Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN ASMA DENGAN

TINGKAT KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU


RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Novita Andayani dan Zabit Waladi

Abstrak. Tingkat pengetahuan asma pada pasien asma sangat berpengaruh terhadap derajat
asma dan tingkat kontrol asma, dimana pengetahuan asma yang baik dapat memberikan kontrol
asma yang baik, dan kontrol yang baik akan cenderung membawa ke derajat yang lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien asma
dengan derajat asma dan tingkat pengetahuan pasien asma dengan tingkat kontrol asma di
poliklinik RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan secara analitik
observasional dengan rancangan penelitian cross sectional survey dari bulan Januari – Maret
2014 dengan jumlah sampel 41 sampel. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat
pengetahuan umum asma (Asthma General Knowledge Quisionaire) untuk menilai tingkat
pengetahuan asma pada pasien asma, menggunakan Asthma Control Test untuk menilai tingkat
kontrol asma dan spirometri untuk menilai derajat asma. Pada penelitian ini didapatkan hasil
bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan pasien asma dengan tingkat kontrol asma
dengan (P< 0,05) dan terdapat hubungan tingkat pengetahuan pasien asma dengan derajat asma
(P < 0,05). (JKS 2014;3: 139-145)

Kata Kunci : Pengetahuan asma, derajat asma, tingkat kontrol

Abstract. The level of asthma knowledge in asthma patients greatly affect the degree of asthma
and asthma control level. A good asthma knowledge can provide good asthma control and
good control will tend to bring to a better degree. The purpose of this study was to determine
the correlation between the degree of patients' asthma knowledge and the degree of asthma
then asthma control level in lung poliklinic RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. This study is
observational analytic cross-sectional study design. In this study, using a level of general
knowledge of asthma questionnaire (Asthma General Knowledge Quisionaire) to assess the
level of asthma knowledge in asthma patients, use the Asthma Control Test to assess the level
of asthma control and spirometry to assess the degree of asthma. In this study showed that
there is a correlation between the level of knowledge of asthma patients with asthma control
(P< 0.05) and there is a correlation between the degree of knowledge of asthma patients with
the degree ofasthma (P < 0.05). (JKS 2014;3: 139-145)

Keyword: Asthma knowledge, level asthma, asthma control

Pendahuluan1 dengan obstruksi jalan napas yang bersifat


Asma merupakan gangguan inflamasi reversibel baik secara spontan atau dengan
kronik pada saluran nafas yang melibatkan pengobatan.1,2
banyak sel-sel inflamasi seperti eosinofil,
sel mast, leukotrin dan lain-lain. Inflamasi Asma masih merupakan masalah yang
kronik ini berhubungan dengan mendunia dengan perkiraan 300 juta orang
hiperresponsif jalan nafas yang yang menderitanya. Hal tersebut
menimbulkan episode berulang dari mengi didasarkan dengan terdapatnya ratusan
(wheezing), sesak nafas, dada terasa berat laporan mengenai prevalensi asma pada
dan batuk terutama pada malam dan pagi populasi-populasi yang berbeda.
dini hari. Kejadian ini biasanya ditandai Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2005,
jumlah penderita asma di dunia
Novita Andayani adalah Dosen Bagian
Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas diperkirakan akan terus bertambah
Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya.
Zabit Waladi adalah Mahasiswa Fakultas Setiap tahunnya di dunia kematian akibat
Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,

