PENDAHULUAN
1
1.1.2 Bilangan Permanganat
Bilangan permanganat menunjukkan banyaknya zat organik yang
mampu teroksidasi oleh kalium permanganat dalam suasana asam dan
pemanasan. Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut
telah tercemar oleh kotoran manusia hewan atau oleh sumber lain. Zat
organik merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorgtanisme lainnya.
Makin tinggi kandungan zat organik didalam air, maka semakin jelas bahwa
air tersebut telah tercemar. Sifat senyawa-senyawa organik pada umumnya
tidak stabil dan mudah dioksidasi secara biologis atau kimia, antara lain
menjadi CO2 dan H2O.
Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan
yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, yang dalam
bentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan, sedangkan
bentuk lainnya berada di badan air, baik di bagian yang aerob maupun
anaerob. Dimanapun limbah organik berada jika tidak dimanfaatkan oleh
mikroba baik mikroba aerobik maupun mikroba anaerobik dan mikroba
fakultatif (mikroba yang dapat hidup pada perairan aerobik maupun
anerobik). Oleh karena itu, diperlukan percobaan ini agar dapat mengetahui
konsentrasi zat organik di dalam air untuk dibandingkan dengan ambang
batas atau ketentuan tertentu yang telah ada.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengukur COD (Chemical Oxygen Demand) di Sungai Grogol
dengan metode refluks tertutup secara tetrimetri.
2. Untuk menghitung bilangan permanganat di Sungai Grogol dengan
metode titrasi permanganatetri.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Walaupun metode COD tidak mampu mengukur limbah yang
dioksidasi secara biologic, metode COD mempunyai nilai praktis.Untuk
limbah spesifik dan pada fasilitas penanganan limbah spesifik, adalah
mungkin untuk memperoleh korelasi yang baik antara nilai-nilai COD dan
BOD. Metode COD cepat, lebih teliti (kurang lebih 8%) dan umumnya
memberikan perkiraan kebutuhan oksigen total dari suatu limbah yang
berguna (Jenie, 2007).
2.1.2 Bilangan Permanganat
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan
titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti
Fe2+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion
logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat
inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam kromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan
baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh kromat tersebut dan
sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
3. Pada prinsipnya penentuan bilangan permanganat sama dengan penentuan
bilangan COD, hanya penyajian data dalam bilangan permanganat
dinyatakan sebagai mg KmnO4/l sedangkan COD dinyatakan dalam mg
O2/l. Gangguan analisis ini sama seperti yang ditujukan untuk memeriksa
air bersih dengan kadar organik rendah dan zat pengganggu rendah.
Analisis terhadap air dengan kandungan zat organik yang tinggi dan ada
4
gangguan ion halogen dilakukan dengan menambah AgSO4. Kelebihan
permanganat yang terpakai untuk oksidasi dalam sampel air yang
diperiksa, direduksi oleh asam oksalat yang diketahui titernya. Kelebihan
oksalat akan dititrasi kembali dengan larutan kalium permanganat
(KMnO4). Kelebihan oksalat akan ditirasi kembali dengan KMnO4 (Faqih
Wibowo, 2015).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran COD
(Chemical Oxygen Demand) adalah :
Tabel 3.1 Alat dan Bahan COD (Chemical Oxygen Demand)
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Pipet Ukur 5 ml 1 Air Sampel - 2,5 ml
2. Filler - 1 K2CrO4 - 1,5 ml
3. Gelas Kimia 250 ml 1 Pereaksi - 3,5 ml
Asam Sulfat
4. Gelas Ukur 100 ml 1 Indikator - 1 tetes
Ferroin
5. Labu Erlenmayer 250 ml 1 FAS (Ferrous 0,01 N -
Ammonium
Sulfate)
6. Tabung COD - 1
7. Reaktor - 1
8. Statif - 1
9. Buret - 1
7
3.3 COD (Chemical Oxygen Demand)
3.3.1 COD (Chemical Oxygen Demand)
No Cara Kerja Gambar
1. Ambil air sampel sebanyak 2,5 ml dengan
menggunakan pipet ukur yang sudah dipasang
dengan filler dan dimasukkan kedalam tabung
COD.
8
No Cara Kerja Gambar
5. Setelah itu titrasikan dengan larutan FAS
(Ferrous Ammonium Sulfate) 0,01 N.
9
No Cara Kerja Gambar
3. Letakkan labu erlenmayer diatas heater, biarkan
mendidih selama 10 menit.
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
11