Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI

TERHADAP VARIASI LEBAR 1


SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan
dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang
telah berumur lebih dari 3000 tahun ternyata terbuat dari tanah liat yang diperkuat
dengan jeRami (Brouwer, 2000). Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi
plastik, sejak tahun 1990-an, teknologi komposit bermatrik polimer juga
berkembang cukup pesat dan pertumbuhannya mencapai sekitar 3,8 % per tahun
(Rowell, 1998).
Komposit merupakan penggabungan dari dua material atau lebih, yang
dibentuk pada skala makroskopik dan menyatu secara fisik untuk memperoleh sifat-
sifat baru yang tidak dimiliki oleh material pembentuknya (Kaw, 1997). Komposit
dari bahan serat terus diteliti dan dikembangkan guna menjadi bahan alternatif
pengganti bahan logam, hal ini disebabkan sifat komposit serat yang lebih kuat dan
ringan dibandingkan dengan logam. Bahan komposit telah digunakan dalam
industri pesawat terbang, otomotif, maupun alat-alat olahraga. Penggunaan
komposit diberbagai bidang tidak lepas dari sifat-sifat unggul yang dimiliki
komposit yaitu ringan, kuat, kaku serta tahan terhadap korosi (widiartha at al.,
2012).
Pada dasawarsa terakhir, kecenderungan perkembangan material komposit
bergeser pada penggunaan serat alam kembali (back to nature) sebagai pengganti
serat sintetik. Hal ini didukung oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh serat
alam, diantaranya adalah massa jenisnya rendah, terbaharukan, produksi
memerlukan energi yang rendah, proses lebih ramah, serta mempunyai sifat insulasi
panas dan akustik yang baik (Brouwer, 2000).

1
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 2
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Penggunaan serat alam juga dipicu oleh adanya regulasi tentang persyaratan
habis pakai (end of life) produk komponen otomotif bagi negara-negara Uni Eropa
dan sebagian Asia. Sejak tahun 2006, negara-negara Uni Eropa telah mendaur
ulang 80% komponen otomotif, dan akan meningkat menjadi 85% pada tahun
2015. Di Asia khususnya Jepang, pada tahun 2005 sekitar 88% komponen
otomotif telah didaur ulang, sedangkan pada tahun 2015 ditargetkan komponen
yang dapat didaur ulang meningkat menjadi sekitar 95% (Holbery dan Houston,
2006). Oleh karena itu, sebagian besar pabrikan otomotif sedang mengevaluasi
dampak lingkungan terhadap umur pakai kendaraan secara keseluruhan mulai dari
bahan baku, proses manufaktur sampai pada proses pembuangannya ketika sudah
tua.

Gambar 1.1. Contoh penggunaan komposit pada industri pesawat terbang jenis
Boeing 787-Dreamliner
(http://www.boeing.com)
Meningkatnya aplikasi komposit serat alam sebagai komponen otomotif
diikuti oleh perkembangan proses manufaktur. Sebagai contoh, Nova Institute di
Jerman telah berhasil mengembangkan dan mematenkan proses manufaktur
komposit serat alam bermatrik polypropylene dengan metode ekstrusi. Saat ini,
produk panel komposit tersebut sudah digunakan di industri otomotif, industri
pengemasan (packaging), industri moulding, serta industri konstruksi dan bangunan
(Gayer dan Schuh, 1996).
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 3
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Pertimbangan pemilihan serat untuk komposit sangat dipengaruhi oleh


beberapa parameter diantaranya adalah nilai kekuatan dan kekakuan komposit yang
diinginkan, perpanjangan ketika patah, stabilitas termal, ikatan antara serat dan
matrik, perilaku dinamik, perilaku jangka panjang, massa jenis, harga, biaya proses,
ketersediaan, dan kemudahan daur ulang (Riedel, 1999). Disamping itu, pemakaian
serat alam dari tanaman yang berumur relative pendek seperti Rami dan kenaf dapat
mengurangi pemakaian kayu (hardwood), sehingga dapat membantu mengurangi
laju kerusakan hutan (Leao et al., 1998).
Serat alam mempunyai kekuatan berkisar antara 220 MPa (serat buah
kelapa) sampai dengan 1500 MPa (serat flax) dan modulus Young antara 6 GPa
(serat buah kelapa) sampai dengan 80 GPa (flax), serta massa jenisnya berkisar 1,25
gram/cm3 sampai dengan 1,5 gram/cm3. Sedangkan serat gelas tipe E mempunyai
kekuatan 2200 MPa dan modulus Young 73 GPa, serta massa jenis 2,55 gram/cm3,
sehingga untuk beberapa serat alam seperti flax, hemp, Rami dan sisal mempunyai
modulus spesifik yang kompetitif dengan serat gelas (Mueller dan Krobjilowski,
2003).
Penelitian yang mengarah pada pengembangan komposit telah dilakukan
sebelumnya, terutama komposit penguat serat alam. Penelitian ini dilakukan seiring
dengan majunya eksploitasi penggunaan bahan alam dalam kehidupan sehari-hari.
Keuntungan mendasar yang dimiliki oleh serat alam adalah jumlahnya yang
berlimpah, dapat diperbarui dan didaur ulang serta tidak mencemari lingkungan.
Untuk memperoleh sifat mekanik yang tinggi maka serat alam telah diberi berbagai
macam perlakuan yang dapat meningkatkan sifat mekaniknya. Untuk beban yang
tidak terlalu tinggi, serat alam bahkan memiliki sifat mekanis yang lebih tinggi dari
serat gelas. Meskipun demikian, serat alam memiliki beberapa kelemahan antara
lain tidak tahan kelembaban, kualitas sangat bervariasi dan stabilitas thermal
rendah. Untuk beberapa kasus tertentu serat alam sendiri memiliki kekakuan yang
tinggi namun kompositnya tidak mencapai tingkat kekuatan yang setara dengan
komposit serat sintetis (Brouwer, 2000).
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 4
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Serat Rami adalah salah satu contoh dari serat alam yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Serat Rami (Boehmeria Nivea) banyak terdapat di daerah
subtropis diantaranya Cina, Jepang, Asia Tenggara dan Brazil. Serat Rami memiliki
karakteristik serat panjang, kekuatan tinggi melebihi serat katun dan sutera, hamipir
setara dengan serat sintetis. Serat Rami juga memiliki kekuatan spesifik yang
hampir sama dengan serat gelas tipe E dan menunjukkan nilai perpanjangan yang
lebih tinggi (Febrianto, 2010). Rami dapat dianyam dengan mudah dan merupakan
salah satu komposit tekstil terbaik. Rami banyak digunakan di industri tekstil
karena sifatnya yang halus, mampu di bleach dengan baik dan mudah diwarnai.
Upaya untuk memperbaiki sifat Rami dapat dilakukan dengan perlakuan kimia dan
pemberian beban tarik seperti yang dilakukan oleh Koichi Goda, dkk, dengan
memperhatikan efek mercerenization.
Serat gelas (fiber glass) adalah salah satu jenis serat sintetis yang masih
banyak digunakan di bidang industri otomotif, manufaktur, perkapalan dan pesawat
terbang. Serat gelas memiliki kekakuan dan kekuatan yang tinggi tetapi tidak dapat
diperbarui. Salah satu jenis serat gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
serat gelas tipe E dengan arah serat random karena serat gelas tipe E memiliki
kekuatan yang relatif tinggi (Febrianto, 2010).
Komposit sandwich merupakan jenis komposit yang sangat cocok untuk
menahan beban lentur, impak, meredam getaran dan suara. Komposit sandwich
dibuat untuk mendapatkan struktur yang ringan tetapi mempunyai kekakuan dan-
kekuatan yang tinggi. Biasanya pemilihan bahan untuk komposit sandwich,
syaratnya adalah ringan, tahan panas dan korosi, serta harga juga dipertimbangkan.
Dengan menggunakan material inti yang sangat ringan, maka akan dihasilkan
komposit yang mempunyai sifat kuat, ringan dan kaku. Komposit sandwich dapat
diaplikasikan sebagai struktural maupun non-struktural bagian internal dan
eksternal pada kereta, bus, truk, dan jenis kendaraan yang lainnya (Brouwer, 2000).
Sandwich memberikan insulasi termal dan dapat memenuhi fungsi struktur primer.
Pada skala prototipe, sandwich berpenguat serat alam layak untuk menggantikan
serat gelas (Brouwer, 2000).
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 5
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gambar 1.2. Cover bodi pelindung sepeda motor konvesional


(Proposal Penelitian Rocharjo, 2012)
Salah satu jenis komposit yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah
adalah komposit struktur sandwich dan box beam. Komposit sandwich dan box
beam merupakan salah satu jenis komposit struktur yang sangat potensial untuk
dikembangkan, karena dengan geometri box beam diharapkan dapat menambah
kekuatan dan kekakuan komposit tersebut. Komposit box beam merupakan
komposit yang tersusun dari 5 lapisan yang terdiri dari 4 sisi kulit permukaan (skin)
dan 1 material inti (core) dibagian tengahnya (berada di antara 4 sisi). Skin komposit
dibuat dengan menggabungan 4 sisi lapisan kulit (skin), skin terbuat dari serat Rami
(serat alam) dengan jenis anyam (woven) dan serat gelas tipe E (serat sintetik)
dengan jenis acak (random). Core yang digunakan adalah spons hitam, karena
spons hitam relatif kuat, ringan, tahan air dan juga relatif lentur
(http://www.advancedseals.co.uk).
Komposit box beam dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi berat
yang optimal, namun mempunyai kekakuan dan kekuatan yang tinggi serta cocok
digunakan sebagai rangka (frame) pelindung bodi sepeda motor. Selain itu, dengan
menggunakan material komposit sandwich, diharapkan rangka bodi yang dibuat
mampu menahan beban yang relatif tinggi dengan berat yang relatif ringan karena
tidak memerlukan rangka baja yang memiliki berat yang tinggi dah harga relatif
mahal untuk menopang bodi tersebut. Jika rangka bodi relatif ringan dan kuat maka
diharapkan meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar dari kendaraan tersebut.
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 6
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam


penelitian ini Akan dibuat material komposit box beam yang memiliki komponen
matriks dari resin unsaturated polyester (UP), jenis serat Rami tipe woven (anyam)
dan serat E-glass tipe random (acak). Pada penelitian ini rumusan masalah yang
akan diteliti adalah:

1. Apakah ada pengaruh lebar dan bentuk geometri box pada komposit box beam
serat E-Glass dan Rami terhadap kekuatan, kekakuan dan modulus elastisitas
bending ASTM C-393?
2. Apakah ada perbedaan sifat fisik dan mekanik komposit box beam serat E-
Glass dan Rami?
3. Bagaimanakah perbedaan bentuk fisik patahan komposit box beam serat
Rami dan E-Glass secara foto makro?

1.3. Batasan Masalah

Di dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah diantaranya


adalah sebagai berikut:

1. Dari segi bahan yang digunakan untuk membuat komposit box beam adalah:
 Resin Unsaturated Polyester (UP).
 Katalis jenis Methyl Ethyl Ketone Peroxide (MEKP).
 Serat yang digunakan pada komposit sandwich dan box beam ini adalah
1 layer (lapis) serat Rami (serat alam) tipe anyam dengan tebal serat
kurang lebih 1 mm dan 1 layer E-glass (serat sintetis) tipe acak dengan
tebal kurang lebih 1 mm.
 Box beam dengan inti (core) 2 lapis (layer) spons hitam, tebal masing-
masing spons adalah 10 mm.
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 7
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Metode pembuatan spesimen box beam adalah dengan metode hand lay-up
molding dengan suhu kamar dan tekanan 1 atm.
3. Variasi dimensi spesimen box beam terletak pada lebar spesimen yaitu 25
mm, 50 mm dan 75 mm dengan tebal dan panjang sama yaitu 25 mm dan 190
mm.
4. Serat Rami dan E-Glass untuk spesimen box beam tanpa perlakuan khusus/
di-treatment.
5. Metode pengujian bending yaitu three point bending ASTM C-393 dan uji
densitas serta foto makro bentuk patahan komposit box beam.
6. Spesimen box beam berjumlah 18 unit. Rincian spesimen berdasarkan variasi
lebar 25 mm berjumlah 6 unit (3 Rami dan 3 E-Glass), lebar 50 mm berjumlah
6 unit (3 Rami dan 3 E-Glass), lebar 75 mm berjumlah 6 unit (3 Rami dan 3
E-Glass).

1.4. Tujuan Penelitan

Ada beberapa tujuan yang mendasar dari penelitian komposit sandwich,


antara lain adalah:
1. Mengetahui perbandingan sifat fisik (uji densitas) dan mekanik (uji
bending ASTM C-393) komposit box beam serat E-Glass jenis serat
acak dan Rami jenis serat anyam berdasarkan variasi lebar geometri box
spesimen (25 mm, 50 mm dan 75 mm).
2. Mengetahui perbandingan bentuk patahan spesimen uji bending
komposit box beam serat E-Glass dan Rami berdasarkan variasi lebar
spesimen dan variasi serat (E-Glass: acak, Rami: Anyam).
3. Mengetahui spesimen box beam yang cocok untuk membuat rangka
bodi penutup sepeda motor berdasarkan variasi lebar spesimen dan jenis
serat (E-Glass: acak dan Rami: anyam).
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 8
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.5. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan berguna


untuk perkembangan industri otomotif di Indonesia baik skala kecil maupun skala
besar. Secara khusus penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan material yang memiliki


sifat fisik dan mekanik yang baik, ringan, mudah diperbaiki, renewable
and go green untuk keperluan rangka bodi pelindung sepeda motor.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu mengembangkan
penelitian lain dalam bidang material komposit box beam, terutama
yang menggunakan serat alam sebagai penguatnya.
3. Penelitian komposit box beam tergolong penelitian yang bagus dan
menarik untuk dikembangkan karena metode komposit box beam
banyak manfaat terutama dibidang otomotif, seperti yang dibahas di
dalam penelitian ini.
4. Penelitian komposit serat alam diharapkan menjadi prioritas dalam
industri otomotif di Indonesia sebagai bahan yang relatif lebih ringan
dari logam.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian komposit box beam dapat dijabarkan


sebagai berikut:

I. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan tentang
komposit.

II. Tinjauan Pustaka


Berisi tentang pustaka pendukung dari penelitian komposit.
PERBANDINGAN SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BOX BEAM SERAT E-GLASS DAN RAMI
TERHADAP VARIASI LEBAR 9
SPESIMEN UNTUK RANGKA BODI PELINDUNG SEPEDA MOTOR
OZZY CHANDRA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

III. Dasar Teori


Berisi tentang teori dasar komposit, komposit struktur box beam, teori
kekuatan bending menurut ASTM C-393, teori densitas.

IV. Metodologi Penelitian


Berisi tentang objek penelitian, tahap-tahap penelitian, proses
manufaktur, metode pengumpulan dan analisa data penelitian komposit box
beam.

V. Hasil dan Pembahasan


Berisi tentang hasil dan pembahasan dari penelitian sesuai dari
rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.

VI. Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian komposit box
beam.

Daftar Pustaka

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai