Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah


Dosen Pengampu : Drs. Sadiman, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 4 / 6B
1. Kiky Priagung
K7116093
2. Maria Magdalena
H.A
K7116108
3. Novilia Dyah C.P.P K7116134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Manajemen Keuangan Sekolah”. Makalah ini disusun dalam rangka
tugas dari mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Dengan tugas ini penulis
dan pembaca dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen
pengampu.
Makalah ini terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan
kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut.
1. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Kepala Program Studi PGSD FKIP
UNS.
2. Drs. Sadiman, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah banyak memberi
pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen PGSD Surakarta FKIP UNS yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengetahuan.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan untuk penyusunan yang
lebih baik di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah.....................................................5
B. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Sekolah.............................................5
C. Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah............................................................7
D. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah............................................................8
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah..............................................8
F. Tugas Manajer Keuangan Sekolah.................................................................11
G. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah.....................................................12
H. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah...............................................................13
I. Penyusunan RAPBS.........................................................................................15
J. Pengelolaan Keuangan Sekolah Yang Efektif...............................................16
K. Pengelolaan Anggaran Sekolah.......................................................................18
L. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah.......................................................18
M. Pengertian RKS dan RKAS.............................................................................19
N. Pentingnya RKS dan RKAS............................................................................19
O. Isi RKS dan RKAS...........................................................................................20
BAB III PENUTUP................................................................................................21
A. Simpulan............................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat
komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah
Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada Kepala
Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu
terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang
bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus
memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan
operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat
komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi,
tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi
kebutuhan anak didik.
Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi
sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan.
Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan
kegiatan sekolah. Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah,
baik dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana
pihak ketiga lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan
keuangan yang professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum
sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar
substansi pelaksanaanya yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang
lainnya. Adanya keragaman ini bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah,
letak sekolah dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya
dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun
masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung
masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan
keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan
karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin
banyak dituntut oleh masyarakatnya.
Dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut di atas, penulis menyusun
sebuah makalah yang membahas tentang pengelolaan manajemen keuangan
sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan
diungkapkan dalam makalah ini adalah sebaagai berikut :
1. Apakah pengertian manajemen keuangan sekolah?
2. Bagaimanakah ruang lingkup manajemen keuangan sekolah?
3. Apakah fungsi manajemen keuangan sekolah?
4. Apakah tujuan manajemen keuangan sekolah?
5. Apakah prinsip-prinsip manajemen keuangan?
6. Apakah tugas manajer keuangan sekolah?
7. Bagaimanakah proses pengelolaan keuangan di sekolah?
8. Darimanakah sumber-sumber keuangan sekolah?
9. Bagaimanakah penyusunan RAPBS?
10. Bagaimanakah pengelolaan keuangan sekolah yang efektif?
11. Bagaimanakah pengelolaan anggaran sekolah?
12. Kemanakah keuangan sekolah dipertanggungjawabkan?
13. Apakah pengertian Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)?
14. Apakah pentingnya RKS dan RKAS?
15. Apakah isi RKS dan RKAS?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian manajemen keuangan
sekolah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup manajemen keuangan
sekolah.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi manajemen keuangan sekolah.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan manajemen keuangan sekolah.
5. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip manajemen keuangan
sekolah.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tugas manajer keuangan sekolah.
7. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengelolaan keuangan di sekolah.
8. Mahasiswa dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah.
9. Mahasiswa dapat mengetahui penyusunan RAPBS.
10. Mahasiswa dapat mengetahui pengelolaan keuangan sekolah yang
efektif.
11. Mahasiswa dapat mengetahui pengelolaan anggaran sekolah.
12. Mahasiswa dapat mengetahui pertanggungjawaban keuangan sekolah.
13. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
14. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya RKS dan RKAS.
15. Mahasiswa dapat mengetahui isi RKS dan RKAS.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Dengan disusunnya makalah ini maka diharapkan dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan bagi mata kuliah rumpun kependidikan,
khususnya pada mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari makalah ini adalah :

a. Bagi Mahasiswa
Dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta bekal untuk
menjadi seorang calon guru.
b. Bagi Penulis
Dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terutama yang
berhubungan dengan Manajemen Berbasis Sekolah.
c. Bagi Pembaca
Dapat bermanfaat sebagai sumber referensi dan menambah
wawasan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan
adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai
suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi:
1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber
daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara
sistematik tanpa efek samping yang merugikan.
2. Pelaksanaan (implenmentation involves accounting), yaitu kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat.
3. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
E. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Sekolah
Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan
meliputi tiga hal, yaitu: budgeting (penyusunan anggaran), accounting
(pembukuan), dan auditing (pemeriksaan).
1. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Istilah anggaran sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu
rencana. Namun dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah
yakni RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah).dalam dua istilah tersebut “anggaran bukanlah sebuah
rencana. Istilah “rencana telah memberikan penekanan atas pemakaian
istilah “anggaran” sebagai suatu rencana.
2. Accounting (Pembukuan)
Kegiatan kedua dari administrasi pembiayaan adalah pembukuan
atau kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal,
yaitu yang pertama pengurusan yang menyangkut kewenangan
menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang.
Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan.
Pengurusan kedua menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama,
yaitu menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini
tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya
melaksanakan, dan dikenal dengan pengurusan bendahara.
Sesuai dengan yang disebutkan dalam ICW (Indische
Comptabiliteits Wet, kemudian diubah menjadi Indonesische
Comptaniliteits Wet, peraturan akutansi, peraturan tentang
perbendaharaan yang berlaku untuk Indonesia) pasal 77,
Bendaharawan ialah orang aatu badan yang oleh Negara diserahi tugas
menerima, menyimpan, membayar, menyerahkan uang, surat
berharga, dan barang-barang yang termaksud di dalam pasal 55. ICW,
sehingga dengan jabatannya itu ia atau mereka mempunyai kewajiban
mempertanggung jawabkan apa yang menjadi urusannya kepada
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
3. Auditing (Pemeriksaan)
Yang dimaksud dengan auditing adalah semua kegiatan yang
menyangkut pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan
pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan
kepada pihak-pihak yag berwenang. Bagi unit-unit yang ada di dalam
Departemen, mempertanggung jawabkan pengurusan keuangan ini
kepada BPK melalui departemen masing-masing.
F. Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah
Fungsi manajemen keuangan sekolah adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, agar berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas pendidikan. Diantaranya
fungsi tersebut untuk stakeholder sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah menggunakan manajemen keuangan pendidikan
untuk menyusun perencanaan sekolah yang dipimpinnya,
mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai tujuan,
dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan
yang diambil Kepala sekolah berdasarkan laporan keuangan adalah
menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan
ATK yang harus ada di bagian perlengkapan, dan lain-lain.
2. Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di institusi pendidikan
(sekolah). Ini berarti kelompok tersebut juga tertarik dengan informasi
penilaian kemampuan sekolah dalam memberikan balas jasa, manfaat
pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Kreditor/ Pemberi Pinjaman
Kreditor atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. (Hal ini berlaku
apabila ada kasus sekolah yang memerlukan kreditor).
4. Orang Tua Siswa
Para orang tua siswa berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup institusi pendidikan, terutama perjanjian jangka
panjang dan tingkat ketergantungan sekolah.
5. Suplier/Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi tentang kemungkinan jumlah
yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan terhadap alokasi sumberdaya dan
karena itu, berkepentingan dengan aktivitas sekolah. Informasi dasar
ini dibutuhkan untuk mengatur aktivitas sekolah, menetapkan
kebijakan anggaran, dan mendasari penyusunan anggaran untuk
tahun-tahun berikutnya.
7. Masyarakat
Institusi pendidikan memengaruhi anggota masyarakat dengan
berbagai cara. Laporan keuangan Institusi Pendidikan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi tentang
kecenderungan dan perkembangan terakhir pengelolaan keuangan
Institusi Pendidikan serta rangkaian aktivitasnya.
G. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,
dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan
program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala
sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-
jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
H. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas
juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing
prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu
kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang
transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan
lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping
itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua
warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran
pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan
pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga
bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah
uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk
apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan
orang tua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu :
a. Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan
menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah.
b. Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya.
c. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif
dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang
mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,
karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai
tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian
visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”.
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif
outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.
Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004).
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input)
dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang
dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan
tersebut dapat dilihat dari dua hal yaitu dari segi penggunaan waktu,
tenaga, biaya dan dari segi hasil.
