Bidang Penelitian
Bidang Ilmu Pendidikan Kimia
Metode Inquiry
Tugas guru yang utama bukan lagi menyampaikan pengetahuan melainkan
memupuk pengertian, membimbing siswa untuk belajar sendiri. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa di dalam proses belajar mengajar yang
penting adalah sikap dan tehnik belajar, agar siswa dapat belajar sepanjang
hidupnya. Melalui metode belajar inquiry diharapkan siswa mampu untuk
menemukan konsep dengan mentalnya sendiri (Nasution, 1984).
Inquiry adalah suatu proses dimana dalam suatu kegiatan siswa dan guru
secara berkelanjutan menjadi seorang penanya, menjadikan siswa sebagai orang
yang selalu ingin mencari sebab dan mempunyai rasa ingin tahu. Dengan kata lain
inquiry adalah kegiatan yang merumuskan dan mendesain eksperimen sendiri,
mengumpulkan dan menganalisis data, kemudian menarik kesimpulan sendiri.
Jadi tujuan inquiry adalah menyediakan peralatan atau cara bagi siswa untuk
mengembangkan ketrampilan intelektualnya yang berkaitan dengan berfikir kritis
dan memecahkan masalah (Arifin, 2003).
Kondisi-kondisi yang diperlukan untuk proses belajar melalui inquiry
adalah sebagai berikut:
Fleksibel, bebas untuk berinteraksi.
Peka terhadap lingkungan.
Memudahkan untuk memusatkan perhatian.
Bebas dari tekanan.
Adapun peranan guru dalam proses belajar mengajar melalui inquiry adalah
sebagai berikut:
Membimbing dan menantang siswa untuk berfikir.
Memberikan keluasaan untuk berpendapat, berinisiatif, dan bertindak.
Memberikan dukungan untuk berinquiry.
Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa untuk mencapai proses belajar
mengajar inquiry perlu diciptakan suasana dan kondisi yang memungkinkan untuk
berhasilnya proses belajar inquiry yang dialami siswa (Amin, 1987).
Adapun alur proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan
metode inquiry meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari
3 atau 4 orang siswa.
Guru membagikan petunjuk praktikum kepada siswa.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang kegiatan atau praktikum
di laboratorium serta membimbing diskusi pengarahan sebelum kegiatan
penemuan dimulai.
Siswa melakukan kegiatan penemuan dengan cara melaksanakan percobaan
atau praktikum di laboratorium sesuai dengan petunjuk praktikum dalam
bimbingan guru.
Siswa menjawab semua pertanyaan dan tugas-tugas yang terdapat pada
petunjuk praktikum.
Adapun kelebihan metode inquiry dapat disimpulkan sebagai berikut:
Mendorong siswa berfikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
Memberikan kepuasan pada diri sendiri.
Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih terangsang.
Pengajaran lebih terpusat pada siswa (student centered).
Siswa dapat membentuk dan mengembangkan konep sendiri.
Siswa mempunyai strategi tertentu untuk menyelesaikan tugas dengan caranya
sendiri.
Dapat mengembangkan bakat kemampuan individu.
Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar menghafal.
Memberikan waktu bagi siswa untuk menerapkan hasil eksperimen untuk
disesuaikan dengan teori.
Adapun kekurangan metode inquiry adalah sebagai berikut:
Jika sekolah belum memiliki perlengkapan laboratorium penggunaan metode
ini akan kesulitan.
Membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Membutuhkan guru yang mempunyai kreatifitas tinggi.
Apabila kurang terpimpin dan terarah dapat berakibat materi yang dipelajari
menjadi rancu.
Chemoentrepreneurship (CEP)
Konsep pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) adalah suatu
pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran
kimia yang dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain mendidik dengan
pendekatan CEP ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari proses
pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan
menumbuhkan semangat berwirausaha. Pendekatan CEP dalam pengajaran kimia
akan lebih menyenangkan dan memberi kesempatan peserta didik untuk
mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan suatu produk. Apabila peseta
didik sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup
kemungkinan akan memotivasi peserta untuk berwirausaha (Supartono, 2006).
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, pendekatan CEP menuntut
potensi peserta didik untuk belajar secara maksimal sehingga mampu
menampilkan kompetensi tertentu. Proses belajar siswa tidak lagi berorientasi
kepada banyaknya materi perlajaran kimianya (subject matter oriented), tetapi
lebih berorientasi kepada kecakapan yang dapat ditamilkan oleh peserta didik
(life-skill oriented). Pendekatan pembelajaran yang demikian sejumlah
kompetensi dapat dicapai, proses belajar-mengajarnya menjadi lebih menarik,
peserta didik terfokus perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh
serta hasil belajarnya menjadi lebih bermakna (Supartono, 2006).
Pendekatan pembelajaran kimia CEP juga memberi peluang epada siswa
untu dapat mengatakan dan melakukan sesuatu. Jika pendekatan pembelajaran
CEP diaplikasikan, maka siswa dapat mengingat lebih banyak konsep atau proses
kimia yang dipelajari. Dampak dari penerapan CEP ini menjadikan belajar kimia
menjadi lebih bermakna, sehingga dapat meningkatkan hasil elajar siswa. Hal
demikian sesuai dengan kerucut pengalaman belajar bahwa siswa belajar 10% dari
yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang
dilihat dan didengar, 70% dari yang dilakukan dan 90% dari yang dilakukan dan
dikatakan (Supartono, 2006)
Pendekatan ketrampilan proses adalah pendekatan yang mengutamakan
proses dan ketrampilan intelektual. Pendekatan ketrampilan proses diperlukan
kemampuan/ketrampilan dasar tertentu.Guru harus menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan-kemapuan tersebut dalam diri siswa, sehingga
diharapkan siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan
konsep serta nilai dan sikap yang dituntut. Seluruh irama gerakan/tindakan dalam
proses belajar mengajar ini akan menciptakan kondisi Cara Belajar Siswa Aktif.
Ketrampilan ini harus sejak dini dilatihkan epada siswa (Saptorini, 2004). Adapun
ketrampilan-ketrampilan dasar tersebut, yaitu:
Mengobservasi atau mengamati, termasuk didalamnya menghitung,
mengukur, mengklasifikasikan dan mencari hubungan ruang/waktu.
Membuat hipoesis.
Merencanakan eksperimen.
Mengendalikan variable.
Menafsirkan data atau menginterpretasi.
Menyusun kesimpulan sementara.
Meramalkan.
Menerapkan.
Mengkomunikasikan.
Pendekatan CEP senantiasa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berrlatih menggunakan ketrampilan-ketrampilan proses tersebut. Siswa diberi
peluang untuk melaksanakan kerja ilmiah da dieksplorasi potensinya secara
optimal, agar mereka benar-benar teribat aktif secara fisik dan mental dalam
belajar kimia (Supartono, 2005).
Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data atau unsure-unsur yang ada. Kreativitas juga dapat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dan
perspektif baru dan membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang
telah tercetak dalam pikiran. Setiap kreasi mencakup sebuah kombinasi baru dari
ide-ide, produksi-produksi, warna-warna, tekstur-tekstur, produksi baru yang
inovatif, seni dan literature, semua itu memuaskan kebutuhan umat manusia.
(Evans, 1991)
Kreativitas seseorang dapat dilihat dari beberapa indikator tertentu, antara
lain sebagai berikut:
Sering mengajukan banyak pertanyaan.
Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
Memberikan banyak gagasan atau asal usul terhadap suatu masalah.
Orisinal dalam mengungkapkan gagasan dalam penyelesaian masalah.
Merasa bebas dalam menyatakan pendapat.
Mencari dan menganalisis data yang diketahui dalam menyelesaikan masalah.
Mempunyai daya imajinasi.
Memiliki rasa humor. (Supartono, 2006b)
Mampu mengembangkan suatu gagasan atau produk.
Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.
Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain.
Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian atas dasar sudut
pandangnya sendiri.
Mempunyai rasa keindahan.
Berani mencoba hal-hal baru.
Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan. (Munandar, 1992)
Inovasi
Inovasi berasal dari bahasa Inggris dari kata inovation yang sering
diterjemahkan sesuatu yang baru atau pembaharuan. Inovasi berbeda dengan
penemuan. Inovasi dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang ada sedangkan
penemuan benar-benar asli dan baru diciptakan. Inovasi menambahkan satu
pengetahuan baru dan merupakan satu cara yang ebih baik untuk melakukan
sesuatu yang sudah berlangsung lama sekali. Dengan demikian cara tersebut
benar-benar merupakan satu inovasi yang menambah nilai sesungguhnya dalam
proses pendayagunaan pengetahuan dan tidak mempelajari serta menggunakan
rutinitas serta metode yang telah ada.
Tidak setiap orang bisa menjadi penemu maka kebanyakan orang bisa
dilatih untuk berinovasi. Inovasi bisa menjadi sesuatu yang sederhana untuk
memperbaiki satu proses kerja. Mungkin menjadi satu kesalahan utama dan
evolusi sistem pendidikan untuk tidak mengupayakan kemampuan alamiah dari
masing-masing orang dan kapasitas masing-masing orangnya berimajinasi.
Rongers mengemukakan karakteristik yang dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan inovasi, yaitu:
Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat
diukur berdasarkan nilai ekonomi atau mungkin dari faktor sosial.
Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu
dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau
norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi
yang sesuai dengan norma yang ada.
Kompleksibilitas, yakni tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar,
begitu pula sebalikya.
Triabilitas, ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada
inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu
Dapat diamati, yaitu mudah atau tidaknya suatu hasil inovasi. Suatu inovasi
yang hasilnya mudah diamati akan cepat diterima oleh masyarakat dan
sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya akan lama diterima oleh
masyarakat.
CIRI-CIRI WIRAUSAHA
kreatif dan inovatif
berambisi tinggi
energetic
percaya diri
pandai dan senang bergaul
bekerja keras dan berpandangan ke depan
berani menghadapi resiko
banyak inisiatif dan bertanggung jawab
senang mandiri dan bebas
bersikap optimistic
berfikiran dan bersikap positif, yang memandang kegagalan sebagai pengalaman
yang berharga
beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri sendiri
berwatak maju
bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya
ulet, tekun dan tidak cepat putus asa
memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya
selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak
menghargai waktu
bersedia melakukan pekerjaan rendah (pengorbanan)
selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya sendiri.
TES KREATIVITAS
Mudah bagi saya mencari pemecahan berbagai masalah.
saya melihat masalah sebagai suatu tantangan.
saya mempunyai pendapat-pendapat baru
saya dapat menyesuaikan diri.
saya selalu ingin tahu.
saya cenderung mengikuti bisikan-bisikan nurani ( bersifat intuisi)
saya dapat berfikir tentang kegunaan asli dari benda-benda biasa.
saya mudah menerima gagasan-gagasan baru
saya mempunyai imajinasi yang baik
saya mencoba dengan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu
BELAJAR
Menurut pakar psikologi belajar, seperti B.F Skinner dan kawan-kawannya,
hasil penelitian mereka membuktikan bahwa prinsip-prinsip belajar pada
umumnya dapat dibedakan menjadi 10 prinsip sebagai berikut:
Persiapan belajar (pre learning preparation)
Pada prinsipnya kegiatan belajar itu harus dimulai dengan persiapan
sehingga dapat dicapai tujuan yang maksimal.
Motivasi (motivation)
Berdasarkan pengalaman belajar siswa, mana yang lebih disukai agar
perhatian belajarnya dapat meningkat.
Perbedaan individual (individual difference)
Dalam penyusunan rencana pengajaran, perancang harus
mempertimbangkan dan memperhatikan perbedaan-perbedaan
individual siswa sehubungan dengan perbedaan motivasi, karena itu
harus diperhatikan bagaimana membuat desain berdasarkan
pengalaman belajar siswa yang menyangkut 4 segi yaitu penentuan
kecepatan belajar, penentuan tingkat, penenuan kemampuan dan bahan
pelajaran apa (materi) yang paling cepat.
Kondisi pengajaran (instructional condition)
Kondisi pengajaran yang baik sudah tentu mempengaruhi hasil belajar.
Belajar akan berhasil bila tujuan telah jelas dan kegiatan belajarnya
sudah diatur sedemikian rupa sehingga mudah mencapai tujuan
belajarnya. Materi yang dipelajari sudah teratur (sistematis) mulai dari
hal-hal yang mudah dipelajari hinggahal-hal yang kompleks.
Partisipasi aktif (active participation)
Belajar adalah kegiatan transfer pengetahuan atau kemampuan yang
dilakukan oleh siswa. Keaktifan sepenuhnya ada pada siswa. Guru
hanya menyediakan bahan dan menunjukkan cara belajar sebaik-
baiknya.
Cara pencapaian yang berhasil (successful achievement)
Untuk memudahkan belajar agar berhasil baik, pelu diatur sedemikian
rupa sehingga tetap merangsang siswa belajar dan menggairahkan
keseimbangan usaha.