139
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 3 Desember 2014

asma diperkirakan mencapai 250.000 salah satu faktor pencentus asma yaitu
orang.1,3 emosi, yang terbukti langsung dapat
mempengaruhi fungsi dari paru pada
Di Indonesia berdasarkan Hasil survei pasien dengan asma dan berdasarkan
RISKESDAS pada tahun 2007 prevalensi pengamatan dengan menggunakan
asma mencapai 3,5% dari jumlah seluruh pemantauan fungsi paru per-orang
penduduk di Indonesia. Dimana asma menunjukkan juga terdapat hubungan
menempati sepuluh besar penyebab antara suasana pikiran atau emosi terhadap
kesakitan dan kematian di Indonesia. fungsi paru.5,6
Secara nasional yang tergambar dari data
survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di Pada penelitian yang lain yang dilakukan
berbagai provinsi di Indonesia. Sebanyak 9 Atmoko, menghubungkan antara tingkat
provinsi yang mempunyai prevalensi pengetahuan umum asma dengan
penyakit asma tertinggi antara lain, Aceh menggunakan Asthma General Knowledge
diurutan pertama di ikuti Jawa Barat, Nusa Quesioner (AKGQ) dan tingkat kontrol
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, asma dengan kuesioner Asthma Control
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Test (ACT) yang dilakukan di rumah sakit
Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Papua pesahabatan Jakarta menjelaskan
Barat.4 bahwasannya pengetahuan asma yang baik
memberikan kontrol yang baik pada pasien
Penelitian ini dilakukan di poliklinik paru asma. Pengetahuan tentang faktor pemicu
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. asmanya sangat berpengaruh terhadap
Pengambilan data dilakukan pada bulan kekambuhan serangan dan terkontrolnya
Januari - Maret 2014 Kabupaten/Kota di asma serta termasuk pengalaman hidup
Indonesia dengan prevalensi penyakit asma yang negatif telah terbukti memberikan
tertinggi adalah Aceh Barat (13,6%), Buol efek substansial untuk serangan asma.7,8
(13,5%), Pahuwato (13,0%), Sumba Barat
(11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Metode Penelitian
Selatan (10,6%), Kaimana (10,5%), Tana Jenis penelitian ini adalah analitik untuk
Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan mempelajari hubungan antara faktor resiko
Manggarai (9,2%). Sedangkan 10 dengan efek yang dapat berupa penyakit
Kabupaten/Kota dengan prevalensi asma atau status kesehatan tertentu. Penelitian
terendah adalah Yakuhimo (0,2%), ini menggunakan rancangan cross
Langkat (0,6%), Lampung Tengah (0,5%), sectional survey. Pengumpulan data untuk
Tapanuli Selatan ( 0,6%), Lampung Utara jenis dari penelitian ini, baik untuk
(0,6%), Kediri (0,6%), Soppeng (0,6%), variabel dependen maupun variabel
Karo (0,7%), Serdang Bedagai (0,7%), dan independen, dilakukan secara bersamaan
Kota Binjai (0,7%).4 pada satu waktu.9,10

Asma yang terkontrol sangat dipengaruhi Lokasi Penelitian


oleh tingkat pengetahuan seorang pasien Penelitian ini dilakukan di poliklinik paru
asma tentang riwayat penyakitnya. RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Laporan klinis dan studi observasional
menunjukkan terdapatnya peran dari Waktu Penelitian
pengetahuan seseorang dengan derajat Pengambilan data dilakukan pada bulan
asmanya. Faktor psikologis juga dapat Januari - Maret 2014.
langsung mempengaruhi proses dari
perjalanan penyakit ini. Dalam penelitian Sampel Penelitian
yang dilakukan tersebut menunjukkan Sampel dalam penelitian ini adalah
tingkat pengetahuan seseorang terhadap sebagian pasien asma di poliklinik paru