I. Tugas Manajer Keuangan Sekolah
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas
pemisahan tugas antara fungsi Otorisator, Ordonator, dan Bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.
Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan
berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat
yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran
uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan
dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun,
tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban
melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping
mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator
untuk menguji hak atas pembayaran.
Manajer keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan keuangan
sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta
penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Tugas manajer keuangan antara lain :
1. Manajemen untuk perencanaan perkiraan.
2. Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan
pembiayaannya.
3. Manajemen kerjasama dengan pihak lain.
4. Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya.
Seorang manajer keuangan harus mempunyai pikiran yang kreatif dan
dinamin. Hal ini penting karena pengelolaan yang dilakukan oleh seorang
manajer keuangan berhubungan dengan masalah keuangan yang sangat
penting dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Adapun yang harus
dimiliki oleh seorang manajer keuangan yaitu strategi keuangan. Strategi
tersebut antara lain :
1. Strategic Planning
Berpedoman keterkaitan antara tekanan internal dan kebutuhan
ekternal yang datang dari luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan,
proyeksi, peramalan, ekonomi dan financial.
2. Strategic Management
Upaya mengelolah proses perubahan, seperti : perencanaan, strategis,
struktur organisasi, kontrol, strategis dan kebutuhan primer.
3. Strategic Thinking
Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara
berkesinambungan.
J. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah
memerlukan biaya.
Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175)
memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan
dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik.
Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa
lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan
pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya.
Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang
dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal apa.
Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana
cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan umpan balik
merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan
terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah.
Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana
(planning) di dalam setiap penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam
penentuan rencana pengeluaran keuangan adalah menganalisa berbagai
aspek yang berhubungan erat dengan pola perencanaan anggaran, yang
didasarkan pertimbangan kondisi keuangan, line of business, keadaan para
nasabah/konsumen, organisasi pengelola, dan skill para pejabat pengelola.
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi :
1. Perencanaan anggaran.
2. Strategi mencari sumber dana sekolah.
3. Penggunaan keuangan sekolah.
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran.
5. Pertanggungjawaban.
Pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur dalam
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada
beberapa hal yang berhubungan dengan penyusunan RAPBS, antara lain:
1. Penerimaan..
2. Penggunaan.
3. Pertanggungjawaban.
K. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah
1. Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin
dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua
sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin.
Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan
berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan
besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah
ditentukan Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan
pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus
benarbenar sesuai dengan mata anggara tersebut.
Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang
digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.
2. Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite.
Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa
ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite
terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh
orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah.
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang
biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa
terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
3. Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh
perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya
karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun
milik swasta.
4. Dana dari Alumni
Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan
perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari
para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran
kegiatankegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana
ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang
dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.
5. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang
menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau
ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau
keterampilan lainnya.
6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk
mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai
kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapatj dilakukan
oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah,
bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.
L. Penyusunan RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian
dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk
kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi
bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan
RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah,
staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap tahun
ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa
memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.
Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain:
1. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran
murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.
2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.
3. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah.
Proses Penyusunan RAPBS meliputi :
1. Menggunakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek
yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
2. Menghimpun, merangkum, dan mengelompokkan isu-isu dan masalah
utama ke dalam berbagai bidang yang luas cakupannya.
3. Menyelesaikan analisis kebutuhan.
4. Memprioritaskan kebutuhan.
5. Mengonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan/dipaparkan dalam
rencana pengembangan sekolah.
6. Mengidentifikasi dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan.
7. Menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung
jawab, pelaporan, dsb.), dan mengawasi serta memantau kegiatan dari
tahap perencanaan menuju tahap penerapan hingga evaluasi.
M. Pengelolaan Keuangan Sekolah Yang Efektif
Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran, para kepala sekolah bersama smua pemegang peran di sekolah
pada umumnya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan
yang diinginkan pada tahun pelajaran yang bersangkutan.
2. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan
kebutuhan dana penunjang.
3. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan
kemungkinan tersedianya dana pendukung yang dapat dihimpun.
4. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
pelajaran yang bersangkutan.
5. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk
masing-masing kegiatan (Depdiknas, 2000 : 178 – 179).
6. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu
format yang telah disepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah.
7. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi yang berwenang.
8. Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebut
Kepala Sekolah dapat mengkomunikasikannya secara terbuka kepada
semua pihak yang memerlukan. Sumber dana yang tersedia di dalam
RAPBS di manfaatkan untuk membiayai berbagai kegiatan manajemen
operasional sekolah pada tahun pelajaran yang bersangkutan.
Pada umumnya pengeluaran dana yang dihimpun oleh sekolah
mencakup 5 kategori pembiayaan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana/prasarana
pendidikan.
2. Peningkatan kegiatan dan proses belajar mengajar.
3. Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatan.
4. Dukungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personil.
5. Kegiatan rumah tangga sekolah dan BP3.
Dana yang tersedia di dalam RAPBS dapat sekaligus mencakup
kegiatan untuk pengembangan sekolah. Namun demikian dana untuk
keperluan pengembangan sekolah dapat disediakan secara khusus, sebagai
tambahan dari RAPBS yang telah disusun. Untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang telah diprogramkan sekolah dalam satu tahun pelajaran,
diperlukan tersedianya sejumlah dana tertentu pula. Berapa besarnya dana
yang diperlukan oleh sekolah agar tujuan itu dapat dicapai telah dihitung
secara cermat oleh setiap sekolah melalui penyusunan RAPBS. Apabila
jumlah dana yang diperlukan pada satu tahun pelajaran dibagi dengan
jumlah semua siswa kelas I, II dan III di sekolah itu, maka akan ditemukan
Satuan Harga Per Siswa (SHPS). Jumlah dana yang diperlukan oleh setiap
sekolah sangat beragam. Jumlah siswa pada setiap sekolah pun berbeda-
beda. Oleh karena itu SHPS pada masing-masing sekolah dengan
sendirinya akan berbeda pula. Meskipun demikian sebenarnya harus ada
suatu patokan SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu dapat
dicapai secara nasional.
N. Pengelolaan Anggaran Sekolah
Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi
bisa juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di
sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran. Secara khusus,
pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan pemeriksaan dan
persetujuan untuk memastikan bahwa :
1. Dana dibelanjakan sesuai rencana,
2. Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
3. Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia, dan
4. Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui
atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.
Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan ke dalam
kelompok staf, materi kurikulum, barang, jasa, pemeliharaan bangunan,
dsb. Pengelola anggaran sekolah diharapkan membelanjakan uang sesuai
alokasi dana yang direncanakan. Setiap perubahan anggaran harus
disetujui oleh komite sekolah bila memang harus ada perubahan dalam
tahun berjalan.
O. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan
terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah.
Pengevaluasian dilakukan setiap triwulan atau per semester. Dana yang
digunakan akan dipertanggungjawabkan kepada sumber dana. Jika dana
tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana tersebut akan
dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa.
Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan
dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

P. Pengertian Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan


Anggaran Sekolah (RKAS)

Berdasarkan Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar


Pengelolaan, setiap sekolah pada semua jenjang pendidikan, termasuk
SMP, harus menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
RKS adalah suatu dokumen yang memuat rencana program
pengembangan sekolah empat tahun ke depan dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dimiliki menuju sekolah yang memenuhi Standar
Nasional Pedidikan (SNP). RKS berisi rangkaian rencana berbagai upaya
sekolah dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan
sekolah yang ada saat ini menuju terpenuhinya SNP.
RKAS adalah dokumen yang berisi rencana program pengembangan
sekolah satu tahun ke depan yang disusun berdasarkan RKS untuk
mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan dengan yang
diharapkan menuju terpenuhinya SNP. Dengan demikian RKS adalah
gambaran umum rencana pengembangan sekolah empat tahunan dan
RKAS adalah jabaran rinci program sekolah tahunan yang disebut
dengan kegiatan, disusun oleh sekolah untuk memenuhi SNP. RKS dan
RKAS merupakan satu kesatuan.
Q. Pentingnya RKS dan RKAS
RKS dan RKAS sangat penting bagi sekolah untuk :
1. Dijadikan dasar bagi sekolah dalam melaksanakan program-
program sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah;
2. Penentuan prioritas sekolah untuk membuat target yang akan
dicapai sebagai dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;
3. Penentuan langkah-langkah strategis dari kondisi nyata sekolah
yang ada sekarang menuju kondisi sekolah yang diharapkan;
4. Pelaksanaan supervisi, monitoring, dan evaluasi keterlaksanaan
program dan hasil-hasilnya dalam kerangka memperoleh umpan balik
untuk memperbaiki RKS selanjutnya;
5. Dijadikan dasar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi,
dan Pusat untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi
keterlaksanaan program dan hasil-hasilnya dalam kerangka melakukan
pembinaan kepada sekolah;
6. Untuk memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Pusat dalam kerangka pencapaian
standar nasional pendidikan;
7. Untuk memberikan gambaran kepada stakeholder sekolah
(khususnya kepada orang tua siswa/masyarakat) terhadap segala
bentuk program sekolah yang akan diselenggarakan, baik dalam
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
R. Isi RKS dan RKAS

1. RKS
Sebagai suatu dokumen, RKS berisi program umum rencana kerja
sekolah empat tahunan.
2. RKAS
RKAS adalah jabaran operasional dari RKS yang selanjutnya sering
disebut dengan Rencana satu tahunan, berisi kegiatan-kegiatan
operasional untuk pelaksanaan program yang sudah tertuang dalam
RKS.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
Ruang lingkup manajemen keuangan sekolah meliputi budgeting
(penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing
(pemeriksaan). Fungsi manajemen keuangan sekolah adalah menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, agar berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas pendidikan. Tujuan
manajemen keuangan sekolah yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan sekolah, dan meminimalkan penyalahgunaan
anggaran sekolah. Prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah, yaitu
transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. Tugas manajer
keuangan antara lain manajemen untuk perencanaan perkiraan, manajemen
memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaannya,
manajemen kerjasama dengan pihak lain, dan penggunaan keuangan dan
mencari sumber dananya.
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi perencanaan
anggaran, strategi mencari sumber dana sekolah, penggunaan keuangan
sekolah, pengawasan dan evaluasi anggaran, dan pertanggungjawaban.
Sumber-sumber keuangan sekolah meliputi dana dari pemerintah, orang
tua siswa, masyarakat, alumni, peserta kegiatan, dan kegiatan wirausaha
sekolah. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
harus berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan
bagian dari rencana operasional tahunan. Pengelolaan akan dianggap
efektif apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran. Pengelola anggaran sekolah
biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru berpengalaman
(senior) atau anggota komite sekolah.
RKS adalah suatu dokumen yang memuat rencana program
pengembangan sekolah empat tahun ke depan dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dimiliki menuju sekolah yang memenuhi Standar
Nasional Pedidikan (SNP). RKAS adalah dokumen yang berisi rencana
program pengembangan sekolah satu tahun ke depan yang disusun
berdasarkan RKS untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan
dengan yang diharapkan menuju terpenuhinya SNP.
S. Saran
Akhirnya penulisan makalah berjudul “Manajemen Keuangan
Sekolah” ini dapat selesai tepat waktu, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran, kritik dan masukan yang bersifat konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tugas-tugas penulis
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Costa, V. P. (2000). Panduan Pelatihan untuk Mengembangkan Sekolah. Jakarta:


Depdiknas.
Departemen Pendidikan Dasar. (1995/1996). Pengelolaan Sekolah di Sekolah
Dasar. Jakarta: Ditdikdasmen Depdikbud.
Depdiknas. (2002). Manajemen Keuangan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat
Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.
Manullang, M. (1990). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyasa. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Tim Penyusun. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Soemanto, W. (1984). Pendidikan dan Wiraswasta. Malang: Bina Aksara.
Suryobroto. (2004). Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Ips KD 3.4
    Soal Ips KD 3.4
    Dokumen2 halaman
    Soal Ips KD 3.4
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    100% (3)
  • Rumusan Masalah
    Rumusan Masalah
    Dokumen18 halaman
    Rumusan Masalah
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat
  • Soal Ips
    Soal Ips
    Dokumen2 halaman
    Soal Ips
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    100% (1)
  • RPP Kelas V 3.1.2
    RPP Kelas V 3.1.2
    Dokumen45 halaman
    RPP Kelas V 3.1.2
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat
  • Seni Tari
    Seni Tari
    Dokumen5 halaman
    Seni Tari
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tari Jaipong New!!!
    Makalah Tari Jaipong New!!!
    Dokumen14 halaman
    Makalah Tari Jaipong New!!!
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat