net/publication/321748166
CITATIONS READS
0 5,819
1 author:
Rahmad Gurusinga
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
7 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rahmad Gurusinga on 12 December 2017.
TESIS
Oleh
RAHMAD GURUSINGA
117046008/ADMINISTRASI KEPERAWATAN
TESIS
Oleh
RAHMAD GURUSINGA
117046008/ADMINISTRASI KEPERAWATAN
Rawat Inap
ABSTRAK
pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah
sakit.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji korelasi antara perilaku caring
kepuasan pasien rawat inap. Sampel penelitian adalah 136 orang pasien rawat inap
Berdasarkan analisa data, diperoleh nilai r=0.615 (p<0,05), hal ini menunjukkan
bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat
dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (52,9%), cukup
(36,1%), kurang (10,3%), dan buruk (0,7%). Untuk kepuasan pasien kategori puas
(65,5%), sangat puas (13,2%), tidak puas (20,6%), dan tidak puas (0,7%).
Semakin baik perilaku caring perawat maka akan semakin tinggi pula tingkat
kepuasan pasien.
Satisfaction
ABSTRACT
which can become one of the indicators for the quality of service in a hospital.
The objective of the research was to evaluate the correlation between nurses’
caring behavior and inpatients’ satisfaction, to obtain the picture about nurses’
caring behavior, and to obtain the picture about inpatients’ satisfaction. The
instruments used in the research were questionnaires for demographic data, caring
behavior inventory (CBI) was used for nurses’ caring behavior, and patient
hypothesis was tested by using Spearman correlation test. Based on the data
analysis, it was found that the r value = 0.615 (p=0.05) which indicated that there
was the correlation between nurses’ caring behavior and inpatients’ satisfaction.
The result of the supplementary research showed that nurses’ caring behavior
satisfied (13.2%), dissatisfied (20.6%), and very dissatisfied (0.7%). The better
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tesis
dengan judul “Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap”.
Magister Keperawatan.
MNS., Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas
pendidikan dengan tepat waktu, dan Bapak Achmad Fathi, S.Kep., Ns., MNS
atas program pendidikan yang telah Bapak buat dan jalankan sehingga penulis
S.Kp., M.Kes sebagai Pembimbing II. Terima kasih atas waktu yang telah Bapak
luangkan untuk membimbing saya dalam penulisan laporan tesis, sehingga dapat
selesai dengan baik. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak
M.Nurs selaku Komisi Penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi
Pakam yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Kepada Kepala Ruang dan seluruh staff perawat Ruang, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
Lubuk Pakam dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ibu, dan
Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dorongan dana dan moril dalam
penyelesaian tesis ini. Kepada Istri dan Anakku tercinta, penulis juga
mengucapkan terima kasih karena telah memberikan dukungan moral, dana, dan
ini. Terima kasih karena senyum kalian telah mengobati kepenatan ayah.
Akhirnya tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-
Universitas Sumatera Utara Angkatan I 2011/2012 dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memberi
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini
dan harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat demi kemajuan ilmu
Rahmad Gurusinga
RIWAYAT HIDUP
No. Hp : 081362104623
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan:
Staf Dosen di STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 20 Maret 2011 s.d
sekarang.
Sekretaris Program Studi Ners STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 2011
s.d sekarang.
Kegiatan akademik selama studi:
Peserta
Peserta
Publikasi:
(2).
Proceeding:
ABSTRAK................................................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hal ini memacu para penyelenggara pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit
Sekarang adalah zaman bahwa semboyan pasien atau konsumen adalah raja, ini
Era globalisasi yang sedang dan akan kita hadapi di bidang kesehatan
pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik milik pemerintah, swasta dan asing
warna di era globalisasi dan memacu rumah sakit untuk memberikan layanan
terbaiknya agar tidak dimarginalkan oleh masyarakat. Setelah pasien pulang dari
rumah sakit mereka akan mengingat kembali pengalaman mereka selama dirawat
di rumah sakit, bila mereka merasa puas akan pelayanan keperawatan maka
mereka akan kembali berobat ke rumah sakit tersebut ketika mereka
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan
rumah sakit yang dapat menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan
serta berperan dalam menentukan kepuasan pasien, sebagai tolok ukur mutu
perhatian adalah perilaku caring perawat yang merupakan inti atau fokus dalam
pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah
sakit. Hal ini merupakan sentral praktik keperawatan, juga merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya terhadap pasien. Perawat adalah orang yang menjadi salah satu
kunci dalam memenuhi kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku caring
Perawat harus melayani dan berperilaku caring kepada pasien, karena hal
tersebut menjadi dasar pada saat memberikan perawatan kepada pasien. Perilaku
berkualitas kepada pasien. Akan tetapi standar keperawatan saat ini dan kualitas
itu, perilaku caring perawat perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan saat ini
Terdapat lima tipe tuntutan dan harapan pasien kepada perawat sebagai
pemberi pelayanan yaitu, responsif (mereka harus bersedia dan siap untuk
tamah, hormat, beretika baik, dan fleksibel), kredibilitas (mereka dapat dipercaya
dan jujur), dan sensitif (mereka mengerti akan kebutuhan pasien) memberikan
Giardino (1998) didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien 94,86 (SD =
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=335).
skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient
satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang
positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien (r=0.72, p<0.001). Adapun
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=250).
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Wolf, Miller, & Devine (2003)
ketentuan rentang skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah patient satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan
korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=73).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction scale
(PSS). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring
r=0.27, Cyprus r=0.76, Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy
r=0.45 (p<0.01) ). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang telah di tetapkan. Perilaku
(Roach, 2002). Perawat yang caring akan mampu memberikan rasa yang puas dan
nyaman bagi pasien. Untuk menjadi seseorang yang caring berarti mengabdikan
hidupnya untuk memahami dan peduli kepada orang lain (Boykin, 2001).
orang lain), (4) helping-trust (hubungan saling percaya dan saling membantu), (5)
ekspresi perasaan yang positif dan negatif, (6) pemecahan masalah yang
rawat inap.
1.2.Permasalahan
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka masalah penelitian yang akan
diteliti adalah apakah ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada korelasi positif
antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap” Semakin
tinggi perilaku caring perawat maka pasien akan semakin puas dan sebaliknya
rendah.
1.5.Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
rumah sakit.
2. Aspek praktis
rumah sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Teori keperawatan yang diterbitkan oleh Watson (1979), The Phylosophy and
caring bukan merupakan suatu hal yang unik tetapi caring merupakan suatu
bentuk pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang merupakan sentral
kepeduliannya terhadap pasien. Hal ini adalah esensi dari keperawatan yang
perawat harus mampu mengetahui dan memahami tentang kebiasaan manusia dan
respon manusia terhadap masalah kesehatan yang sudah ada atau bepotensi akan
dengan pasien (Benner dan Wrubel, 1989 dalam Potter & Perry, 2009). Hal ini
serta mau memberi dan menerima bantuan (Chinn & Kramer, 2004 dalam Potter
empati kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua faktor yang
masalah klien dan mencari serta melaksanakan solusinya, juga sebagai bentuk
dasar dari praktek keperawatan dan juga sebagai struktur mempunyai implikasi
praktis untuk mengubah praktek keperawatan (Potter & Perry, 2009). Selain itu
Watson (1979) juga mengungkapkan caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
Perilaku caring adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih
ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup
manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu
diharapkan dalam keperawatan adalah perilaku yang didasari oleh 10 faktor yaitu :
dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai ini
ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat yang kemudian akan
meningkatkan sikap altruistik. Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini
spiritual. Dengan menggunakan faktor karatif ini akan tercipta perasaan lebih baik
melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara
sendiri dapat menjadi lebih sensitif dan , murni dan bersikap wajar pada orang
lain. Pengembangan perasaan ini akan membawa pada aktualisasi diri melalui
penerimaan diri antara perawat dan klien. Perawat yang mampu untuk mengenali
dan mengekspresikan perasaannya akan lebih mampu untuk membuat orang lain
kebutuhan perawat untuk mulai merasakan suatu emosi yang muncul dengan
sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui perasaan diri seseorang yang
peka dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika perawat berusaha meningkatkan
kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik (tampil apa adanya). Autentik akan
menambah pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri
maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan perawat itu (Watson, 1979).
dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa adanya dalam berrinteraksi dan
tidak menyembunyikan kesalahan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka
dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah
berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui
bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain
(Watson, 1979).
Berbagi perasaan merupakan pengalaman yang cukup beresiko baik bagi perawat
maupun klien. Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan positif maupun negatif
Faktor ini adalah konsep yang penting dalam keperawatan, yang membedakan
antara caring dan curing. Perawat memberikan informasi kepada klien. Perawat
terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan terhadap
dan lingkungan yang astetik. Karena klien bisa saja mengalami perubahan baik
dari lingkungan internal maupun eksternal, maka perawat harus mengkaji dan
Nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling
(Watson, 1979).
Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan kematangaan diri dan jiwa
pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri. Diakuinya faktor ini dalam ilmu
keperawatan membantu perawat untuk memahami jalan hidup seseorang dalam
menemukan arti kesulitan hidup. Karena adanya dasar yang irrasional tentang
kehidupan, penyakit dan kematian, perawat menggunakan faktor karatif ini untuk
faktor caring yang didasari dari 10 faktor caring Watson (1979). Konsep tersebut
pasien 263 orang dilengkapi dengan Caring Behaviour Inventory (CBI). Mereka
berikut: 5 faktor caring Wolf, et al (1994) yang didasari dari 10 faktor caring
Watson (1979).
II
2. Menanggapi dengan 4. Mengembangkan hubungan saling
rasa hormat(Assurance percaya dan saling membantu.
of human presence)
5. Meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif.
dari tiga faktor karatif yaitu : pembentukan sistem nilai humanistic - altruistik,
sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain. Kategori ini terdiri dari aktivitas
dukungan kepada klien, memanggil nama klien dengan tepat, jujur, dan
memberikan kenyamanan.
dari dua faktor karatif yaitu: mengembangkan hubungan saling percaya dan saling
klien, menanggapi secara cepat panggilan klien, menghargai, dan peduli kepada
klien.
interpersonal. Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti melakukan tindakan
keperawatan dengan baik kepada klien, bersikap percaya diri, menggunakan gaya
bahasa yang lembut kepada klien, memperhatikan klien, menunjukkan sikap ceria
kepada klien, memberikan obat klien tepat waktu, mempercayai klien dan
Faktor 4) menciptakan hubungan yang positif , kategori ini hanya terdiri dari
spiritual yang mendukung. Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti
klien, memiliki sikap empati terhadap klien, sabar, mengelola peralatan secara
Faktor 5) adalah perhatian terhadap yang dialami orang lain, kategori ini
mencakup dua faktor karatif yaitu memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan
Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam
usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang
yang berguna dan efektif. Pandangannya tentang keperawatan adalah siapa yang
kita layani, bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk
pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dan caring. Yang kemudian
klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmen caring, pemeliharan
Teori caring Swanson (1991) ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk
memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori
atau proses. Menurut Swanson (1991) ada lima dimensi yang mendasari konsep
caring yaitu; Knowing, Being With, Doing For, Enablings, Maintaining Belief.
verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan
orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan
persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari keyakinan
secara mendalam), d) Centering on the cared for (perawat befokus pada klien
diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan
Dimensi kedua, Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi
juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama –
klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesehatan klien). Dengan being
with perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada
suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan
memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati
setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi
tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan
yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being,
dan membuat alternative), menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam
medis.
seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam
atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain
dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu
keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek
klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan
wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi, b) Offering a hope-
optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa klien secara realistis
dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan yang
sama, d) Helping to find meaning yaitu membantu klien menemukan makna akan
masalah yang terjadi sehingga klien perlahan - lahan menerima bahwa setiap
orang dapat mengalami apa yang dialami klien, e) Going the distance (menjaga
hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah
Dengan demikian dapat disimpulkan caring bukanlah sesuatu yang baru dan
unik karena sudah ada sejak jaman Florence Nightingale dan tidak diturunkan
melalui genetic tetapi dapat dipelajari melalui budaya profesi. Caring merupakan
komunikasi terapeutik serta selalu siap sedia untuk memberikan yang terbaik
untuk klien.
perilaku caring perawat 203.92 (SD = 34,35), dengan ketentuan rentang skor 42 -
252. Penelitian ini menggunakan instrumen caring behavior inventory (CBI) dan
patient satisfaction instrument (PSI) dan didapatkan korelasi yang positif antara
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien (r=0.78, p < 0.001, R2=61.46%).
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap
(n=335).
rentang skor 42 - 252. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
caring behavior inventory (CBI), dan patient satisfaction instrument (PSI). Pada
penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan
data bahwa rata-rata perilaku caring perawat 4.9 (SD=0.8), dengan ketentuan
rentang skor 1 - 6. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring
behavior inventory (CBI), dan patient satisfaction scale (PSS). Pada penelitian ini
juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan
pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic r=0.27, Cyprus r=0.76, Finland
r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy r=0.45 (p<0.01) ). Adapun yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap (n=1565).
252. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring behavior
inventory (CBI) dan patient satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga
didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien
(r=0.72, p<0.001). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah nurse’s caring behavior for dying patient questionnaire
(NCBDPQ Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat
(n=360).
yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring behavior during blood
penelitian ini adalah mahasiswa perawat (n=59). Pada penelitian ini juga
2.3.Kepuasan Pasien
merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan (Pohan,
2004). Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa
diberikan, juga ditentukan oleh pengalaman dan pemikiran perorangan, dan hal ini
tidak dapat dengan mudah diupayakan untuk diubah, dan digiring kearah keadaan
yang memuaskan (Sabarguna, 2008). Rasa ini adalah perasaan senang seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu
pasien/ keluarga terdekat. Keadaan ini akan tercapai, apabila diperoleh hasil yang
pasien atau keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik
sebaik-baiknyaantara tingkat rasa puas atau hasil dan derita-derita serta jerih
payah yang telah dialami guna memperoleh hasil tersebut (Soejadi, 1996).
secara umum dimensi dari kepuasan mencakup hal-hal berikut (Azwar, 1996):
a. Kemampuan yang mengacu hanya pada penerapan standar kode etik profesi.
pelayanan yang diberikan mengikuti standar serta kode etik yang disepakati dalam
suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu bila suatu pelayanan kesehatan yang
diberikan telah mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh profesi yang
berkompeten serta tidak menyimpang dari kode etik yang berlaku bagi profesi
yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan pada penerima jasa apabila
pelaksanaan pelayanan yang diajukan atau ditetapkan, yang didalamnya
mengatasi hal ini diterapkan prinsip kepuasan yang terkombinasi secara selektif
dan efektif, dalam arti penerapan dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan
selektif yaitu yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan (Azwar, 1996 ).
Kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari pihak pemberi pelayanaan
saja, tetapi juga dipengaruhi faktor dari luar maupun dari dalam diri pasien. Faktor
dari dalam mencakup sumber daya, pendidikan, pengetahuan, dan sikap. Faktor
dari luar mencakup budaya, social ekonomi, keluarga dan situasi yang dihadapi
dengan berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan (Supranto, 2001), yaitu :
a. Tangibles (Wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas fisik,
SDM perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan jenis jasa yang
diberikan.
b. Reliability (keandalan) adalah pelayanan yang disajikan dengan segera dan
pasien, keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai
kepada konsumen yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf secara
konsumen.
kepuasan pasien 94,86 (SD = 12,91), dengan ketentuan rentang skor 25 - 125.
pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat
inap (n=335).
