Anda di halaman 1dari 108

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321748166

PERILAKU CARING PERAWAT DAN KEPUASAN PASIEN

Thesis · August 2013

CITATIONS READS

0 5,819

1 author:

Rahmad Gurusinga
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
7 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rahmad Gurusinga on 12 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERILAKU CARING PERAWAT DAN
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

TESIS

Oleh

RAHMAD GURUSINGA
117046008/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
PERILAKU CARING PERAWAT DAN
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep)
dalam Program Studi Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi Administrasi Keperawatan
pada Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara

Oleh

RAHMAD GURUSINGA
117046008/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Telah Diuji

Pada Tanggal: 27 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr.Wiwik Sulistyaningsih,M.Si.,Psikolog

Anggota : 1. Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes

2. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D

3. Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, M.Nurs


Judul Tesis :Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien

Rawat Inap

Nama Mahasiswa : Rahmad Gurusinga

Nomor Induk Mahasiswa : 117046008

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

ABSTRAK

Perilaku Caring perawat sangat penting dalam memenuhi kepuasan

pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah

sakit.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji korelasi antara perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien rawat inap, untuk mendapatkan gambaran

tentang perilaku caring perawat, dan untuk mendapatkan gambaran tentang

kepuasan pasien rawat inap. Sampel penelitian adalah 136 orang pasien rawat inap

yang diambil dengan cara purposive sampling. Instrumen yang digunakan

kuisioner data demografi, perilaku caring perawat menggunakan caring behaviour

inventory(CBI), dan kepuasan pasien rawat inap menggunakan patient satisfaction

questionnaire (PSQ) . Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi Spearman.

Berdasarkan analisa data, diperoleh nilai r=0.615 (p<0,05), hal ini menunjukkan

bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat

inap. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring perawat

dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (52,9%), cukup

(36,1%), kurang (10,3%), dan buruk (0,7%). Untuk kepuasan pasien kategori puas
(65,5%), sangat puas (13,2%), tidak puas (20,6%), dan tidak puas (0,7%).

Semakin baik perilaku caring perawat maka akan semakin tinggi pula tingkat

kepuasan pasien.

Kata Kunci: perilaku caring, kepuasan pasien, dan perawat.


Thesis Title : Nurses’ Caring Behavior and Inpatients’

Satisfaction

Name : Rahmad Gurusinga

Std. ID Number : 117046008

Study Program : Master of Nursing

Field of Specialization : Nursing Administration

ABSTRACT

Nurses’ caring behavior is very important in fulfilling patients’ satisfaction

which can become one of the indicators for the quality of service in a hospital.

The objective of the research was to evaluate the correlation between nurses’

caring behavior and inpatients’ satisfaction, to obtain the picture about nurses’

caring behavior, and to obtain the picture about inpatients’ satisfaction. The

samples consisted of 136 inpatients, using purposive sampling technique. The

instruments used in the research were questionnaires for demographic data, caring

behavior inventory (CBI) was used for nurses’ caring behavior, and patient

satisfaction questionnaires (PSQ) were used for inpatients’ satisfaction. The

hypothesis was tested by using Spearman correlation test. Based on the data

analysis, it was found that the r value = 0.615 (p=0.05) which indicated that there

was the correlation between nurses’ caring behavior and inpatients’ satisfaction.

The result of the supplementary research showed that nurses’ caring behavior

could be classified to be four categories: good category (52.9%), moderate

category (36.1%), insufficient category (10.3%), and bad category (0.7%).


Patients’ satisfaction could be classified as the category of satisfied (65.5%), very

satisfied (13.2%), dissatisfied (20.6%), and very dissatisfied (0.7%). The better

the nurses’ caring behavior, the higher the patients’ satisfaction.

Keywords: caring behavior, patients’ satisfaction, nurses


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tesis

dengan judul “Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap”.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) beserta jajarannya yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas untuk melanjutkan Studi ke jenjang

Magister Keperawatan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Setiawan, S.Kp.,

MNS., Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan USU yang telah membuat dan menjalankan program pendidikan

magister keperawatan yang sangat baik sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan dengan tepat waktu, dan Bapak Achmad Fathi, S.Kep., Ns., MNS

selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan USU yang senantiasa menjalankan program pendidikan yang telah

dibuat serta memfasilitasi penulis selama menjalani pendidikan. Terima kasih

atas program pendidikan yang telah Bapak buat dan jalankan sehingga penulis

dapat memperoleh ilmu, wawasan, pengalaman serta dapat menyelesaikan

pendidikan tepat waktu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Wiwik

Sulistyaningsih, M.Si.,Psikolog sebagai Pembimbing I, dan Bapak Mula Tarigan,

S.Kp., M.Kes sebagai Pembimbing II. Terima kasih atas waktu yang telah Bapak
luangkan untuk membimbing saya dalam penulisan laporan tesis, sehingga dapat

selesai dengan baik. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Setiawan, S.Kp.,MNS.,Ph.D dan Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns,

M.Nurs selaku Komisi Penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi

selesainya laporan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada RS Grand Medistra Lubuk

Pakam yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Kepada Kepala Ruang dan seluruh staff perawat Ruang, penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Pengelola STIKes Medistra

Lubuk Pakam dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menyelesaikan studi lanjut ke jenjang pascasarjana.

Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ibu, dan

Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dorongan dana dan moril dalam

penyelesaian tesis ini. Kepada Istri dan Anakku tercinta, penulis juga

mengucapkan terima kasih karena telah memberikan dukungan moral, dana, dan

selalu menyiapkan segala keperluan untuk mendukung penyelesaian laporan tesis

ini. Terima kasih karena senyum kalian telah mengobati kepenatan ayah.

Akhirnya tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-

rekan Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Angkatan I 2011/2012 dan semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memberi

dorongan untuk menyelesaikan laporan tesis ini.


Penulis menyadari laporan Tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini

dan harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat demi kemajuan ilmu

pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, 27 Agustus 2013


Penulis

Rahmad Gurusinga
RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahmad Gurusinga, S.Kep.Ns

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 Oktober 1985

Alamat : Jl.Jenderal Sudirman No.38 Lubuk Pakam

Kab. Deli Serdang

No. Hp : 081362104623

Riwayat Pendidikan :

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SD Inpres 060422 Medan-Sumatera Utara 1998

SLTP SLTP Negeri 21 Medan-Sumatera Utara 2001

SMU SMU St.Petrus Medan-Sumatera Utara 2004

Diploma III Akper Deli Husada Medan-Sumatera Utara 2007

Ners STIKes Deli Husada Medan-Sumatera Utara 2010

Magister Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013

Riwayat Pekerjaan:

Staf Dosen di Akper Deli Husada Medan-Sumatera Utara mulai 17 Juli

2007 s.d 18 Maret 2011.

Staf Dosen di STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 20 Maret 2011 s.d

sekarang.

Sekretaris Program Studi Ners STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 2011

s.d sekarang.
Kegiatan akademik selama studi:

Workshop Analisis data dengan Kontents Analysis & WEFT-QDA di

Medan tanggal 31 Januari 2012 sebagai Peserta

Seminar Penelitian Kualitatif sebagai Landasan Pengembangan Pengetahuan

Disiplin Ilmu Kesehatan di Medan tanggal 31 Januari 2012 sebagai

Peserta

Optimalisasi Kolaborasi Perawat –Dokter dalam Upaya Peningkatan Mutu

Pelayanan Kesehatan di Medan tanggal 20 Juli 2012 sebagai Peserta

Oversea study visit “Nursing Administration in Hospital and Healthcare

System in Thailand” di Thailandtanggal 18 – 20 Februari 2013 sebagai

Peserta

Publikasi:

Gurusinga, R., Sulistyaningsih, W., Tarigan, M. (2013). Perilaku Caring Perawat

dan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Jurnal Riset Keperawatan Indonesia, 1

(2).

Proceeding:

Gurusinga, R., Tarigan, M. (2013, 1-2 April). Nurses’ Caring Behavior:

Systematic review.Oral presentation at 2013 Medan International Nursing

Conference on The Application of Caring Sciences on Nursing Education

Advanced Research and Clinical Practice in Medan.


DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1. Latar belakang ......................................................................... 1
1.2. Permasalahan ........................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.4. Hipotesis ................................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8


2.1. Konsep Caring ........................................................................ 8
2.2. Perilaku Caring ....................................................................... 9
2.3. Kepuasan Pasien ...................................................................... 23
2.4. Landasan Teori ........................................................................ 29
2.5. Kerangka Konsep .................................................................... 29

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................ 31


3.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 31
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 31
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 31
3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 32
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ........................................... 32
3.6. Metode Pengukuran ................................................................. 34
3.7. Metode Analisa Data ............................................................... 37
3.8. Pertimbangan Etik ................................................................... 39

BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................. 40


4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 40
4.2. Karakteristik Responden ......................................................... 47
4.3. Korelasi Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap .................................................................. 49
4.4. Perilaku Caring Perawat ......................................................... 50

BAB 5. PEMBAHASAN .......................................................................... 58


5.1. Korelasi Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap .................................................................. 58
5.2 Perilaku Caring Perawat. ........................................................ 60
5.3. Kepuasan Pasien Rawat Inap .................................................. 66

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 71


6.1. Kesimpulan ............................................................................ 71
6.2. Saran ....................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 72


LAMPIRAN ............................................................................................. 75
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue-print Alat Ukur Perilaku Caring Perawat ............................. 36


Tabel 3.2 Blue-print Alat Ukur Kepuasan Pasien ......................................... 37
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi ..................... 48
Tabel 4.2 Korelasi Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap .................................................................................. 49
Tabel 4.3 Kategori Skor Mengakui Keberadaan Manusia ............................ 50
Tabel 4.4 Kategori Skor Menanggapi Dengan Rasa Hormat ........................ 51
Tabel 4.5 Kategori Skor Pengetahuan Dan Keterampilan Profesional .......... 51
Tabel 4.6 Kategori Skor Menciptakan Hubungan yang Positif ..................... 52
Tabel 4.7 Kategori Skor Perhatian Terhadap yang Dialami Orang Lain ....... 53
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat ........ 53
Tabel 4.9 Kategori Skor Praktik Profesional ................................................ 55
Tabel 4.10 Kategori Skor Hubungan Saling Percaya ...................................... 55
Tabel 4.11 Kategori Skor Hubungan Pendidikan ........................................... 56
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien .................... 56
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Konsep Korelasi Perilaku Caring Perawat dengan


Kepuasan Pasien ................................................................. 30
Skema 4.1 Lima Faktor Perilaku Caring Perawat ................................. 54
Skema 4.2 Tiga Faktor Kepuasan Pasien .............................................. 57
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ............................................................ 76


Lampiran 2. Izin Penggunaan Instrumen.................................................. 82
Lampiran 3. Izin Penelitian
Surat Izin Dekan .................................................................. 85
Surat Ethical Clearance ........................................................ 86
Surat Izin Pengambilan Data dari Institusi............................ 87
Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian ............................ 88
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah merupakan hak setiap pasien.

Hal ini memacu para penyelenggara pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit

untuk secara serius berupaya meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan.

Sekarang adalah zaman bahwa semboyan pasien atau konsumen adalah raja, ini

sudah benar-benar harus diwujudkan. Saat ini merupakan masa keunggulan

konsumen termasuk kesehatan harus berorientasi pada kepuasan pasien atau

konsumen. Aspek-aspek kepuasan pasien terdiri dari pelayanan medis, informasi,

makanan, fasilitas akomodasi, lingkungan, pelayanan keperawatan,dan jadwal

visit ke pasien (Gadalean, Chepte, & Constantin, 2011).

Era globalisasi yang sedang dan akan kita hadapi di bidang kesehatan

menimbulkan harapan akan peluang meningkatnya pelayanan kesehatan.

Terbukanya pasar bebas memberikan pengaruh yang penting dalam meningkatkan

kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit memberikan

pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik milik pemerintah, swasta dan asing

dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan pelayanan. Tuntutan masyarakat

akan pelayanan kesehatan yang memadai semakin meningkat turut memberikan

warna di era globalisasi dan memacu rumah sakit untuk memberikan layanan

terbaiknya agar tidak dimarginalkan oleh masyarakat. Setelah pasien pulang dari

rumah sakit mereka akan mengingat kembali pengalaman mereka selama dirawat

di rumah sakit, bila mereka merasa puas akan pelayanan keperawatan maka
mereka akan kembali berobat ke rumah sakit tersebut ketika mereka

membutuhkan perawatan (Otani, Kurz, Barney, & Steven, 2004).

Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan

kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan

kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan

penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah

satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan yaitu apakah pelayanan

keperawatan yang diberikan memuaskan pasien atau tidak (Nursalam, 2011).

Keberhasilan sebuah rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pelayanan keperawatan,

yang memberikan pelayanan secara terus-menerus selama 24 jam. Dengan

demikian pelayanan keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

rumah sakit yang dapat menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan

serta berperan dalam menentukan kepuasan pasien, sebagai tolok ukur mutu

pelayanan. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang perlu mendapat

perhatian adalah perilaku caring perawat yang merupakan inti atau fokus dalam

keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional (Anjaswarni, 2002).

Perilaku Caring perawat sangat penting dalam memenuhi kepuasan

pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah

sakit. Hal ini merupakan sentral praktik keperawatan, juga merupakan suatu

cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya terhadap pasien. Perawat adalah orang yang menjadi salah satu

kunci dalam memenuhi kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku caring

perawat dapat memberikan pengaruh dalam pelayanan yang berkualitas kepada

pasien (Prompahakul, Nilmanat, & Kongsuwan, 2011).

Perawat harus melayani dan berperilaku caring kepada pasien, karena hal

tersebut menjadi dasar pada saat memberikan perawatan kepada pasien. Perilaku

caring perawat dapat secara otomatis memberikan pelayanan keperawatan yang

berkualitas kepada pasien. Akan tetapi standar keperawatan saat ini dan kualitas

pelayanan berhubungan dengan kepuasan pasien dan keluarganya. Oleh karena

itu, perilaku caring perawat perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan saat ini

(Prompahakul, et al., 2011).

Terdapat lima tipe tuntutan dan harapan pasien kepada perawat sebagai

pemberi pelayanan yaitu, responsif (mereka harus bersedia dan siap untuk

melayani), kompeten (mereka harus mengetahui tugas mereka), sopan (ramah,

tamah, hormat, beretika baik, dan fleksibel), kredibilitas (mereka dapat dipercaya

dan jujur), dan sensitif (mereka mengerti akan kebutuhan pasien) memberikan

perhatian kepada pasien, dan peka terhadap lingkungan (Kotler, 2007).

Berdasarkan penelitian Wolf, Colahan, Costello, Warwick, Ambrose, &

Giardino (1998) didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien 94,86 (SD =

12,91), dengan ketentuan rentang skor 25 - 125. Penelitian ini menggunakan

instrumen patient satisfaction instrument (PSI) dan didapatkan korelasi yang


positif antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=335).

Sebuah penelitian Rafii, Hajinezhad, & Haghani (2007) didapatkan data

bahwa rata-rata kepuasan pasien 84,76 (SD=15,65), dengan ketentuan rentang

skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient

satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang

positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien (r=0.72, p<0.001). Adapun

yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=250).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Wolf, Miller, & Devine (2003)

mendapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien 105,67 (SD=2,26), dengan

ketentuan rentang skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah patient satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan

korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=73).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Palese, Tomietto, Suhonen,

Efstathiou, Tsangari, Merkouris, Jarosova, et al (2011) didapatkan data bahwa

rata-rata kepuasan pasien 3,3 (SD=0.58), dengan ketentuan rentang skor 1 – 4.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction scale

(PSS). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring

perawat dengan kepuasan pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic

r=0.27, Cyprus r=0.76, Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy

r=0.45 (p<0.01) ). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

pasien rawat inap (n=1565).


Sesuai dengan tuntutan pasien saat ini, maka perilaku caring adalah cara

yang tepat untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas

sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang telah di tetapkan. Perilaku

caring mencakup enam dimensi caring. Yaitu compassion (kepedulian),

competence (ketrampilan), confidense (kepercayaan), conscience (hati nurani/

ketulusan hati), commitment (tanggung jawab), dan comportment (tingkah laku)

(Roach, 2002). Perawat yang caring akan mampu memberikan rasa yang puas dan

nyaman bagi pasien. Untuk menjadi seseorang yang caring berarti mengabdikan

hidupnya untuk memahami dan peduli kepada orang lain (Boykin, 2001).

Perilaku Caring yang diharapkan dalam keperawatan merupakan perilaku

yang didasari oleh beberapa aspek diantaranya : (1) human altruistic

(mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan), (2) faith-hope (menanamkan

kepercayaan-harapan), (3) sensitivity (mengembangkan kepekaan diri sendiri dan

orang lain), (4) helping-trust (hubungan saling percaya dan saling membantu), (5)

ekspresi perasaan yang positif dan negatif, (6) pemecahan masalah yang

sistematis (7) proses belajar mengajar interpersonal, (8) lingkungan yang

mendukung (9) pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan (10) exsistential-

phenomenological. (Watson, 1979).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien

rawat inap.
1.2.Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka masalah penelitian yang akan

diteliti adalah apakah ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan

kepuasan pasien rawat inap.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien rawat inap

2. Untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat.

3. Untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien rawat inap.

1.4.Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada korelasi positif

antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap” Semakin

tinggi perilaku caring perawat maka pasien akan semakin puas dan sebaliknya

semakin rendah perilaku caring perawat maka kepuasan pasien semakin

rendah.
1.5.Manfaat Penelitian

1. Aspek teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian di pendidikan untuk

pengembangan ilmu perilaku caring perawat dalam memberikan

pelayanan keperawatan di rumah sakit. Dapat memberikan kontribusi dan

pemahaman yang lebih luas tentang perilaku caring perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan, serta kepuasan pasien rawat inap di

rumah sakit.

2. Aspek praktis

a. Sebagai masukan dan informasi bagi perawat dalam menjalankan

perannya sebagai pelaksana tindakan keperawatan, sehingga dapat

terbinanya hubungan yang terapeutik antara perawat dengan pasien.

b. Sedangkan bagi rumah sakit, sebagai masukan dalam membuat suatu

kebijakan terkait dengan upaya peningkatkan mutu pelayanan

keperawatan terutama pada hubungan antara perawat dengan pasien di

rumah sakit.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Caring

Teori keperawatan yang diterbitkan oleh Watson (1979), The Phylosophy and

Science of Caring, menyatakan caring adalah suatu karakteristik interpersonal

yang tidak diturunkan melalui genetika, tetapi dipelajari melalui pendidikan

sebagai budaya profesi. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam konteks keperawatan

caring bukan merupakan suatu hal yang unik tetapi caring merupakan suatu

bentuk pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang merupakan sentral

praktik perawat (Watson, 1979).

Caring adalah sentral praktik keperawatan, yang merupakan suatu cara

pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meingkatkan

kepeduliannya terhadap pasien. Hal ini adalah esensi dari keperawatan yang

berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-pasien, dimana

perawat harus mampu mengetahui dan memahami tentang kebiasaan manusia dan

respon manusia terhadap masalah kesehatan yang sudah ada atau bepotensi akan

timbul (Watson, 1979). Caring didefenisikan sebagai suatu cara pemeliharaan

yang berhubungan dengan menghargai orang lain, disertai perasaan memiliki

tanggung jawab (Potter & Perry, 2009).

Caring memberikan sebuah hubungan dan mewakili sekelompok partisipan

misalnya caring terhadap hubungan keluarga, hubungan pertemanan, hubungan

dengan pasien (Benner dan Wrubel, 1989 dalam Potter & Perry, 2009). Hal ini

merupakan sentral yang akan menghasilkan kemungkinan untuk beradaptasi,


kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama dan perhatian terhadap sesama,

serta mau memberi dan menerima bantuan (Chinn & Kramer, 2004 dalam Potter

& Perry, 2009). Perawat perlu mengetahui kebutuhan individu, bagaimana

responnya terhadap sesamanya, kekuatan serta keterbatasan pasien dan

keluarganya. Selain itu, perawat membantu serta memberikan perhatian serta

empati kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua faktor yang

digunakan perawat untuk memberikan pelayanan kepada pasien (Watson, 1987,

dalam Potter & Perry, 2009).

Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berfikir,

merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring memfasilitasi

kemampuan perawat untuk mengenali klien, membuat perawat mengetahui

masalah klien dan mencari serta melaksanakan solusinya, juga sebagai bentuk

dasar dari praktek keperawatan dan juga sebagai struktur mempunyai implikasi

praktis untuk mengubah praktek keperawatan (Potter & Perry, 2009). Selain itu

Watson (1979) juga mengungkapkan caring sebagai jenis hubungan dan transaksi

yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan

melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi

kesanggupan pasien untuk sembuh. Caring melibatkan keterbukaan, komitmen,

dan hubunan perawat dengan pasien (Potter & perry, 2009).

2.2. Perilaku Caring

Perilaku caring adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih

sayang, keterampilan, empati, tanggung jawab, sensitive, dan dukungan. Perilaku

ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup
manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu

serta kelompok berdasarkan budaya (Watson, 1979). Perilaku Caring yang

diharapkan dalam keperawatan adalah perilaku yang didasari oleh 10 faktor yaitu :

1. Pembentukan sistem nilai humanistic - altruistic.

Pembentukan sistem nilai humanistic - altruistic mulai berkembang di usia

dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai ini

menjembatani pengalaman hidup seseorang dan mengantarkan ke arah

kemanusiaan. Perawatan yang berdasarkan nilai-nilai humanistik dan altruistik

dapat dikembangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri seseorang,

kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan dari pengalaman pribadi. Hal

ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat yang kemudian akan

meningkatkan sikap altruistik. Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini

perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada

klien (Watson, 1979).

2. Menanamkan sikap kepercayaan dan penuh harapan.

Kepercayaan dan pengharapan sangat penting bagi proses karatif maupun

kuratif. Perawat perlu memberikan alternatif-alternatif bagi pasien jika

pengobatan modern tidak berhasil; berupa meditasi, penyembuhan sendiri, dan

spiritual. Dengan menggunakan faktor karatif ini akan tercipta perasaan lebih baik

melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara

individu (Watson, 1979). Perawat memberikan kepercayaan dengan cara

memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Dalam

hubungan perawat-klien yang efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimis,


harapan, dan kepercayaan. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien

dalam mencari pertolongan kesehatan (Kozier & Erb, 1985).

3. Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia

sendiri dapat menjadi lebih sensitif dan , murni dan bersikap wajar pada orang

lain. Pengembangan perasaan ini akan membawa pada aktualisasi diri melalui

penerimaan diri antara perawat dan klien. Perawat yang mampu untuk mengenali

dan mengekspresikan perasaannya akan lebih mampu untuk membuat orang lain

mengekspresikan perasaan mereka (Watson, 1979).

Pengembangan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengeksplorasi

kebutuhan perawat untuk mulai merasakan suatu emosi yang muncul dengan

sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui perasaan diri seseorang yang

peka dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika perawat berusaha meningkatkan

kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik (tampil apa adanya). Autentik akan

menambah pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri

maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan perawat itu (Watson, 1979).

4. Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu.

Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah

sangat krusial bagi transportal caring. Hubungan saling percaya akan

meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Pengembangan

hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin

hubungan dalam keperawatan. Karakteristik faktor ini adalah kongruen, empati,

dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa adanya dalam berrinteraksi dan
tidak menyembunyikan kesalahan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka

dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah

berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui

bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain

(Watson, 1979).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.

Perawat menyediakan dan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.

Berbagi perasaan merupakan pengalaman yang cukup beresiko baik bagi perawat

maupun klien. Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan positif maupun negatif

bagi klien. Perawat harus menggunakan pemahaman intelektual maupun

emosional pada keadaan yang berbeda (Watson, 1979).

6. Menggunakan problem-solving yang sistematik dalam mengambil keputusan.

Perawat menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir dan

pendekatan asuhan kepada klien, sehingga akan mengubah gambaran tradisional

perawat sebagai “pembantu” dokter. Proses keperawatan adalah proses yang

sistemati, dan terstruktur seperti halnya proses penelitian (Watson, 1979).

7. Meningkatan belajar-mengajar secara interpersonal.

Faktor ini adalah konsep yang penting dalam keperawatan, yang membedakan

antara caring dan curing. Perawat memberikan informasi kepada klien. Perawat

bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien. Perawat memfasilitasi

proses belajar mengajar yang didesain untuk memampukan klien memenuhi

kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan

personal klien (Watson, 1979).


8. Menciptakan lingkungan fisik, mental,sosiokultural, spiritual yang mendukung.

Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien

terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan terhadap

lingkungan internal yang mencakup kesejahteraan mental dan spiritual, dan

kepercayaan sosiokultural bagi seorang individu. Sedangkan lingkungan eksternal

mencakup variabel epidemiologi, kenyamanan, privasi, keselamatan, kebersihan

dan lingkungan yang astetik. Karena klien bisa saja mengalami perubahan baik

dari lingkungan internal maupun eksternal, maka perawat harus mengkaji dan

memfasilitasi kemampuan klien untuk beradaptasi dengan perubahan fisik,

mental, dan emosional (Watson, 1979).

9. Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,

psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang

paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.

Nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling

rendah. Pencapaian dan hubungan merupakan kebutuhan psikososial yang tinggi,

dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan interpersonal yang paling tinggi

(Watson, 1979).

10. Terbuka pada eksistensial fenomenologikal

Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan kematangaan diri dan jiwa

klien dapat dicapai. Terkadang klien perlu dihadapkan pada pengalaman /

pemikiran yang bersifat proaktif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan

pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri. Diakuinya faktor ini dalam ilmu
keperawatan membantu perawat untuk memahami jalan hidup seseorang dalam

menemukan arti kesulitan hidup. Karena adanya dasar yang irrasional tentang

kehidupan, penyakit dan kematian, perawat menggunakan faktor karatif ini untuk

membantu memperoleh kekuatan atau daya untuk menghadapi kehidupan atau

kematian (Watson, 1979).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Wolf, et al (1994) membuat konsep 5

faktor caring yang didasari dari 10 faktor caring Watson (1979). Konsep tersebut

menggambarkan dimensi perilaku caring dalam studi pengembangan

instrumennya. Pengembangan instrument tersebut menggunakan skala likert. Tes

reliabilitas terhadap sampel diperoleh koefisien α kuesioner 0.83 dengan jumlah

pasien 263 orang dilengkapi dengan Caring Behaviour Inventory (CBI). Mereka

membuat konsep 5 faktor dalam perilaku caring tersebut tergambar sebagai

berikut: 5 faktor caring Wolf, et al (1994) yang didasari dari 10 faktor caring

Watson (1979).

No 5 faktor caring Wolf 10 faktor caring Watson

I 1. Mengakui keberadaan 1. Pembentukan sistem nilai humanistic


manusia (Respectful - altruistic.
deference). 2. Menanamkan sikap kepercayaan dan
penuh harapan.
3. Sensitif terhadap diri sendiri dan
orang lain.

II
2. Menanggapi dengan 4. Mengembangkan hubungan saling
rasa hormat(Assurance percaya dan saling membantu.
of human presence)
5. Meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif.

III 3.Pengetahuan 6. Menggunakan problem-solving yang


Dan keterampilan sistematik dalam mengambil
profesional keputusan.
(Professional knowledge
and skill). 7. Meningkatan belajar-mengajar secara
interpersonal.

IV 4.Menciptakan 8. Menciptakan lingkungan fisik,


hubungan yang mental,sosiokultural, spiritual yang
positif(Positive mendukung.
Connectedness).

V 5.Perhatian terhadap 9. Memberi bantuan dalam pemenuhan


yang dialami orang kebutuhan manusia.
lain(Attentive to other’s
experience). 10. Terbuka pada eksistensial
fenomenologikal.

Faktor 1) mengakui keberadaan manusia, kategori ini merupakan kombinasi

dari tiga faktor karatif yaitu : pembentukan sistem nilai humanistic - altruistik,

menanamkan sikap kepercayaan dan penuh harapan, serta menumbuhkan

sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain. Kategori ini terdiri dari aktivitas

caring seperti mendengarkan klien, mengajari atau memberikan informasi kepada

klien, berbicara dengan klien, menghargai klien sebagai manusia, memberikan

dukungan kepada klien, memanggil nama klien dengan tepat, jujur, dan

memberikan kenyamanan.

Faktor 2) menanggapi dengan rasa hormat, kategori ini merupakan kombinasi

dari dua faktor karatif yaitu: mengembangkan hubungan saling percaya dan saling

membantu, serta meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan


negatif klien. Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti bersikap peka

terhadap klien, membantu klien, berbicara dengan klien, memenuhi kebutuhan

klien, menanggapi secara cepat panggilan klien, menghargai, dan peduli kepada

klien.

Faktor 3) pengetahuan dan ketrampilan profesional, kategori ini merupakan

kombinasi dari dua faktor karatif yaitu, Menggunakan problem-solving yang

sistematik dalam mengambil keputusan. dan meningkatkan belajar - mengajar

interpersonal. Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti melakukan tindakan

keperawatan dengan baik kepada klien, bersikap percaya diri, menggunakan gaya

bahasa yang lembut kepada klien, memperhatikan klien, menunjukkan sikap ceria

kepada klien, memberikan obat klien tepat waktu, mempercayai klien dan

memberikan perhatian khusus pada saat kunjungan klien pertama kali.

Faktor 4) menciptakan hubungan yang positif , kategori ini hanya terdiri dari

satu faktor karatif yaitu Menciptakan lingkungan fisik, mental,sosiokultural,

spiritual yang mendukung. Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti

meluangkan waktu dengan klien, memberi harapan kepada klien,mempercayai

klien, memiliki sikap empati terhadap klien, sabar, mengelola peralatan secara

terampil, dan membiarkan klien mengekspresikan perasaannya.

Faktor 5) adalah perhatian terhadap yang dialami orang lain, kategori ini

mencakup dua faktor karatif yaitu memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan

manusia, dan terbuka pada eksistensial-fenomenological. Kategori ini terdiri dari


aktivitas membebaskan klien dari gejala-gejala, mengutamakan kepentingan klien,

dan melakukan perawatan klien dengan baik.

Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam

usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang

bermanfaat dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring

yang berguna dan efektif. Pandangannya tentang keperawatan adalah siapa yang

kita layani, bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk

melayani merupakan keharusan bagi perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu

pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dan caring. Yang kemudian

disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap perawat dan

klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmen caring, pemeliharan

akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.

Teori caring Swanson (1991) ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk

memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori

atau proses. Menurut Swanson (1991) ada lima dimensi yang mendasari konsep

caring yaitu; Knowing, Being With, Doing For, Enablings, Maintaining Belief.

Dimensi pertama, Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang

memiliki makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah

dasar dari caring keperawatan, knowing adalah memahami pengalaman hidup

klien dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien,

menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk

verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan

orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan
persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari keyakinan

keperawatan terhadap realita kehidupan. Subdimensinya yaitu; a) Avoiding

assumptions (menghindari asumsi-asumsi), b) Assessing thoroughly (melakukan

pengkajian menyeluruh), c) Seeking clues (perawat menggali informasi-informasi

secara mendalam), d) Centering on the cared for (perawat befokus pada klien

dalam melakukan asuhan keperawatan), e) Engaging the self of both (melibatkan

diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan

asuhan keperawatan yang efektif).

Dimensi kedua, Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi

juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama –

sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan,

pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.

Subdimensinya yaitu; a) Non-burdening (perawat bekerjasama dengan klien tanpa

memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan), b)

Convering availability (menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien

dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being), c)

Enduring with (bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam

meningkatkan kesehatan klien), d) Sharing feelings (berbagi pengalaman bersama

klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan klien). Dengan being

with perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada

suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan

perawat, akan membentuk sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.


Dimensi ketiga, Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan

yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan,

menjaga privasi dan martabat klien. Subdimensinya yaitu; a) Comforting (

memberikan kenyamanan), dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan

dengan memberikan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien, b)

Performing competently ( menunjukkan ketrampilan), tidak hanya berkomunikasi

dan memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan

kompetensi atau skill sebagai perawat professional, c) Preserving dignity

(menjaga martabat klien), menjaga martabat klien sebagai individu atau

memanusiakan manusia, d) Anticipating ( mengatisipasi ), perawat dalam

melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga, e) Protecting

(melindungi), melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan

keperawatan dan tindakan medis.

Dimensi keempat, Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien,

memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati

setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi

informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan, berfikir

melalui masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga

meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang

tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan

dan memberikan umpan balik / feedback. Subdimensinya yaitu; a) Validating

(memvalidasi), memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan, b Informing


( memberikan informasi), memberikan informasi yang berkaitan dengan

peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga

klien, c) Supporting (mendukung), memberikan dukungan kepada klien dalam

mencapai kesejahteraan / well being sesuai kapasitas sebagai perawat, d)

Feedback (memberikan umpan balik), memberikan umpan balik terhadap apa

yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being,

e) Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus

dan membuat alternative), menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam

program peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan

medis.

Dimensi kelima, Maintaining Belief, yaitu menumbuhkan keyakinan

seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam

hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini

kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti

atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain

dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu

dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan

mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan

keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek

keperawatan. Subdimensinya ; a) Believing in yaitu perawat menanggapi apa yang

klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan

wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi, b) Offering a hope-

filled attitude yaitu menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care


terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi

bicara perawat, c) Maintaining realistic optimism yaitu menjaga dan menunjukan

optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa klien secara realistis

dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan yang

sama, d) Helping to find meaning yaitu membantu klien menemukan makna akan

masalah yang terjadi sehingga klien perlahan - lahan menerima bahwa setiap

orang dapat mengalami apa yang dialami klien, e) Going the distance (menjaga

jarak), semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap menjaga

hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah

kepercayaan klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring

secara total oleh perawat kepada klien.

Dengan demikian dapat disimpulkan caring bukanlah sesuatu yang baru dan

unik karena sudah ada sejak jaman Florence Nightingale dan tidak diturunkan

melalui genetic tetapi dapat dipelajari melalui budaya profesi. Caring merupakan

perilaku profesional perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

berdasarkan kemampuan intelektual, teknikal yang diberikan kepada klien,

keluarga dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, ramah, santun,

komunikasi terapeutik serta selalu siap sedia untuk memberikan yang terbaik

untuk klien.

Berdasarkan penelitian Wolf, et al (1998) didapatkan data bahwa rata-rata

perilaku caring perawat 203.92 (SD = 34,35), dengan ketentuan rentang skor 42 -

252. Penelitian ini menggunakan instrumen caring behavior inventory (CBI) dan

patient satisfaction instrument (PSI) dan didapatkan korelasi yang positif antara
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien (r=0.78, p < 0.001, R2=61.46%).

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap

(n=335).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wolf, et al (2003) mendapatkan data

bahwa rata-rata perilaku caring perawat 237.84 (SD=15.11), dengan ketentuan

rentang skor 42 - 252. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

caring behavior inventory (CBI), dan patient satisfaction instrument (PSI). Pada

penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan

kepuasan pasien (r=0.53, p=0.01, R2=26.3%). Adapun yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=73).

Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Palese, et al (2011) didapatkan

data bahwa rata-rata perilaku caring perawat 4.9 (SD=0.8), dengan ketentuan

rentang skor 1 - 6. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring

behavior inventory (CBI), dan patient satisfaction scale (PSS). Pada penelitian ini

juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan

pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic r=0.27, Cyprus r=0.76, Finland

r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy r=0.45 (p<0.01) ). Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=1565).

Berdasarkan penelitian Rafii, et al (2007) didapatkan data bahwa rata-rata

perilaku caring perawat 184.14 (SD=46.90), dengan ketentuan rentang skor 42 -

252. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring behavior

inventory (CBI) dan patient satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga

didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien
(r=0.72, p<0.001). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

pasien rawat inap (n=250). Penelitian yang dilakukan oleh Prompahakul, et al

(2011) mendapatkan data bahwa rata-rata perilaku caring perawat 2.12

(SD=0.43), dengan ketentuan rentang skor 1 - 3. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nurse’s caring behavior for dying patient questionnaire

(NCBDPQ Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat

(n=360).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Becker, Blazovich, Schug, Daniels,

Neal, Pearson, Preston, et al (2008) mendapatkan data bahwa rata-rata perilaku

caring perawat 2.36 (SD=0.50), dengan ketentuan rentang skor 1 – 3. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring behavior during blood

pressure measurement instrument. Adapun yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah mahasiswa perawat (n=59). Pada penelitian ini juga

dijelaskan bahwa dengan melakukan intervensi pemberian pendidikan tentang

perilaku caring dapat mengembangkan perilaku caring perawat selama

melakukan tindakan keperawatan.

2.3.Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien adalah persepsi, sikap pasien terhadap pelayanan

keperawatan, dan merupakan kriteria hasil evaluasi dari kualitas pelayanan

keperawatan (Risser, 1975).

Risser (1975) menjelaskan tiga dimensi perilaku perawat terhadap kepuasan

pasien yaitu, Praktik profesional (Technical-professional), hubungan saling

percaya (Trusting relationship), hubungan pendidikan (Educational relationship).


a. Praktik profesional (Technical-professional) yaitu perilaku perawat yang

mampu mencapai tujuan sesuai dengan perannya, sebagai contoh pengetahuan

perawat dalam pemeriksaan fisik kepada pasien, dan keahlian dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan.

b. Hubungan saling percaya (Trusting relationship) yaitu kemampuan

berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung dengan baik, misalnya

perhatian kepada pasien, mendengarkan keluhan-keluhan pasien, dan rasa

sensitif kepada pasien.

c. Hubungan pendidikan (Educational relationship) yaitu pertukaran informasi

antara pasien dan perawat, termasuk di dalamnya seperti aktifitas dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan, penjelasan, dan demonstrasi tindakan.

Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan, dan

merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan (Pohan,

2007). Hal ini merupakan bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan

pengalaman tehadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan (Gerson,

2004). Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa

dan harapan-harapan (Kotler,2007). Hal ini dipengaruhi oleh pelayanan yang

diberikan, juga ditentukan oleh pengalaman dan pemikiran perorangan, dan hal ini

tidak dapat dengan mudah diupayakan untuk diubah, dan digiring kearah keadaan

yang memuaskan (Sabarguna, 2008). Rasa ini adalah perasaan senang seseorang

yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu

produk dengan harapannya (Nursalam, 2011).


Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi

pasien/ keluarga terdekat. Keadaan ini akan tercapai, apabila diperoleh hasil yang

optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan

pasien atau keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik

dan memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan yang

sebaik-baiknyaantara tingkat rasa puas atau hasil dan derita-derita serta jerih

payah yang telah dialami guna memperoleh hasil tersebut (Soejadi, 1996).

Dimensi kepuasan yang dirasakan seseorang sangat bervariasi sekali, namun

secara umum dimensi dari kepuasan mencakup hal-hal berikut (Azwar, 1996):

a. Kemampuan yang mengacu hanya pada penerapan standar kode etik profesi.

Pelayanan kesehatan dikatakan memenuhi kebutuhan kepuasan pasien apabila

pelayanan yang diberikan mengikuti standar serta kode etik yang disepakati dalam

suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu bila suatu pelayanan kesehatan yang

diberikan telah mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh profesi yang

berkompeten serta tidak menyimpang dari kode etik yang berlaku bagi profesi

tersebut. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk menilai pemikiran seseorang

terhadap kepuasan yang diperolehnya mencakup hubungan petugas pasien

(relationship), kenyamanan pelayanan (amenities), kebebasan melakukan pilihan

(choice), pengetahuan dan kompetensi teknis (scientific knowledge and technical

skill), efektifitas pelayanan (effectivess) dan keamanan tindakan (safety).

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan. Persyaratan suatu pelayanan kesehatan dinyatakan sebagai pelayanan

yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan pada penerima jasa apabila
pelaksanaan pelayanan yang diajukan atau ditetapkan, yang didalamnya

mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai ketersediaan pelayanan

kesehatan (available), kewajaran pelayanan kesehatan (appropriate),

kesinambungan pelayanan kesehatan (continue), penerimaan pelayanan kesehatan

(acceptable), ketercapaian pelayanan kesehatan (accessible), keterjangkauan

pelayanan kesehatan (affordable), efisiensi pelayanan kesehatan (efficient) dan

mutu pelayanan kesehatan (quality).

Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang memenuhi semua

persyaratan pelayanan tidak semudah yang diperkirakan, sehingga untuk

mengatasi hal ini diterapkan prinsip kepuasan yang terkombinasi secara selektif

dan efektif, dalam arti penerapan dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan

secara optimal, sedangkan beberapa dimensi kelompok kedua dilakukan secara

selektif yaitu yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan (Azwar, 1996 ).

Kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari pihak pemberi pelayanaan

saja, tetapi juga dipengaruhi faktor dari luar maupun dari dalam diri pasien. Faktor

dari dalam mencakup sumber daya, pendidikan, pengetahuan, dan sikap. Faktor

dari luar mencakup budaya, social ekonomi, keluarga dan situasi yang dihadapi

(Gerson, 2004). Penilaian kualitas pelayanan dikaitkan dengan kepuasan pasien

dengan berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan (Supranto, 2001), yaitu :

a. Tangibles (Wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas fisik,

yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi sarana, kondisi

SDM perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan jenis jasa yang

diberikan.
b. Reliability (keandalan) adalah pelayanan yang disajikan dengan segera dan

memuaskan dan merupakan aspek – aspek keandalan system pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi kesesuaian pelaksanaan pelayanan

dengan rencana, kepedulian perusahaan kepada permasalahan yang dialami

pasien, keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai

dengan janji yang diberikan keakuratan penanganan.

c. Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu dan

menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi kejelasan

informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan

administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu konsumen, keluangan waktu

pegawai dalam menanggapi permintaan pasien dengan cepat.

d. Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang ditawarkan

memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan SDM, rasa aman

selama berurusan dengan karyawan,

kesabaran karyawan, dukungan pimpinan terhadap staf.

e. Empathy (empati) adalah berkaitan dengan memberikan perhatian penuh

kepada konsumen yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf secara

pribadi kepada konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian

terhadap kepentingan konsumen, kesesuaian waktu pelayanan dengan kebutuhan

konsumen.

Berdasarkan penelitian Wolf, et al (1998) didapatkan data bahwa rata-rata

kepuasan pasien 94,86 (SD = 12,91), dengan ketentuan rentang skor 25 - 125.

Penelitian ini menggunakan instrumen patient satisfaction instrument (PSI) dan


didapatkan korelasi yang positif antara perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat

inap (n=335).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Wolf, et al (2003) mendapatkan data

bahwa rata-rata kepuasan pasien 105,67 (SD=2,26), dengan ketentuan rentang

skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient

satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang

positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=73).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Palese, et al (2011) didapatkan data

bahwa rata-rata kepuasan pasien 3,3 (SD=0.58), dengan ketentuan rentang skor 1

– 4. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction

scale (PSS). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara

caring perawat dengan kepuasan pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic

r=0.27, Cyprus r=0.76, Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy

r=0.45 (p<0.01) ). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

pasien rawat inap (n=1565).

Berdasarkan penelitian Rafii, et al (2007) didapatkan data bahwa rata-rata

kepuasan pasien 84,76 (SD=15,65), dengan ketentuan rentang skor 25 - 125.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction

instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara

caring perawat dengan kepuasan pasien (r=0.72, p<0.001). Adapun yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=250).


2.4. Landasan Teori

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien

merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang diberikan setelah

membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan harapannya.

Kepuasan pasien pada penelitian ini didasari teori yang dikembangkan oleh

Risser (1975). Perawat merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan di

rumah sakit, dan merupakan orang yang paling lama berinteraksi dengan pasien,

sehingga dalam menjalankan praktik keperawatan perlu lebih memperhatikan

perilaku caring perawat sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan

keperawatan yang berkualitas yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan

kepada pasien. Perilaku Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah

sebuah perilaku yang didasari oleh beberapa aspek diantaranya : pengetahuan,

kepedulian, keterampilan, ketulusan hati, tanggung jawab, kepercayaan,

mendengarkan, jujur, tepat waktu, spiritual. Perilaku caring yang diteliti pada

penelitian ini adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih sayang,

keterampilan, empati, tanggung jawab, sensitive, dan dukungan yang didasari oleh

teori caring yang dikembangkan oleh Watson (1979).

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah suatu visualisasi hubungan atau kaitan antara variabel

yang satu dengan variabel yang lainnya (Notoadmodjo, 2010). Kerangka konsep

pada penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan korelasi perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien. Konsep kerja dari penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:
10 Faktor caring 3 Faktor kepuasan pasien

a. Nilai humanistic-altruistic a. Praktik profesional


b. Faith-hope (Technical-professional)
c. Sensitivitas b. Hubungan saling percaya
d. Helping trust (Trusting relationship)
e. Ekspresi perasaan positif dan c. Hubungan pendidikan
negatif (Educational relationship)
f. Pemecahan masalah yang (Risser, 1975).
sistematis
g. Proses belajar mengajar
interpersonal
h. Lingkungan yang
mendukung
i. Pemenuhan kebutuhan dasar
manusia
j. Kekuatan exsistential-
phenomenological
(Watson, 1979).

Skema 2.1. Kerangka konsep korelasi perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelatif. Jenis

penelitian ini digunakan untuk menguji korelasi antara perilaku caring perawat

dengan kepuasan pasien rawat inap, dan memperoleh gambaran tentang perilaku

caring perawat, serta kepuasan pasien rawat inap.


3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam, dengan

pertimbangan bahwa di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam terdapat pasien

rawat inap yang sesuai dengan kriteria populasi yang ditetapkan pada penelitian

ini, merupakan rumah sakit tipe B dan sekaligus sebagai rumah sakit tempat

mahasiswa perawat untuk melakukan praktik. Selain itu lokasi rumah sakit mudah

terjangkau oleh peneliti. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai

Juni 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap, pasien dewasa yang

telah menjalani perawatan di ruang rawat inap rumah sakit selama 3 hari atau

lebih. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 136 pasien. Teknik

sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Peneliti

mengidentifikasi semua pasien dewasa rawat inap di rumah sakit, pasien dewasa

yang sudah mendapatkan perawatan selama 3 hari atau lebih dan dapat

berkomunikasi dengan baik, dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.4.Metode Pengumpulan data

Peneliti melakukan pengumpulan data penelitian setelah mendapat izin dari

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan pimpinan rumah sakit

Grand Medistra Lubuk Pakam. Selanjutnya peneliti mendatangi setiap ruangan

rawat inap dan bertemu dengan kepala ruangan di setiap ruangan untuk memohon

izin melakukan pengumpulan data. Peneliti meminta bantuan kepada kepala

ruangan untuk melihat data pasien yang sudah dirawat minimal 3 hari di ruang
rawat inap, setelah data pasien tersebut didapatkan, selanjutnya peneliti

mendatangi ruangan pasien untuk menemui pasien yang menjadi responden pada

peneltian ini. Setelah menemui responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada

responden tersebut mengenai tujuan dan manfaat penelitian serta proses pengisian

kuisioner, kemudian responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden dan peneliti membagikan kuisioner kepada responden. Selama

proses pengisian kuisioner peneliti mendampingi responden, agar apabila ada

pernyataan yang tidak jelas, peneliti dapat menjelaskan kembali dengan tidak

mengarahkan jawaban responden. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh

kuisioner.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel tergantung, dengan

identifikasi sebagai berikut:

1. Variabel bebas : perilaku caring perawat.

2. Variabel tergantung : kepuasan pasien rawat inap.

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Perilaku Caring Perawat

Perilaku caring perawat adalah, 1) caring sebagai human trait (mencirikan

manusia): suatu komponen esensial dari manusia umumnya dan melekat dalam

diri semua orang, 2) caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) :

menyangkut pemeliharaan martabat dan respek bagi klien sebagai manusia. 3)

caring sebagai suatu affect (emosi-kasihan) : menggambarkan suatu emosi atau

perasaan, dimana perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya
bisa merawat klien. 4) caring sebagai interaksi interpersonal : meliputi

komunikasi perawat-klien, saling percaya penuh hormat dan bertanggung jawab

terhadap satu dan lainnya. 5) caring sebagai suatu intervensi terapeutik : suatu

tindakan yang berlainan yang dilakukan perawat dalam memenuhi kebutuhan

klien (Morse et al, 1993).

Perilaku caring adalah tindakan yang dilakukan perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien. Perilaku caring perawat akan diungkap dalam

penelitian ini dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun

berdasarkan sepuluh faktor karatif yang dikemukakan oleh Watson (1979), yaitu

membentuk sistem nilai humanistic-altruistic, faith-hope (menanamkan

kepercayaan-harapan), sensitivity (mengembangkan kepekaan diri sendiri dan

orang lain), helping-trust (hubungan saling percaya), ekspresi perasaan positif dan

negatif ,pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan, proses belajar

mengajar interpersonal, lingkungan yang mendukung , pemenuhan kebutuhan

dasar manusia. kekuatan exsistential-phenomenological.

b. Kepuasan Pasien Rawat Inap

Kepuasan pasien adalah ungkapan perasaan senang yang berasal dari pasien setelah

menerima pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien rawat inap akan diungkap dalam

penelitian ini dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun

berdasarkan tiga faktor perilaku perawat terhadap kepuasan pasien yang

dikemukakan oleh Risser (1975), yaitu:


1. Praktik profesional (Technical-professional) yaitu perilaku perawat yang

mampu melakukan tindakan mencapai tujuan sesuai dengan standar dan

perannya.

2. Hubungan saling percaya (Trusting relationship) yaitu kemampuan perawat

untuk berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung dengan baik,

sehingga terjalin hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.

3. Hubungan pendidikan (Educational relationship) yaitu pertukaran informasi

antara pasien dan perawat ketika interaksi berlangsung selama pasien dirawat.

3.6. Metode Pengukuran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner

penelitian terdiri dari tiga kuesioner yaitu data demografi, perilaku caring, dan

kepuasan pasien.

1. Kuisioner data demografi

Kuisioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi pasien

rawat inap yang meliputi umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

2. Kuisioner Perilaku Caring

Kuisioner perilaku caring digunakan untuk mengidentifikasi perilaku caring

perawat melalui pasien rawat inap. Penelitian ini menggunakan instrumen

Caring Behavior Inventory (CBI) yang dikembangkan oleh Wolf (1986, 1994)

dan sudah mendapat ijin untuk penggunaan instrument tersebut. Instrumen ini

diadobsi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan adobsi

instrumen penelitian lintas budaya (Beaton, Bombardier, Guillemin, dan


Ferraz, 2000). Instrumen ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh

Tahan Adrianus Manalu yang merupakan seorang perawat yang memiliki

kemampuan berbahasa inggris dengan baik dan dan Deni Sinaga yang

merupakan seorang dosen bahasa inggris yang memiliki kemampuan

berbahasa inggris dengan baik, lalu hasil terjemahan tersebut diterjemahkan

kembali ke dalam bahasa inggris oleh Louise tourtone yang merupakan

seorang dosen bahasa inggris dari negara Amerika.

Kuisioner perilaku caring perawat terdiri dari 42 butir pernyataan yang

didasari oleh 10 faktor karatif Watson (1979) yang lebih disederhanakan lagi

menjadi 5 faktor karatif oleh Wolf, et al (1994) yaitu Respectful deference

yang terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9,

10, 11, 15, 28, 29, Assurance of human presence yang terdapat dalam

instrumen penelitian ini pada nomor, 16, 18, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

Professional knowledge and skill yang terdapat dalam instrument penelitian

ini pada nomor, 19, 20, 21, 23, 25, 38, 39, Positive connectedness yang

terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 4, 6, 12, 13, 14, 17, 22,

24, 26, dan Attentive to other’s experience yang terdapat dalam instrument

penelitian ini pada nomor, 40, 41, dan 42.

Tabel 3.1 Blue-print Alat Ukur Perilaku Caring Perawat

Faktor Perilaku Perawat No Item Jumlah Item

1 Mengakui keberadaan 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 12
manusia 10, 11, 15, 28,
29,
2 Menanggapi dengan rasa 16, 18, 27, 30, 11
hormat 31, 32, 33, 34,
35, 36, 37
3 Pengetahuan dan 19, 20, 21, 23, 7
keterampilan profesional 25, 38, 39
4 Menciptakan hubungan 4, 6, 12, 13, 14, 9
yang positif 17, 22, 24, 26
5 Perhatian terhadap yang 40, 41, 42 3
dialami orang lain
Jumlah 42

3. Kuisioner Kepuasan Pasien

Penelitian ini menggunakan instrumen Patient Satisfaction Questionnaire

(PSQ) yang dikembangkan oleh Biering, Becker, Calvin, dan Grobe

(2006), dan sudah mendapat ijin untuk penggunaan instrumen tersebut.

Instrumen ini diadobsi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

sesuai dengan adobsi instrumen penelitian lintas budaya. (Beaton,

Bombardier, Guillemin, dan Ferraz, 2000). Instrumen ini diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia oleh Tahan Adrianus Manalu yang merupakan

seorang perawat yang memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan

baik dan dan Deni Sinaga yang merupakan seorang dosen bahasa inggris

yang memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik, lalu hasil

terjemahan tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa inggris oleh

Louise tourtone yang merupakan seorang dosen bahasa inggris dari negara

Amerika.. Kuisioner kepuasan pasien terdiri dari 26 butir pernyataan yang

didasari oleh 3 subskala (Risser, 1975) yaitu Technical-professional yang

terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 12, 14, 15, 18, 22,

23, 25, Trusting relationship yang terdapat dalam instrument penelitian ini

pada nomor, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 17, 20, 21, Educational relationship
yang terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 1, 2, 7, 8, 16,

19, 24, dan 26.

Tabel 3. 2 Blue-print Alat Ukur Kepuasan Pasien


Faktor Perilaku perawat Item Jumlah Item

1 Praktik profesional 12, 14, 15, 18, 22, 7


23, 25
2 Hubungan saling percaya 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11
11, 13, 17, 20, 21
3 Hubungan pendidikan 1, 2, 7, 8, 16, 19, 8
24, 26
Jumlah 26

3.7. Metode Analisa Data

Pada penelitian ini analisa univariat ditampilkan berupa distribusi

frekuensi dan persentasi dari perilaku caring perawat dan kepuasan pasien

rawat inap. Pada penelitian ini menggunakan skala likert yang

menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu tidak pernah, kadang-kadang,

sering, dan selalu. Nilai terendah yang dicapai untuk instrumen perilaku

caring perawat adalah 42 dan nilai tertinggi adalah 168. Berdasarkan

rumus statistik Sudjana (2005), p adalah rentang dimana p merupakan

panjang kelas (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 126.

Dan banyak kelas dibagi menjadi empat katagori kelas untuk perilaku

caring, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 32. Nilai terendah 42

sebagai batas bawah kelas pertama, maka perilaku caring perawat

terhadap pasien rawat inap di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

dikatagorikan menjadi, Baik=138–168, Cukup=106–137, Kurang= 74–

105, Buruk=42–73. Nilai terendah yang dicapai untuk instrumen kepuasan


pasien adalah 26 dan nilai tertinggi adalah 104. Berdasarkan rumus

statistik Sudjana (2005), p adalah rentang dimana p merupakan panjang

kelas (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 78. Dan banyak

kelas dibagi menjadi empat katagori kelas untuk kepuasan pasien, maka

akan diperoleh panjang kelas sebesar 20.Nilai terendah 26 sebagai batas

bawah kelas pertama, maka kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan

yang diterima di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam dikatagorikan

menjadi Sangat Puas=86-104, Puas=66-85, Tidak Puas=46-65, Sangat

Tidak Puas=26-45.

Analisa bivariat merupakan analisa statistik yang digunakan oleh peneliti

untuk menganalisa ada atau tidaknya korelasi perilaku caring perawat

dengan kepuasan pasien rawat inap. Setelah dilakukan uji normalitas

terhadap data yang diperoleh pada penelitian ini, didapatkan nilai

kolmogorov-smirnov untuk data perilaku caring perawat 0.058 yang berarti

data berdistribusi normal dan data kepuasan pasien 0.006 yang berarti data

tidak berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan transformasi data

menggunakan log10 lalu dilakukan uji normalitas kembali dan

menghasilkan nilai kolmogorov-smirnov < 0.05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang dihasilkan pada penelitian ini tidak

berdistribusi dengan normal. Analisa data pada penelitian ini

menggunakan uji korelasi Spearman pada tingkat kepercayaa 95%. Jika

nilai p-Value < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara

perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap.


3.8. Pertimbangan Etik

Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan

izin dari komite etik bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, dan izin dari rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

Pada penelitian ini seluruh responden diberikan lembar persetujuan yang

ditandatangani sebagai bukti kesediaannya menjadi responden. Sebelum

menyerahkan lembar persetujuan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan

tujuan penelitian kepada calon responden. Peneliti merancang kuesioner

dengan strategi anonimitas identitas untuk menjaga kerahasiaan dari

responden. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian, dan penghormatan

terhadap hak-hak individu selama mengikuti jalannya penelitian.


BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, dengan cara mengidentifikasi

setiap pasien dewasa yang dirawat inap di rumah sakit minimal 3 hari, dan mampu

berkomunikasi dengan baik, dijadikan sampel pada penelitian ini. Jumlah sampel

yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 136 responden.

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah sakit Grand Medistra terletak di kota Lubuk Pakam Deli Serdang.

Rumah sakit ini mulai beroperasi sejak tahun 2009, yang merupakan salah satu

rumah sakit yang berkelas B, dan telah terakreditasi dengan 5 pelayanan. Jumlah

tempat tidur yang ada di rumah sakit ini sebanyak 201 buah, dan jumlah pasien

rawat inap rata-rata 180 orang setiap harinya.

Rumah sakit ini memiliki visi yaitu, “menjadi rumah sakit rujukan dengan

kualitas pelayanan yang prima, didukung sumber daya manusia yang berkualitas,

serta sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap”. Motto rumah sakit ini adalah

“Mitra Profesional Menuju Sehat”. Modal RS Grand Medistra sebagian besar

berasal dari kucuran dana Yayasan Medistra. Unit Usaha Yayasan yang lain, yaitu

Pendidikan Akper, Akbid, dan Stikes Medistra Lubuk Pakam sangat besar

peranannya dalam pengadaan alat-alat medis canggih yang harganya relatif mahal.

Ditunjang oleh kucuran dana yayasan tersebut, maka RS Grand Medistra dapat

melengkapi diri dengan alat-alat medis yang relatif mutakhir.

Secara internal, keuangan RS Grand Medistra sebagian besar ditunjang oleh

likuiditas cash flow yang berasal dari pembayaran pasien umum (pay from
pocket). Sumber keuangan yang lain berasal dari klaim pasien asuransi (Askes,

Jamsostek, Inhealth, Astra Buana, Jasindo, Lippo Insurance, BNI Life), Luncuran

dana Jamkesmas, dan dari Pembayaran Klaim Kerjasama Mandiri dengan

perusahaan-perusahaan yang berdomisili di sekitar rumah sakit. RS Grand

Medistra Lubuk Pakam menerima beberapa golongan pasien rawat jalan dan

rawat inap, yaitu:

1. Pasien Umum

Pasien umum berasal dari masyarakat yang membayar sendiri biaya pemeriksaan

dan pengobatannya di RS. Sistem pembayarannya adalah out of pocket. Tidak

seperti di beberapa rumah sakit lain, pasien umum di RS Grand Medistra Lubuk

Pakam tidak dibebani uang muka pelayanan. Setelah selesai menjalani perawatan /

pengobatannya, baru pasien yang bersangkutan membayar di kasir. Sistem

pembayaran terkomputerisasi online yang diterapkan di kasir membuat biaya

pelayanan di RS Grand Medistra menjadi terstandarisasi dan tidak bisa ditambah

atau dikurangi oleh oknum tertentu.

2. Pasien Asuransi

RS Grand Medistra juga menjalin kerjasama dengan asuransi-asuransi yang

menjamin biaya perawatan kesehatan bagi pasien peserta asuransi. Pasien yang

ditanggung asuransi ini tidak dikenai biaya perawatan kesehatan, kecuali

pelayanan yang diterimanya melebihi ketentuan dan tarif yang ditanggung oleh

asuransinya. Asuransi-Asuransi yang sudah bekerja sama dengan RS Grand

Medistra sampai dengan saat ini adalah:


a. PT Askes Persero Indonesia. PT Askes mempercayakan RS Grand Medistra

untuk menjadi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat II (PPK II)

bagi para PNS, pensiunan PNS, dan pensiunan TNI/Polri yang menjadi peserta

Program Askes Sosial. RS Grand Medistra menjadi PPK II Askes Sosial sejak 1

Maret 2010.

b. PT Jamsostek Indonesia cabang Tanjung Morawa

PT Jamsostek Indonesia menjalin kerjasama dengan RS Grand Medistra sejak

tanggal 22 Oktober 2009, sehingga kami diperbolehkan melayani para karyawan

dan pegawai perusahaan yang dilindungi oleh program Jaminan Pelayanan

Kesehatan (JPK) Jamsostek sejak tanggal 02 Nopember 2009. Saat ini, RS Grand

Medistra dipercaya oleh PT Jamsostek menjadi rumah sakit rujukan Trauma

Center untuk pasien-pasien kecelakaan kerja.

c. PT Asuransi Jiwa Inhealth.

PT Asuransi Jiwa Inhealth menjalin kerjasama dengan RS Grand Medistra, yang

berarti kami dapat melayani para eksekutif, karyawan, maupun pegawai

perusahaan yang dilindungi oleh program Inhealth sejak 01 Desember 2009.

3. Pasien Perusahaan

RS Grand Medistra Lubuk Pakam juga menjalin kerjasama dengan perusahaan-

perusahaan yang belum bergabung dengan program jaminan pelayanan kesehatan

untuk karyawannya, yang meminta supaya biaya pelayanan dan pengobatan

karyawannya ditagihkan setiap bulan kepada mereka, sehingga karyawan tersebut

tidak perlu mengeluarkan uang untuk pelayanan pengobatan di RS Grand

Medistra.
Perusahaan-perusahaan yang menjalin kerjasama pelayanan kesehatan mandiri

dengan RS Grand Medistra adalah sebagai berikut: PT Indofood Sukses Makmur,

PT Smart Gloves, PT PLN Persero, PDAM Tirtanadi,PT Kereta Api Indonesia,

PT Japfa, PT WIKA, PT Waskita Yasa, PT SC Johnson, PT Traktor Nusantara,

PT Marajaya, PT SL Prima, PT Juang, PT Tunggal Jaya Prima.

4. Pasien Jamkesmas

Sebagai wujud kepedulian RS Grand Medistra kepada pasien yang kurang

mampu, saat ini RS Grand Medistra telah mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Deli Serdang dan persetujuan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera

Utara untuk dapat melayani peserta program Jamkesmas yang berdomisili di 32

wilayah Kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya. Pelayanan peserta Jamkesmas di

RS Grand Medistra dimulai sejak Tanggal 1 Januari 2010.

5. Pasien Jampersal

RS Grand Medistra sangat mendukung program pemerintah yang bertujuan untuk

mencapai sasaran Millenium Development Goal (MDG) yaitu menurunkan Angka

Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu Jampersal. Saat ini,

RS Grand Medistra telah melayani peserta Jampersal, terutama yang dirujuk oleh

Puskesmas-puskesmas di sekitar Lubuk Pakam.

Dalam melayani pasien, pada prinsipnya RS Grand Medistra tidak membeda-

bedakan cara memberikan pelayanan, baik kepada pasien yang mampu maupun

tidak mampu. Yang membedakan adalah, pada pasien asuransi, pasien Jamkesmas

dan Jampersal berlaku prinsip pengendalian biaya (managed health care) yang

memberikan aturan-aturan dalam pemberian pelayanan supaya tidak terjadi


pembengkakan biaya pelayanan. Dalam menjalankan misinya dan mencapai

tujuannya, RS Grand Medistra didukung oleh berbagai fasilitas sebagai berikut :

Instalasi Gawat Darurat

Unit Gawat Darurat RS Grand Medistra bertujuan menjadi pusat penanganan

trauma (trauma center) untuk memberikan pertolongan dengan cepat, tepat, dan

tanggap terhadap setiap pasien terutama pasien trauma, yang memerlukan

pertolongan segera dan tanpa melalui prosedur yang terlalu panjang. Unit gawat

darurat RS Grand Medistra memberikan pelayanan 24 jam nonstop dengan

didukung oleh:

1. Sumber Daya Tenaga yang Terlatih dan Berpengalaman :

a. Tenaga medis dokter-dokter yang sudah bersertifikat ATLS (Advanced Trauma

Life Support) dan ACLS (Advanced Cardiac Life Support).

b. Tenaga paramedis yang sudah menjalani pelatihan kegawatdaruratan BLS

(Basic Life Support) dan BTLS (Basic Trauma Life Support).

c. Tenaga kesehatan penunjang lainnya yang sudah dilatih secara intensif dan

kontinyu oleh RS Grand Medistra.

2. Fasilitas Pelayanan yang Memadai dan Lengkap:

a. Ruangan IGD yang Lapang dan mudah dijangkau,

b. Ruangan bedah gawat darurat (OK Minor) untuk kondisi emergensi yang

memerlukan tindakan bedah dengan segera,

c. Peralatan penunjang diagnostik dan terapi yang memadai, seperti laboratorium,

radiologi (X ray dan CT Scan), dan ruang ICU/NICU dekat dengan lokasi IGD.
d. Bedside monitor bagi pasien yang perlu dipantau lebih intensif di ruangan

resusitasi IGD.

Direksi RS Grand Medistra terdiri dari:

Direktur:

dr. Arif Sujatmiko

Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan

dr. Ferdinand Dermawan Sembiring

Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Logistik

dr. Christina Hardy

Wakil Direktur Bidang Pengembangan dan Infrastruktur

Layari Tarigan, SKM

DOKTER SPESIALIS DASAR

Spesialisasi Dokter No Nama Dokter Spesialis Dasar

Spesialis Penyakit 1 dr. Meilindawaty, SpPD


Dalam
2 dr. OK Yulizal, SpPD

Spesialis Kebidanan 1 dr. Ronny Ajartha, SpOG


dan Kandungan
2 dr. Jhon Tambunan, SpOG

Spesialis Anak 1 dr. Riduanto Situmeang, SpA

2 dr. Pranoto, SpA

Spesialis Bedah 1 dr. Harry Butar-butar, SpB

2 dr. Freddy Tambunan, SpB

3 dr. Chairiansyah Harahap, SpB


DOKTER SPESIALIS LAIN

Spesialisasi Dokter No Nama Dokter Spesialis Lain

Spesialis Penyakit 1 dr. Pinto Yusneni Pulungan, SpM

Mata

Spesialis THT 1 dr.Amran Simanjuntak, SpTHT

Spesialis Kulit & 1 dr. Sulaiman Tanjung, SpKK

Kelamin

Spesialis Saraf 1 dr. Benny Mariduk Silaen, SpS

2 dr. Robert Silitonga, SpS

Spesialis Paru 1 dr. Ucok Martin, SpP

2 dr. Simion Sembiring, SpP

No Spesialisasi Nama Dokter Spesialis Penunjang

1 Spesialis Radiologi dr. Buter Samin, SpRad

2 Spesialis Patologi dr. Erwin Tahir, SpPK

Klinik

3 Spesialis Patologi dr. Lisdine, SpPA

Anatomi

4 Spesialis Anesthesia dr. Gloria Situmeang, SpAN


dan Perawatan Intensif
Sub Spesialisasi Nama Dokter Spesialis Penunjang

1 Spesialis Penyakit dr. Juwita Sembiring, SpPD-KGEH


Dalam – Konsultan
Gastro Entero
Hepatologi
2 Spesialis Anak – dr. Tiangsa br. Sembiring, SpA-KG
Konsultan Nutrisi dan
Metabolisme

No Jenis Ketenagaan Jumlah

1 Apoteker 1 orang

2 Perawat 135 orang

3 Bidan 15 orang

4 Tenaga non Keperawatan / 29 orang


Kebidanan
5 Tenaga non Kesehatan 71 orang

TOTAL 251 ORANG

4.2.Karakteristik Responden

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terkait dengan karakteristik responden

menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 79 orang

(58,1%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 57 orang (41,9%). Mayoritas

responden pendidikan SMA sebanyak 66 orang (48,5%) diikuti pendidikan SD

sebanyak 20 orang (14,7%), SMP sebanyak 19 orang (14,0%), S1 sebanyak 12

orang (8,8%), dan S2 sebanyak 2 orang (1,5%). Hampir semua responden

berstatus menikah sebanyak 104 orang (76,5%), belum menikah sebanyak 25

orang (18,4%), sedangkan yang berstatus janda sebanyak 7 orang (5,1%).


Mayoritas responden memiliki umur ≤ 35 Tahun sebanyak 69 orang (50,7%) dan

responden yang memiliki umur > 35 Tahun sebanyak 67 orang (49,3%).

Karakteristik responden yang diamati meliputi jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, serta umur. Karakteristik responden disajikan dalam tabel 4.1 :

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi

No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase

(%)

Jenis Kelamin

1. Laki-Laki 57 41,9

2. Perempuan 79 58,1

Jumlah 136 100,0

Pendidikan

1. SD 20 14,7

2. SMP 19 14,0

3. SMA 66 48,5

4. D III 17 12,5

5. S1 12 8,8

6. S2 2 1,5

Jumlah 136 100,0

Status Perkawinan

1. Belum Menikah 25 18,4


2. Menikah 104 76,5

3. Duda/ Janda 7 5,1

Jumlah 136 100,0

Umur

1. ≤ 35 Tahun 69 50,7

2. > 35 Tahun 67 49,3

Jumlah 136 100,0

4. 3. Korelasi Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap

Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji korelasi antara perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Berdasarkan hasil analisa data

dengan menggunakan uji korelasi Spearman diketahui bahwa nilai r=0,615

(p<0,05) yang berarti bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan

kepuasan pasien rawat inap, sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Korelasi

Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap disajikan pada

tabel 4.2 berikut ini:


Tabel 4.2

Korelasi Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien

Caring Kepuasan

Perawat Pasien

Spearman's rho Caring Perawat Correlation 1,000 0,615

Coefficient

Sig. (2-tailed) 0,000

N 136 136

Kepuasan Pasien Correlation 0,615 1,000

Coefficient

Sig. (2-tailed) 0,000

N 136 136

4. 4.Perilaku Caring Perawat

Pada penelitian ini, Perilaku caring perawat terdiri dari 5 faktor. Hasil

penelitian pada faktor 1 (Mengakui keberadaan manusia) perilaku caring perawat

dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (49,3%), cukup

(39,7%), kurang (9,5), dan buruk (1,5%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3

di bawah ini:
Tabel 4.3

Kategori Skor Mengakui Keberadaan Manusia

Faktor 1 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Mengakui keberadaan 12 - 20 Buruk 2 1,5

manusia 21 - 29 Kurang 13 9,5

30 - 39 Cukup 54 39,7

40 - 48 Baik 67 49,3

Jumlah 136 100,0

Hasil penelitian pada faktor 2 (Menanggapi dengan rasa hormat) perilaku

caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik

(62,5%), cukup (26,5%), kurang (9,5), dan buruk (1,5%) hasil tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Kategori Skor Menanggapi Dengan Rasa Hormat

Faktor 2 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Menanggapi dengan rasa 11 - 18 Buruk 2 1,5

hormat 19 - 26 Kurang 13 9,5

27 - 34 Cukup 36 26,5

35 - 44 Baik 85 62,5

Jumlah 136 100,0

Hasil penelitian pada faktor 3 (Pengetahuan dan keterampilan profesional)

perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni


kategori baik (75,5%), cukup (20,6%), dan kurang (3,7) hasil tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5

Kategori Skor Pengetahuan Dan Keterampilan Profesional

Faktor 3 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Pengetahuan dan keterampilan 7 - 11 Buruk - -

profesional 12 - 16 Kurang 5 3,7

17 - 21 Cukup 28 20,6

22 - 28 Baik 103 75,7

Jumlah 136 100,0

Hasil penelitian pada faktor 4 (Menciptakan hubungan yang positif) perilaku

caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik

(45,6%), cukup (44,9%), kurang (8,8), dan buruk (0,7%) hasil tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Kategori Skor Menciptakan Hubungan Yang Positif

Faktor 4 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Menciptakan hubungan yang 9 - 15 Buruk 1 0,7

positif 16 - 22 Kurang 12 8,8

23 - 29 Cukup 61 44,9

30 - 36 Baik 62 45,6

Jumlah 136 100,0


Hasil penelitian pada faktor 5 (Perhatian terhadap yang dialami orang lain)

perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni

kategori baik (71,4%), cukup (17,6%), kurang (8,8), dan buruk (2,2%) hasil

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7

Kategori Skor Perhatian Terhadap Yang Dialami Orang Lain

Faktor 5 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Perhatian terhadap yang 3-4 Buruk 3 2,2

dialami orang lain 5-6 Kurang 12 8,8

7-8 Cukup 24 17,6

9 - 12 Baik 97 71,4

Jumlah 136 100,0

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa perilaku caring perawat

berada pada kategori baik (52,9%), cukup (36,1%), kurang (10,3%), dan buruk

(0,7%). Penilaian terhadap perilaku caring perawat dilakukan dengan menghitung

total skor yang diperoleh responden. Berdasarkan skoring maka pengkategorian

perilaku caring perawat dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat

Variabel Rentang Nilai Kategori N Persentase

Perilaku caring perawat 138 - 168 Baik 72 52,9

106 - 137 Cukup 49 36,1


74 - 105 Kurang 14 10,3

42 - 73 Buruk 1 0,7

Jumlah 136 100,0

Pada penelitian ini, Perilaku caring perawat terdiri dari 5 faktor. Hasil

penelitian dari kelima faktor perilaku caring perawat secara umum berada pada

kategori baik. Dari kelima faktor perilaku caring perawat, faktor yang

persentasinya paling tinggi adalah faktor 3 (pengetahuan dan keterampilan

profesional). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

Skema 4.1. Lima faktor perilaku caring perawat

4. 5. Kategorisasi Skor Faktor Kepuasan Pasien Rawat Inap

Pada penelitian ini, kepuasan pasien rawat inap terdiri dari 3 faktor. Hasil

penelitian pada faktor 1 (Praktik profesional) kepuasan pasien dapat digolongkan

menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (15,4%), puas (45,6%), tidak
puas (38,3), dan sangat tidak puas (0,7%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel

4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9

Kategori Skor Praktik Profesional

Faktor 1 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Praktik profesional 7 - 11 Sangat tidak 1 0,7


puas
12 - 16 Tidak Puas 52 38,3

17 - 21 Puas 62 45,6

22 - 28 Sangat Puas 21 15,4

Jumlah 136 100,0

Hasil penelitian pada faktor 2 (Hubungan saling percaya) kepuasan pasien

dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (26,5%),

puas (58,1%), tidak puas (15,4%), dan sangat tidak puas (0 %) hasil tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.10:

Tabel 4.10

Kategori Skor Hubungan Saling Percaya

Faktor 2 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Hubungan saling percaya 11 - 18 Sangat tidak 0 0

puas

19 - 26 Tidak Puas 21 15,4

27 - 34 Puas 79 58,1

35 - 44 Sangat Puas 36 26,5

Jumlah 136 100,0


Hasil penelitian pada faktor 3 (Hubungan pendidikan) kepuasan pasien dapat

digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (36,0%), puas

(47,8%), tidak puas (14,7%), dan sangat tidak puas (1,5 %) hasil tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:

Tabel 4.11

Kategori Skor Hubungan Pendidikan

Faktor 3 Rentang Nilai Kategori N Persentase

Hubungan pendidikan 8 - 13 Sangat tidak 2 1,5

puas

14 - 19 Tidak Puas 20 14,7

20 - 25 Puas 65 47,8

26 - 32 Sangat Puas 49 36,0

Jumlah 136 100,0

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kepuasan pasien berada

pada kategori sangat puas (13,3%), puas (65,4%), tidak puas (20,6%), dan sangat

tidak puas (0,7%). Penilaian terhadap kepuasan pasien rawat inap dilakukan

dengan menghitung total skor yang diperoleh responden. Berdasarkan skoring

maka pengkategorian kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien

Variabel Rentang Nilai Kategori N Persentase

Kepuasan pasien 86 - 104 Sangat puas 18 13,3

66 - 85 Puas 89 65,4
46 - 65 Tidak puas 28 20,6

26 - 45 Sangat tidak 1 0,7

puas

Jumlah 136 100,0

Pada penelitian ini, Kepuasan pasien terdiri dari 3 faktor. Hasil penelitian dari

ketiga faktor kepuasan pasien secara umum berada pada kategori puas. Dari ketiga

faktor kepuasan pasien, faktor yang paling tinggi persentasinya adalah faktor 2

(hubungan saling percaya). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2

di bawah ini:

90
80
70
60
sangat tidak puas
50
Tidak puas
40
Puas
30
20 Sangat Puas

10
0
Faktor 1 Kepuasan
faktor 2 pasien
kepusasan
faktor 3 pasien
kepuasan pasien

Skema 4.2. Tiga faktor kepuasan pasien


BAB 5

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan pembahasan tentang korelasi antara perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Pengumpulan data dimulai dari bulan

Mei 2013 sampai Juni 2013 di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

5.1. Korelasi Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien

Rawat Inap

Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji korelasi Spearman

diketahui nilai r=0.615 (p<0,05) berarti bahwa ada korelasi antara perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien rawat inap.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku

caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien maka

tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan akan semakin baik juga.

Perilaku caring perawat sangat penting dalam memenuhi kepuasan pasien,

menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit. Hal ini

merupakan sentral praktik keperawatan, juga merupakan suatu cara pendekatan

yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya

terhadap pasien. Perawat adalah orang yang menjadi salah satu kunci dalam

memenuhi kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku caring perawat dapat

memberikan pengaruh dalam pelayanan yang berkualitas kepada pasien

(Prompahakul, et al., 2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wolf, et al (1998) didapatkan

data bahwa rata-rata kepuasan pasien 94,86 (SD = 12,91), dengan ketentuan
rentang skor 25 - 125. Penelitian ini menggunakan instrumen patient satisfaction

instrument (PSI) dan didapatkan korelasi yang positif antara perilaku caring

perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian

adalah pasien rawat inap (n=335).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wolf, et al (2003) yang mendapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien

105,67 (SD=2,26), dengan ketentuan rentang skor 25 - 125. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction instrument (PSI). Pada

penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan

kepuasan pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien

rawat inap (n=73).

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat

dengan kepuasan pasien rawat inap, yang didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Palese, et al (2011) didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan

pasien 3,3 (SD=0.58), dengan ketentuan rentang skor 1 – 4. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction scale (PSS). Pada

penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan

kepuasan pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic r=0.27, Cyprus r=0.76,

Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy r=0.45 (p<0.01) ).

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap

(n=1565).

Hasil yang diperoleh pada penelitian perilaku caring perawat dan kepuasan

pasien rawat inap ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rafii, et al (2007) yang mana didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien

84,76 (SD=15,65), dengan ketentuan rentang skor 25 - 125. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction instrument (PSI). Pada

penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan

kepuasan pasien (r=0.72, p<0.001). Adapun yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=250).

Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang

diberikan setelah membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan

harapannya. Perawat merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan di rumah

sakit, dan merupakan orang yang paling lama berinteraksi dengan pasien,

sehingga dalam menjalankan praktik keperawatan perlu lebih memperhatikan

perilaku caring perawat sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan

keperawatan yang berkualitas yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan

kepada pasien. Perilaku Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah

sebuah perilaku yang didasari oleh beberapa aspek diantaranya : pengetahuan,

kepedulian, keterampilan, ketulusan hati, tanggung jawab, kepercayaan,

mendengarkan, jujur, tepat waktu, spiritual (Watson, 1979).

5.2. Perilaku Caring Perawat

Setelah dilakukan penelitian mengenai perilaku caring perawat dan kepuasan

pasien rawat inap diperoleh hasil bahwa mayoritas perilaku caring perawat baik

dan minoritas perilaku caring perawat buruk (Tabel 4.8). Hasil penelitian tentang

perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wolf, et al (1998) tentang Relationship Between


Nurse Caring and Patient Satisfaction di Philadelphia didapatkan data bahwa

rata-rata perilaku caring perawat 203.92 (SD = 34,35) berada pada kategori baik,

dengan ketentuan rentang skor 42 - 252.

Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat

inap ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Palese, et al

(2011) tentang Surgical Patient Satisfaction as an Outcome of Nurses Caring

Behaviour di 6 negara bagian Eropa yang mendapatkan data bahwa rata-rata

perilaku caring perawat 4.9 (SD=0.8) berada pada kategori baik, dengan

ketentuan rentang skor 1 – 6. Juga diperkuat dengan hasil penelitian oleh Becker,

et al (2008) tentang Nursing Student Caring Behaviours During Blood Pressure

Measurement di Minnesota, mendapatkan data bahwa rata-rata perilaku caring

perawat 2.36 (SD=0.50) berada pada kategori baik, dengan ketentuan rentang skor

1 – 3.

Berdasarkan 10 faktor karatif dari teori Watson (1979) yang disederhanakan

menjadi 5 faktor karatif oleh Wolf, et al (1994), jawaban responden berdasarkan

faktor 1) mengakui keberadaan manusia, ini sama dengan pembentukan sistem

nilai, menanamkan sikap kepercayaan penuh harapan, dan sensitif terhadap diri

sendiri serta orang lain. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden

menyatakan perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal mengakui

keberadaan manusia sejumlah.

Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan

perawat yang mayoritas selalu mendengarkan dengan penuh perhatian kepada

pasien, selalu memberikan instruksi atau mengajari pasien, selalu memperlakukan


pasien sebagai individu, selalu tegur sapa dengan pasien, selalu memberikan

informasi kepada pasien sehingga pasien dapat membuat keputusan, selalu

menunjukkan rasa hormat kepada pasien, selalu memberikan dukungan kepada

pasien, selalu memanggil pasien dengan nama yang tapat, selalu bersikap jujur

kepada pasien, selalu membuat pasien merasa nyaman secara fisik atau emosional,

selalu memproses informasi tentang pasien secara rahasia, dan selalu meyakinkan

kehadirannya kembali kepada pasien .

Jawaban responden berdasarkan faktor 2) menanggapi dengan rasa hormat,

kategori ini sama dengan mengembangkan hubungan saling percaya dan saling

membantu, meningkatkan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien.

Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal menanggapi pasien dengan

rasa hormat.

Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan

perawat yang mayoritas selalu bersikap peka terhadap pasien, selalu membantu

pasien, selalu memberitahukan pasien dalam perencanaan perawatannya, selalu

kembali kepada pasien secara sukarela, selalu berbicara dengan pasien, selalu

memberitahukan pasien untuk memanggil jika ada masalah, selalu memenuhi

kebutuhan pasien, selalu menanggapi cepat untuk panggilan pasien, selalu

menghargai pasien sebagai manusia, selalu membantu mengurangi rasa sakit

pasien, dan selalu menunjukkan kepedulian terhadap pasien.

Jawaban responden berdasarkan faktor 3) pengetahuan dan ketrampilan

profesional, kategori ini merupakan kombinasi dari dua faktor karatif yaitu,
menggunakan problem-solving yang sistematik dalam mengambil keputusan, dan

meningkatkan belajar-mengajar interpersonal. Hasil penelitian diperoleh bahwa

mayoritas responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik

dalam hal pengetahuan dan keterampilan profesional.

Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan

perawat yang mayoritas selalu mengetahui bagaimana memberikan suntikan,

infus, dan lain-lain, selalu bersikap percaya diri dengan pasien, selalu

menggunakan gaya bahasa yang lembut terhadap pasien, selalu mengawasi dan

memperhatikan pasien, selalu menunjukkan sikap ceria kepada pasien, selalu

memberikan obat pasien tepat waktu, dan selalu memberikan perhatian khusus

kepada pasien selama pengobatan dan rawat inap pertama.

Jawaban responden berdasarkan faktor 4) menciptakan hubungan yang positif,

faktor ini sama dengan menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural,

spiritual yang mendukung. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden

menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal

menciptakan hubungan yang positif. Hasil penelitian tentang perilaku caring

perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu mempercayai

pasien, selalu memiliki sikap empati atau mengenali pasien, selalu membantu

pasien untuk sembuh, selalu bersikap sabar atau tidak kenal lelahterhadap pasien,

selalu mendemonstrasikan pengetahuan profesional dan keterampilan, selalu

mengelola peralatan secara terampil, dan selalu membiarkan pasien untuk

mengungkapkan perasaan tentang penyakitnya dan pengobatan .


Jawaban responden berdasarkan faktor 5) perhatian terhadap yang dialami

orang lain, kategori ini merupakan kombinasi dari dua faktor karatif yaitu,

memberikan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia, dan terbuka pada

eksistensial-fenomenologikal. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas

responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal

perhatian terhadap yang dialami orang lain. Hasil penelitian tentang perilaku

caring perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu

menghilangkan gejala penyakit pada pasien, selalu memperioritaskan pasien, dan

selalu memberikan perawatan fisik yang baik kepada pasien.

Walaupun demikian masih ada juga perawat yang tidak pernah memproses

informasi tentang pasien secara rahasia atau hanya kadang-kadang saja

memproses informasi tentang pasien secara rahasia. Masih ada perawat yang tidak

pernah meyakinkan kehadirannya kembali kepada pasien, atau hanya kadang-

kadang meyakinkan kehadirannya kembali kepada pasien. Masih ada perawat

yang belum memperlakukan pasien sebagai individu, atau hanya kadang-kadang

memperlakukan pasien sebagai individu. Masih ada perawat yang belum bersikap

peka terhadap pasien, atau hanya kadang-kadang bersikap peka terhadap pasien.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat digambarkan

bahwa perilaku caring perawat berada pada kategori baik dan faktor perilaku

caring yang paling dominan berada pada faktor 3 yaitu pengetahuan dan

keterampilan profesional. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini

menunjukkan bahwa perawat sudah berupaya semaksimal mungkin untuk

berperilaku caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien khususnya


pelayanan keperawatan kepada pasien rawat inap di rumah sakit. Semua perawat

mampu berperilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada

pasien, dan jika perawat berperilaku caring dalam memberikan pelayanan

keperawatan maka akan terjalin hubungan interpersonal yang baik antara perawat

dengan pasien, perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, sehingga akan tercapai

pelayanan keperawatan yang baik dan berkualitas.

Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini sejalan dengan teori

keperawatan yang diterbitkan oleh Watson (1979), The Phylosophy and Science of

Caring, menyatakan bahwa caring adalah suatu karakteristik interpersonal yang

tidak diturunkan melalui genetika, tetapi dipelajari melalui pendidikan sebagai

budaya profesi. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam konteks keperawatan caring

bukan merupakan suatu hal yang unik tetapi caring merupakan suatu bentuk

pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang merupakan sentral praktik

keperawatan (Watson, 1979). Caring adalah sentral praktik keperawatan, yang

merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk

lebih meingkatkan kepeduliannya terhadap pasien. Hal ini adalah esensi dari

keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-

pasien, dimana perawat harus mampu mengetahui dan memahami tentang

kebiasaan manusia dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang sudah

ada atau bepotensi akan timbul (Watson, 1979).

Perilaku caring adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih

sayang, keterampilan, empati, tanggung jawab, sensitive, dan dukungan. Perilaku

ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup
manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu

serta kelompok berdasarkan budaya. Perawat perlu mengetahui kebutuhan

individu, bagaimana responnya terhadap sesamanya, kekuatan serta keterbatasan

pasien dan keluarganya. Selain itu, perawat membantu serta memberikan

perhatian serta empati kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua

faktor yang digunakan perawat untuk memberikan pelayanan kepada pasien

(Leininger, 1988 dalam Potter & perry, 2009).

5.3. Kepuasan Pasien Rawat Inap

Penelitian yang telah dilakukan mengenai perilaku caring perawat dan

kepuasan pasien rawat inap didapatkan hasil bahwa mayoritas kepuasan pasien

berada pada kategori puas, namun masih terdapat pasien yang belum puas

terhadap pelayanan perawat dan bahkan sangat tidak puas (Tabel 4.12). Jawaban

responden pada kuesioner menjelaskan 3 faktor perilaku perawat terhadap

kepuasan pasien yaitu meliputi praktik profesional (technical-professional),

hubungan saling percaya (trusting relationship), dan hubungan pendidikan

(educational relationship).

Jika dilihat berdasarkan dimensi praktik profesional (technical-professional),

sebagian besar perawat di Rumah Sakit telah mampu mencapai tujuan sesuai

dengan perannya. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden

menyatakan bahwa sudah merasa puas ketika perawat melakukan praktik

profesional. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien

rawat inap ini dibuktikan dengan perawat selalu mengarahkan pasien dalam
melaksanakan terapi, selalu dapat memberikan nasihat dengan tepat, selalu

menguasai tentang hal yang dijelaskannya, tidak pernah ceroboh dalam

melakukan tindakan, selalu tenang dalam melakukan tindakan, selalu cekatan dan

tidak pernah lambat dalam melakukan tindakan, dan terampil dalam melakukan

tindakan.

Hanya saja memang masih terdapat juga perawat yang belum memberikan

pelayanan keperawatan yang terbaik pada pasien, tetapi jumlahnya sedikit.

Perawat tidak pernah mengarahkan pasien dalam melaksanakan terapi, perawat

hanya kadang-kadang menguasai tentang hal yang dijelaskannya, masih terdapat

perawat yang tidak teliti dalam melakukan tindakan, perawat tidak tenang dalam

melakukan tindakan, perawat kadang-kadang lambat bahkan selalu lambat dalam

melakukan tindakan kepada pasien.

Berdasarkan faktor hubungan saling percaya (Trusting relationship), hasil

penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa sudah

merasa puas ketika perawat menjalin hubungan saling percaya dengan pasien, hal

ini didukung dengan perawat selalu berada di sekitar pasien. Akan tetapi masih

ada didapatkan perawat hanya kadang-kadang saja berada di sekitar pasien,

bahkan terdapat perawat yang tidak pernah berada di sekitar pasien. Namun

demikian, sebagian besar pasien selalu merasa bebas untuk bertanya kepada

perawat. Selain itu, perawat selalu bersikap ramah kepada pasien dan selalu

memahami perasaan pasien. Perawat juga selalu mudah dijumpai ketika pasien

ada masalah, selalu dapat meluangkan waktu berbicara dengan pasien, selalu

memperhatikan pasien dan selalu memahami masalah pasien, serta tidak pernah
tidak cukup sabar dalam menghadapi pasien. Dengan demikian, pasien tidak

pernah merasa bosan dengan penjelasan perawat dan selalu merasa lebih baik jika

berbicara dengan perawat .

Apabila dilihat berdasarkan faktor educational relationship, pertukaran

informasi antara pasien dan perawat, termasuk di dalamnya seperti aktifitas dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan, penjelasan, dan demonstrasi tindakan sudah

baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang memperoleh mayoritas

responden menyatakan bahwa sudah merasa puas ketika perawat menjalin

hubungan pendidikan dengan pasien. Berdasarkan jawaban-jawaban responden

pada kuesioner dapat diketahui bahwa perawat selalu menjelaskan tentang hasil

pemeriksaan secara rinci kepada pasien dan selalu memberi penjelasan kepada

pasien tentang penyakitnya. Dalam hal memberikan penjelasan ini, perawat

menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana.

Selain itu, perawat juga mudah dijumpai ketika pasien ada masalah, perawat

selalu memberikan penjelasan yang lengkap tentang sesuatu yang diperlukan

pasien, dan memberikan petunjuk dengan akurat sehingga pasien dapat

memahami penjelasan perawat. Hanya saja masih ditemukan perawat yang sering

bertanya tentang keadaan pasien, tapi tidak melakukan tindakan .

Pasien atau klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai

konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Dalam mengambil keputusan,

konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai pada proses penerimaan

pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil

dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas.
Hal-hal yang menyangkut kepuasan atas pemenuhan kebutuhan seseorang

relatif sifatnya. Seperti yang dikatakan oleh Mc Gregor (1989) bahwa manusia

merupakan makhluk yang terus menerus memiliki keinginan-keinginan, segera

apabila kebutuhan tertentu terpenuhi maka kebutuhan lain muncul. Manusia

secara terus menerus melakukan usaha-usaha untuk memuaskan kebutuhan-

kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan mempengaruhi perilaku

pasien yang pada dasarnya merupakan konsumen jasa pelayanan kesehatan.

Pasien secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-

barang atau jasa, termasuk didalamnya dalam proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan suatu kegiatan.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat

digambarkan tingkat kepuasan pasien rawat inap berada pada kategori puas dan

faktor kepuasan pasien rawat inap yang paling dominan berada pada faktor 2 yaitu

hubungan saling percaya. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan

kepuasan pasien rawat inap ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien dan

keluarga pasien sudah mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan

harapannya ketika mereka dirawat di rumah sakit. Jika pasien merasa puas

terhadap pelayanan keperawatan yang mereka peroleh ketika dirawat di rumah

sakit, maka mereka akan datang kembali ketika membutuhkan pelayanan

keperawatan, baik untuk mereka sendiri ataupun untuk keluarganya.

Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat

inap ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Risser (1975) yang

menyatakan bahwa kepuasan pasien adalah persepsi, sikap pasien terhadap


pelayanan keperawatan, dan merupakan kriteria hasil evaluasi dari kualitas

pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan

kesehatan dan merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan

kesehatan (Pohan, 2007). Hal ini merupakan bentuk perasaan seseorang setelah

mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi

harapan (Gerson, 2004). Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan

pasien dari persepsi pasien/ keluarga terdekat. Keadaan ini akan tercapai, apabila

diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan

memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya, ada perhatian terhadap

keluhan, kondisi lingkungan fisik dan memprioritaskan kebutuhan pasien,

sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas atau

hasil dan derita-derita serta jerih payah yang telah dialami guna memperoleh hasil

tersebut (Soejadi, 1996).


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk

Pakam dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat

dengan kepuasan pasien rawat inap dengan (p < 0,05). Perilaku caring perawat

dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (52,9%), cukup

(36,1%), kurang (10,3%), dan buruk (0,7%). Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa sebagian besar perilaku caring perawat sudah baik. Kepuasan pasien dapat

digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori puas (65,5%), sangat puas

(13,2%), tidak puas (20,6%), dan sangat tidak puas (0,7%). Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa separuh pasien sudah merasa puas terhadap pelayaan

perawat.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan kepada

rumah sakit untuk membuat program pelatihan tentang caring bagi perawat agar

perilaku caring perawat menjadi lebih baik. Disarankan kepada perawat untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan khususnya keterampilan ketika

menjalankan perannya sebagai pelaksana tindakan keperawatan profesional.

Disarankan kepada peneliti selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih

mendalam maka penelitian perlu ditambah dengan data-data kualitatif yang

mendukung. Diharapkan dengan data tersebut dapat kita lihat dinamika perilaku

caring perawat yang dialami oleh pasien di rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, T. (2002). Analisa tingkat kepuasan klien terhadap perilaku


caring perawat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 6(2), 41 – 49.

Azwar, A. (1996). Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Beaton, D, E., Bombardier, C.,Guillemin, F., & Ferraz, M., B. (2000). Guidelines
for the process of cross-cultural adaptation of self-report measures. SPINE,
25(24), 3186 – 3191.

Becker, K., Blazovich, L., Schug, V., Daniels, J., Neal, D., Pearson, G., et al.
(2008). Nursing student caring behavior during blood pressure measurement.
Journal of Nursing Education, 47(3), 98 – 104.

Boykin, A., & Schoenhofer,S.O. (2001). Nursing as caring: A model for


transforming practice. New York: National League for Nursing.

Gadalean, I. Chepte, M., & Constantin, I. (2011). Evaluation of patients


satisfaction, Journal of Applied Medical Informatics, 29(4), 41-47.

Gerson, R. F. (2004). Mengukur kepuasan pelanggan. Jakarta: PPM.

Kotler , P. & Keller , K.L. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas
Jilid 1. Edisi Bahasa Inggris. Pearson Education, Inc. Upper Saddler River,
New Jersey, 07458, Edisii Bahasa Indonesia, pada PT. INDEKS.

Krejcie, R. V & Morgan, D. W. (1970) Determining sample size for research


activities. Educational and Psychological Measurement, 30, 607 – 610.

Mlinar, S. (2010). First-and third-year student nurses’ perception of caring


behavior. Journal of Nursing Ethics, 17(4), 491-500.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Otani, K., Kurz, R.S., Barney, M & Steven. (2004). The impact of nursing care
and other healthcare attributes on hospitalized patient satisfaction and
behavioral intentions. Journal of Healthcare Management, 49 (3), 181-197.
Palese, A., Tomietto, M., Suhonen, R., Efstathiou, G., & Tsangari, H. (2011).
Surgical patient satisfaction as an outcome of nurses’ caring behavior.
Journal of Nursing Scholarship, 43(4), 341 – 350.

Pohan, I. (2007). Jaminan mutu layanan kesehatan. Jakarta: EGC.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of Nursing : Fundamental


Keperawatan (edisi 7). Jakarta: Salemba Medika (terjemahan).

Prompahakul, C., Nilmanat, K., & Kongsuwan, W. (2011). Nurses’ caring


behavior for dying patients in southern Thailand. Nurse Media Jounal of
Nursing, 1(2), 147-158.

Rafii, F. (2007). Nurse caring in Iran and its relationship with patient satisfaction.
Australian Journal of Advanced Nursing, 26(2), 75-84.

Risser, N.L. (1975). Development of an Instrument to Measure Patient


Satisfaction with Nurses and Nursing Care in Primary Care Settings. Nursing
Research, 24(1), 45-52

Roach, M. S. (2002). Caring the human mode of being: A blueprint for the health
professionals (2nd ed.). Canada: CH Press.

Sabarguna, B. S. (2004). Pemasaran pelayanan rumah sakit. Jakarta: Sagung


Seto.

Soejadi. (1996). Pedoman penilaian kinerja rumah sakit umum. Jakarta: KATIGA
Bina.

Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Supranto, S. (2001). Pengukuran tingkat kepuasan konsumen untuk menaikkan


pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Swanson, K, M. (1991). Empirical development of a middle range theory of


caring. Nursing Research, 40(3), 161 – 166.

Watson, J. (1979). The Philosophy and Science of Caring. Boston: Little Brown.

Watson, J. (1999). Nursing human science and human care: A theory of nursing.
New York: National League for Nursing.

Wolf, Z. R., Colahan, M., & Costello, A. (1998). Relationship between nurse
caring and patient satisfaction. Medical-Surgical Nursing, 7(2), 99 – 105.
Wolf, Z. R., Miller, Patricia, A., Devine, & Megan. (2003). Relationship between
nurse caring and patient satisfaction in Patients Undergoing Invasive Cardiac
Procedures. Medical-Surgical Nursing, 12(6), 391 – 396.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan


Pasien Rawat Inap.

Nama Peneliti : Rahmad Gurusinga

Nomor Induk Mahasiswa : 117046008

Saya adalah mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan

untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat, kepuasan pasien

rawat inap, dan hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap

di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela dan tidak ada

paksaan dari pihak manapun. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini maka saudara diharapkan untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden ini..

Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan data yang responden berikan.

Informasi yang responden berikan akan saya simpan seaman mungkin dan apabila

dalam pemberian informasi ada yang kurang mengerti maka responden dapat

menanyakannya kepada peneliti.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitian ini.

Lubuk Pakam, Mei 2013

Peneliti Responden

(Rahmad Gurusinga) (……………………)


INSTRUMEN PENELITIAN

Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien


Rawat Inap

No. Responden :
Hari/ Tanggal :
I. Kuesioner Data demografi (KDD)
Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan :
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist
(√ ) pada tempat yang tersedia.

2. Semua pernyataan harus dijawab.

3. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban.

4. Bila data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Umur : Tahun
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan

3. Pendidikan Terakhir :
SD SMP
SMA DIII
S1 S2

4. Status :
Menikah Janda/Duda
Belum menikah
II. Kuesioner Perilaku Caring Perawat

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√)

pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman saudara/i ketika menerima

tindakan keperawatan dari perawat di rumah sakit Grand Medistra

Pilihan Jawaban

No Pernyataan Tidak Kadang Sering Selalu


pernah -kadang
1. Perawat mendengarkan dengan
penuh perhatian kepada pasien
2. Perawat memberikan instruksi atau
mengajari pasien
3. Perawat memperlakukan pasien
sebagai individu
4. Perawat meluangkan waktu dengan
pasien
5. Perawat tegur sapa dengan pasien

6. Perawat menjadi tumpuan harapan


bagi pasien
7. Perawat memberikan informasi
kepada pasien sehingga ia dapat
membuat keputusan
8. Perawat menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
9. Perawat memberikan dukungan
kepada pasien
10. Perawat memanggil pasien dengan
nama yang tepat
11. Perawat bersikap jujur kepada
pasien
12. Perawat mempercayai pasien

13. Perawat memiliki sikap empati atau


mengenali pasien
14. Perawat membantu pasien untuk
sembuh
Pilihan Jawaban

No Pernyataan Tidak Kadang- Sering Selalu


pernah kadang
15. Perawat membuat pasien merasa
nyaman secara fisik atau
emosional
16. Perawat bersikap peka terhadap
pasien
17. Perawat bersikap sabar atau tak
kenal lelah terhadap pasien
18. Perawat membantu pasien

19. Perawat mengetahui bagaimana


memberikan suntikan, infus, dll
20. Perawat bersikap percaya diri
dengan pasien
21. Perawat menggunakan gaya
bahasa yang lembut terhadap
pasien
22. Perawat mendemonstrasikan
pengetahuan profesional dan
keterampilan
23. Perawat mengawasi/
memperhatikan pasien
24. Perawat mengelola peralatan
secara terampil
25. Perawat menunjukkan sikap
ceria terhadap pasien
26. Perawat membiarkan pasien
untuk mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakitnya dan pengobatan
27. Perawat memberitahukan pasien
dalam perencanaan
perawatannya
28. Perawat memproses informasi
tentang pasien secara rahasia
29. Perawat meyakinkan kehadiran
kembali
30. Perawat kembali kepada pasien
secara sukarela
Pilihan Jawaban

No Pernyataan Tidak Kadang- Sering Selalu


pernah kadang
31. Perawat berbicara dengan
pasien
32. Perawat memberitahukan pasien
untuk memanggil jika ada
masalah
33. Perawat memenuhi kebutuhan
pasien dan menyatakan secara
tak tertulis
34. Perawat menanggapi cepat
untuk panggilan pasien
35. Perawat menghargai pasien
sebagai manusia
36. Perawat membantu mengurangi
rasa sakit pasien
37. Perawat menunjukkan
kepedulian terhadap pasien
38. Perawat memberikan obat
pasien tepat waktu
39. Perawat memberikan perhatian
khusus kepada pasien selama
pengobatan dan rawat inap
pertama.
40. Perawat menghilangkan gejala
pasien
41. Perawat
menempatkan/memposisikan
pasien pertama sekali
42. Perawat memberikan perawatan
fisik yang baik
III. Kuisioner Kepuasan Pasien Rawat Inap

Petunjuk pengisian :

Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√)

pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman saudara/i ketika menerima

tindakan keperawatan dari perawat di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

Pilihan Jawaban

No Pernyataan Tidak Kadang Sering Selalu


pernah -kadang
1. Perawat menjelaskan tentang hasil
pemeriksaan secara rinci kepada
pasien.
2. Perawat memberi penjelasan
kepada pasien tentang penyakitnya.
3. Perawat selalu berada di sekitar
pasien.
4. Pasien merasa bebas untuk bertanya
kepada perawat.
5. Perawat bersikap ramah kepada
pasien.
6. Perawat memahami perasaan
pasien.
7. Perawat menjelaskan sesuatu
dengan bahasa yang sederhana.
8. Perawat sering bertanya tentang
keadaan pasien, tapi tidak
melakukan tindakan.
9. Perawat mudah dijumpai ketika
pasien ada masalah.
10. Perawat tidak dapat meluangkan
waktu berbicara dengan pasien.
11. Perawat sering memperhatikan
pasien.
12. Perawat mengarahkan pasien dalam
melaksanakan terapi.
13. Perawat memahami masalah
pasien.
14. Perawat dapat memberikan nasihat
dengan tepat.
Pilihan Jawaban

No Pernyataan Tidak Kadang- Sering Selalu


pernah kadang
15. Perawat menguasai tentang hal
yang dijelaskannya.
16. Pasien dapat memahami penjelasan
perawat.
17. Perawat tidak cukup sabar dalam
menghadapi pasien.
18. Perawat tidak teliti dalam
melakukan tindakan.
19. Perawat memberikan petunjuk
dengan akurat.
20. Pasien merasa bosan dengan
penjelasan perawat.
21. Pasien merasa lebih baik jika
berbicara dengan perawat.
22. Perawat tidak tenang dalam
melakukan tindakan.
23. Perawat lambat dalam melakukan
tindakan kepada pasien.
24. Perawat selalu memberikan
penjelasan yang lengkap tentang
sesuatu yang diperlukan pasien.
25. Perawat terampil dalam melakukan
tindakan.
26. Pasien menerima informasi yang
memadai tentang tindakan,
sehingga pasien tahu apa yang
dilakukan ketika pulang.
rahmad gurusinga <rahmad.gurusinga@gmail.com>

Permission to Use Instrument


2 messages

rahmad gurusinga <rahmad.gurusinga@gmail.com> Sun, Feb 24, 2013 at 9:02 PM


To: reprints@emeraldinsight.com

Dear : Pall Biering

May I to Introduce my self, I am Mr. Rahmad Gurusinga from Indonesia.


I am a master nursing student in North Sumatera University Indonesia.
I am doing my thesis which title about Patient Satisfaction. I am
interested with your Instrument about Patient Satisfaction Questionnaire (26
Item). I very Hope you can give me a permission to use your instrument
in my thesis. Please give me a confirmation, if I can use your
instrument. Thanks before.

Mon, Feb 25, 2013 at


Mathew Baxendale <MBaxendale@emeraldinsight.com>
7:24 AM
To: rahmad gurusinga <rahmad.gurusinga@gmail.com>
Cc: Laura Jenkins <LJenkins@emeraldinsight.com>

Dear Mr Gurusinga,

Many thanks for your email.

In regards to your query, please could you confirm if you wish to use Table 1 “Item
discrimination of the Patient Satisfaction Questionnaire” from the article Casting light on the
concept of patient satisfaction by studying the construct validity and the sensitivity of a
questionnaire: http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?issn=0952-
6862&volume=19&issue=3&articleid=1554376?

Once I have this information I will be able to advise you further.

I look forward to hearing from you.

Kind regards,

Mathew Baxendale

Rights Assistant | Emerald Group Publishing Limited


mbaxendale@emeraldinsight.com | www.emeraldinsight.com
Permission to Use Instrument
Inbox x

Feb 24 (3 days ago)


rahmad gurusinga
Dear : Pall Biering May I to Introduce my self, I am Mr. Rahmad Gurusinga fro...

Feb 25 (2 days ago)


Mathew Baxendale
Dear Mr Gurusinga, Many thanks for your email. In regards to your query, plea...

12:12 am (1 day ago)


rahmad gurusinga
I wish to use Table 1 “Item discrimination of the Patient Satisfaction Questi...

3:54 am (1 day ago)


Mathew Baxendale
to me

Dear Rahmad,

Many thanks for your prompt reply.

In order to advise you on your request to reuse Table 1, I require further information:

 Please can you confirm if you will be using Table 1 exactly as published? If you are
making any adaptations to the table or the questions please send these so I can assess
the level of adaptation.

Once I have this information I will be able to advise you further.

I look forward to hearing from you.

Kind regards,

Mathew Baxendale

Rights Assistant | Emerald Group Publishing Limited


mbaxendale@emeraldinsight.com | www.emeraldinsight.com
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai