Anda di halaman 1dari 2

Ruas jalan Bireuen-Takengon Km 226+150 yang berada di Kabupaten

Bireuen merupakan salah satu ruas jalan Nasional yang menghubungkan Kota
Bireuen dengan Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh
Tenggara. Seiring dengan bertambahnya penduduk pada kabupaten-kabupaten
tersebut serta lokasi wisata, maka diperlukan sarana jalan yang nyaman dan aman.
Dengan demikian bertambahnya volume lalu lintas, maka akan berdampak pada
penambahan beban lalu lintas kendaraan baik itu beban kendaraan pribadi ataupun
penumpang dan kendaraan yang menyangkut bahan kontruksi dan alat berat.
Penambahan beban lalu lintas pada kontruksi badan jalan akan mempengaruhi
pergerakan tanah dasar di bawahnya yang memicu akan terjadinya tanah longsor.
Tanah longsor dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A. 1.4. (Tanah longsor
pada ruas jalan Bireuen-Takengon Km 226+150).
Ruas Jalan Bireuen-Takengon Km 226+150 yang berada di Kabupaten
Bireuen merupakan salah satu ruas Jalan Nasional yang sering mengalami
pergerakan tanah karena lokasinya yang berada di daerah perbukitan. Hal tersebut
mengakibatkan kerusakan pada kontruksi badan jalan serta jalan menjadi
bergelombang dan tidak rata. Untuk memperbaiki kerusakan pada badan jalan
akibat pergerakan tanah, maka dilakukan penanganan beberapa kali dengan
menggantikan tanah dasar (subgrade). Akan tetapi, hal yang sama tetap terjadi
pergerakan pada tanah dasar dikarenakan pada bagian tersebut mudah bergerak.
Hal ini dikarenakan kurang layaknya daya dukung tanah dasar yang digunakan
menjadi salah satu faktor pemicu akan terjadinya pergerakan tanah. Pergerakan
tanah dasar yang di bawahnya akan menjadi salah satu pemicu terjadinya tanah
longsor.

Terjadinya pergerakan tanah pada tanah dasar merupakan salah satu


permasalahan geoteknik. Hal ini dikarenakan kurangnya penelitian sebelumnya
dilakukan pembangunan dinilai menjadi salah satu penyebab terjadinya longsoran,
untuk itu diperlukan kajian analisis kestabilan lereng. Analisis kestabilan lereng
diperlukan untuk menghitung nilai faktor keamanan (safety factor) dan pola
keruntuhan serta desain lereng yang stabil dengan menggunakan program Plaxis
2D versi 8.6. Oleh karena itu, penelitian ini akan direncanakan perkuatan lereng
dengan menggunakan dinding penahan tanah tipe kantilever pada pemodelan
program Plaxis 2D versi 8.6. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan
angka keamanan (safety factor) dan kestabilan lereng tersebut.

Anda mungkin juga menyukai