Skenario 2 Respi
Skenario 2 Respi
Memahami dan Menjelaskan Makroskopik dan Mikroskopik Saluran Nafas Bawah Manusia
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besarterdiri dari sel-sel epitel dan dan
endotel. O2 masuk ke dalam darah danCO2 dikeluarkan dari darah.Paru-paru dibagi menjadi dua,
yakni :
Letak paru-paru
Pada hillus terdapat ligamentum pulmonale yng berfungsi untukmengatur pergerakan alat dalam
hillus selama proses respirasi.Alat yang masuk pada hillus pulmonalis: (brouncus primer,
arteripulmonalis, arteri brounchialis, dan syaraf). Alat yang keluar pada hilluspulmonalis: (vena
pulmonalis, vena bronchialis, dan vasa limfatisi).
Persarafan Paru:
Serabut aferrent dan eferrent visceralis berasal dari truncussympaticus dan serabut parasympatiscus
berasal dari nervus vagus.
1.Serabut symphatis Truncusympaticus kanan dan kiri memberikan cabang – caang padaparu
membentuk plexus pulmonalis yang terletak didepan dandibelakang broncus prim. Fungsi saraf
sympatis untuk merelaxasitunica muscularis dan menghambat sekresi bron cus.
2.Serabut para sympatikusNervus vagus kanan dan kiri juga memberikan cabang – cabang
padaplexus pulmonalis kedepan dan kebelakang. Fungsi saraf parasympaticus untuk konstraksi
tunica muscularis akibatnya lumenmenyempit dan merangsang sekresi boncus.
Broncus
BRONCHIOLUS
Tidak mempunyai tulang rawan dan pada lamina propia tidak terdapatkelenjar
Lamina propia terdapat otot polos dan serat elastin
Pada bronkiolus besar masih terdapat sel goblet.
Pada bronkiolus kecil, mucosa dilapisi sel – sel kuboid atau toraksrenda, terdapat sel tanpa
silia, tidak terdapat sel goblet.
Pada bronkiolus kecil terdapat sel clara yang menghasilkan surfaktan.
BRONCUS TERMINALIS
BRONCUS RESPIRATORIUS
DUCTUS ALVEOLARIS
3. Keseimbangan cairan
4. Keseimbangan suhu tubuh
6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan
yang tergantung pada:
1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal
paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau
selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi
diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar
turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga
dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas
atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai
copliance.
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway
pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50
ml/cm H2O
SIRKULASI PARU
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari
arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler ke
rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari
rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu
seimbang.Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan menyebabkan
peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial.
TRANSPOR OKSIGEN
1.Hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan
suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobin dan
O2 menurun.
2. Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
- Plasma
- Hemoglobin
REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang
ada di dalam darah
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior medulla
oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
1. Pernapasan Dada, adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk, yang berperan
mengangkat tulang rusuk, sedangkan otot antartulang rusuk dalam berperan menurunkan tulang
rusuk ke posisi semula.
a) Fase inspirasi, berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga volume rongga dada
membesar. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b) Fase ekspirasi, merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga volume rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
1. Fase inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar. Akibatnya, volume
rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2. Fase ekspirasi, merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula)
sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar. Akibatnya, udara
keluar dari paru-paru keluar.
Bentuk.
berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2-0,4 x 1-4 um.
Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteritahan asam.
Tidak dapat digolongkan gram negatif atau gram positif
Biakan
Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2minggu bahkan
kadangkadangsetelah 6-8 minggu.
Suhu optimum 37°C, tidak tumbuh pada suhu 25°C atau lebihdari40°C.
Medium padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein- Jensen. PH optimum 6,4-7,0.
Terdapat 3 formulasi umu yang dapat di gunakan;
1. medium agar semi sintetikmedium ini mengandung garam, vitamin, kofaktor,
asamoleat, albumin, katalase, gliserol, glukosa, dan malakit hijau.Medium ini
digunakan untuk mengobservasi morfologi koloni,untuk uji sensitifitas, dan
menambahkan antibiotik sebagaimedium selektif.
2. medium telur inspissatedmedium ini mengandung garam, gliserol, dan
substansiorganik kompleks. Medium ini digunakan sebagai mediumselektif dengan
menambahkan antibiotik
3. medium kaldumedium ini mendorong prolifersi inokulum kecil.
Sifat-sifat.
Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada 6°C selama 15-20 menit.
Biakan dapatmati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam.
Dalam dahak dapat bertahan 20-30p jam.
Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.
Biakan basil inidalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapatdisimpan dalam lemari
dengan suhu20°C selama 2 tahun.
Myko bakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dandisinfektanantara lain phenol 5%,
asam sulfat 15%, asam sitrat 3%dan NaOH 4%.
Basil ini dihancurkanoleh jodium tinctur dalam 5 minit, denganalkohol 80 % akan hancur
dalam 2-10 menit.
Bersifat aerob obligat
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex.
Patogenesis
A. TUBERKULOSIS PRIMER
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga
akan terbentuk suatusarang pneumonik, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer
ini mungkin timbul di bagian mana sajadalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang
primer akan kelihatan peradangan saluran getah beningmenuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan
tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitisregional). Afek primer
bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer
iniakan mengalami salah satu nasib sebagai berikut :
Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya atau tertelan
Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan dengan daya tahan tubuh,
jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetetapi
bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat
seperti tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosa, typhobacillosis Landouzy. Penyebaran ini juga
dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal,
genitalia dan sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini mungkinberakhir dengan :
B. TUBERKULOSIS PASCA-PRIMER
Dari tuberkulosis primer ini akan muncul bertahun-tahun kemudian tuberkulosis post-primer,
biasanya pada usia 15-40 tahun. Tuberkulosis post primer mempunyai nama yang bermacam macam
yaitu tuberkulosis bentuk dewasa, localized tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya.
Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama menjadi problem kesehatan rakyat, karena dapat menjadi
sumber penularan. Tuberkulosis post-primer dimulai dengan sarang dini, yang umumnya terletak di
segmen apikal dari lobus superior maupun lobus inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu
sarang pneumonik kecil. Nasib sarang pneumonik ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut:
Klasifikasi
A. TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura.
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi atas:
a) Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologik
menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif
b) Tuberkulosis paru BTA (-)
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologik
menunjukkan tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis positif
d. Kasus gagal
- Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan
ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
- Adalah pasien dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif menjadi BTA positif pada akhir
bulan ke-2
Pengobatan
Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, kelenjar getah bening, selaput otak, perikard, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin dan lain-lain. Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi
anatomi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan
bukti klinis yang kuat dan konsisten dengan TB ekstra paru aktif.
Diagnosis
A. GAMBARAN KLINIK
Gejala klinik
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila
organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal sesuai organ
yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
- batuk ³ 2 minggu
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat
tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum
terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama
terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
- Demam
- Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis
tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada
meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa
terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.
Pemeriksaan Jasmani
Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang terlibat. Pada
tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru. Pada permulaan
(awal) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan
paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior
(S1 & S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara
lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma & mediastinum.
Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari banyaknya cairan di rongga
pleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak
terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pada limfadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran
kelenjar getah bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis tumor), kadang-
kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”
Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat
penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari
dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar
(bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)
- Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
- Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar terlihat bagian tengahnya
- Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian tengah dari kertas saring
sebanyak + 1 ml
- Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada satu ujung yang tidak
mengandung bahan dahak
- Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang aman, misal di dalam
dus
- Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam kantong plastik kecil
- Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan melidahapikan sisi kantong
yang terbuka dengan menggunakan lidi
- Di atas kantong plastik dituliskan nama pasien dan tanggal pengambilan dahak
- Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos ke alamat laboratorium.
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik,
oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-
macam bentuk (multiform).
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah
- Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
- Fibrotik
- Kalsifikasi
- Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanya
secara klinis disebut luluh paru . Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis,
ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakit
hanya berdasarkan gambaran radiologik tersebut.
- Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan aktiviti proses penyakit Luas
lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat dinyatakan sbb
(terutama pada kasusBTA negatif) :
Lesi minimal , bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih
dari sela iga 2 depan (volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction dari iga
kedua depan dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis
5), serta tidak dijumpai kaviti
Lesi luas, bila proses lebih luas dari lesi minimal.
Pemeriksaan khusus
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara konvensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa
teknik yang lebih baru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
1. Pemeriksaan BACTEC
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode radiometrik. M tuberculosis
memetabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth
indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara
cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.
Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi DNA, termasuk DNA
M.tuberculosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi.
Cara pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai, kendati masih memerlukan ketelitian dalam
pelaksanaannya. Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang
pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara yang benar dan sesuai standar internasional. Apabila
hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain tidak ada yang menunjang kearah diagnosis TB,
maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis TB Pada pemeriksaan
deteksi M.tb tersebut diatas, bahan / spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun ekstra
paru sesuai dengan organ yang terlibat.
Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respon humoral berupa proses
antigen antibodi yang terjadi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah kemungkinan
antibodi menetap dalam waktu yang cukup lama.
b. ICT
Uji Immunochromatographic tuberculosis (ICT tuberculosis) adalah uji serologik untuk mendeteksi
antibodi M. tuberculosis dalam serum. Uji ICT merupakan uji diagnostik TB yang menggunakan 5
antigen spesifik yang berasal dari membran sitoplasma M.tuberculosis, diantaranya antigen M.tb 38
kDa. Ke 5 antigen tersebut diendapkan dalam bentuk 4 garis melintang pada membran
immunokromatografik (2 antigen diantaranya digabung dalam 1 garis) disamping garis kontrol.
Serum yang akan diperiksa sebanyak 30 ml diteteskan ke bantalan warna biru, kemudian serum akan
berdifusi melewati garis antigen. Apabila serum mengandung antibodi IgG terhadap M.tuberculosis,
maka antibodi akan berikatan dengan antigen dan membentuk garis warna merah muda. Uji
dinyatakan positif bila setelah 15 menit terbentuk garis kontrol dan minimal satu dari empat garis
antigen pada membran.
c. Mycodot
Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Uji ini menggunakan antigen
lipoarabinomannan (LAM) yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir plastik. Sisir plastik
ini kemudian dicelupkan ke dalam serum pasien, dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi
spesifik anti LAM dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktiviti penyakit, maka akan timbul
perubahan warna pada sisir dan dapat dideteksi dengan mudah.
d. Uji peroksidase anti peroksidase (PAP)
Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi serologi yang terjadi dalam
menginterpretasi hasil pemeriksaan serologi yang diperoleh, para klinisi harus hati hati karena
banyak variabel yang mempengaruhi kadar antibodi yang terdeteksi.
Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4
atau 7 bulan. Paduan
obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan.
· Rifampisin
· INH
· Pirazinamid
· Streptomisin
· Etambutol
· Kanamisin
· Amikasin
· Kuinolon
Kapreomisin
Sikloserino PAS (dulu tersedia)
Derivat rifampisin dan INH
Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
Efek Samping OAT :
Sebagian besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. Namun sebagian
kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek
samping sangat penting dilakukan selama pengobatan. Efek samping yang terjadi dapat ringan atau
berat (terlihat pada tabel 4 & 5), bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik
maka pemberian OAT dapat dilanjutkan.
1. Isoniazid (INH)
Efek samping ringan dapat berupa tanda-tanda keracunan pada syaraf tepi, kesemutan, rasa
terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis
100 mg perhari atau dengan vitamin B kompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat
diteruskan. Kelainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin (syndrom pellagra) Efek samping
berat dapat berupa hepatitis imbas obat yang dapat timbul pada kurang lebih 0,5% pasien. Bila
terjadi hepatitis imbas obat atau ikterik, hentikan OAT dan pengobatan sesuai dengan pedoman TB
pada keadaan khusus
2. Rifampisin
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan simtomatik ialah :
- Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-kadang diare
- Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT harus distop dulu dan
penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus
- Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah satu dari gejala ini terjadi,
rifampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi walaupun gejalanya telah menghilang
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata, air liur. Warna merah
tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya. Hal ini harus diberitahukan
kepada pasien agar dimengerti dan tidak perlu khawatir.
3. Pirazinamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan
khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan
serangan arthritis Gout, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan
asam urat. Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.
4. Etambutol
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman, buta warna
untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis
yang dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang
diberikan 3 kali seminggu. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu
setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan
okuler sulit untuk dideteksi
5. Streptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan dan
pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang
digunakan dan umur pasien. Risiko tersebut akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi
ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan
kehilangan keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya
dikurangi 0,25gr. Jika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan
menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli). Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi berupa demam
yang timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek samping sementara
dan ringan (jarang terjadi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat
terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi 0,25gr
Streptomisin dapat menembus barrier plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil
sebab dapat merusak syaraf pendengaran janin.
TERAPI PEMBEDAHAN
lndikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetetapi dahak tetap positif
b. Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
c. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara konservatif
2. lndikasi relatif
· Bronkoskopi
· Punksi pleura
· Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)
Kriteria Sembuh
BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan) dan telah
mendapatkan pengobatan yang adekuat
Pada foto toraks, gambaran radiologik serial tetap sama/ perbaikan
Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan negatif
Prognosis
Perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB terjadi ketika basil TB mengatasi pertahanan
sistem kekebalan tubuh dan mulai berkembang biak. Dalam TB primer penyakit-1-5% dari kasus-ini
terjadi segera setelah infeksi. Risiko meningkat reaktivasi dengan imunosupresi, seperti yang
disebabkan oleh infeksi HIV. Pada pasien koinfeksi dengan''M. TB dan HIV'', risiko reaktivasi
meningkat sampai 10% per tahun.
Ada sejumlah faktor yang diketahui yang membuat orang lebih rentan terhadap infeksi TB: dunia
yang paling penting dari ini adalah HIV. Co-infeksi HIV adalah masalah tertentu di Sub-Sahara Afrika,
karena tingginya insiden HIV di negara-negara. Merokok lebih dari 20 batang sehari juga
meningkatkan risiko TB oleh dua sampai empat kali. Diabetes mellitus juga merupakan faktor risiko
penting yang semakin penting di negara berkembang. Negara penyakit lain yang meningkatkan risiko
tuberkulosis berkembang Hodgkin limfoma, stadium akhir penyakit ginjal, penyakit paru-paru kronis,
malnutrisi, dan alkoholisme. Meskipun hubungan sebab akibat tidak dibuktikan oleh data ini,
peningkatan risiko ini bisa disebabkan oleh defisiensi mikronutrien: mungkin besi, vitamin B12 atau
vitamin D. Secara global, kekurangan gizi yang parah umum di bagian dunia berkembang
menyebabkan peningkatan besar dalam risiko mengembangkan TB aktif, karena efek merusak pada
sistem kekebalan tubuh. Seiring dengan kepadatan penduduk, gizi buruk dapat menyebabkan
hubungan kuat diamati antara TBC dan kemiskinan.
Pencegahan
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan
karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran
pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang
berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing
tadi, hingga terjadilah batuk.
Bersin merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya zat asing ke
dalam tubuh. Karena itu jangan ditahan jika anda terasa ingin bersin. Bersin adalah respon tubuh
yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang
masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut. Bersin juga
dapat timbul akibat adanya peradangan (rhinosinusitis), benda asing, infeksi virus, atau reaksi alergi.
Reaksi alergi tersebut muncul karena paparan terhadap bahan alergen.
Agar Anda lebih dapat mengenali jenis batuk yang Anda alami, kenali perbedaannya dari suara yang
ditimbulkan.
Batuk kering. Batuk dengan suara nyaring dan membuat perut ikut sakit, biasanya makin
parah saat malam hari. Bisa disebabkan karena masuk angin, radang, atau asma.
Batuk produktif/batuk basah. Batuk yang sering diiringi dengan riak atau lendir, yang
biasanya disebabkan oleh infeksi atau asma.
Penyebab bersin
- Lengan baju
- Tissue
Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut anda dengan
menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan
dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan untuk pergi cuci
tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih tangan.
Langkah 4
Gunakan masker
Ajarkan anak-anak cara yang tepat untuk batuk dan bersin untuk membantu mengurangi
penyebaran penyakit di udara.
Bersin pada lengan baju bagian dalam adalah cara penting untuk membantu mengurangi
penyebaran penyakit udara di seluruh dunia.
Jika menggunakan tissue, itu hanya boleh digunakan sekali dan diikuti segera dengan
mencuci tangan dan membuang tissue pada tempat sampah.
Artinya : “Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah saw. bersabda : Kebersihan
adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan
subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan
shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR.
Muslim)”
Strategi DOTS
Pada tahun 1994 pemerintah indonesia bekerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO)
menangulangi TB di Indonesia, yang kemudian disebut dengan “STRATEGI DOTS”.
Istilah DOTS (directly observed treatment shortcourse) dapat diartikan sebagai pengawasan
langsung menelan obat jangka pendek setiap hari oleh pengawas makanan obat (PMO) , tujuannya
mencapai angka kesembuhan yang tinggi , mencegah putus berobat,mengatasi efek samping obat
jika timbul dan mencegah resistensi.
PMO haruslah orang yang mampu membantu pasien sampai sembuh selama 6 bulan dan sebaiknya
merupakan anggota keluarga yang diseganinya.
1. Komitmen