PENDAHULUAN
Banyak kondisi patologi yang memengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh.
Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem
muskuloskeletal, serta serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Selama
pengkajian fisik, perawat mengobservasi kesejajaran tubuh dan rentang gerak.
Abnornmalitas postur postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya
sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi, perawat mempertahankan
rentang gerak maksimum pada sendi yang tidak sakit.
Sebelum melakukan semua tindakan yang berkenaan dengan mobilitas, perawat harus
melakukan persiapan termasuk mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya
paralisis atau paresis, hipotensi ortostatistik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat
kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi. Selain itu menyiapkan alat
yang diperlukan untuk melakukan mobilisasi (kursi roda, tongkat, kruk, dll). Perawat
juga harus memahami prinsip mekanika tubuh dalam membantu pasien bermobilisasi. Ini
diperlukan untuk mempertahankan fungsi sendi dan muskuloskeletal perawat.
Prosedur kerja
1. Lakukan persiapan (seperti dijelaskan di atas).
2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan.
3. Tempatkan pasien pada posisi telentang.
4. Singkirkan bantal dari tempat tidur.
5. Perawat menghadap ke tempat tidur.
6. Tempatkan kaki meregang dengan lebih mendekat ke tempat tidur dibanding kaki
yang lain.
7. Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu, yang menyokong
kepala dan tulang belakang.
8. Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur.
9. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki
depan ke kaki belakang.
10. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang
ditempatkan di permukaan tempat tidur.
11. Turunkan tempat tidur.
12. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi
tekanan.
13. Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi,
kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.
14. Cuci tangan.
Tugas
1. Lakukan tindakan memberi pasien posisi duduk di tempat tidur sesuai prosedur.
2. Apa yang harus diperhatikan selama membantu pasien duduk.
Gambar 1.1 Posisi duduk di tempat tidur (sumber: Kathleen Hoerth Belland & Mary
Ann Wells, 1986)
Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Lakukan persiapan seperti di sebut di atas.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 45-60˚.
4. Topangkan kepala di atas tempat tidur atau bantal kecil.
5. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat
mengontrolnya secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan
lengan.
6. Tempatkan bantal tipis di punggung bawah.
7. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.
8. Tempatkan bantal kecil atau gulungan di bawah pergelangan kaki.
9. Tempatkan papan kaki di dasar telapak kaki pasien.
10. Turunkan tempat tidur.
11. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi
tekanan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
13. Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi,
kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.
Tugas
1. Lakukan pemberian posisi Fowler sesuai prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan dalam memberikan posisi semi-Fowler.
Gambar 2.1 Posisi Fowler (sumber: Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann
Wells, 1986)
Tujuan
1. Memberikan kenyamanan.
2. Melakukan huknah.
3. Memberi obat per anus (supositoria).
4. Melakukan pemeriksaan daerah anus.
Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Lakukan persiapan seperti diuraikan di atas.
3. Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
4. Tempatkan pasien dalam posisi telentang.
5. Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen.
6. Tempatkan bantal kecil di bawah kepala.
7. Tempatkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan, yang menyokong
lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain di atas tempat tidur.
8. Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang difleksikan, yang menyokong
tungkai setinggi panggul.
9. Tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki.
10. Turunkan tempat tidur.
11. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi
tekanan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
13. Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi,
kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.
Tugas
1. Lakukan pemberian posisi sim sesuai prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan selama posisi sim.
Tujuan
Melancarkan peredaran darah ke otak.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Pasien dalam keadaan berbaring telentang.
4. Tempatkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien.
5. Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut.
6. Tempatkan balok penopang di bagian kaki tempat tidur.
7. Atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
8. Cuci tangan.
Tugas
1. Lakukan pemberian posisi Trendelenburg sesuai prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan selama posisi Trendelenburg.
Tujuan
1. Perawatan daerah genitalia.
2. Pemeriksaan genitalia.
3. Posisi pada proses persalinan.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Pasien dalam keadaan berbaring (telentang).
4. Pakaian bawah dibuka.
5. Tekuk lutut dan direnggangkan.
6. Pasang selimut untuk menutupi area genitalia.
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Gambar 2.4 Posisi dorsal recumbent (sumber: Kathleen Hoerth Belland &
Mary Ann Wells, 1986).
Tugas
1. Lakukan pemberian posisi dorsal recumbent sesuai prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan selama posisi dorsal recumbent.
Tujuan
1. Pemeriksaan alat genitalia.
2. Proses persalinan.
3. Pemasangan alat kontrasepsi.
Tugas
1. Lakukan pemberian posisi litotomi sesuai prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan selama posisi litotomi.
Tujuan
Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur.
4. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
5. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Tugas
1. Lakukan pemberian posisi genu pektoral sesuai prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan selama posisi genu pektoral.
Gambar 3.1 Cara membantu pasien berpindah dari tempat tidur ke kursi roda
(sumber: Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann Wells, 1986)
Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas.
3. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur. Siapkan kursi roda dalam
posisi 45˚ terhadap tempat tidur.
4. Pasang sabuk pemindah bila perlu.
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin.
6. Renggangkan kedua kaki anda.
7. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan lutut klien.
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan
tangan anda di skapula pasien.
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan
tungkai anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut.
11. Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi.
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk
menyokong.
13. Fleksikan panggul dan lutut anda sambil menurunkan pasien ke kursi.
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.
15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.
16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi
terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan.
Tugas
1. Lakukan tindakan memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda sesuai
dengan prosedur.
2. Apa yang perlu diperhatikan selama membantu pasien ke kursi roda.