140
Novita Andayani dan Zabit Waladi, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pasien Asma dengan Tingkat Kontrol Asma
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh jumlah total skor kuesioner ini ialah 25.
yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian Hasil ukurnya dapat dilihat apakah pernah
ini menggunakan metode quota sampling terjadi serangan asma ataupun tidak dan
yang merupakan salah satu metode bagaimana tingkatan asmanya yaitu tidak
pengambilan sampel nonprobability terkontrol (skor ≤ 19), terkontrol sebagian
sampling, yaitu semua obyek yang datang (skor 20-24) ataupun terkontrol total (skor
secara berurutan dan memenuhi kriteria 25).1,15,16
pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subjek yang dibutuhkan Teknik / Prosedur Penelitian
terpenuhi.(11,12) 1. Peneliti meminta izin dari fakultas
kedokteran unsyiah dan poliklinik paru
Definisi Operasional RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Variabel (bebas) dalam penelitian ini tentang rekomendasi melakukan
adalah tingkat pengetahuan pasien asma. penelitian.
Merupakan pemahaman pasien tentang 2. Peneliti melakukan penelitian terhadap
riwayat asma, penyebab serta pengobatan responden dengan terlebih dahulu
asma sendiri. Variabel diukur dengan cara memberikan penjelasan tentang maksud
wawancara pengetahuan pasien asma dan tujuan penelitian.
secara langsung kepada responden dengan 3. Memberikan lembar persetujuan
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. sebagai responden kepada tiap
Kuesioner ini terdiri dari 31 pertanyaan responden dan meminta untuk
yang hasil ukurnya dinyatakan dalam skala menandatangani jika responden setuju.
ukur nominal, kategori baik bila jawaban 4. Pengumpulan data dilakukan oleh
benar > 80% (skor >25), sedang 60-80 % peneliti dengan mewawancarai
(skor 20-24) dan rendah < 60% (skor < langsung responden sesuai dengan
19). Kuesioner yang dipakai adalah astma pertanyaan yang tertera pada kuesioner.
general knowledge quesioner yang 5. Peneliti mengoreksi kembali
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kelengkapan kuesioner yang telah diisi
merupakan kuesioner baku tentang dan hasil pemeriksaan spirometri,
pengetahuan umum asma.13,14 kemudian dilakukan pengolahan dan
analisis terhadap data tersebut.
Variabel (terikat) dalam penelitian ini
adalah tingkat kontrol asma. Asma Analisa Data
merupakan gangguan inflamasi kronik Analisa data yang digunakan pada
pada saluran nafas yang melibatkan penelitian ini adalah analisa data univariat
banyak sel-sel inflamasi seperti eosinofil, untuk mendeskripsikan frekuensi masing-
sel mast, leukotrin dan lain-lain. Kejadian masing variabel dan karakteristik sampel.
ini biasanya ditandai dengan obstruksi dan analisis bivariat dengan uji Spearman
jalan napas yang bersifat reversibel baik untuk mengetahui hubungan antar variabel
secara spontan atau dengan pengobatan. yang diteliti.9
Tingkat kontrol asma dinilai dengan
dilakukan wawancara langsung Hasil Penelitian
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengumpulan sampel pada penelitian ini
Alat yang digunakan ialah kuesioner telah dilakukan dari bulan Januari 2014
Asthma Control Test yang dikeluarkan sampai Maret 2014 dengan jumlah sampel
oleh American Lung Association. sebanyak 41 responden.
Kuesioner ini terdiri dari 5 buah
pertanyaan, setiap pertanyaan diberi nilai
dari angka 1-5 dan jumlahnya
mencerminkan tingkat kontrol asma,

141
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 3 Desember 2014

Data Karakteristik Responden Tingkat pengetahuan baik dan sedang sebanyak 19


Pengetahuan Pasien Asma responden (46,3%), derajat asma
Tabel 1. Karakteristik responden tingkat responden yang paling banyak adalah yang
pengetahuan pasien asma memiliki derajat asma persisten sedang
Frekuensi Persentase sebanyak 16 responden (39,0%), sementara
(n) (%) berdasarkan tingkat kontrol asma,
Jenis Kelamin responden yang paling banyak adalah yang
Laki-laki 14 34,1 tidak terkontrol sebanyak 22 responden
Perempuan 27 65,9 (53,7%).
Total 41 100,0
Usia Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien
<30 tahun 5 12,2 Asma
30-45 tahun 19 46,3
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
46-60 tahun 10 24,4
>60 tahun 7 17,1
tingkat pengetahuan pasien asma
Tingkat
Total 41 100,0 Persentase
Pengetahuan Frekuensi
Pendidikan (%)
Pasien Asma
Akhir
Baik 3 7,3
SMA 15 36,6
Sedang 19 46,3
Perguruan Tinggi 26 63,4
Buruk 19 46,3
Total 41 100,0
Total 41 100,0
Pekerjaan
Tidak Bekerja 16 39,0
Wiraswasta 12 29,3
Jumlah distribusi sampel dari penelitian
PNS 13 31,7 yang diukur dengan kuesioner valid tingkat
Total 41 100,0 pengetahuan pasien asma adalah sebanyak
Tingkat 41 responden.
Pengetahuan
Pasien Asma Gambaran Tingkat Kontrol Asma
Baik 3 7,3 Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan
Sedang 19 46,3 tingkat kontrol asma
Buruk 19 46,3 Tingkat Kontrol Persentase
Frekuensi
Total 41 100,0 Asma (%)
Tingkat Kontrol Terkontrol 1 2,4
Asma Penuh
Terkontrol Penuh 1 2,4 Terkontrol 18 43,9
Terkontrol 18 43,9 Sebagian
Sebagian Tidak 22 53,7
Tidak Terkontrol 22 53,7 Terkontrol
Total 41 100,0 Total 41 100,0

Berdasarkan Tabel 1 di atas, jenis kelamin Berdasarkan tabel 3 di atas jumlah


yang paling banyak adalah perempuan responden tingkat kontrol asma yang
dengan jumlah 27 responden (65,9%), usia paling banyak adalah asma yang tidak
yang paling banyak adalah 30-45 tahun terkontrol sebanyak 22 responden (53,7%).
sebanyak 19 responden (46,3%),
pendidikan paling banyak adalah Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien
perguruan tinggi sebanyak 26 responden Asma dengan Tingkat Kontrol Asma
(63,4%) pekerjaan responden paling Untuk mencari hubungan antara tingkat
banyak adalah tidak bekerja sebanyak 16 pengetahuan pasien asma dengan tingkat
responden (39,0%), tingkat pengetahuan kontrol asma dilakukan analisis data
responden yang paling banyak adalah menggunakan Spearman.

142
Novita Andayani dan Zabit Waladi, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pasien Asma dengan Tingkat Kontrol Asma
Tabel 4. Hubungan tingkat pengetahuan pasien asma dengan tingkat kontrol asma
Kontrol Asma
Tidak Terkontrol Terkontrol Total p
Terkontrol Sebagian Penuh
Count 16 3 0 19
Buruk % Pengetahuan
84,2% 15,8% 0% 100,0%
Asma
% Kontrol Asma 72,7% 16,7% 0% 46,3 %

Tingkat Count 6 13 0 19
Pengetahuan % Pengetahuan
Sedang 31,6% 68,4% 0% 100,0%
Pasien Asma Asma
% Kontrol Asma 27,3% 72,2% 0% 46,3%
0,000
Count 0 2 1 3
% Pengetahuan
Baik 0% 2 33,3% 100,0%
Asma
% Kontrol Asma 0% 66,7% 100,0% 7,3%
Count 22 18 1 41
% Pengetahuan
Total 53,7% 42,9% 2,4% 100,0%
Asma
% Kontrol Asma 100,0% 100.00% 100,0% 100,0%

Dari tabel 4 di atas, secara stastistik laki saat dilahirkan memang mempunyai
menunjukkan bahwa terdapat hubungan ukuran paru lebih kecil dibandingkan
antara tingkat pengetahuan pasien asma dengan perempuan, tetapi saat remaja dan
dengan tingkat kontrol asma (P<0,05). dewasa ukuran paru pada laki-laki akan
lebih besar dibandingkan perempuan
Pembahasan (GINA. 2012).1,17
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
peneliti mendapatkan responden sejumlah Berdasarkan distribusi frekuensi usia yang
41 responden. Hasil penelitian ini didapatkan dari penelitian ini, responden
menunjukkan responden berjenis kelamin usia 30-45 tahun (dewasa) berjumlah 19
perempuan lebih banyak yaitu 27 orang orang (46,3%), usia 46-60 tahun berjumlah
(61,9%) dibandingkan laki-laki yaitu 14 10 orang (24,4%), usia >60 tahun
orang (34,1%). Hal ini sejalan dengan berjumlah 7 orang (17,1%) dan usia <30
penelitian Saint Pierre. 2006 yang tahun berjumlah 5 orang (12,2%). Hal ini
melakukan penelitian kontrol asma, sejalan dengan penelitian yang dilakukan
dimana responden berjenis kelamin oleh Priyanto. 2009 dimana usia terbanyak
perempuan lebih banyak, yaitu 57 orang yang menderita asma adalah usia dewasa
(57%) dibandingkan dengan laki-laki yang (70,6%), usia lanjut (21,6%), dan remaja
berjumlah 43 orang (43%). (7,8%).18

Tingginya prevalensi asma tidak terkontrol Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat
pada perempuan berhubungan dengan pendidikan akhir yang paling banyak yaitu
dengan cara perempuan dalam melaporkan perguruan tinggi 26 responden (63,4%),
gejalanya, bahwa perempuan lebih sering SMA 15 responden (31,6%). Hal ini tidak
mencari pengobatan ke rumah sakit, jauh berbeda dengan penelitian Imelda,
sehingga menyebabkan banyaknya data yaitu dengan distribusi tingkat pendidikan
berjenis kelamin perempuan yang tinggi (38,5%), sedang (54,6%), dan
didapatkan. Selain itu juga dapat rendah (6,9%). Berdasarkan pekerjaan,
dihubungkan berdasarkan teori bahwa laki- responden yang paling banyak yaitu

143
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 3 Desember 2014

responden tidak bekerja 16 responden Pada tabel 4 didapatkan adanya hubungan


(39,0%), PNS 13 responden (31,7%), antara tingkat pengetahuan penderita asma
wiraswasta 12 responden (29,0%), Hal ini dengan tingkat kontrol asma (P<0,05).
tidak jauh berbeda dengan penelitian Menurut Yunus. 2005 tingkat pengetahuan
Irwanto. 2010 tentang pengetahuan asma, penderita asma mempengaruhi tingkat
yang termasuk didalamnya status kontrol asma, dimana selain dari tingkat
pekerjaan. Dimana pekerjaan yang baik pengetahuan, tingkat kontrol asma itu
cenderung di dasari dengan tingkat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, di
pengetahuan yang baik pula.19,20 antaranya usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, merokok, derajat berat,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penggunaan obat yang salah, genetik,
menunjukkan tingkat pengetahuan penyakit komorbid, berat badan lebih, dan
penderita asma yaitu buruk dan sedang 19 kepatuhan berobat. Semakin baik
responden (46,3%), baik 3 responden pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
(7,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian penderita asma, baik tentang cara
yang dilakukan Irwanto. 2010 tentang penggunaan obat, proses terjadi asma,
pengetahuan asma di Seuriget kecamatan faktor pencetus, gejala yang timbul, maka
Langsa Barat kota Langsa, yaitu sebanyak cenderung makin baik pula tingkat
30 responden memiliki pengetahuan yang kontrolnya (asma terkontrol).22
baik (50%) dan (50%) memiliki
pengetahuan sedang dan buruk.20 Kesimpulan
1. Terdapat hubungan antara tingkat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pengetahuan pasien asma dengan
menunjukkan tingkat kontrol asma yaitu tingkat kontrol asma di poliklinik paru
tidak terkontrol 22 responden (53,7%), RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
terkontrol Sebagian 18 responden (43,9%),
terkontrol penuh 1 responden (2,4%). Hal Saran
ini sejalan dengan penelitian yang 1. Perlunya diadakan kegiatanyang dapat
dilakukan Atmoko. 2011 di poliklinik menginformasikan bahwa tingkat
asma rumah sakit persahabatan Jakarta kontrol asma yang baik berkaitan
dengan prevalensi asma tidak terkontrol 81 dengan derajat asma yang terkontrol,
responden (75,7%) dan asma yang baik dalam bentuk penyuluhan,
terkontrol adalah 26 responden ( 24,3%). seminar yang dilaksanakan baikdi
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tingginya prevalensi asma yang tidak maupun rumah sakit lainnya.
terkontrol dipengaruhi oleh berbagai faktor 2. Perlunya pemberian informasi melalui
di antaranya usia, jenis kelamin, gen, brosur, majalah, selebaran tentang
penyakit komorbid, merokok, penggunaan edukasi mengenai asma, bagaimana
obat kortikosteroid, penyakit komorbid, cara mengontrol asma yang baik,
berat badan, kebiasaan berobat yang buruk, kegiatan fisik apa yang baik untuk
tingkat pengetahuan dan sebagainya, asma, hal-hal apa yang harus dihindari
dimana dari berbagai faktor tersebut dapat bagi seseorang yang memiliki riwayat
mempengaruhi tingkat kontrol asma, yang asma, yang diharapkan seseorang
semulanya baik dapat berubah menjadi tersebut dapat mengontrol asmanya
tidak baik, misalnya dikarenakan faktor secara penuh.
usia yang semakin menua, berat badan
yang berlebih, sehingga terdapat Daftar Pustaka
pertimbangan dalam melakukan kontrol 1. Asthma, (GINA) Global Initiative For
ulang.8,21 Asthma. www.gina.asthma.org. [Online].;
2012.

144
Novita Andayani dan Zabit Waladi, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pasien Asma dengan Tingkat Kontrol Asma
2. Lenfant C KN. Asthma. In Global program for adults with asthma. J
initiative for asthma; 2002: Nhlbi/who Asthma. 1998.
work shop report. 14. Bateman ED, Hurd SS, Barnes PJ. Global
3. Indarto, W. Asma pada anak. Simposium strategy for asthma management and
Penyakit Asma. 14 Mei 2005. prevention GINA executive summary. Eur
4. Kesehatan BPDP. Riset esehatan Dasar Respir J. 2008.
(RISKESDAS) Laporan Nasional 2007. 15. Cazzola M. Asthma control. evidence-
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik based monitoring and prevention of
Indonesia; 2008. exacerbations Breathe. 2008.
5. Perhimpunan Dokter Paru Di Indonesia. 16. Nathan RA, Sorkness CA, Kosinski M,
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Schatz M, Li JT, Marcus P, et al.
Asma Di Indonesia Jakarta: PDPI; 2004. Development of the asthma control test: a
6. Kullowatz , Antje P, David R P, Bernhard survey for assessing asthma control. J
D P, Helgo Magnussen M, Frank Allergy Clin Immunol. 2004.
Kanniess M, et al. Stress Effects on Lung 17. Saint-Pierre, Bourdin A, Chanez, Daurez
Function in Asthma are Mediated by P, Bodard. Are overweight Asthmatics
Changes Airway Inflammation. more Difficult to Control ? Allergy. 2006;
Psychosomatic medicine. 2008;70: 468- 61:79-84.
475. 18. Priyanto H. Studi perilaku mengontrol
7. Rosias P, Dompeling E, Dentener M, asma dan fungsi paru pada pasien asma
Pennings H, Hendriks H, Van MI, et al. yang tidak berobat teratur kerumah sakit
Childhood Asthma : Exhaled Markers of persahabatan. Tesis Dept. Pulmunologi
Airway Inflamation, Asthma Control dan Ilmu Kedokteran Respirologi FK UI.
Score, and Lung Function Tests. Pediatric 2009
Pulmonal. 2004; 38:107-114. 19. Irwanto. Gambaran pengetahuan dan
8. Atmoko W FHBE. Prevalensi asma sikap penderita asma di wilayah kerja
terkontrol dan faktor-faktor yang puskesmas seuriget kecamatan langsa
berhubungan dengan tingkat kontrol asma barat kota langsa tahun 2009-2010.
di poliklinik asma RS.Persahabatan STIKES Yayasan Cut Nyak Dien Langsa.
Jakarta. J Respir Indo. 2011;31:53-60. 2010:32.
9. Pratiknya A. Dasar-Dasar Metode 20. Chhbra SK.Assessment of Control In
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Asthma: The New in Management The
Jakarta: Rajawali Pers. 2010. Indian Journal of Chest Diseases & Allied
10. Arikunto, S. Manajemen Penelitian. Sciences. 2008:109-15.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006. 21. Bateman ED, Hurd SS, Barnes PJ. Global
11. Sastroasmoro S. Dasar - Dasar strategy for asthma management and
Metodologi Penelitian Klinis Jakarta: CV. prevention GINA executive summary. Eur
Sagung Seto. 2011. Respir J. 2008;31:143-78.
12. Sastroasmoro, Sudigdo, and Ismael 22. Yunus F. The Asthma Control Test. A
Sofyan. Dasar-Dasar Metodologi new tool to improve the quality of asthma
Penelitian Klinis Edisi 4, Jakarta: Sagung management. Dalam : Suryanto E, Suradi,
Seto. 2011. Reviono, Rima A, Widysanto,
13. Allen RM, Jones MP. The validity and Widiyawati, editors. Preceeding Book
reability of an asthma knowledge Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 1st
questionnaire used in evaluation of a ed. Surakarta: Indah Camp. 2005:361.
group asthma education self management

145

Anda mungkin juga menyukai