Anda di halaman 1dari 14

Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya

Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

EVALUASI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DISBUDPARPORA


KABUPATEN SAMPANG

Ghorizah Ariani
Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstraks
Dengan adanya potensi-potensi sumber daya kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga
yang ada dan peninggalan sejarah serta kekayaan budaya merupakan potensi yang kuat untuk pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Sampang. Untuk itu diperlukan pengembangan gedung kantor Disbudparpora.
Kantor tersebut berfungsi sebagai tempat koordinasi untuk mencapai daya guna dan hasil guna
pengembangan kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga di Kabupaten Sampang.
Pembangunan gedung kantor Disbudparpora dilakukan di Jalan KH Wahid Hasyim 23 Sampang. Desain
rencana anggaran biaya pembangunan gedung ini diperoleh biaya kurang lebih Rp1,067 milyar dan
diselesaikan selama 20 minggu atau 135 hari. Durasi ini kami evaluasi dengan membuat jadwal ulang melalui
Network Planning.. Tujuan evaluasi ini adalah (1) Mendapatkan lama waktu penyelesaian pekerjaan dari
hasil evaluasi pekerjaan, (2) Mendapatkan pekerjaan yang bisa dikurangi durasinya, (3) Mendapatkan
distribusi biaya terbesar setelah dijadwal ulang. Dengan menggunakan metode CPM, yaitu diagram network
dan peta waktu didapatkan hasil evaluasi adalah (1) Hasil evaluasi jadwal pelaksanaan pekerjaan
pembangunan Gedung Kantor Disbudparpora Kabupaten Sampang dapat lebih cepat diselesaikan dalam 119
hari, lebih cepat 16 hari atau 11,85% dari waktu yang dijadwalkan selama 135 hari. (2) Biaya total pekerjaan
adalah sebesar Rp 1.067.848.290,71 dan pekerjaan yang bisa dikurangi durasinya adalah Pekerjaan pasangan
dan beton struktur, Pekerjaan Kusen, pintu dan jendela, Pekerjaan Atap dan plafond (3) Distribusi biaya
terbesar ada pada minggu ke-17 sebesar Rp. 127.665.589.

Kata kunci : diagram network, peta waktu, metode CPM.

I. PENDAHULUAN Atraksi Kerapan Sapi, Atraksi Sapi


Sonok, Atraksi Budaya Rokat Tase’,
1.1. Latar Belakang Tarian dan Kesenian Tradisional.
Sampang adalah sebuah kabupaten di c. Wisata Purbakala
pulau Madura yang termasuk wilayah Situs Pababaran Trunojoyo, Situs
hukum provinsi Jawa Timur. Kabupaten Makam Ratu Ebu (Madegan), Sumur
Sampang secara administrasi terletak dalam Tujuh Petilasan Pangeran Panji laras,
wilayah Propinsi Jawa Timur yang Sumur Daksan, Situs Makam Pangeran
memiliki berbagai tempat maupun obyek Santo Merto, Situs Makam Bangsacara
wisata budaya dan sejarah yang menarik dan Ragapadmi, Situs Makam Sayyid
untuk dikunjungi, antara lain : Ustman Bin Ali Bin Abdullah Al-Habsy.
1. Sektor Budaya dan Pariwisata 1. Sektor Pemuda dan Olahraga
Pengembangan sektor wisata di a. Organisasi Kepemudaan
Kabupaten Sampang cukup menjanjikan, Sampai dengan tahun 2010, mempunyai
meliputi : 14 organisasi kepemudaan, yaitu: KNPI
a. Wisata Alam cabang Kabupaten, KNPI Kecamatan,
Pantai Camplong, Kolam Renang Karang Taruna, FKPPI, Kwarcab
Sumber Oto’, Waduk Klampis, Air Pramuka, Kwarran Pramuka, PPI, Garda
Terjun Toroan, Hutan Kera Nepa, Bangsa, Generasi Muda PAN, IPNU,
Waduk Nipah, Goa Lebar, Goa Macan, IPPNU, Pemuda Demokrat, Pemuda
Goa Kelelawar. Muhammadiyah, AMPG dan PMI.
b. Wisata Budaya b. Organisasi Keolahragaan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 67


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

Sampai dengan tahun 2012 telah


mempunyai 12 organisasi keolahragaan, 1.2. Rumusan Masalah
yaitu PASI, PBVSI, PELTI, PBSI, 1. Berapa lama waktu penyelesaian
PERCASI, IPSI, PERBASI, PTMSI, pekerjaan tercepat dari hasil evaluasi
PSTI, PERSANI, PSSI, dan PERWOSI. pekerjaan?
Dilihat dari fasilitas olah raganya, 2. Berapa besar biaya percepatan waktu
Kabupaten Sampang mempunyai 14 pekerjaan?
fasilitas olahraga. Adapun fasilitas olah 3. Pekerjaan apa sajakah yang bisa
raga tersebut adalah lapangan sepak bola dipercepat?
2 unit, lapangan tenis 5 unit, lapangan
bulu tangkis sebanyak 3 unit, lapangan 1.3. Tujuan Penelitian
bola volley sebanyak 6 unit dan 1. Dapat merencanakan percepatan waktu
lapangan basket, pencak silat, dan atletik dari hasil evaluasi pekerjaan tanpa
masing-masing adalah 1 unit. Sedangkan mengurangi kualitas dan kuantitas
untuk prestasi olahraganya, terdapat 2 pekerjaan
atletik untuk KERJURDA dan 1 orang 2. Mendapatkan besar biaya pekerjaan dari
untuk PON dimana 3 atlet tersebut hasil percepatan waktu
berasal dari cabang atletik. 3. Mendapatkan item-item pekerjaan yang
(www.sampang.go.id) bisa dipercepat
Dengan adanya potensi-potensi
sumber daya kebudayaan, kepariwisataan,
kepemudaan dan olahraga yang ada dan II. TINJAUAN PUSTAKA
peninggalan sejarah serta kekayaan budaya
merupakan potensi yang kuat untuk 2.1 Penelitian Terdahulu
pengembangan kepariwisataan di 2.2. Kajian Penelitian Terdahulu
Kabupaten Sampang. Untuk itu diperlukan Penelitian yang dilakukan oleh
pengembangan gedung kantor Anggara Hayan (2005) dalam
Disbudparpora. Kantor tersebut berfungsi “Perencanaan dan Pengendalian Proyek
sebagai tempat koordinasi untuk mencapai dengan Metode PERT-CPM : Studi
daya guna dan hasil guna pengembangan Kasus Fly Over Ahmad Yani,
kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan Karawang”, menemukan waktu optimal
dan olahraga di Kabupaten Sampang. penyelesaian proyek fly over selama 184
Pembangunan gedung kantor hari dengan biaya Rp 700.375.000,-.
Disbudparpora dilakukan di Jalan KH Setelah dilakukan percepatan waktu
Wahid Hasyim 23 Sampang. Desain dengan menggunakan jaringan kerja, umur
rencana anggaran biaya pembangunan proyek berkurang selama 43 hari.
gedung ini diperoleh biaya kurang lebih Rp Percepatan waktu ini membuat umur proyek
1,067 milyar dan diselesaikan selama 18 menjadi lebih efisien.
minggu atau 135 hari. Dengan durasi Penelitian yang dilakukan oleh Eka
pekerjaan yang berlangsung selama 135 Damayanti (2010) yang berjudul
hari, kami mencoba mengevaluasi dan ”Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan
membuat penjadwalan ulang sehingga Metode Pert dan CPM (Studi Kasus Twin
waktu pekerjaan dapat lebih dipercepat Tower Building Pasca Sarjana Undip)”.
tanpa mengurangi mutu pekerjaan yang Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui
telah ditetapkan. Penjadwalan ulang bahwa dengan menggunakan analisis
pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor jaringan kerja dengan metode PERT dan
Disbudparpora ini diharapkan dapat CPM dapat dilakukan upaya percepatan
menjadi salah satu cara pengoptimalan durasi proyek dengan mempercepat
penggunaan waktu pelaksanaan. pekerjaan-pekerjaan yang berada pada

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 68


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

lintasan kritis. Peluang pencapaian target Seperti halnya aspek waktu maka
waktu penyelesaian proyek yang pengendalian anggaran dan pemakaian
diharapkan yaitu 150 hari adalah 92,78% jam–orang berlangsung sepanjang siklus
(nilai Z atau peluang 1,46). Percepatan proyek.
durasi proyek dilakukan dengan
menggunakan tiga alternatif, yaitu
penambahan tenaga kerja, kerja lembur, dan
Kendala Proyek
subkontrak. Akhirnya dapat disimpulkan Permasalahan yang sering timbul
bahwa durasi dan biaya proyek optimal dalam menangani suatu proyek adalah :
untuk menyelesaikan proyek pembangunan a. Sulitnya menyelesaikan proyek tepat
Twin Tower Building adalah selama 150 waktu.
hari kerja dan biaya sebesar b. Seringnya pelaksanaan proyek
Rp21.086.217.636, 83 dengan membutuhkan biaya yang lebih besar
menggunakan alternatif subkontrak
dari rencana.
c. Sulitnya menggunakan sumber daya
2.2. Manajemen Proyek seefisien mungkin.
Manajemen proyek adalah Untuk mengatasi kendala tersebut,
merencanakan, mengorganisir, memimpin, yang perlu diperhatikan antara lain :
dan mengendalikan sumber daya 1) Tenaga kerja, dengan jalan menambah
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka tenaga kerja atau menambah jumlah jam
pendek yang telah ditentukan (Imam kerja (lembur).
Soeharto, 2005). 2) Metode pelaksanaan, yaitu dengan
Pengendalian Proyek mengatur metode pelaksanaan yang
Menurut R. J. Mockler (1972), efisien dan menghasilkan kuantitas
pengendalian adalah usaha yang sistematis pekerjaan yang lebih besar dan cepat.
untuk menentukan standar agar sesuai 3) Peralatan, yaitu dengan jalan menambah
dengan sasaran perencanaan, merancang jumlah peralatan.
sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis 2.2.1. Network Planning
kemungkinan adanya penyimpangan antara Network Planning adalah alat untuk
pelaksanaan dengan standar dan mengambil mengkoordinasikan berbagai macam
tindakan pembetulan yang diperlukan agar pekerjaan yang ada, yang satu lainnya
sumber daya digunakan secara efektif dan bebas atau saling bergantung (Ali, 2006: 2).
efisien dalam rangka mencapai sasaran Dalam penilaiannya pada penyelenggaraan
(Imam Soeharto, 2005). proyek, network planning menggunakan
model berupa diagram yang disebut
Organisasi dan Personel
network diagram.
Pengendalian proyek juga termasuk
Network diagram adalah visualisasi
memantau apakah pengisian personel telah
proyek berdasarkan network planning
memenuhi kualifikasi dan apakah
berupa jaringan kerja yang terdiri dari
jumlahnya telah mencukupi.
simbol kegiatan, simbol peristiwa dan (bila
Waktu / Jadwal diperlukan) simbol hubungan antar
Metode penyusunan jadwal yang peristiwa.
terkenal adalah analisa jaringan kerja
(network), yang menggambarkan dalam 2.2.2. Lintasan Kritis
suatu grafik hubungan urutan pekerjaan. Lintasan kritis dalam sebuah network
Anggaran Biaya dan Jam – Orang diagram adalah lintasan yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 69


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

kritis, dan dummy. (kegiatan yang tidak yang kritis. Untuk membuatnya dapat
mempunyai sumber daya dan waktu). secara manual matematis. Cukup rumit
Berdasarkan prosedur dan rumus untuk apalagi item pekerjaan yang banyak dan
menghitung umur proyek dan lintasan kompleks. Namun saat ini banyak software
kritis, maka dapat disimpulkan bahwa: yang menyediakan fasilitas untuk
a. Umur lintasan kritis sama dengan umur mendapatkan CPM.
proyek. CPM mengilustrasikan terlambat atau
b. Lintasan kritis adalah lintasan yang tidak proyek dalam bentuk waktu akhir
paling lama umur pelaksanaannya dari pelaksanaan proyek. CPM berisi uraian
semua lintasan yang ada. pekerjaan yang berada dijalur kritis.
Pekerjaan-pekerjaan yang berada di jalur
Penjadwalan Kegiatan Proyek kritis harus dijaga oleh Tim Proyek. Start-
Berikut ini penganalisaan waktu Finish-Duration item pekerjaan yang berada
proyek yaitu menggunakan : pada jalur kritis harus tidak boleh meleset
a. Perhitungan Maju karena akan menyebabkan waktu
b. Perhitungan Mundur pelaksanaan akan mundur atau terlambat.
c. Slack atau Float Dikenal rumusan-rumusan untuk
menghitung besarnya total Float (S) dan
2.3. Perencanaan dan Pengendalian free Slack (SF) adalah sebagai berikut :
Proyek Dengan CPM
Metode lintasan kritis pertama kali S = SL – BA = TL - EF (2.1)
digunakan pada proyek konstruksi di SF = SA – BA = TE - EF (2.2)
perusahaan Du Pont pada tahun 1957.
Metode CPM (Critical Path Method) ini 1. Perhitungan Maju
lebih menekankan pada ongkos proyek. Ini Dalam cara perhitungan maju
berbeda dengan PERT yang lebih dipakai beberapa anggapan sebagai
menekankan pada ketidakpastian waktu dan berikut
untuk proyek-proyek riset dan a. Saat paling awal untuk terjadinya
pengembangan (R&D). kegiatan (event) yang pertama dari
Menurut Budi Santosa (1997), dalam jaringan kerja disamakan dengan nol (
situasi riel seringkali apa yang SA = 0 ),
direncanakan tidak berjalan sesuai dengan b. Tiap-tiap aktivitas mulai paling
rencana. Bagaimana jika situasi seperti ini awalnya ( MA) disamakan dengan
terjadi pada suatu proyek yang mempunyai saat paling awal terjadinya ( MA =
banyak komponen aktivitas yang terlibat, SA ),
penundaan waktu, penyelesaian disalah satu c. Jadi, BA = MA + d = SA + (2.3)
akttifitas akan dapat berakibat kepada d. Untuk merge event, saat mulai paling
penundaan waktu penyelesaian pada awal terjadinya ddisamakan dengan
aktivitas-aktivitas berikut yang harga terbesar dari saat berakhir
mengikutinya. paling awal dari aktivitas-aktivitas
Dalam methode CPM, apabila sebelumnya
diagram anak panah dari network sebuah 2. Perhitungan Mundur
proyek telah diperoleh maka langkah Sesudah langkah cara perhitungan
berikutnya adalah menentukan jalur kritis maju selesai dilakukan sampai event yang
untuk mendapatkan semua kegiatan kritis. terakhir, maka untuk pengecekan perlu
dilakukan perhitungan mundur dimana
2.3.1. Identifikasi Jalur Kritis perlu diperhatikan pokok-pokok pedoman
CPM merupakan suatu metode dalam utama sebagai berikut :
mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 70


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

1. Saat paling lambat yang diijinkan pada sumberdaya tenaga kerja, peralatan, biaya
event terakhir dari jaringan kerja dan sumberdaya lainya. Apabila tidak ada
disamakan dengan saat paling awal ketentuan atau penjelasan maka kegiatan
untuk event tersebut yang didapat dari proyek dalam keadaan biaya normal dan
cara perhitungan maju ( SL = SA ). dengan waktu normal, sekarang akan
2. Saat mulai paling lambat yang diijinkan membahas yang lebih khusus tentang
untuk suatu aktivitas adalah (ML) sama alokasi sumberdaya dalam penjadwalan
dengan saat berakhir paling lambat (SL) proyek, bahwa dalam melakukan alokasi
yang diijinkan untuk kejadian berikutnya sumberdaya diantara tugas atau kegiatan
dikurangi waktu pelaksanaan aktivitas proyek lebih baik mengetahui lebih dulu
tersebut (d). penjadualan yang telah didapatkan, dalam
3. Untuk Burst event, saat paling lambat mempertimbangkan alokasi sumberdaya
yang diijinkan untuk terjadinya suatu baik secara individu maupun secara
event sama dengan harga terkecil dari kelompok dari banyak proyek secara
saat mulai paling lambat yang diijinkan bersama-sama. Dalam menentukan waktu,
untuk aktivitas-aktivitas sesudahnya. proyek mempunyai waktu tetap yang tidak
3. Float (Penundaan) dapat dirubah meskipun banyak
Menurut Nugraha.,P. (1986), Float sumberdaya yang disediakan.Waktu yang
atau Slack adalah sebagai skala waktu yang tetap yang tidak dapat dirubah tersebut
longgar bagi pelaksanaan suatu aktivitas ialah jam-orang (labor-hours) dari banyak
atau beberapa aktivitas, sehingga aktivitas jenis sumberdaya manusia seperti tenaga
tersebut pelaksanaanya dapat diperlambat khusus profesional atau pelayanan teknis.
secara maksimim sesuai dengan besarnya sedangkan waktu tetap dalam jam-mesin
slack/float agar jadwal pelaksanaan proyek (machine–hours) dari banyak jenis
tidak terganggu. sumberdaya peralatan adalah seperti
keterbatasan alat-alat mesin dan alat-alat
2.3.2. Jalur Kritis instrumen. waktu tetap yang lain adalah
Suatu aktivitas dinamakan kritis penggunaan jam dari waktu yang telah
apabila : dipastikan (computing time), kelangkaan
ES = LS atau MA = ML (2.4) sumberdaya (scarce-resources) yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek,
EF = LF atau BA = BL (2.5) Melakukan perpendekan dan perubahan
Ini berarti aktivitas tersebut tak dapat waktu seperti yang telah disebutkan tidak
digeser-geser kekiri atau ke kanan searah dapat dilakukan meskipun dengan biaya
skala waktu. Apabila aktivitas-aktivitas yang mahal sekalipun. Dalam masalah
tersebut yang kritis saling berhubungan pengalokasian sumberdaya yang melibatkan
maka terjadilah Jalur Kritis (Critical Path) pertukaran tersebut berbeda antara suatu
proyek dengan proyek yang lain hubungan
2.3.3. Alokasi Sumber Daya dengan pembebanan sumberdaya (recorce
CPM digunakan apabila waktu loading) dan perataan sumber daya
kegiatan proyek adalah determinalistik atau (recource leveling).
waktu yang telah ditetapkan dan Dalam permasalahan alokasi
menetapkan adanya pertukaran (Trade Offs) sumberdaya membutuhkan lebih banyak
antara penjadwalan waktu dan biaya proyek kehati-hatian pertimbangan jika diinginkan
dan sumberdaya lainnya seperti tenaga mempersingkat kecepatan penyelesaian
kerja dan peralatan. Melalui metode CPM tugas dan/atau kegiatan keseluruhan
mengasumsikan bahwa kegiatan proyek. Harus dapat diketahui apakah
pelaksanaan proyek dapat dipersingkat atau dengan adanya penambahan sumberdaya
diperpendek (crashed) dengan menambah akan dapat mempersingkat waktu

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 71


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

penyelesaian dalam kegiatan proyek. Dalam 3. Anggaran merupakan suatu rencana


menambah sumberdaya dimaksudkan untuk kerja perusahaan yang dinyatakan dalam
mempersingkat waktu penyelesaian proyek. satuan moneter atau uang
Pelaksanaan suatu proyek umumnya 4. Anggaran merupakan suatu rencana
terdiri dari beberapa atau banyak aktivitas kerja perusahaan yang dibuat untuk
atau kegiatan, dimana semua aktivitas jangka waktu tertentu.
tersebut memerlukan waktu, dana dan dana
yang dikeluarkan untuk membiayai tenaga 2.4.2. Manfaat Anggaran
manusia, alat-alat, bahan-bahan yang 1. Anggaran memaksa manajemen
diperlukan dan lain-lain. menentukan tujuan perusahaan, baik
Pada umumnya dalam suatu jaringan dalam jangka pendek maupun jangka
kerja dimana penentuan lintasan kritisnya panjang.
berdasarkan pada kendala waktu, masih 2. Anggaran memaksa manajemen
diperlukan adanya pengaruh alokasi menganalisa masalah yang akan
sumberdaya tadi, sehingga mungkin dapat dihadapi dimasa yang akan datang.
mempengaruhi lintasan kritis. 3. Anggaran dapat digunakan sebagai alat
Selain itu mungkin pula terjadi koordinasi penggunaan sumberdaya
konflik, dimana tingkat kemampuan yang dimiliki sehingga semua kegiatan
penyediaan sumberdaya tidak mencukupi berjalan harmonis.
kebutuhan sumberdaya yang diperlukan 4. Anggaran merupakan alat komunikasi
pada suatu periode waktu. Hal ini dapat antar bagian dan antar tingkatan.
terjadi bila pembuatan jadwal hanya 5. Anggaran memberikan dasar bagi
didasarkan pada waktu sehingga diperoleh pengukuran prestasi. (Munandar, 2000)
alokasi sumberdaya yang optimum dimana
mungkin melampaui sumberdaya yang 2.4.3. Keterbatasan Anggaran
disedia. Menurut Maudy Purwatiningsih
Warouw, ada beberapa keterbatasannya,
2.4. Anggaran yaitu :
2.4.1. Anggaran Sebagai Alat a Ketetapan proyeksi atau estimasi suatu
Perencanaan dan Pengendalian perencanaan dan anggaran sangatlah
Semakin kompleksnya masalah tergantung pada kepekaan dan keahlian
menyebabkan banyak kegiatan dilaksana- si estimator (orang yang bertugas
kan berdasarkan perencanaan yang cermat. merancang suatu anggaran).
Salah satu alat untuk merencanakan dan Ketidaktepatan estimasi tersebut
mengendalikan kegiatan diperlukan mengakibatkan manfaat anggaran dan
anggaran. perencanaan tidak dapat dipakai karena
Anggaran adalah rencana tentang akan terjadi banyak penyimpangan
kegiatan perusahaan yang mencakup (varians) atau selisih biaya anggaran dan
berbagai kegiatan operasional yang saling realisasinya.
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain b Rancangan anggaran selalu didasarkan
(Anassidik, 1995) pada kondisi dan asumsi tertentu, jika
Dari pengertian tersebut anggaran kondisi dan asumsi yang mendasari itu
mengandung makna bahwa: berubah, maka perencanaan dan
1. Anggaran merupakan rencana kerja anggaran harus dikoreksi kembali.
perusahaan yang bersifat formal dan c Suatu anggaran dapat berfungsi sebagai
sistematis alat bantu manajemen jika semua pihak,
2. Anggaran merupakan pedoman dan alat terutama para manajer terus bekerja
penilai pelaksanaan atau realisasi sama secara terkoordinasi dengan
rencana itu sendiri

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 72


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

bawahannya dan berusaha untuk biaya-biaya yang dapat dikendalikan saja


mencapai tujuan organisasi yang harus dipertanggung jawabkan.
Dari definisi tersebut dapat
2.4.4. Proses Penyusunan Anggaran disimpulkan bahwa biaya terkendali
Proses penyusunan anggaran terdiri berkaitan dengan periode tertentu, luasnya
dari dua pendekatan sistem, yaitu top down wewenang berkaitan dengan periode
approach dan bottom up approach. Dalam tertentu, luasnya dengan tingkat
top down approach, manajer seniorlah yang manajemen. Adanya penjelasan tentang
menetapkan anggaran bagi manajemen periode atau jangka waktu tertentu di dalam
level dibawahnya. Sedangkan manajer level pengertian mengenai biaya terkendali,
bawah berpartisipasi dalam menetapkan disebabkan dalam jangka waktu yang
target anggaran. panjang (tak terbatas) setiap biaya akan
Manfaaat anggaran sebagai alat dapat dikendalikan oleh seseorang dalam
perencanaan dan pengalokasian sumber organisasi, sedangkan untuk jangka waktu
daya telah lama dikenal. Teori organisasi tertentu tidak selalu dapat dikendalikan.
modern sekarang ini memperkenalkan (Nasehatun, 1999)
adanya pengertian baru dalam proses
anggaran. Jika suatu organisasi berada 2.5. Rencana Anggaran Biaya Proyek
dalam lingkungan yang stabil dan Salah satu tahap penting dalam
beroperasi dengan teknologi rutin dapat rangka pelaksanaan suatu kontruksi adalah
mempertahankan pengendalian efektif perhitungan atau perkiraan biaya yang
melalui spesifikasi prosedur dan diperlukan untuk pembangunannya. Besar
pengambilan keputusan terpusat, maka biaya ini menjadi bahan pertimbangan bagi
proses penyusunan anggaran dari atas ke pemilik bangunan, guna memilih cara atau
bawah (top down) lebih sesuai dengan alternative pembangunan yang paling
situasi ini. Sebaliknya pada organisasi yang efisien. Selain unsur-unsur harga bahan,
lingkungannya tak menentu dan beroperasi upah tenaga, peralatan dan metoda
dengan teknologi non rutin maka penting pelaksanaan yang akan menetapkan besar
sekali adanya partisipasi dari tingkat biaya pembangunan, maka jangka waktu
manajemen yang lebih rendah, sepanjang pelaksanaan juga akan sangat berpengaruh.
mereka mempunyai cukup informasi yang Bahkan pada proyek-proyek besar
relevan untuk merumuskan rencana ditentukan pula oleh kerjasama antara para
organisasi. Proses penganggaran dari bawah pelaku (teamwork) yang terlibat dalam
ke atas (bottom up) lebih cocok untuk pembangunan, seperti pemilik bangunan
situasi ini. (Purwatiningsih, 1998) (owner), perencana, pengawas, dan
pelaksana atau kontraktor. Pengelolaan
2.4.5. Pemisahan Biaya pelaksanaan sedemikian pada akhir-akhir
Akuntasi pertanggungjawaban ini berkembang merupakan obyek bahasa
mengidentifikasikan biaya kepada pihak- tersendiri dalam disiplin manajemen
pihak yang bertanggung jawab atas biaya konstruksi (construction management).
tersebut. Dengan demikian penggolongan
biaya ke dalam biaya terkendali dan biaya 2.5.1. Rencana Biaya Dalam Kegiatan
tak terkendali diperlukan untuk mengetahui Proyek
siapa yang harus bertanggung jawab atas Dalam kegiatan proyek konstruksi
biaya-biaya yang terjadi di departemennya. dikenal beberapa tahap dan merupakan
Hal ini tentu saja, karena tidak semua biaya suatu urutan kegiatan-kegiatan yang
yang terjadi dapat dikendalikan oleh berulang, yang biasa disebut siklus proyek.
manajer yang bersangkutan, sehingga hanya Dalam hal ini perhitungan rencana biaya
pembangunan, yang lebih dikenal dengan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 73


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

Rencana Anggaran Biaya (RAB), adalah


termasuk bagian dalam kelompok kegiatan 2.5.3. Dasar dan Peraturan
perencanaan. Seperti diketahui perencanaan Besar biaya proyek dapat
memegang peranan penting dalam siklus diperkirakan atau diperhitungkan melalui
proyek, karena keberhasilan proyek akan beberapa cara atau metode. Menurut Iman
sangat ditentukan oleh kualitas dari Soeharto (1995) metode estimasi biaya
perencanaan. Terjadinya perubahan- yang sering dipakai pada proyek adalah :
perubahan dalam pelaksanaan akibat 1) Metode parametrik
perencanaan kurang mantap, selain 2) Metode indeks
menambah panjang waktu pelaksanaan juga 3) Metode analisis unsur-unsur
menyebabkan pemborosan. Dalam 4) Metode faktor
perencanaan pula ditetapkan besar kecilnya 5) Metode quantity take-off
tujuan dan sasaran dari proyek. RAB 6) Metode harga satuan (unit price)
merupakan istilah dan singkatan yang Dalam perhitungan RAB pekerjaan
popular dan sudah lama digunakan di sipil selama ini di Indonesia masih banyak
Indonesia. menggunakan analisis pekerjaan, mengikuti
Cara pelelangan umumnya dipandang cara lama sejak masa kolonial, yakni
sebagai yang paling tepat dan obyektif atau Analisis BOW (Burgelijke van Openbare
fair dalam menentukan kontraktor Werken) yang berlaku mulai tahun 1921.
pelaksana. Untuk Bangunan Pemerintah ada Merupakan cara perhitungan tergolong
standar-standar tertentu dalam menentukan metode quantity take-off yang berlaku
jenis pelelangan, yang kesemuanya ini telah bagi lingkungan instansi pekerjaan umum
diatur secara tertulis. pada masa itu. Pemberlakuan analisis
tersebut dewasa ini dilaksanakan dengan
2.5.2. Lingkup dan Peranan Biaya beberapa penyesuaian dan tambahan sesuai
Konstruksi dengan kebutuhan dan perkembangan.
RAB merupakan perkiraan atau Prinsip perhitungan mendasarkan pada nilai
estimasi, ialah suatu rencana biaya harga satuan pekerjaan, yakni biaya atau
sebelum bangunan/proyek dilaksanakan. ongkos (mencakup upah dan material)
Diperlukan baik oleh pemilik bangunan yang dikeluarkan guna menyelesaikan satu
atau owner maupun kontraktor sebagai unit jenis pekerjaan tertentu (misalnya per
pelaksana pembangunan. RAB yang biasa m3, m2 atau m1). Dimana rencana biaya
juga disebut biaya konstruksi dipakai adalah total hasil kali tiap harga satuan
sebagai ancer-ancer dan pegangan dengan jumlah volume tiap jenis pekerjaan
sementara dalam pelaksanaan. Karena yang ada.
biaya konstruksi sebenarnya (actual cost) Ketentuan-ketentuan dan peraturan
baru dapat disusun setelah selesai tentang pelelangan, syarat pelaksanaan dan
pelaksanaan proyek. hubungan kerja antara pemilik bangunan
Menurut Smith (1995) tingkatan dan kontraktor pelaksana di Indonesia
RAB atau estimasi dalam pekerjaan teknik juga masih banyak berpedoman pada
sipil, atau proyek pada umumnya, dapat peraturan atau standar lama yang populer
dibagi atas tujuh tingkat atau tahap dan dikenal sebagai AV-1941, singkatan
a. Preliminary estimate dari Algemene Voorwarden voor de
b. Appraisal estmate uitvoering van Openbare Werken) yang
c. Proposal estimate diterbitkan tahun 1941. Berbagai
d. Approved estimate penyesuaian, perubahan dan tambahan,
e. Pre-tender estimate termasuk akhir-akhir ini dengan adanya
f. Post-contract estimate SII (Standar Industri Indonesia) dan SNI
g. Achieved cost (Standarisasi Nasional Indonesia) yang

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 74


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

menerbitkan SNI 19.9000-1992 berdasar terrekomendasi)


ISO 9000, serta berbagai standar lainnya f. Materials and Methods (material dan
(PBI-1971, PKKI-1961, PUBBI-1982, metode)
dsb) sampai Undang-undang No. 18 tahun g. Equipment Rental (persewaan alat)
1999 tentang Jasa Konstruksi. Seperti h. Climatological Data (data klimatologi)
diketahui dewasa ini Departemen i. Other Projects (proyek lain)
Permukiman dan Prasarana Wilayah j. General Appraisal (taksiran umum)
(KIMPRASWIL) telah mengupayakan
standarisasi tentang Metode, Spesifikasi,
Pedoman dan Manual (NSPM) berbagai 2.5.5. Dasar Perhitungan
jenis pekerjaan sipil sebagai produk SNI. Perhitungan RAB pada prinsipnya
diperoleh sebagai jumlah seluruh hasil
2.5.4. Langkah-langkah Persiapan kali volume tiap jenis pekerjaan yang ada
Sebagai langkah awal dalam dengan harga satuan masing-masing.
perhitungan RAB perlu dilakukan upaya Volume pekerjaan dapat diperoleh dan
persiapan (Peurifoy dan Oberlender, 1989) membaca dan menghitung atas gambar
agar diperoleh angka yang tepat atau akurat. desain (lebih dikenal sebagai gambar
Adapun kegiatan pada langkah persiapan itu bestek). Telah disinggung di muka bahwa
mencakup hal-hal berikut. unsur biaya konstruksi mencakup harga-
a. Peninjauan ruang lingkup proyek harga bahan, upah tenaga, dan peralatan
b. Penentuan kuantitas atau volume yang digunakan. Dan semua unsur biaya
pekerjaan dan konstruksi bangunan/poyek ditentukan harga satuan tiap jenis
c. Harga material yang akan digunakan; pekerjaan, dan untuk ini dapat digunakan
d. Harga tenaga (pekerja dan tukang) analisis SKSNI. Secara umum prosedur
e. Harga peralatan kerja (beli atau sewa) perhitungan RAB disusun atas dasar lima
f. Daftar harga (penawaran) dan leveransir unsur harga yaitu a. Bahan-bahan atau
atau suppliers; material bangunan; b. Upah tenaga
g. Daftar harga satuan pekerjaan dari kerja; c. P e r a l a t a n ; d . Overhead; e.
penawaran pars kontraktor di daerah itu; Keuntungan dan pajak.
h. Perkiraan besar pajak, jaminan, asuransi, Selain kemampuan membaca dan
overhead, dan keuntungan; menafsirkan gambar-gambar desain,
i. Biaya tak terduga dan pembulatan. maka seorang penyusun RAB atau
Pada hakekatnya penguasaan seluk- estimator harus menguasai lapangan
beluk proyek dan lingkungannya secara dan metode pelaksanaan pekerjaan. Tanpa
komprehensif akan sangat mendukung bekal kemampuan tersebut tidak mungkin
perhitungan RAB yang tepat dan realistik. diperoleh hasil RAB yang teliti dan
Perlu dipahami pula bahwa setiap proyek ekonomis seperti diharapkan.
mempunyai hal-hal yang spesifik dan tidak
mungkin sama dengan proyek lain walaupun 2.5.6. Perhitungan Volume
dan proyek yang sejenis. Penetapan besar kuantitas atau
Petunjuk pengamatan lapangan (area volume tiap jenis pekerjaan dari
investigation guidelines) menurut Barrie konstruksi bangunan merupakan kunci
dan Paulson (1992) akan mencakup : ketelitian dan ketepatan sebuah RAB. Yang
a. Site Description (data lapangan) dimaksud jenis pekerjaan adalah semua
b. Utility Serving Site (fasilitas tersedia kategori pekerjaan (dari huruf A sampai W)
lapangan) yang terdapat dalam analisis SKSNI,
c. Building Department (data gedung) misalnya pekerjaan tanah (galian dan
d. Labor Unions (serikat sekerja) timbunan), lempengan dan pagar, jalan,
e. Recommended Contractors (kontraktor pekerjaan bambu (termasuk konstruksi

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 75


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

Bari bahan-bahan dalam negeri), pancang


dan tiang bersekrup, pekerjaan kayu,
pekerjaan menembok dan konstruksi batu,
penutup atap, dan sebagainya.
Perhitungan volume dilakukan atas dasar
gambar detail dari bestek yang tersedia,
termasuk perubahan dan tambahan yang
diberikan pada saat pemberian penjelasan Gambar 3.1. Rancangan Penelitian
atau aanwijzing sebelum pelelangan.
2.6. Kurva-S 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Menurut Ismawan Dipohusodo, Lokasi penelitian adalah proyek
Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik pembangunan gedung kantor
hubungan antara waktu pelaksanaan proyek Disbudparpora dilakukan di Jalan KH
dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan Wahid Hasyim 23 Sampang. Penelitian
proyek mulai dari awal hingga proyek dilaksanakan selama 4 bulan, 2 minggu,
selesai. Kurva-S sudah jamak bagi pelaku diawali dengan tahapan persiapan yang
proyek. Umumnya proyek menggunakan S- meliputi survei lapangan dan pengumpulan
Curve dalam perencanaan dan monitoring data sekunder. Tahap berikutnya adalah
schedule pelaksanaan proyek, baik tahap pelaksanaan penelitian yang terdiri
pemerintah maupun swasta. dari konsultasi dan observasi lapangan.
Kurva-S ini terdiri atas dua grafik
yaitu grafik yang merupakan rencana dan 3.3. Instrumen Penelitian
grafik yang merupakan realisasi Data yang diperlukan untuk penelitian
pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada ini adalah dokumen laporan proyek dan
suatu waktu yang diberikan merupakan spesifikasi teknik proyek, meliputi Metode
deviasi yang dapat berupa Ahead (realisasi pelaksanaan yang digunakan dalam
pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan melaksanakan pekerjaan proyek, Jumlah
Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat orang yang digunakan dalam pengerjaan
dari rencana). Indikator tersebut adalah dari tiap item pekerjaan, Time Schedule dan
satu-satunya yang digunakan oleh para jumlah jam kerja yang terjadi dan sesuai
pelaku proyek saat ini atas pengamatan dengan di lapangan, Gambar denah proyek
pada proyek-proyek yang dikerjakan di serta gambar proyek lainnya yang
Indonesia. berhubungan.

3.4. Prosedur Pengumpulan Data


III. METODE PENELITIAN Pengumpulan data dilakukan dengan
menganalisis biaya pelaksanaan proyek
3.1. Rancangan Penelitian jembatan untuk mengetahui proporsi biaya
Mulai untuk sumber daya proyek, meliputi
Rencana Anggaran Biaya Proyek, Daftar
Permasalahan
Analisa Harga Bahan dan Upah, Analisa
Kajian Penelitian Terdahulu Volume Pekerjaan, Time Schedule Proyek,
Kontrak Proyek, Metode Pelaksanaan
Kajian Pustaka
Pekerjaan, Jumlah Tenaga Kerja.
Pengumpulan Data
3.5. Cara Analisis Data
Dalam penelitian Analisis Waktu dan
Pembuatan RAB
Biaya pembangunan gedung ini digunakan
Evaluasi Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan teknik penjadwalan dengan metode jaringan

Jurnal Teknik
Tidak Sipil Untag Surabaya
Hasil
76
Evaluasi
Lebih
Efisien Ya
Kesimpulan
dandan Saran
Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

kerja berupa CPM, dalam hal ini ada 4.1. Jadwal Waktu Pelaksanaan
beberapa tahapan yaitu : Pekerjaan
a. Pengumpulan Data Pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Tahap informasi dilakukan dengan gedung kantor Disbudparpora dilakukan di
mengikuti langkah sebagai berikut : Jalan KH Wahid Hasyim 23 Sampang
1. Mengumpulkan data proyek yaitu selama 135 hari, dengan jadwal
gambar desain dan RAB. pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
2. Mempelajari gambar rencana untuk Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Durasi
mendapatkan komponen dari item Aktivitas Jenis Pekerjaan RAB (Rp) Rencana
pekerjaan. (Hari)
A Pekerjaan Persiapan 2.200.000,00 14
3. Mempelajari RAB untuk Pekerjaan Pondasi Dan
B 172.112.588,90 35
mendapatkan masing-masing Urugan
komponen dan biaya pekerjaan. Pekerjaan Pasangan
C 237.571.518,80 70
Dan Beton Struktur
4. Mempelajari Time schedule D Pekerjaan Lantai 122.610.432,09 49
pelaksanaan untuk mendapatkan Pekerjaan Kusen,
E 137.682.619,09 35
Pintu Dan Jendela
metode masing-masing komponen Pekerjaan Atap &
247.771.310,60 42
serta urut-urutan pekerjaan dan F Plafond
Pekerjaan Cat &
mendapatkan item-item pekerjaan G
Residu
82.689.283,96 42
yang dapat dilakukan percepatan. H
Pekerjaan Sanitasi Air
29.305.084,27 28
Bersih Dan Kotor
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Instalasi
I 35.905.453,00 49
c. Evaluasi Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Listrik
Jumlah 1.067.848.290,71
Dari jadwal pelaksanaan pekerjaan Sumber : data diolah, dari lampiran time schedule hal. 83
tersebut kemudian dievaluasi dan
dihasilkan jadwal hasil evaluasi Perhitungan RAB yang diperoleh
pelaksanaan pekerjaan dari jumlah seluruh hasil kali volume tiap
1. Aktivitas Pelaksanaan Pekerjaan jenis pekerjaan yang ada dengan harga
Dari jadwal ulang pelaksanaan satuan dengan harga satuan pekerjaan.
pekerjaan tersebut, kemudian dibuat Volume pekerjaan diperoleh dengan
aktivitas pelaksanaan pekerjaan. membaca dan menghitung gambar desain.
2. Pembuatan Diagram Network Biaya Kontruksi tiap pekerjaan meliputi
Dari pelaksanaan pekerjaan tersebut, harga material, upah buruh dan peralatan
kemudian dibuat diagram network, yang digunakan.
dilakukan perhitungan maju dan
perhitungan mundur untuk 4.2. Evaluasi Jadwal Pelaksanaan
mendapatkan waktu penyelesain Pekerjaan
pekerjaan yang tepat. 4.2.1. Aktivitas Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pembuatan Peta Waktu Dari jadwal ulang pelaksanaan
Setelah dilakukan perhitungan pekerjaan tersebut, kemudian dibuat
kelonggaran waktu, kemudian aktivitas pelaksanaan pekerjaan sebagai
dilakukan pembuatan peta waktu berikut:
untuk setiap aktivitas pekerjaan Tabel 4.2. Aktivitas Pelaksanaan Pekerjaan
4. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Aktivitas Yang
Waktu
Aktivitas Jenis Pekerjaan Telah Dilalui
5. Perhitungan Distribusi Biaya (Predecessor)
(Hari)
6. Kurva S A Pekerjaan Persiapan - 14
Pekerjaan Pondasi dan
B A 35
Urugan
Pekerjaan Pasangan dan
C A 70
IV. ANALISIS DATA DAN Beton Struktur
D Pekerjaan Lantai C, I 49
PENELITIAN Pekerjaan Kusen, Pintu
E F, G 35
dan Jendela
F Pekerjaan Atap & D, H 42

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 77


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

Aktivitas Yang dihitung dengan cara mencari selisih antara


Waktu
Aktivitas Jenis Pekerjaan Telah Dilalui
(Hari) saat paling lambat dimulainya aktivitas
(Predecessor)
Plafond dengan saat paling cepat dimulainya
G Pekerjaan Cat & Residu D, H 42
Pekerjaan Sanitasi Air aktivitas (LS-ES), atau bisa juga dengan
H C, I 28
Bersih dan Kotor mancari selisih antara saat paling lambat
I Pekerjaan Instalasi Listrik B 49
Sumber : Hasil Olahan
diselesaikannya aktivitas dengan saat paling
cepat diselesaikannya aktivitas (LF-EF).
Aktivitas pelaksanaan pekerjaan ini sebagai Dalam hal ini cukup dipilih salah satu saja.
dasar pembuatan diagram network. Jika digunakan persamaan S = LS – ES,
4.2.2. Pembuatan Diagram Network maka total float aktivitas (i,j) adalah S(i,j) =
Dari aktivitas pelaksanaan pekerjaan LS(j) - ES(i,j). Dari perhitungan mundur
tersebut, kemudian dibuat diagram network diketahui, bahwa LS(i,j) = TL(j) - t(i,j).
sebagai berikut : Sedangkan dari perhitungan maju ES(i,j) =
TE(i), maka S(i,j) = TL(j) - t(i,j) - TE(i).
4 1

9
D 330 Jika digunakan persamaan S = LF – EF,
maka total float aktivitas (i,j) adalah S(i,j) =
3
3
B 50 2 1

5 8
H 10 LF(j) - EF(i,j). Dari perhitungan maju
2
diketahui, bahwa EF(i,j) = TE(i) + t(i,j).
0 1 1 7 8 3
A 40 C 40
1
O 0
4 0 5 E 10 Sedangkan dari perhitungan mundur LF(i,j)
9
= TL(i), maka S(i,j) = TL(j) - TE(i) - t(i,j).
0
4 F 12 Free float adalah jumlah waktu di
2 mana penyelesaian aktivitas dapat diukur
6

0 tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari


4 G 12
2
6
dimulainya aktivitas yang lain atau saat
0
paling cepat terjadinya event lain pada
4 I 1 network.
9 3
5
Free float aktivitas (i,j) dihitung
Gambar 4.1. Diagram Network Pelaksanaan dengan cara mencari selisih antara saat
Pekerjaan Pembangunan Gedung tercepat terjadinya event di ujung aktivitas
Kantor Disbudparpora Kabupaten
Sampang
dengan saat tercepat diselesaikannya
aktivitas (i,j) tersebut. Atau SF(i,j) = TE(j) -
Pada gambar 4.1. memperlihatkan EF(i,j). Dari perhitungan maju didapat EF(i,j)
diagram network setelah dilakukan = TE(i) + t(i,j), maka SF(i,j) = TE(j) - TE(i) -
perhitungan maju dan perhitungan mundur, t(i,j).
untuk evaluasi jadwal pelaksanaan Dari diagram network pada gambar 4.1
pekerjaan pembangunan Gedung Kantor didapatkan kelonggaran waktu sebagai
Disbudparpora Kabupaten Sampang dapat berikut :
Tabel 4.3. Kelonggaran Waktu
lebih cepat diselesaikan dalam 119 hari, Durasi Paling Cepat Paling Lambat Total Free
lebih cepat 16 hari atau 11,85% dari waktu (hari) Mulai Selesai Mulai Selesai Float Float
t(i,j) ES EF LS LF S SF
yang dijadwalkan selama 135 hari Aktivitas f=c-b- g=e-
Selanjutnya dilakukan perhitungan (i,j) A B c d e a d-a
A 14 0 35 0 35 21 21
kelonggaran waktu (float/slack) dari (0,1)
B* (0,1) 35 0 35 0 35 0 0
aktivitas (i,j), yang terdiri atas total float C (0,2) 70 0 84 0 84 14 14
dan free float. D* (1,2) 49 35 84 35 84 0 0
F (1,2) 42 35 84 35 84 7 7
Total float adalah jumlah waktu di H (1,2) 28 35 84 35 84 21 21
mana waktu penyelesaian suatu aktivitas I* (1,2) 49 35 84 35 84 0 0
E 35 84 126 84 126 7 7
dapat diundur tanpa mempengaruhi saat (2,3)
G* (2,3) 42 84 126 84 126 0 0
paling cepat dari penyelesaian pekerjaan * : Aktivitas kritis
secara keseluruhan, karena itu total float ini Sumber : Hasil Olahan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 78


