Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan di dunia ini tidak dapat dipisahkan dengan zat yang bernama air.

Bahkan di dalam tubuh manusia pun sebagian besarnya adalah air. Segala

sesuatunya, baik kebutuhan hidup ataupun yang lainnya tidak dapat lepas kaitannya

dengan air. Air sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu kehidupan.

Melihat semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di bumi ini akan sangat

berpengaruh kepada persediaan air. Semakin banyak jumlah penduduk maka

semakin banyak pula kebutuhan air yang harus dipenuhi. Bukan hanya manusia

yang membutuhkan ketersediaan air, namun makhluk lain seperti tumbuhan dan

hewan juga memerlukannya.

Bukan hanya ketersediaan air yang tercukupi, namun kualitas air pun juga harus

baik. Jika air yang digunakan kurang baik kualitasnya maka akan berdampak ke

dalam metabolisme tubuh. Air yang baik adalah air yang banyak mengandung

oksigen di dalamnya. Bukan tidak mungkin dengan semakin bertambahnya

kebutuhan air dapat mengakibatkan penurunan kualitas dari air itu sendiri. Oleh

karena itu perlu diteliti kualitas air sebelum digunakan. Ditambah lagi saat ini polusi

udara sudah semakin mencemari lingkungan, bukan hanya air saja namun aspek-

aspek lainnya. Bertambahnya jumlah polusi juga dikarenakan bertambahnya jumlah

makhluk hidup di dunia ini terutama manusia. Jika air yang sudah tercemar polusi

tetap dikonsumsi dikhawatirkan dampak yang diderita adalah dampak jangka

panjang, yang dapat diketahui setelah bertahun-tahun lamanya.

70
B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan kestabilan relative dari air yang

terpolusi dengan air bersih.

71
II. TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan bagian dari ekosistem secara keseluruhan. Keberadaan air di

suatau tempat yang berbeda membuat air bisa berlebih dan bisa berkurang sehingga

dapat menimbulkan berbagai persoalan. Untuk itu, air harus dikelola dengan bijak

dengan pendekatan terpadu secara menyeluruh. Terpadu berarti keterikatan dengan

berbagai aspek. Untuk sumber daya air yang terpadu membutuhkan keterlibatan

dari berbagai pihak (Robert, 2008).

Menurut ilmu kimia, air adalah substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang

merupakan satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen (H) dan oksigen (O).

Pada kondisi standar, air memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

berasa. Zat kimia di dalam air merupakan suatu pelarut, memiliki kemampuan

melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas

dan banyak macam molekul organik.

Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan

segala kegiatan sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi

kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-

hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus

dipenuhi, diantaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kualitas

kimia yang terdiri atas pH, kesadahan dan sebagainya serta kualitas biologi dimana

air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup

manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang

72
memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu

tertentu (Gabriel, 2010).

Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus

bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang

dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap

mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan

(Dwijosaputro, 1981). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai air bersih

yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi

persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih manusia biasanya memanfaatkan

sumber-sumber air yang berada di sekitar permukiman baik itu air alam, maupun

setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Menurut Sugiharto (1983)

tempat sumber air dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Air hujan, air angkasa dan dalam wujud lainnya dapat berupa salju;

2. Air permukaan, air yang berada di permukaan bumi dapat berupa air sungai,

air danau, air laut;

3. Air tanah, terbentuk dari sebagian dari air hujan yang jatuh ke permukaan

dan sebagian meresap ke dalam tanah melalui pori-pori/celah-celah dan akar

tanaman serta bertahan pada lapisan tanah membentuk lapisan yang

mengandung air tanah (aquifer), air tanah yang disebut air tanah dalam atau

73
artesis, artinya air tanah yang letaknya pada dua lapisan tanah yang kedap

air, ada yang sifatnya tertekan dan yang tidak tertekan. Air tanah dangkal

artinya terletak pada aquifer yang dekat dengan permukaan tanah dan

fluktuasi volumennya sangat dipengaruhi oleh adannya curah hujan.

Di Indonesia, sebagaian besar masyarakat (khususnya di daerah pedesaan)

menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Mereka

menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini. Sumur gali

merupakan sarana air bersih yang paling sederhana dan sudah lama dikenal

masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali dibuat dengan menggali tanah

sampai pada kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama. Air sumur (hal ini

bergantung pada lingkungan), pada umumnya lebih bersih dari air permukaan

karena air yang merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang

dilewatinya (Dwijosaputro, 1981).

Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah

pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat

lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang

sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih

kembali jika mengalami pencemaran (Efendi, 2003)

Karakteristik air berdasarkan parameter fisik terdiri dari (Tajudin, 2012) :

a. Suhu Suhu air maksimum yang diizinkan oleh Kementrian Kesehatan RI

NO. 416/MENKES/PER/IX/1990 adalah 300C. Penyimpangan terhadap

ketetapan ini akan mengakibatkan:

74
- Meningkatnya daya/tingkat toksisitas bahan kimia atau bahan pencemaran

dalam air.

- Pertumbuhan mikroba dalam air.

b. Warna

Banyak air permukaan khususnya yang berasal dari daerah rawa rawa

seringkali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik

untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan industri, tanpa

dilakukannya pengolahan untuk menghilangkan warna tersebut. Bahan

bahan yang menimbulkan warna tersebut dihasilkan dari kontak antara air

dengan reruntuhan organis yang mengalami dekomposisi.

c. Bau

Air yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau. Biasanya bau

disebabkan oleh bahan-bahan organik yang dapat membusuk serta senyawa

kimia lainnya fenol. Air yang berbau akan dapat mengganggu estetik.

d. Rasa

Biasanya rasa dan bau terjadi bersama-sama, yaitu akibat adanya

dekomposisi bahan organik dalam air. Seperti pada bau, air yang memiliki

rasa juga dapat mengganggu estetika.

e. Kekeruhan

Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel

bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur

dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah

75
liat, lumpur, bahan bahan organik yang tersebar dan partikel-partikel kecil

lain yang tersuspensi.

76
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas erlenmeyer, pipet tetes,

plastik, karet gelang, dan label. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan

metilin blue, air hujan, air selokan, dan air kolam.

B. Prosedur Kerja

1. Masing-masing erlenmeyer diberi label A, B, dan C

2. Erlenmeyer A diisi air selokan yang kotor sampai penuh. Pengisian

dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terkocok, ketika sudah penuh

jangan ditutup dahulu

3. Erlenmeyer B diisi air kolam dengan cara yang sama dengan cara A

4. Erlenmeyer C diisi air hujan dengan cara yang sama dengan cara A

5. Ditambahkan 0,5 ml metilin blue ke dalam tiap erlenmeyer dengan pipet

tetes

6. Ditutup dengan hati-hati ketiga erlenmeyer tadi dengan plastik dan karet,

jangan mengandung gelembung udara

7. Erlenmeyer tadi disimpan dan diamati selama 5 hari kedepan

8. Dicatat setiap perubahan yang terjadi

77
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 9. Pengaruh Polusi Domestik terhadap Kualitas Ai

No Perlakuan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5

Air
1.
Selokan

Air
2.
Kolam

Air
3.
Hujan

B. Pembahasan

Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan

parameter-parameter tertentu parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis (Masduqi,

2009). Kualitas air adalah suatu kondisi air diamana dilihat dari karakteristik fisika,

kimiari, dan biologi.

Menurut Acehpedia (2010) kualitas air dapat diidentifikasi dengan melakukan

pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia,

fisik, biologi, atau uji kenampakan.

Kualitas air adalah kondisi air yang secara fisik, kimiawi, dan biologi menjadi

parameter penentu kualitas air itu sendiri.

78
Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau

komponen lain ke dalam sistem (lingkungan) dan berpengaruh terhadap kualitas

lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukkannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4

Tahun 1982)

Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap

lingkungan baik. Sedangkan lmbah adalah buagan yang dihasilkan dari suatu proses

produksi baik industri nauopun domestik.

BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah ketika jumlah oksigen terlarut

yang dibutuhkan oleh bakteri pengurai untuk menguraikan bahan pencemar organik

dalam air. Makin besar konsentrasi BOD suatu perairan menunjukkan konsentrasi

bahan organik di dalam air juga tinggi (Yudo, 2010).

Larutan metilin blue yang sudah diteteskan ke masing-masing sampel air itu

akan berikatan dengan polusi-polusi yang terkandung dalam sampel air tersebut.

Ketika saling berikatan dan semakin bannyak yang berikatan maka larutan metilin

blue lama kelamaan akan mulai memudar dan hilang.

Pada praktikum ini membuktikan kualitas air dari tiap-tiap sampel yang diteliti.

Untuk erlenmyer A diisi denga air selokan, untuk erlenmeyer B diisi air kolam,

untuk erlenmeyer C diisi air hujan. Polusi yang terkandung dalam air sampel tersbut

berbeda beda. Untuk membandingkan antara polusi air sampel A dengan air sampel

B dan dengan air sampel C, diteteskanlah larutan metilin blue ke tiap-tiap

erlenmeyer. Metilin blue berfungsi untuk melihat tingkat polusi dari masing-masing

sampel. Ketika diteteskan di masing-masing erlenmeyer tidak serta merta langsung

79
dapat dilihat hasilnya. Butuh waktu berhari-hari untuk membandingkannya. Kali

ini dilakukan selama 5 hari setelah larutan metilin blue diteteskan dan ditutup

dengan karet yang kencang dengan asumsi bahwa air terebut tidak akan

terkontaminasi lagi oleh lingkungan sekitarnya. Dari hari kehari ketika dilakukan

pengamatan tingkat kepudaran larutan metilin blue berbeda-beda tiap

erlenmeyernya. Pada hari ke-5 didapati bahwa yang paling bening itu adalah air

hujan. Walaupun antara ke-3 sampel air tidak terjadi perubahan warna yang terlalu

signifikan tapi untuk tingkat kejernihannya lebih jernih air hujan. Hal ini

membuktikan bahwa kandungan polusi yang ada di air hujan lebih banyak

dibandingkan dengan sampel air yang lain. Larutan metilin blue lebih banyak

berikatan dengan polusi-polusi yang terkandung dalam sampel air hujan. Hal ini

juga menandakan bahwa kandungan oksigen yang ada di dalam air hujan lebih

sedikit dibandingkan dengan kandungan okesigen dari sampel air yang lain. Faktor

yang menyebabkan air hujan mengandung polusi yang cukup tinggi mungkin

dikarenakan kondisi lingkungan sekitar juga. Polusi dalam air hujan dapat

dipengaruhi oleh faktor asap kendaraan, asap pabrik, dan poluusi yang ada di

lingkungan lainnya. Sehingga mengakibatkan polusi yang dikandung air hujan

lebih banyak dibandingkan dengan polusi yang dikandung oleh sampel air yang

lain.

80
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikuum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan oksigen di

setiap air itu berbeda-beda. Tergantung pada limbah apa yang mencemari air

tersebut. Karena limbah dapat mempengaruhi kualitas air.

B. Saran

Harapannya dapat lebih teliti mengamati perubahan warna yang terjadi pada

setiap harinya.

81
DAFTAR PUSTAKA

Acehpedia. 2010. Hubungan antara hygiene sanitasi dengan jumlah coliform air
minum pada depot air minum isi ulang (DAMIU) di kabupaten demak.
Unnes Journal of Public Health. 3(2):1-8.
Dwijosaputro, R. K. 1981. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi
Keperawatan dan Sekolah Kesehatan yang Sederajat. PT Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Kanisius, Yogyakarta.
Gabriel, S. 2010. Potensi antibiotik isolat bakteri rizosfer terhadap bakteri
escherichia coli multiresisten. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi.
7(2):81-91.
Masduqi, S. 2009. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cip, Jakarta.
Robert, J. K. 2009. Microbiology an Introduction.8th edition.Sanfransisco :
Pearson Education. Inc
Tajudin, A. 2012. Pengujian bakteri coliform dan escherichia coli pada beberapa
depot air minum isi ulang di kecamatan palu timur kota palu. Jurnal
Biocelebes. 6(1):40-47.
Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982
Yudo, S. 2010. Kondisi kualitas air sungai ciliwung di wilayah dki jakarta ditinjau
dari parameter organik, amoniak, fosfat, deterjen dan bakteri coli. JAI.
6(1):34-35.

82
LAMPIRAN (LAMPIRAN ACC, FOTO KEGIATAN)

BIODATA PRAKTIKAN

83

Anda mungkin juga menyukai