Ghorizah Ariani
Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id
Abstraks
Dengan adanya potensi-potensi sumber daya kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga
yang ada dan peninggalan sejarah serta kekayaan budaya merupakan potensi yang kuat untuk pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Sampang. Untuk itu diperlukan pengembangan gedung kantor Disbudparpora.
Kantor tersebut berfungsi sebagai tempat koordinasi untuk mencapai daya guna dan hasil guna
pengembangan kebudayaan, kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga di Kabupaten Sampang.
Pembangunan gedung kantor Disbudparpora dilakukan di Jalan KH Wahid Hasyim 23 Sampang. Desain
rencana anggaran biaya pembangunan gedung ini diperoleh biaya kurang lebih Rp1,067 milyar dan
diselesaikan selama 20 minggu atau 135 hari. Durasi ini kami evaluasi dengan membuat jadwal ulang melalui
Network Planning.. Tujuan evaluasi ini adalah (1) Mendapatkan lama waktu penyelesaian pekerjaan dari
hasil evaluasi pekerjaan, (2) Mendapatkan pekerjaan yang bisa dikurangi durasinya, (3) Mendapatkan
distribusi biaya terbesar setelah dijadwal ulang. Dengan menggunakan metode CPM, yaitu diagram network
dan peta waktu didapatkan hasil evaluasi adalah (1) Hasil evaluasi jadwal pelaksanaan pekerjaan
pembangunan Gedung Kantor Disbudparpora Kabupaten Sampang dapat lebih cepat diselesaikan dalam 119
hari, lebih cepat 16 hari atau 11,85% dari waktu yang dijadwalkan selama 135 hari. (2) Biaya total pekerjaan
adalah sebesar Rp 1.067.848.290,71 dan pekerjaan yang bisa dikurangi durasinya adalah Pekerjaan pasangan
dan beton struktur, Pekerjaan Kusen, pintu dan jendela, Pekerjaan Atap dan plafond (3) Distribusi biaya
terbesar ada pada minggu ke-17 sebesar Rp. 127.665.589.
lintasan kritis. Peluang pencapaian target Seperti halnya aspek waktu maka
waktu penyelesaian proyek yang pengendalian anggaran dan pemakaian
diharapkan yaitu 150 hari adalah 92,78% jam–orang berlangsung sepanjang siklus
(nilai Z atau peluang 1,46). Percepatan proyek.
durasi proyek dilakukan dengan
menggunakan tiga alternatif, yaitu
penambahan tenaga kerja, kerja lembur, dan
Kendala Proyek
subkontrak. Akhirnya dapat disimpulkan Permasalahan yang sering timbul
bahwa durasi dan biaya proyek optimal dalam menangani suatu proyek adalah :
untuk menyelesaikan proyek pembangunan a. Sulitnya menyelesaikan proyek tepat
Twin Tower Building adalah selama 150 waktu.
hari kerja dan biaya sebesar b. Seringnya pelaksanaan proyek
Rp21.086.217.636, 83 dengan membutuhkan biaya yang lebih besar
menggunakan alternatif subkontrak
dari rencana.
c. Sulitnya menggunakan sumber daya
2.2. Manajemen Proyek seefisien mungkin.
Manajemen proyek adalah Untuk mengatasi kendala tersebut,
merencanakan, mengorganisir, memimpin, yang perlu diperhatikan antara lain :
dan mengendalikan sumber daya 1) Tenaga kerja, dengan jalan menambah
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka tenaga kerja atau menambah jumlah jam
pendek yang telah ditentukan (Imam kerja (lembur).
Soeharto, 2005). 2) Metode pelaksanaan, yaitu dengan
Pengendalian Proyek mengatur metode pelaksanaan yang
Menurut R. J. Mockler (1972), efisien dan menghasilkan kuantitas
pengendalian adalah usaha yang sistematis pekerjaan yang lebih besar dan cepat.
untuk menentukan standar agar sesuai 3) Peralatan, yaitu dengan jalan menambah
dengan sasaran perencanaan, merancang jumlah peralatan.
sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis 2.2.1. Network Planning
kemungkinan adanya penyimpangan antara Network Planning adalah alat untuk
pelaksanaan dengan standar dan mengambil mengkoordinasikan berbagai macam
tindakan pembetulan yang diperlukan agar pekerjaan yang ada, yang satu lainnya
sumber daya digunakan secara efektif dan bebas atau saling bergantung (Ali, 2006: 2).
efisien dalam rangka mencapai sasaran Dalam penilaiannya pada penyelenggaraan
(Imam Soeharto, 2005). proyek, network planning menggunakan
model berupa diagram yang disebut
Organisasi dan Personel
network diagram.
Pengendalian proyek juga termasuk
Network diagram adalah visualisasi
memantau apakah pengisian personel telah
proyek berdasarkan network planning
memenuhi kualifikasi dan apakah
berupa jaringan kerja yang terdiri dari
jumlahnya telah mencukupi.
simbol kegiatan, simbol peristiwa dan (bila
Waktu / Jadwal diperlukan) simbol hubungan antar
Metode penyusunan jadwal yang peristiwa.
terkenal adalah analisa jaringan kerja
(network), yang menggambarkan dalam 2.2.2. Lintasan Kritis
suatu grafik hubungan urutan pekerjaan. Lintasan kritis dalam sebuah network
Anggaran Biaya dan Jam – Orang diagram adalah lintasan yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa
kritis, dan dummy. (kegiatan yang tidak yang kritis. Untuk membuatnya dapat
mempunyai sumber daya dan waktu). secara manual matematis. Cukup rumit
Berdasarkan prosedur dan rumus untuk apalagi item pekerjaan yang banyak dan
menghitung umur proyek dan lintasan kompleks. Namun saat ini banyak software
kritis, maka dapat disimpulkan bahwa: yang menyediakan fasilitas untuk
a. Umur lintasan kritis sama dengan umur mendapatkan CPM.
proyek. CPM mengilustrasikan terlambat atau
b. Lintasan kritis adalah lintasan yang tidak proyek dalam bentuk waktu akhir
paling lama umur pelaksanaannya dari pelaksanaan proyek. CPM berisi uraian
semua lintasan yang ada. pekerjaan yang berada dijalur kritis.
Pekerjaan-pekerjaan yang berada di jalur
Penjadwalan Kegiatan Proyek kritis harus dijaga oleh Tim Proyek. Start-
Berikut ini penganalisaan waktu Finish-Duration item pekerjaan yang berada
proyek yaitu menggunakan : pada jalur kritis harus tidak boleh meleset
a. Perhitungan Maju karena akan menyebabkan waktu
b. Perhitungan Mundur pelaksanaan akan mundur atau terlambat.
c. Slack atau Float Dikenal rumusan-rumusan untuk
menghitung besarnya total Float (S) dan
2.3. Perencanaan dan Pengendalian free Slack (SF) adalah sebagai berikut :
Proyek Dengan CPM
Metode lintasan kritis pertama kali S = SL – BA = TL - EF (2.1)
digunakan pada proyek konstruksi di SF = SA – BA = TE - EF (2.2)
perusahaan Du Pont pada tahun 1957.
Metode CPM (Critical Path Method) ini 1. Perhitungan Maju
lebih menekankan pada ongkos proyek. Ini Dalam cara perhitungan maju
berbeda dengan PERT yang lebih dipakai beberapa anggapan sebagai
menekankan pada ketidakpastian waktu dan berikut
untuk proyek-proyek riset dan a. Saat paling awal untuk terjadinya
pengembangan (R&D). kegiatan (event) yang pertama dari
Menurut Budi Santosa (1997), dalam jaringan kerja disamakan dengan nol (
situasi riel seringkali apa yang SA = 0 ),
direncanakan tidak berjalan sesuai dengan b. Tiap-tiap aktivitas mulai paling
rencana. Bagaimana jika situasi seperti ini awalnya ( MA) disamakan dengan
terjadi pada suatu proyek yang mempunyai saat paling awal terjadinya ( MA =
banyak komponen aktivitas yang terlibat, SA ),
penundaan waktu, penyelesaian disalah satu c. Jadi, BA = MA + d = SA + (2.3)
akttifitas akan dapat berakibat kepada d. Untuk merge event, saat mulai paling
penundaan waktu penyelesaian pada awal terjadinya ddisamakan dengan
aktivitas-aktivitas berikut yang harga terbesar dari saat berakhir
mengikutinya. paling awal dari aktivitas-aktivitas
Dalam methode CPM, apabila sebelumnya
diagram anak panah dari network sebuah 2. Perhitungan Mundur
proyek telah diperoleh maka langkah Sesudah langkah cara perhitungan
berikutnya adalah menentukan jalur kritis maju selesai dilakukan sampai event yang
untuk mendapatkan semua kegiatan kritis. terakhir, maka untuk pengecekan perlu
dilakukan perhitungan mundur dimana
2.3.1. Identifikasi Jalur Kritis perlu diperhatikan pokok-pokok pedoman
CPM merupakan suatu metode dalam utama sebagai berikut :
mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan
1. Saat paling lambat yang diijinkan pada sumberdaya tenaga kerja, peralatan, biaya
event terakhir dari jaringan kerja dan sumberdaya lainya. Apabila tidak ada
disamakan dengan saat paling awal ketentuan atau penjelasan maka kegiatan
untuk event tersebut yang didapat dari proyek dalam keadaan biaya normal dan
cara perhitungan maju ( SL = SA ). dengan waktu normal, sekarang akan
2. Saat mulai paling lambat yang diijinkan membahas yang lebih khusus tentang
untuk suatu aktivitas adalah (ML) sama alokasi sumberdaya dalam penjadwalan
dengan saat berakhir paling lambat (SL) proyek, bahwa dalam melakukan alokasi
yang diijinkan untuk kejadian berikutnya sumberdaya diantara tugas atau kegiatan
dikurangi waktu pelaksanaan aktivitas proyek lebih baik mengetahui lebih dulu
tersebut (d). penjadualan yang telah didapatkan, dalam
3. Untuk Burst event, saat paling lambat mempertimbangkan alokasi sumberdaya
yang diijinkan untuk terjadinya suatu baik secara individu maupun secara
event sama dengan harga terkecil dari kelompok dari banyak proyek secara
saat mulai paling lambat yang diijinkan bersama-sama. Dalam menentukan waktu,
untuk aktivitas-aktivitas sesudahnya. proyek mempunyai waktu tetap yang tidak
3. Float (Penundaan) dapat dirubah meskipun banyak
Menurut Nugraha.,P. (1986), Float sumberdaya yang disediakan.Waktu yang
atau Slack adalah sebagai skala waktu yang tetap yang tidak dapat dirubah tersebut
longgar bagi pelaksanaan suatu aktivitas ialah jam-orang (labor-hours) dari banyak
atau beberapa aktivitas, sehingga aktivitas jenis sumberdaya manusia seperti tenaga
tersebut pelaksanaanya dapat diperlambat khusus profesional atau pelayanan teknis.
secara maksimim sesuai dengan besarnya sedangkan waktu tetap dalam jam-mesin
slack/float agar jadwal pelaksanaan proyek (machine–hours) dari banyak jenis
tidak terganggu. sumberdaya peralatan adalah seperti
keterbatasan alat-alat mesin dan alat-alat
2.3.2. Jalur Kritis instrumen. waktu tetap yang lain adalah
Suatu aktivitas dinamakan kritis penggunaan jam dari waktu yang telah
apabila : dipastikan (computing time), kelangkaan
ES = LS atau MA = ML (2.4) sumberdaya (scarce-resources) yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek,
EF = LF atau BA = BL (2.5) Melakukan perpendekan dan perubahan
Ini berarti aktivitas tersebut tak dapat waktu seperti yang telah disebutkan tidak
digeser-geser kekiri atau ke kanan searah dapat dilakukan meskipun dengan biaya
skala waktu. Apabila aktivitas-aktivitas yang mahal sekalipun. Dalam masalah
tersebut yang kritis saling berhubungan pengalokasian sumberdaya yang melibatkan
maka terjadilah Jalur Kritis (Critical Path) pertukaran tersebut berbeda antara suatu
proyek dengan proyek yang lain hubungan
2.3.3. Alokasi Sumber Daya dengan pembebanan sumberdaya (recorce
CPM digunakan apabila waktu loading) dan perataan sumber daya
kegiatan proyek adalah determinalistik atau (recource leveling).
waktu yang telah ditetapkan dan Dalam permasalahan alokasi
menetapkan adanya pertukaran (Trade Offs) sumberdaya membutuhkan lebih banyak
antara penjadwalan waktu dan biaya proyek kehati-hatian pertimbangan jika diinginkan
dan sumberdaya lainnya seperti tenaga mempersingkat kecepatan penyelesaian
kerja dan peralatan. Melalui metode CPM tugas dan/atau kegiatan keseluruhan
mengasumsikan bahwa kegiatan proyek. Harus dapat diketahui apakah
pelaksanaan proyek dapat dipersingkat atau dengan adanya penambahan sumberdaya
diperpendek (crashed) dengan menambah akan dapat mempersingkat waktu
Jurnal Teknik
Tidak Sipil Untag Surabaya
Hasil
76
Evaluasi
Lebih
Efisien Ya
Kesimpulan
dandan Saran
Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2013, Vol. 06, No. 02, hal 67 - 80
kerja berupa CPM, dalam hal ini ada 4.1. Jadwal Waktu Pelaksanaan
beberapa tahapan yaitu : Pekerjaan
a. Pengumpulan Data Pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Tahap informasi dilakukan dengan gedung kantor Disbudparpora dilakukan di
mengikuti langkah sebagai berikut : Jalan KH Wahid Hasyim 23 Sampang
1. Mengumpulkan data proyek yaitu selama 135 hari, dengan jadwal
gambar desain dan RAB. pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
2. Mempelajari gambar rencana untuk Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Durasi
mendapatkan komponen dari item Aktivitas Jenis Pekerjaan RAB (Rp) Rencana
pekerjaan. (Hari)
A Pekerjaan Persiapan 2.200.000,00 14
3. Mempelajari RAB untuk Pekerjaan Pondasi Dan
B 172.112.588,90 35
mendapatkan masing-masing Urugan
komponen dan biaya pekerjaan. Pekerjaan Pasangan
C 237.571.518,80 70
Dan Beton Struktur
4. Mempelajari Time schedule D Pekerjaan Lantai 122.610.432,09 49
pelaksanaan untuk mendapatkan Pekerjaan Kusen,
E 137.682.619,09 35
Pintu Dan Jendela
metode masing-masing komponen Pekerjaan Atap &
247.771.310,60 42
serta urut-urutan pekerjaan dan F Plafond
Pekerjaan Cat &
mendapatkan item-item pekerjaan G
Residu
82.689.283,96 42
yang dapat dilakukan percepatan. H
Pekerjaan Sanitasi Air
29.305.084,27 28
Bersih Dan Kotor
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Instalasi
I 35.905.453,00 49
c. Evaluasi Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Listrik
Jumlah 1.067.848.290,71
Dari jadwal pelaksanaan pekerjaan Sumber : data diolah, dari lampiran time schedule hal. 83
tersebut kemudian dievaluasi dan
dihasilkan jadwal hasil evaluasi Perhitungan RAB yang diperoleh
pelaksanaan pekerjaan dari jumlah seluruh hasil kali volume tiap
1. Aktivitas Pelaksanaan Pekerjaan jenis pekerjaan yang ada dengan harga
Dari jadwal ulang pelaksanaan satuan dengan harga satuan pekerjaan.
pekerjaan tersebut, kemudian dibuat Volume pekerjaan diperoleh dengan
aktivitas pelaksanaan pekerjaan. membaca dan menghitung gambar desain.
2. Pembuatan Diagram Network Biaya Kontruksi tiap pekerjaan meliputi
Dari pelaksanaan pekerjaan tersebut, harga material, upah buruh dan peralatan
kemudian dibuat diagram network, yang digunakan.
dilakukan perhitungan maju dan
perhitungan mundur untuk 4.2. Evaluasi Jadwal Pelaksanaan
mendapatkan waktu penyelesain Pekerjaan
pekerjaan yang tepat. 4.2.1. Aktivitas Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pembuatan Peta Waktu Dari jadwal ulang pelaksanaan
Setelah dilakukan perhitungan pekerjaan tersebut, kemudian dibuat
kelonggaran waktu, kemudian aktivitas pelaksanaan pekerjaan sebagai
dilakukan pembuatan peta waktu berikut:
untuk setiap aktivitas pekerjaan Tabel 4.2. Aktivitas Pelaksanaan Pekerjaan
4. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Aktivitas Yang
Waktu
Aktivitas Jenis Pekerjaan Telah Dilalui
5. Perhitungan Distribusi Biaya (Predecessor)
(Hari)
6. Kurva S A Pekerjaan Persiapan - 14
Pekerjaan Pondasi dan
B A 35
Urugan
Pekerjaan Pasangan dan
C A 70
IV. ANALISIS DATA DAN Beton Struktur
D Pekerjaan Lantai C, I 49
PENELITIAN Pekerjaan Kusen, Pintu
E F, G 35
dan Jendela
F Pekerjaan Atap & D, H 42
9
D 330 Jika digunakan persamaan S = LF – EF,
maka total float aktivitas (i,j) adalah S(i,j) =
3
3
B 50 2 1
5 8
H 10 LF(j) - EF(i,j). Dari perhitungan maju
2
diketahui, bahwa EF(i,j) = TE(i) + t(i,j).
0 1 1 7 8 3
A 40 C 40
1
O 0
4 0 5 E 10 Sedangkan dari perhitungan mundur LF(i,j)
9
= TL(i), maka S(i,j) = TL(j) - TE(i) - t(i,j).
0
4 F 12 Free float adalah jumlah waktu di
2 mana penyelesaian aktivitas dapat diukur
6
DAFTAR PUSTAKA