83-95.
205
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Haniffa, R.M., & T.E. Cooke (2005), “The Im- Accounting, Auditing and Accountability
pact of Culture and Governance Journal, Vol.15, No.3,pp.344-371.
onCorporate Social Reporting”, Journal
Prior, D., Surroca, J., & Tribo, J. A. (2008). Are
of Accounting and Public Policy 24,pp.
socially responsible managers really ethical?
391-430.
Exploring the relationship between earnings
Healy, P., Hutton, A., & Palepu, K. (1999). Stock management and corporate social responsi-
Performance and Intermediation Changes bility. Corporate Governance: An Interna-
Surrounding Sustained Increases in Disclo- tional Review 16(3): 443-459.
sure. Contemporary Accounting Research,
Putri, A. M. (2009). Pengaruh Independensi dan
485-520.
Efektivitas Komite Audit terhadap
Herawaty, V. (2008). Peran Praktek Corporate Manajemen Laba. [Skripsi]. Semarang:
Governance sebagai Moderating Variable dari Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Pengaruh Earnings Management terhadap
Richardson, V. J. (1998). Information Asymmetry
Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
and Earnings Management: Some Evidence.
Akuntansi 11. Pontianak.
Working Paper.
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of The
Said, R., Zainuddin, Y., & Haron, H. (2009). The
Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and
Relationship Between Corporate Social Re-
Ownership Structure. Journal Of Financial
sponsibility Disclosure and Corporate Gov-
Economics, Vol 3: 305-360.
ernance Characteristic in Malaysian Public
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Listed Companies. Social Responsibility
(2006). Pedoman Umum GCG di Indone- Journal, Vol. 5. No. 2: 212-226.
sia. Jakarta.
Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Perusahaan
Lobo, G. J., & Zhou, J. 2001. “Disclosure quality dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial:
and earnings management.” Asia-Pacific Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat
Journal of Accounting and Economics V8 di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
(1): 1-20. Akuntansi VIII. Solo.
Machmud & Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Setiawati, & Ainun Na’im. (2000). Manajemen
Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indone-
Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) sia, Vol. 15. No.4.
pada Laporan Tahunan Perusahaan: Study
Shocker, A.D & Sethi,S.P.,1974, “An Approach
Empiris pada Perusahaan Publik yang
to Incorporating Social Preferences in De-
Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006.
veloping Corporate Action Strategies”. In
Simposium Nasional Akuntansi 11.
Sethie,S.P (ed) The Unstable Ground: Cor-
Muntoro, R. K. (2006). Makalah: Membangun porate Social Policy in a Dynamic Soci-
Dewan Komisaris yang Efektif. Universi- ety, Los Angeles: Melville Publishing Com-
tas Indonesia. pany, pp.67-80
206
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
Sun, N., Salama, A., Hussainey, K., & Habbash, Widiatmaja, B. F. (2010). Pengaruh Mekanisme
M. (2010). Corporate Environmental Disclo- Corporate Governance Terhadap
sure, Corporate Governance and Earnings Manajemen Laba Dan Konsekuensi
Management, Managerial Auditing Jour- Manajemen Laba Terhadap Kinerja
nal, Vol. 25: 7: 679 – 700. Keuangan (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Tahun 2006-2008) [Skripsi].
Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
Institusional dan Leverage terhadap
Diponegoro.
Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham
serta Cost of Equity Capital. Simposium Wilmshurst, T., & Frost G., (2000). Corporate En-
Nasional Akuntansi 11. Potianak. vironmental Performance: A Test of Legiti-
macy Theory. Accounting, Auditing and
Utama, S. (2007). Evaluasi Infrastruktur Pendukung
Accountability Journal, Vol. 13, No. 1:
Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan
10-26.
Lingkungan di Indonesia. Pidato Ilmiah
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universi- World Business Council for Sustainable Develop-
tas Indonesia. ment (WBCSD). (2000). WBCSD’s First
Report Corporate Social Responsibility.
Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good
Geneva.
Corporate Governance Terhadap Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsi- http:/www.globalreporting.org
207
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
LAMPIRAN
208
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
209
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Mean -3.81e-17
6 Median -0.021504
Maximum 0.732417
Minimum -0.477201
4
Std. Dev. 0.226082
Skewness 0.571700
Kurtosis 3.705956
2
Jarque-Bera 4.664823
Probability 0.097061
0
-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
210
Tita Djuitaningsih, Wahdatul A Marsyah, Pengaruh Manajemen Laba dan...
211