Anda di halaman 1dari 4

1.

Komponen lingkungan yang berubah secara mendalam dalam kajian amdal batubara

Dampak Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan

United Nations Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-dampak yang timbul
dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:

1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan


2. Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi pertambangan.
3. Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan
4. Stabilisasi site dan rehabilitasi
5. Limbah tambang dan pembuangan tailing
6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing
7. Peralatan yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga
8. Emisi Udara
9. Debu
10. Perubahan Iklim
11. Konsumsi Energi
12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
13. Buangan air limbah dan air asam tambang
14. Perubahan air tanah dan kontamninasi
15. Limbah B3 dan bahan kimia
16. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat kerja
17. Kebising
18. Radiasi
19. Keselamatan dan kesehatan kerja
20. Toksisitas logam berat
21. Peninggalan budaya dan situs arkeologi
22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman disekitar tambang

2. Evaluasi sifat penting dampak hipotetik

Ada dua jenis dampak hipotetik yang harus dibuktikan dengan kajian yang mendalam (ANDAL), yaitu
dampak penting dan dampak yang kurang dipahami.

 Dampak penting (significant impact) – untuk dipastikan bahwa dampak yang akan timbul tersebut
memang betul ‘dampak penting’, yaitu dengan mempelajari besaran, sebaran dan sifat dampak.
 Kurang dipahami (unknown) – untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang jenis, besaran dan
sebaran dampak, serta komponen lingkungan terkena dampak. Dengan informasi rinci tersebut
dapat ditentukan apakah suatu dampak termasuk dampak penting atau tidak.
3. Tujuan dan Manfaat Pelingkupan dalam Studi AMDAL

Pelingkupan adalah proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak besar dan penting yang terkait dengan rencana usaha dan atau kegiatan (Kep.
Ka. Bapedal 9/2000).
Tujuan Pelingkupan :
 Mengidentifikasi dampak penting dengan meniadakan hal-hal yang tidak/kurang penting dari
suatu Rencana Kegiatan.
 Menetapkan batas wilayah studi
 Menetapkan kedalaman studi ANDAL : mencakup metode yang digunakan, jumlah sampel yang
diukur dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia(dana dan
waktu).
Manfaat dari Pelingkupan :
1. langsung mengarah pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara mendalam
2. menghindari konflik dan tertundanya proyek
3. efisiensi terhadap biaya, tenaga dan waktu
4. penyusunan andal dapat lebih terarah berkat kejelasan : lingkup studi/kajian; kedalaman studi;
strategi pelaksanaan studi.

http://www.academia.edu/30502815/PELINGKUPAN_DALAM_AMDAL

4. Proses pelingkupan dampak penting

Proses pelingkupan dampak dilakukan melalui serangkaian proses berikut :

1. Identifikasi dampak potensial


mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup :primer, skunder, tersier dst yang secara potensial
akan timbul.) Gali dan kembangkan melalui berbagai sumber, seperti: pemrakarsa, masyarakat, pakar,
instansi pemerintah, pustaka, tinjauan proyek serupa(sebagai pembanding).

2. Evaluasi dampak potensial


(menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang tidak relevan atau tidak penting, sehingga didapat
dampak penting hipotetik).

3. Klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik


(mengelompokkan dampak penting hipotetik yang telah dirumuskan, sehingga diperoleh klasifikasi dan
prioritas dampak penting hipotetik).

Ruang lingkup, kedalaman dan strategi pelaksanaan studi :

1.Batas Wilayah Studi


2.Jenis Data & Informasi
3.Jumlah sampel
4.Lokasi Pengamatan/Pengukuran
5.Metode Analisis Data
6.Metode Prakiraan & Evaluasi DP
7.Tenaga ahli yang dibutuhkan

Langkah identifikasi dampak :


1. Rencana kegiatan
2. Tipe Ekosistemnya
3. Fungsi Ekosistem
4. komponen Lingkungan
7. kajian amdal belum maksimal melindungi wilayah indonesia
Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia memiliki banyak
kelemahan, yaitu;
- AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan suatu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak terdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk menolak
atau menyetujui suatu rencana kegiatan pembangunan.
- Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan dalam
sidang-sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum sepenuhnya diterima didalam proses
pengambilan keputusan.
- Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi-studi AMDAL. Dengan kata lain, tidak
ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL serta UKL dan UPL
akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa.
- Masih lemahnya metode-metode penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial-budaya”, sehingga
kegiatan-kegiatan pembangunan yang implikasi sosial-budayanya penting, kurang mendapat
kajian yang seksama.

8. Metode Pengambilan Sampel Air dan Darat

Metode pengambilan sampel air terdiri dari tiga macam, Compsite sample, Grab Sample, Integrated
sample, metode pengambilan sampel inilah yang paling sering digunakan dalam penelitian, baik
penelitian kimiamaupun penelitian biologis/mikroorganisme.

Sampel Sesaat (Grab Sample)

Sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya
menggmbarkan karakteritik air pada saat pengambilan sampel.

Sampel komposit (Compsite sample)

Sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan
secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air
pada waktu-waktu tertentu.sekaligus dapatmengukur debit air. Pengambilan sampel scara otomatis
hanya dilakukan jika ingi mengetahuigambaran tentang karakteristik kualitas air secara terus-menerus.

Sampel gambungan tempat (integrated sample)

Sampel gabungan yang diambil secaraterpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama.

Anda mungkin juga menyukai