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

Suatu aktivitas yang tidak mempunyai ke hari ke 14


Pekerjaan Pasangan hari ke 1 sampai
kelonggaran (float) disebut aktivitas kritis. C
dan Beton Struktur
70
ke hari ke 70
Sehingga aktivitas kritis mempunyai F
Pekerjaan Atap &
42
hari ke 35 sampai
Plafond ke hari ke 77
S=SF=0. Pada perhitungan tersebut, Pekerjaan Sanitasi
hari ke 35 sampai
aktivitas kritisnya adalah aktivitas : H Air Bersih dan 28
ke hari ke 63
Kotor
B : Pekerjaan Pondasi dan Urugan
Pekerjaan Kusen, hari ke 84 sampai
D : Pekerjaan Lantai E 35
Pintu dan Jendela ke hari ke 119
G : Pekerjaan Cat & Residu Sumber : Hasil Olahan
I : Pekerjaan Instalasi Listrik 4.2.5. Perhitungan Biaya Pelaksanaan
Jika total float sama dengan free float, Selanjutnya dilakukan perhitungan
maka aktivitas-aktivitas yang tidak kritis biaya pelaksanaan sebagai berikut:
dapat dijadwalkan kapan saja, diantara ES
Tabel 4.6. Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
dan LF nya masing-masing. Pada tabel 4.3 Aktivitas Jenis Pekerjaan RAB (Rp)
Waktu Biaya per
(Hari) Hari
aktivitas-aktivitas bukan kritis dengan total (a) (b( (c) (d) d =c/d
float sama dengan free float adalah : A Pekerjaan Persiapan 2.200.000,00 14 19.642,86
Pekerjaan Pondasi Dan
A : Pekerjaan Persiapan B
Urugan
172.112.588,90 35 189.134,71
C : Pekerjaan Pasangan dan Beton Struktur Pekerjaan Pasangan Dan
C 237.571.518,80 70 106.058,71
E : Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela Beton Struktur
D Pekerjaan Lantai 122.610.432,09 49 625.563,43
F : Pekerjaan Atap & Plafond Pekerjaan Kusen, Pintu
E 137.682.619,09 35 655.631,52
H : Pekerjaan Sanitasi Air Bersih dan Kotor Dan Jendela
Pekerjaan Atap &
247.771.310,60 42 294.965,85
F Plafond
4.2.3. Pembuatan Peta Waktu G Pekerjaan Cat & Residu 82.689.283,96 42 164.066,04
Pekerjaan Sanitasi Air
H 29.305.084,27 28 261.652,54
Langkah selanjutnya dilakukan Bersih Dan Kotor
Pekerjaan Instalasi
pembuatan peta waktu yang merupakan I
Listrik
35.905.453,00 49 366.382,17

jadwal pelaksanaan pekerjaan. Peta ini Jumlah 1.067.848.290,71


Sumber : Sumber dari RAB Kontrak Disbudparpora
dibuat dengan memperhatikan batasan-
batasan sumber yang dapat digunakan. Tabel 4.8. Perhitungan Biaya Kumulatif
Biaya per Minggu Biaya Kumulatif
Pembuatan peta ini memanfaatkan total Minggu ke (Rp) (Rp)
float dari aktivitas-aktivitas yang tidak 1 24.386.000 24.386.000
kritis untuk digunakan sebagai pengaturan 2 42.853.353 67.239.353
sumber yang diperlukan. 3 30.642.857 97.882.210
4 108.602.443 206.484.653
Dari gambar 4.2 didapatkan aktivitas- 5 49.708.412 256.193.065
aktivitas yang tidak mempunyai 6 119.937.582 376.130.647
kelonggaran (float) disebut aktivitas kritis 7 13.751.628 389.882.275
adalah : 8 22.347.686 412.229.961
9 33.246.008 445.475.969
Tabel 4.4. Jadwal Aktivitas Kritis 10 100.023.039 545.499.008
Waktu 11 33.464.750 578.963.757
Aktivitas Jenis Pekerjaan Pelaksanaan Jadwal Pelaksanaan 12 173.220.370 752.184.128
(Hari) 13 147.671.860 899.855.987
Pekerjaan Pondasi hari ke 1 sampai ke
B
dan Urugan
35
hari ke 35
14 38.435.869 938.291.857
hari ke 35 sampai ke 15 46.444.100 984.735.957
D 49 16 21.003.134 1.005.739.091
Pekerjaan Lantai hari ke 84
Pekerjaan Instalasi hari ke 35 sampai ke 17 62.102960 1.067.864.541
I 49
Listrik hari ke 84 Jumlah
Pekerjaan Cat & hari ke 84 sampai ke 1.067.864.541
G 42 Total
Residu hari ke 126
Sumber : Data diolah, dari Lampiran RAB hal 64
Sumber : Hasil Olahan

Aktivitas-aktivitas yang tidak kritis dan


dapat dijadwalkan secara bebas adalah V. KESIMPULAN DAN SARAN
Tabel 4.5. Jadwal Aktivitas Yang Tidak Kritis
Waktu
Jadwal
5.1 Kesimpulan
Aktivitas Jenis Pekerjaan Pelaksanaan
Pelaksanaan
(Hari)
A Pekerjaan Persiapan 14 hari ke 1 sampai

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 79


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80

Berdasarkan analisis data dan PERT dan CPM, Jurnal Fakultas


pembahasan serta tujuan penelitian, maka Ilmu Komputer Universitas
didapatkan disimpulkan bahwa Gunadarma, Jakarta.
1. Hasil evaluasi jadwal pelaksanaan Oetomo, W, H. Manajemen Proyek
pekerjaan pembangunan Gedung Kantor Konstruksi Dan Industri (Konsep-
Disbudparpora Kabupaten Sampang Defenisi-Implementasi-Operasi),
dapat lebih cepat diselesaikan dalam Untag Press, Surabaya.
119 hari, lebih cepat 16 hari atau Santosa, Budi. 1997. Manajemen Proyek,
11,85% dari waktu yang dijadwalkan Penerbit PT. Guna Widya, Jakarta.
selama 135 hari. Setionegoro, Wijoyo, 2008. Pengembalian
2. Biaya total pekerjaan adalah sebesar Rp Investasi Pada Pembangunan
1.067.848.290,71 Gedung Futsal Centre. Tesis
3. Distribusi biaya tiap minggunya paling Magister Teknik Sipil Untag,
besar di minggu ke 14 yaitu sebesar Surabaya.
Rp 112.584.687. Soeharto, Iman, 1997. Manajemen Proyek
Dari Konseptual Sampai
5.2 Saran Operasional, Penerbit Erlangga,
Dengan adanya bangunan gedung Jakarta.
kantor Gedung Kantor Disbudparpora Soeharto, Imam, 2005. Manajemen
Kabupaten Sampang, diharapkan potensi- Konstruksi. Jakarta: Penerbit Bina
potensi sumber daya kebudayaan, Ilmu
kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga Soetjipto, R, 2007. Manajemen Proyek
dapat ditingkatkan berupa : Konstruksi. Jakarta: Penerbit
1. Meningkatkan pembangunan dan Erlangga.
pengembangan potensi pariwisata,
pemuda dan olahraga serta peran serta
masyarakat;
2. Meningkatkan pembinaan dan partisipasi
masyarakat dalam pelestarian budaya,
pariwisata, pemuda dan olahraga;
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan
pelayanan budaya pariwisata, pemuda
dan olahraga dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Tubagus Haedar, 2007. Prinsip-prinsip


Network Planning, Jakarta: Penerbit
Gramedia.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen
Proyek Dan Konstruksi Jilid I,
Penerbit Kanesius, Jakarta.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen
Proyek Dan Konstruksi Jilid II,
Penerbit Kanesius, Jakarta.
Maharesi, R. 2002. Penjadwalan Proyek
Dengan Menggabungkan Metode

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 80

Anda mungkin juga menyukai