skor 25 - 125. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah patient
satisfaction instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang
positif antara caring perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang menjadi
bahwa rata-rata kepuasan pasien 3,3 (SD=0.58), dengan ketentuan rentang skor 1
scale (PSS). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara
caring perawat dengan kepuasan pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic
r=0.27, Cyprus r=0.76, Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy
r=0.45 (p<0.01) ). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
instrument (PSI). Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara
caring perawat dengan kepuasan pasien (r=0.72, p<0.001). Adapun yang menjadi
Kepuasan pasien pada penelitian ini didasari teori yang dikembangkan oleh
rumah sakit, dan merupakan orang yang paling lama berinteraksi dengan pasien,
perilaku caring perawat sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan
mendengarkan, jujur, tepat waktu, spiritual. Perilaku caring yang diteliti pada
penelitian ini adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih sayang,
keterampilan, empati, tanggung jawab, sensitive, dan dukungan yang didasari oleh
Kerangka konsep adalah suatu visualisasi hubungan atau kaitan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya (Notoadmodjo, 2010). Kerangka konsep
perawat dengan kepuasan pasien. Konsep kerja dari penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
10 Faktor caring 3 Faktor kepuasan pasien
Skema 2.1. Kerangka konsep korelasi perilaku caring perawat dengan kepuasan
pasien.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelatif. Jenis
penelitian ini digunakan untuk menguji korelasi antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien rawat inap, dan memperoleh gambaran tentang perilaku
Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam, dengan
pertimbangan bahwa di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam terdapat pasien
rawat inap yang sesuai dengan kriteria populasi yang ditetapkan pada penelitian
ini, merupakan rumah sakit tipe B dan sekaligus sebagai rumah sakit tempat
mahasiswa perawat untuk melakukan praktik. Selain itu lokasi rumah sakit mudah
terjangkau oleh peneliti. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai
Juni 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap, pasien dewasa yang
telah menjalani perawatan di ruang rawat inap rumah sakit selama 3 hari atau
lebih. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 136 pasien. Teknik
sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Peneliti
mengidentifikasi semua pasien dewasa rawat inap di rumah sakit, pasien dewasa
yang sudah mendapatkan perawatan selama 3 hari atau lebih dan dapat
rawat inap dan bertemu dengan kepala ruangan di setiap ruangan untuk memohon
ruangan untuk melihat data pasien yang sudah dirawat minimal 3 hari di ruang
rawat inap, setelah data pasien tersebut didapatkan, selanjutnya peneliti
mendatangi ruangan pasien untuk menemui pasien yang menjadi responden pada
responden tersebut mengenai tujuan dan manfaat penelitian serta proses pengisian
pernyataan yang tidak jelas, peneliti dapat menjelaskan kembali dengan tidak
kuisioner.
manusia): suatu komponen esensial dari manusia umumnya dan melekat dalam
diri semua orang, 2) caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) :
perasaan, dimana perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya
bisa merawat klien. 4) caring sebagai interaksi interpersonal : meliputi
terhadap satu dan lainnya. 5) caring sebagai suatu intervensi terapeutik : suatu
asuhan keperawatan kepada pasien. Perilaku caring perawat akan diungkap dalam
penelitian ini dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun
berdasarkan sepuluh faktor karatif yang dikemukakan oleh Watson (1979), yaitu
orang lain), helping-trust (hubungan saling percaya), ekspresi perasaan positif dan
Kepuasan pasien adalah ungkapan perasaan senang yang berasal dari pasien setelah
menerima pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien rawat inap akan diungkap dalam
penelitian ini dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun
perannya.
antara pasien dan perawat ketika interaksi berlangsung selama pasien dirawat.
penelitian terdiri dari tiga kuesioner yaitu data demografi, perilaku caring, dan
kepuasan pasien.
Caring Behavior Inventory (CBI) yang dikembangkan oleh Wolf (1986, 1994)
dan sudah mendapat ijin untuk penggunaan instrument tersebut. Instrumen ini
kemampuan berbahasa inggris dengan baik dan dan Deni Sinaga yang
didasari oleh 10 faktor karatif Watson (1979) yang lebih disederhanakan lagi
10, 11, 15, 28, 29, Assurance of human presence yang terdapat dalam
instrumen penelitian ini pada nomor, 16, 18, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,
ini pada nomor, 19, 20, 21, 23, 25, 38, 39, Positive connectedness yang
terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 4, 6, 12, 13, 14, 17, 22,
24, 26, dan Attentive to other’s experience yang terdapat dalam instrument
1 Mengakui keberadaan 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 12
manusia 10, 11, 15, 28,
29,
2 Menanggapi dengan rasa 16, 18, 27, 30, 11
hormat 31, 32, 33, 34,
35, 36, 37
3 Pengetahuan dan 19, 20, 21, 23, 7
keterampilan profesional 25, 38, 39
4 Menciptakan hubungan 4, 6, 12, 13, 14, 9
yang positif 17, 22, 24, 26
5 Perhatian terhadap yang 40, 41, 42 3
dialami orang lain
Jumlah 42
baik dan dan Deni Sinaga yang merupakan seorang dosen bahasa inggris
Louise tourtone yang merupakan seorang dosen bahasa inggris dari negara
terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 12, 14, 15, 18, 22,
23, 25, Trusting relationship yang terdapat dalam instrument penelitian ini
pada nomor, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 17, 20, 21, Educational relationship
yang terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor, 1, 2, 7, 8, 16,
frekuensi dan persentasi dari perilaku caring perawat dan kepuasan pasien
sering, dan selalu. Nilai terendah yang dicapai untuk instrumen perilaku
panjang kelas (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 126.
Dan banyak kelas dibagi menjadi empat katagori kelas untuk perilaku
caring, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 32. Nilai terendah 42
terhadap pasien rawat inap di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam
kelas (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 78. Dan banyak
kelas dibagi menjadi empat katagori kelas untuk kepuasan pasien, maka
Tidak Puas=26-45.
data berdistribusi normal dan data kepuasan pasien 0.006 yang berarti data
nilai p-Value < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara
Sumatera Utara, dan izin dari rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
HASIL PENELITIAN
setiap pasien dewasa yang dirawat inap di rumah sakit minimal 3 hari, dan mampu
berkomunikasi dengan baik, dijadikan sampel pada penelitian ini. Jumlah sampel
Rumah sakit Grand Medistra terletak di kota Lubuk Pakam Deli Serdang.
Rumah sakit ini mulai beroperasi sejak tahun 2009, yang merupakan salah satu
rumah sakit yang berkelas B, dan telah terakreditasi dengan 5 pelayanan. Jumlah
tempat tidur yang ada di rumah sakit ini sebanyak 201 buah, dan jumlah pasien
Rumah sakit ini memiliki visi yaitu, “menjadi rumah sakit rujukan dengan
kualitas pelayanan yang prima, didukung sumber daya manusia yang berkualitas,
serta sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap”. Motto rumah sakit ini adalah
berasal dari kucuran dana Yayasan Medistra. Unit Usaha Yayasan yang lain, yaitu
Pendidikan Akper, Akbid, dan Stikes Medistra Lubuk Pakam sangat besar
peranannya dalam pengadaan alat-alat medis canggih yang harganya relatif mahal.
Ditunjang oleh kucuran dana yayasan tersebut, maka RS Grand Medistra dapat
likuiditas cash flow yang berasal dari pembayaran pasien umum (pay from
pocket). Sumber keuangan yang lain berasal dari klaim pasien asuransi (Askes,
Jamsostek, Inhealth, Astra Buana, Jasindo, Lippo Insurance, BNI Life), Luncuran
Medistra Lubuk Pakam menerima beberapa golongan pasien rawat jalan dan
1. Pasien Umum
Pasien umum berasal dari masyarakat yang membayar sendiri biaya pemeriksaan
seperti di beberapa rumah sakit lain, pasien umum di RS Grand Medistra Lubuk
Pakam tidak dibebani uang muka pelayanan. Setelah selesai menjalani perawatan /
2. Pasien Asuransi
menjamin biaya perawatan kesehatan bagi pasien peserta asuransi. Pasien yang
pelayanan yang diterimanya melebihi ketentuan dan tarif yang ditanggung oleh
bagi para PNS, pensiunan PNS, dan pensiunan TNI/Polri yang menjadi peserta
Program Askes Sosial. RS Grand Medistra menjadi PPK II Askes Sosial sejak 1
Maret 2010.
Kesehatan (JPK) Jamsostek sejak tanggal 02 Nopember 2009. Saat ini, RS Grand
3. Pasien Perusahaan
Medistra.
Perusahaan-perusahaan yang menjalin kerjasama pelayanan kesehatan mandiri
4. Pasien Jamkesmas
mampu, saat ini RS Grand Medistra telah mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan
5. Pasien Jampersal
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu Jampersal. Saat ini,
RS Grand Medistra telah melayani peserta Jampersal, terutama yang dirujuk oleh
bedakan cara memberikan pelayanan, baik kepada pasien yang mampu maupun
tidak mampu. Yang membedakan adalah, pada pasien asuransi, pasien Jamkesmas
dan Jampersal berlaku prinsip pengendalian biaya (managed health care) yang
trauma (trauma center) untuk memberikan pertolongan dengan cepat, tepat, dan
pertolongan segera dan tanpa melalui prosedur yang terlalu panjang. Unit gawat
didukung oleh:
c. Tenaga kesehatan penunjang lainnya yang sudah dilatih secara intensif dan
b. Ruangan bedah gawat darurat (OK Minor) untuk kondisi emergensi yang
radiologi (X ray dan CT Scan), dan ruang ICU/NICU dekat dengan lokasi IGD.
d. Bedside monitor bagi pasien yang perlu dipantau lebih intensif di ruangan
resusitasi IGD.
Direktur:
Mata
Kelamin
Klinik
Anatomi
1 Apoteker 1 orang
3 Bidan 15 orang
4.2.Karakteristik Responden
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terkait dengan karakteristik responden
Tabel 4.1
(%)
Jenis Kelamin
1. Laki-Laki 57 41,9
2. Perempuan 79 58,1
Pendidikan
1. SD 20 14,7
2. SMP 19 14,0
3. SMA 66 48,5
4. D III 17 12,5
5. S1 12 8,8
6. S2 2 1,5
Status Perkawinan
Umur
1. ≤ 35 Tahun 69 50,7
Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji korelasi antara perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Berdasarkan hasil analisa data
(p<0,05) yang berarti bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien rawat inap, sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Korelasi
Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap disajikan pada
Caring Kepuasan
Perawat Pasien
Coefficient
N 136 136
Coefficient
N 136 136
Pada penelitian ini, Perilaku caring perawat terdiri dari 5 faktor. Hasil
dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (49,3%), cukup
(39,7%), kurang (9,5), dan buruk (1,5%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3
di bawah ini:
Tabel 4.3
30 - 39 Cukup 54 39,7
40 - 48 Baik 67 49,3
caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik
(62,5%), cukup (26,5%), kurang (9,5), dan buruk (1,5%) hasil tersebut dapat
Tabel 4.4
27 - 34 Cukup 36 26,5
35 - 44 Baik 85 62,5
Tabel 4.5
17 - 21 Cukup 28 20,6
caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik
(45,6%), cukup (44,9%), kurang (8,8), dan buruk (0,7%) hasil tersebut dapat
Tabel 4.6
23 - 29 Cukup 61 44,9
30 - 36 Baik 62 45,6
kategori baik (71,4%), cukup (17,6%), kurang (8,8), dan buruk (2,2%) hasil
Tabel 4.7
9 - 12 Baik 97 71,4
berada pada kategori baik (52,9%), cukup (36,1%), kurang (10,3%), dan buruk
perilaku caring perawat dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8
42 - 73 Buruk 1 0,7
Pada penelitian ini, Perilaku caring perawat terdiri dari 5 faktor. Hasil
penelitian dari kelima faktor perilaku caring perawat secara umum berada pada
kategori baik. Dari kelima faktor perilaku caring perawat, faktor yang
profesional). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
Pada penelitian ini, kepuasan pasien rawat inap terdiri dari 3 faktor. Hasil
menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (15,4%), puas (45,6%), tidak
puas (38,3), dan sangat tidak puas (0,7%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.9
17 - 21 Puas 62 45,6
dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (26,5%),
puas (58,1%), tidak puas (15,4%), dan sangat tidak puas (0 %) hasil tersebut dapat
Tabel 4.10
puas
27 - 34 Puas 79 58,1
digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (36,0%), puas
(47,8%), tidak puas (14,7%), dan sangat tidak puas (1,5 %) hasil tersebut dapat
Tabel 4.11
puas
20 - 25 Puas 65 47,8
pada kategori sangat puas (13,3%), puas (65,4%), tidak puas (20,6%), dan sangat
tidak puas (0,7%). Penilaian terhadap kepuasan pasien rawat inap dilakukan
maka pengkategorian kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
66 - 85 Puas 89 65,4
46 - 65 Tidak puas 28 20,6
puas
Pada penelitian ini, Kepuasan pasien terdiri dari 3 faktor. Hasil penelitian dari
ketiga faktor kepuasan pasien secara umum berada pada kategori puas. Dari ketiga
faktor kepuasan pasien, faktor yang paling tinggi persentasinya adalah faktor 2
(hubungan saling percaya). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2
di bawah ini:
90
80
70
60
sangat tidak puas
50
Tidak puas
40
Puas
30
20 Sangat Puas
10
0
Faktor 1 Kepuasan
faktor 2 pasien
kepusasan
faktor 3 pasien
kepuasan pasien
PEMBAHASAN
perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Pengumpulan data dimulai dari bulan
Mei 2013 sampai Juni 2013 di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
Rawat Inap
diketahui nilai r=0.615 (p<0,05) berarti bahwa ada korelasi antara perilaku caring
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan akan semakin baik juga.
menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit. Hal ini
terhadap pasien. Perawat adalah orang yang menjadi salah satu kunci dalam
memenuhi kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku caring perawat dapat
data bahwa rata-rata kepuasan pasien 94,86 (SD = 12,91), dengan ketentuan
rentang skor 25 - 125. Penelitian ini menggunakan instrumen patient satisfaction
instrument (PSI) dan didapatkan korelasi yang positif antara perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction instrument (PSI). Pada
penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan
kepuasan pasien. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien rawat inap, yang didukung oleh penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction scale (PSS). Pada
penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan
kepuasan pasien di enam negara di Eropa (Czech Republic r=0.27, Cyprus r=0.76,
Finland r=0.71, Greece r=0.85, Hungary r=0.63, dan Italy r=0.45 (p<0.01) ).
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap
(n=1565).
Hasil yang diperoleh pada penelitian perilaku caring perawat dan kepuasan
pasien rawat inap ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rafii, et al (2007) yang mana didapatkan data bahwa rata-rata kepuasan pasien
digunakan dalam penelitian ini adalah patient satisfaction instrument (PSI). Pada
penelitian ini juga didapatkan korelasi yang positif antara caring perawat dengan
sakit, dan merupakan orang yang paling lama berinteraksi dengan pasien,
perilaku caring perawat sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan
pasien rawat inap diperoleh hasil bahwa mayoritas perilaku caring perawat baik
dan minoritas perilaku caring perawat buruk (Tabel 4.8). Hasil penelitian tentang
perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap ini sejalan dengan
rata-rata perilaku caring perawat 203.92 (SD = 34,35) berada pada kategori baik,
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat
inap ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Palese, et al
perilaku caring perawat 4.9 (SD=0.8) berada pada kategori baik, dengan
ketentuan rentang skor 1 – 6. Juga diperkuat dengan hasil penelitian oleh Becker,
perawat 2.36 (SD=0.50) berada pada kategori baik, dengan ketentuan rentang skor
1 – 3.
nilai, menanamkan sikap kepercayaan penuh harapan, dan sensitif terhadap diri
sendiri serta orang lain. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden
menyatakan perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal mengakui
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan
pasien, selalu memanggil pasien dengan nama yang tapat, selalu bersikap jujur
kepada pasien, selalu membuat pasien merasa nyaman secara fisik atau emosional,
selalu memproses informasi tentang pasien secara rahasia, dan selalu meyakinkan
kategori ini sama dengan mengembangkan hubungan saling percaya dan saling
perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal menanggapi pasien dengan
rasa hormat.
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan
perawat yang mayoritas selalu bersikap peka terhadap pasien, selalu membantu
kembali kepada pasien secara sukarela, selalu berbicara dengan pasien, selalu
profesional, kategori ini merupakan kombinasi dari dua faktor karatif yaitu,
menggunakan problem-solving yang sistematik dalam mengambil keputusan, dan
mayoritas responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini terdapat pada tindakan
infus, dan lain-lain, selalu bersikap percaya diri dengan pasien, selalu
menggunakan gaya bahasa yang lembut terhadap pasien, selalu mengawasi dan
memberikan obat pasien tepat waktu, dan selalu memberikan perhatian khusus
menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal
perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu mempercayai
pasien, selalu memiliki sikap empati atau mengenali pasien, selalu membantu
pasien untuk sembuh, selalu bersikap sabar atau tidak kenal lelahterhadap pasien,
orang lain, kategori ini merupakan kombinasi dari dua faktor karatif yaitu,
responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal
perhatian terhadap yang dialami orang lain. Hasil penelitian tentang perilaku
caring perawat ini terdapat pada tindakan perawat yang mayoritas selalu
Walaupun demikian masih ada juga perawat yang tidak pernah memproses
memproses informasi tentang pasien secara rahasia. Masih ada perawat yang tidak
memperlakukan pasien sebagai individu. Masih ada perawat yang belum bersikap
peka terhadap pasien, atau hanya kadang-kadang bersikap peka terhadap pasien.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat digambarkan
bahwa perilaku caring perawat berada pada kategori baik dan faktor perilaku
caring yang paling dominan berada pada faktor 3 yaitu pengetahuan dan
keperawatan maka akan terjalin hubungan interpersonal yang baik antara perawat
dengan pasien, perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, sehingga akan tercapai
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat ini sejalan dengan teori
keperawatan yang diterbitkan oleh Watson (1979), The Phylosophy and Science of
bukan merupakan suatu hal yang unik tetapi caring merupakan suatu bentuk
pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang merupakan sentral praktik
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk
lebih meingkatkan kepeduliannya terhadap pasien. Hal ini adalah esensi dari
kebiasaan manusia dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang sudah
Perilaku caring adalah suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih
ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup
manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu
perhatian serta empati kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua
kepuasan pasien rawat inap didapatkan hasil bahwa mayoritas kepuasan pasien
berada pada kategori puas, namun masih terdapat pasien yang belum puas
terhadap pelayanan perawat dan bahkan sangat tidak puas (Tabel 4.12). Jawaban
(educational relationship).
sebagian besar perawat di Rumah Sakit telah mampu mencapai tujuan sesuai
profesional. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien
rawat inap ini dibuktikan dengan perawat selalu mengarahkan pasien dalam
melaksanakan terapi, selalu dapat memberikan nasihat dengan tepat, selalu
melakukan tindakan, selalu tenang dalam melakukan tindakan, selalu cekatan dan
tidak pernah lambat dalam melakukan tindakan, dan terampil dalam melakukan
tindakan.
Hanya saja memang masih terdapat juga perawat yang belum memberikan
perawat yang tidak teliti dalam melakukan tindakan, perawat tidak tenang dalam
merasa puas ketika perawat menjalin hubungan saling percaya dengan pasien, hal
ini didukung dengan perawat selalu berada di sekitar pasien. Akan tetapi masih
bahkan terdapat perawat yang tidak pernah berada di sekitar pasien. Namun
demikian, sebagian besar pasien selalu merasa bebas untuk bertanya kepada
perawat. Selain itu, perawat selalu bersikap ramah kepada pasien dan selalu
memahami perasaan pasien. Perawat juga selalu mudah dijumpai ketika pasien
ada masalah, selalu dapat meluangkan waktu berbicara dengan pasien, selalu
memperhatikan pasien dan selalu memahami masalah pasien, serta tidak pernah
tidak cukup sabar dalam menghadapi pasien. Dengan demikian, pasien tidak
pernah merasa bosan dengan penjelasan perawat dan selalu merasa lebih baik jika
informasi antara pasien dan perawat, termasuk di dalamnya seperti aktifitas dalam
baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang memperoleh mayoritas
pada kuesioner dapat diketahui bahwa perawat selalu menjelaskan tentang hasil
pemeriksaan secara rinci kepada pasien dan selalu memberi penjelasan kepada
Selain itu, perawat juga mudah dijumpai ketika pasien ada masalah, perawat
memahami penjelasan perawat. Hanya saja masih ditemukan perawat yang sering
konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai pada proses penerimaan
dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas.
Hal-hal yang menyangkut kepuasan atas pemenuhan kebutuhan seseorang
relatif sifatnya. Seperti yang dikatakan oleh Mc Gregor (1989) bahwa manusia
barang atau jasa, termasuk didalamnya dalam proses pengambilan keputusan pada
digambarkan tingkat kepuasan pasien rawat inap berada pada kategori puas dan
faktor kepuasan pasien rawat inap yang paling dominan berada pada faktor 2 yaitu
hubungan saling percaya. Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan
kepuasan pasien rawat inap ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien dan
harapannya ketika mereka dirawat di rumah sakit. Jika pasien merasa puas
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat
inap ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Risser (1975) yang
kesehatan dan merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan
kesehatan (Pohan, 2007). Hal ini merupakan bentuk perasaan seseorang setelah
pasien dari persepsi pasien/ keluarga terdekat. Keadaan ini akan tercapai, apabila
diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan
sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas atau
hasil dan derita-derita serta jerih payah yang telah dialami guna memperoleh hasil
6.1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk
Pakam dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien rawat inap dengan (p < 0,05). Perilaku caring perawat
dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (52,9%), cukup
(36,1%), kurang (10,3%), dan buruk (0,7%). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa sebagian besar perilaku caring perawat sudah baik. Kepuasan pasien dapat
digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori puas (65,5%), sangat puas
(13,2%), tidak puas (20,6%), dan sangat tidak puas (0,7%). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa separuh pasien sudah merasa puas terhadap pelayaan
perawat.
6.2. Saran
rumah sakit untuk membuat program pelatihan tentang caring bagi perawat agar
perilaku caring perawat menjadi lebih baik. Disarankan kepada perawat untuk
mendukung. Diharapkan dengan data tersebut dapat kita lihat dinamika perilaku
Beaton, D, E., Bombardier, C.,Guillemin, F., & Ferraz, M., B. (2000). Guidelines
for the process of cross-cultural adaptation of self-report measures. SPINE,
25(24), 3186 – 3191.
Becker, K., Blazovich, L., Schug, V., Daniels, J., Neal, D., Pearson, G., et al.
(2008). Nursing student caring behavior during blood pressure measurement.
Journal of Nursing Education, 47(3), 98 – 104.
Kotler , P. & Keller , K.L. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas
Jilid 1. Edisi Bahasa Inggris. Pearson Education, Inc. Upper Saddler River,
New Jersey, 07458, Edisii Bahasa Indonesia, pada PT. INDEKS.
Otani, K., Kurz, R.S., Barney, M & Steven. (2004). The impact of nursing care
and other healthcare attributes on hospitalized patient satisfaction and
behavioral intentions. Journal of Healthcare Management, 49 (3), 181-197.
Palese, A., Tomietto, M., Suhonen, R., Efstathiou, G., & Tsangari, H. (2011).
Surgical patient satisfaction as an outcome of nurses’ caring behavior.
Journal of Nursing Scholarship, 43(4), 341 – 350.
Rafii, F. (2007). Nurse caring in Iran and its relationship with patient satisfaction.
Australian Journal of Advanced Nursing, 26(2), 75-84.
Roach, M. S. (2002). Caring the human mode of being: A blueprint for the health
professionals (2nd ed.). Canada: CH Press.
Soejadi. (1996). Pedoman penilaian kinerja rumah sakit umum. Jakarta: KATIGA
Bina.
Watson, J. (1979). The Philosophy and Science of Caring. Boston: Little Brown.
Watson, J. (1999). Nursing human science and human care: A theory of nursing.
New York: National League for Nursing.
Wolf, Z. R., Colahan, M., & Costello, A. (1998). Relationship between nurse
caring and patient satisfaction. Medical-Surgical Nursing, 7(2), 99 – 105.
Wolf, Z. R., Miller, Patricia, A., Devine, & Megan. (2003). Relationship between
nurse caring and patient satisfaction in Patients Undergoing Invasive Cardiac
Procedures. Medical-Surgical Nursing, 12(6), 391 – 396.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
rawat inap, dan hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap
Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam
Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan data yang responden berikan.
Informasi yang responden berikan akan saya simpan seaman mungkin dan apabila
dalam pemberian informasi ada yang kurang mengerti maka responden dapat
Peneliti Responden
No. Responden :
Hari/ Tanggal :
I. Kuesioner Data demografi (KDD)
Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan :
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist
(√ ) pada tempat yang tersedia.
1. Umur : Tahun
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
3. Pendidikan Terakhir :
SD SMP
SMA DIII
S1 S2
4. Status :
Menikah Janda/Duda
Belum menikah
II. Kuesioner Perilaku Caring Perawat
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√)
Pilihan Jawaban
Petunjuk pengisian :
Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√)
tindakan keperawatan dari perawat di rumah sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
Pilihan Jawaban
Dear Mr Gurusinga,
In regards to your query, please could you confirm if you wish to use Table 1 “Item
discrimination of the Patient Satisfaction Questionnaire” from the article Casting light on the
concept of patient satisfaction by studying the construct validity and the sensitivity of a
questionnaire: http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?issn=0952-
6862&volume=19&issue=3&articleid=1554376?
Kind regards,
Mathew Baxendale
Dear Rahmad,
In order to advise you on your request to reuse Table 1, I require further information:
Please can you confirm if you will be using Table 1 exactly as published? If you are
making any adaptations to the table or the questions please send these so I can assess
the level of adaptation.
Kind regards,
Mathew Baxendale