Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN PENGELOLAAN

SAMPAH PADA MASYARAKAT PESISIR


(Suatu Penelitian Di Desa Tabilaa Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan)

SUMMARY

Boby Supryanto
NIM 811409063
Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes
dr.Sri Manovita Pateda, M.Kes
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS ILMU-ILMU
KESEHATAN DAN KEOLARAGAAN, UNIVERSITAS NEGERI
GORONTALO

ABSTRAK
Boby Supryanto. 811409063. Hubungan Perilaku Masyarakat Dengan
Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Pesisir (Suatu Penelitian Di Desa
Tabilaa Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow selatan,
Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan
Keolaragaan, Universitas Negeri Gorontalo.Pembimbing I Dian Saraswati,
S.Pd., M.Kes dan Pembimbing II dr.Sri Manovita Pateda, M.Kes.
Masalah sampah khususnya di Indonesia merupakan masalah yang rumit, hal
ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara
penanganan sampah yang baik, sikap masyarakat yang terkadang tidak mau tahu
terhadap keberadaan sampah dan proses penanganannya, serta tindakan
masyarakat yang seenaknya membuang sampah sembarangan karena kurangnya
kesadaran. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku
masyarakat dalam hal ini pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan
cross sectional study. Populasi dan Sampel dalam Penelitian ini adalah seluruh
kepala keluarga yang berada di sepanjang pemukiman penduduk kawasan pesisir
Desa Tabilaa yang berjumlah 46 KK, Analisis statistrik mengunakan uji chi
square.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan pengetahuan masyarakat
(p=0,014) sikap masyarakat (p=0,006) dan tindakan masyarakat (p=0,000) dengan
pengelolaan sampah pada masyarakat yang berada dipemukiman penduduk Desa
Tabila Diharapkan bagi Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk segera
mungkin bisa menjamah sampai ke Desa Tabilaa untuk melakukan proses
pembersihan sampah atau memberikan jenis tempat sampah yang sesui standar
kesehatan dan BLH agar mengangkut sampah secara terjadwal dengan rutin,
sehinga tidak menganggu kebersihan kawasan sepanjang pesisir desa Tabilaa.

Kata Kunci : Pengelolaan Sampah, Perilaku, Kawasan Pesisir


PENDAHULUAN ke badan air akan menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
Masalah sampah khususnya di 3) Aspek sosial masyarakat
Indonesia merupakan masalah yang Dalam hal sosial masyarakat
rumit, hal ini disebabkan oleh pengolahan sampah yang kurang
kurangnya pengetahuan masyarakat baik dapat mencerminkan status
tentang bagaimana cara penanganan keadaan sosial masyarakat serta
sampah yang baik, sikap masyarakat keadaan lingkungan yang kurang
yang terkadang acuh-tak acuh saniter dan estetika akan menurunkan
terhadap keberadaan sampah dan hasrat turis untuk datang berkunjung
proses penanganannya, serta (Mukono, 2008)
tindakan masyarakat yang seenaknya Semakin bertambahnya jumlah
membuang sampah sembarangan penduduk dan kegiatannya maka
karena kurangnya kesadaran. Selain semakin bertambah pula sampah
itu dari pihak pemerintah belum yang dihasilkan. Di Indonesia sendiri
dapat menyediakan tempat pertumbuhan jumlah sampah setiap
pembuangan sampah yang baik dan tahunnya meningkat dengan sangat
memenuhi syarat bagi masyarakat. tajam. Volume sampah yang setiap
Faktor lain yang menyebabkan harinya meningkat tidak seimbang
permasalahan sampah di Indonesia dengan keberadaan saran dan
semakin rumit adalah meningkatnya parasana untuk menanggulanginya,
taraf hidup masyarakat, yang tidak selain itu keberadaan tenaga kerja
disertai dengan keselarasan dalah hal penanganan sampah ini
pengetahuan tentang persampahan juga tidak seimbang dengan
dan juga partisipasi masyarakat yang peningkatan volume sampah ini.
kurang untuk memelihara kebersihan Kota-kota besar di Indonesia
dan membuang sampah pada produksi sampah yang dihasilkan
tempatnya (Rohani, 2007). setiap harinya meningkat dengan
Dampak yang akan timbul sangat pesat, sehingga menyebabkan
apabila sampah tidak ditangani bertambahnya jumlah sampah di
dengan baik ini akan tampak pada 3 setiap tahunnya, sebagai contoh di
aspek : kota Bandung pada tahun 2005
1) Aspek kesehatan volume sampahnya sebanyak 7.400
m3 perhari, dan pada tahun 2006
Sampah dapat memberikan
telah mencapai 7.900 m3 per hari.
tempat tinggal bagi vektor penyakit
Selain itu Jakarta pada tahun 2005
seperti serangga, tikus, cacing, jamur
volume sampah yang dihasilkan
dan lain-lain. Vektor-vektor tersebut
yaitu sebanyak 25.659 m3/hari dan
dapat menimbulkan penyakit seperti
pada tahun 2005 telah mencapai
diare, kolera, typus, dan lain
26.880 m3/hari (Faizah, 2008).
sebagainya.
Jumlah masyarakat yang tingal
2) Aspek lingkungan di pemukiman penduduk kawasan
Untuk aspek lingkungan sampah pesisir berjumlah 46 kk di desa
dapat mengganggu estetika Tabilaa, dan masih banyak sampah
lingkungan, penurunan kualitas yang berserakan di pesisir pantai, hal
udara, serta apabila sampah dibuang ini disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang hidup tidak besrsih, yang tidak dapat diamati oleh pihak
selain itu hasil wawancara dengan luar. (Notoatnodjo,2007 :133)
kepala BLH Molibagu menyatakan 1. Pengetahuan
bahwa wilayah kerja petugas Sebelum seorang mengadopsi
kebersihan yang di lapangan hanya perilaku (berpikir baru), dia harus
sampai desa Molibagu dan Sondana tahu terlebih dahulu apa arti atau
dan belum sampai ke desa Tabilaa, manfaat perilaku tersebut bagi
dan kabupaten Bolaang Mongondow dirinya atau keluarganya. Indikator-
Selatan belum memiliki TPA yang indikator apa yang dapat digunakan
tetap masih dalam tahap untuk mengetahui tingkat
konstruksi,dan segala fasilitas pengetahuan atau kesadaran terhadap
sanitasi tempat umum belum sampai kesehatan dapat dikelompokan
ke desa Tabilaa Kecamatan Bolaang menjadi :
Uki Kabupaten Bolaang Mongondow A. Pengetahuan tentang sakit dan
Selatan 2013. penyakit yang meliputi :
a) Penyebab penyakit
b) Gejala atau tanda-tanda
TINJAUAN PUSTAKA penyakit
c) Bagaimana cara pengobatan,
2.1 . Kajian Teoritis atau kemana mencari
Kajian teoritis menjelaskan pengobatan
beberapa hal di antaranya : d) Bagaimana penularanya
1. Batasan Perilaku e) Bagaimana cara pencegahanya
Dari segi biologis, perilaku B. Pengetahuan tentang kesehatan
adalah suatu kegiatan atau aktivitas lingkungan meliputi :
organisme (Mahluk Hidup ) yang a) Manfaat air bersih
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari b) Cara-cara pembuangan limbah
sudut pandang biologis semua yang sehat, termasuk
mahluk hidup mulai dari tumbuh- pembuangan kotoran yang
tumbuhan, binatang sampai dengan sehat dan sampah
manusia itu berperilaku karena c) Manfaat pencahayaan dan
mereka mempunyai aktivitas masing- penerangan rumah yang sehat
masing. Sehinga yang dimaksud d) Akibat polusi (polusi air,
dengan perilaku manusia pada udara, dan tanah) bagi
hakikatnya adalah tindakan atau kesehatan dan sebagainya
Aktivitas manusia itu sendiri yang 2. Sikap
mempunyai benteng yang sangat luas Telah diuraikan diatas bahwa
antara lain : berjalan, berbicara, sikap adalah penilaian (bisa berupa
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, pendapat) seorang terhadap stimulus
menulis, membaca dan sebagainya. atau objek (dalam hal ini adalah
Dari uraian ini dapat di simpulkan masalah kesehatan, termasuk
bahwa yang di maksud perilaku penyakit) Setelah seorang
(manusia) adalah semua kegiatan mengetahui stimulus atau objek,
atau aktifitas manusia, baik yang proses selanjutnya akan menilai atau
dapat di amati langsung, maupun bersikap terhadap stimulus atau
objek kesehatan tersebut. Oleh sebab
itu indikator untuk sikap kesehatan di waktu kerja di tempat berdebu
juga sejalan dengan dengan dan sebagainya.
pengetahuan seperti di atas yakni : B. Tindakan (praktik) kesehatan
A. Sikap terhadap sakit dan lingkungan
penyakit
Sikap terhadap sakit dan
penyakit adalah bagaimana penilaian METODE PENELITIAN
atau pendapat seorang terhadap :
gejala atau tanda-tanda penyakit, Jenis penelitian adalah jenis
penyebab penyakit, cara penularan penelitian deskriktif analitik
penyakit, cara pencegahan penyakit rancangan yang digunakan adalah
dan sebagainya. rancangan penelitian cross sectional
B, Sikap terhadap kesehatan study tentang hubungan perilaku
lingkungan masyarakat dengan pengelolaan
Sikap terhadap kesehatan sampah pada masyarakat pemukiman
lingkungang adalah pendapat atau penduduk kawasan pesisir Desa
penilaian seorang terhadap Tabilaa Kabupaten Bolaang
lingkungan dan pengaruhnya Mongondow Selatan.
terhadap kesehatan. Misalnya Yang Menjadi populasi pada
pendapat atau penilaian terhadap air penelitian ini adalah adalah Seluruk
bersih, pembuangan limbah, polusi kk yang berada disepanjang
dan sebagainya. (Notoatmodjo pemukiman penduduk kawasan
,2007:147) pesisir Desa Tabilaa yang berjumlah
3. Tindakan 46 kk sementara jumlah sampel pada
Setelah seorang mengetahui penelitian ini adalah 46 kk
stimulus atau objek kesehatan, keseluruhan dari populasi atau total
kemudian mengadakan penilaian sampling.
atau pendapat terhadap apa yang di Teknik analisis yang digunakan
ketahui,proses selanjutnya dalam penelitian ini adalah anailis
diharapkan ia akan melaksanakan bivariat menggunakan uji Chi square
atau memperhatikan apa yang dengan menggunakan bantuan
diketahui atau disikapinya (dinilai software SPSS. Hasil uji Chi Square
baik) inilah yang disebut Praktik dapat mengetahui ada tidaknya
kesehatan, atau juga dapat juga di hubungan antara dua variabel X dan
katakana perilaku kesehatan. Oleh Y yang bermakna secara statistic
sebab itu indikator praktek kesehatan (Ridiwikdo, 2010 :102).
ini juga mencakup hal-hal tersebut Yang menjadi dasar pengambilan
yakni : keputusan penerimaan hipotesis
A. Tindakan (praktik) sehubungan berdasarkan tingkat signifikan (nilai
dengan penyakit α) sebesar 95% :
Tindakan atau perilaku ini a. jika nilai p value ≤ α (0,05) maka
mencakup pencegahan penyakit, hipotesis penelitian (Ha) diterima.
mengimunisasikan anaknya, b. jika nilai p value > α (0,05) maka
melakukan pengurasan bak mandi hipotesis penelitian (Ha) ditolak.
semingu sekali, mengunakan masker
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase jumlah responden, p =
3.1.Hasil Penelitian kemaknaan.
Analisis bivariat dilakukan
untuk melihat ada tidaknya Dari hasil analisis hubungan
Hubungan Perilaku Masyarakat pengetahuan masyarakat dengan
Dengan Pengelolaan Sampah Pada pengelolaan sampah pada
Masyarkat Pemukiman Penduduk masyarakat pemukiman penduduk
Kawasan Pesisir Desa Tabilaa kawasan pesisir yang diperoleh
Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten menunjukan bahwa apabila
Bolaang Mongondow Selatan. pengethuan yang kurang baik maka
Analisis data secara statistik perilaku masyarakat yang
dilakukan dengan uji chi square, mengelolah sampah sedikit dan
dengan menggunakan bantuan berbanding terbalik apabila
program SPSS. Diakatakan ada pengetahuan masyarakat baik maka
hubungan jika nilai p value ≤ α perikau masyarakat dalam hal
(0,05) mengelolah sampah menjadi baik.
1. Hubungan pengetahuan Pengetahuan baik dan pengelolaan
masyarakat dengan pengelolaan sampah baik sebanyak 11 responden
sampah. (23,9) dan pengetahuan kurang
Hubungan pengetahuan pengelolaan baik 8 responden (17,4)
dengan pengelolaan sampah pada Hasil uji statistik didapatkan nilai p
masyarakat pemukiman penduduk value = 0,014 (p ≤ 0,05). Dengan
kawasan pesisir Desa Tabilaa demikian dapat disimpulkan Ha
disajikan pada tabel 4.4. diterima atau ada hubungan antara
pengetahuan masyarakat dengan
Tabel 4.4 pengelolaan sampah pada
Hubungan Pengetahuan Masyarakat masyarakat pemukiman penduduk
Dengan Pengelolaan Sampah kawasan pesisir Desa Tabilaa.
Pada Masyarakat Pemukiman Penduduk
Kawasan Pesisir
2. Hubungan sikap masyarakat
Desa Tablaa Kabupaten Bolaang dengan pengelolaan sampah.
Mongondow Selatan Hubungan sikap dengan
Tahun 2013 pengelolaan sampah pada
masyarakat pemukiman penduduk
Pengelolaan sampah Total kawasan pesisir Desa Tabilaa
Variabel
Tidak baik Baik;
p disajikan pada tabel 4.5.
;n (%) n(%) n (%)

pengetahuan
kurang 21(45,7) 8(17,4) 29(63,0)

baik 6(13,0) 11(23,9) 17(37,0) 0,014

Jumlah 27(58,7) 19(41,3) 46(100)

Sumber : Data Primer


Keterangan: n = Jumlah responden
masing- masing perilaku, (%) =
Tabel 4.5 pengelolaan sampah pada
Hubungan Sikap Masyarakat masyarakat pemukiman penduduk
Dengan Pengelolaan Sampah kawasan pesisir pantai desa Tabilaa.
Pada Masyarakat Pemukiman 3. Hubungan tindakan masyarakat
Penduduk Kawasan Pesisir dengan pengelolaan sampah.
Desa Tablaa Kabupaten Bolaang
Hubungan tindakan dengan
Mongondow Selatan
Tahun 2013 pengelolaan sampah pada
masyarakat pemukiman penduduk
Variabel Pengelolaan sampah Total kawasan pesisir Desa Tabilaa
disajikan pada tabel 4.6.
P
Tidak Baik Baik;
;n (%) n(%) n (%) Tabel 4.6
Sikap tidak Hubungan Tindakan Masyarakat
setuju 22(47,8) 8(17,4) 30(65,2) Dengan Pengelolaan Sampah
0,006
Setuju 5(10,9) 11(23,9) 16(34,8) Pada Masyarakat Pemukiman
Penduduk Kawasan Pesisir
Jumlah 27(58,7) 19(41,3) 46(100) Desa Tablaa Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Pengelolaan
Total
Keterangan: n = Jumlah responden sampah
masing- masing perilaku, (%) = Variabel P
Tidak
Persentase jumlah responden, p = Baik;
Baik ;n n (%)
kemaknaan. n(%)
(%)
Dari hasil analisis hubungan Tindakan tdk
26(56,5) 4(8,7) 30(65,2)
sikap masyarakat dengan melakukan
pengelolaan sampah pada 0,000
masyarakat pemukiman penduduk Melakukan
1(2,2) 15(32,6) 16(34,8)
pengelolaan
kawasan pesisir yang diperoleh
menunjukan bahwa apabila sikap Jumlah 27(58,7) 19(41,3) 46(100)
masyarakat yang kurang baik maka
perilaku masyarakat yang Sumber : Data Primer
mengelolah sampah sedikit dan
berbanding terbalik apabila sikap Keterangan: n = Jumlah responden
masyarakat baik maka perikau masing- masing perilaku, (%) =
masyarakat dalam hal mengelolah Persentase jumlah responden, p =
sampah menjadi baik, atau tinggi. kemaknaan.
Sikap masyarakat setuju dan Dari hasil analisis hubungan
pengelolaan sampah baik sebanyak tindakan masyarakat dengan
11 responden (23,9) dan sikap tidak pengelolaan sampah pada
setuju dan pengelolaan baik 8 masyarakat pemukiman penduduk
responden (17,4) Hasil uji statistik kawasan pesisir yang diperoleh
didapatkan nilai p value = 0,007 (p ≤ menunjukan bahwa apabila tindakan
0,05). Dengan demikian dapat masyarakat yang kurang maka
disimpulkan Ha diterima atau ada perilaku masyarakat yang
hubungan sikap masyarakat dengan mengelolah sampah sedikit dan
berbanding terbalik apabila tindakan - Barat berbatasan dengan Desa
masyarakat baik maka perilaku Tolondadu.
masyarakat dalam hal mengelolah Penelitian ini dilaksanakan
sampah menjadi baik atau tinggi. selama 1 bulan mulai tanggal 1april
Tindakan masyarakat yang sampai 30 mei 2013. Sampel
melakukan pengelolaan dengan penelitian berjumlah 46 kk yang
pengelolaan sampah baik sebanyak berada di sepanjang pemukiman
15 responden (32,6) tindakan penduduk kawasan pesisir Desa
masyarakat yang tidak melakukan Tabilaa dan populasi menjadi
pengelolaan dan pengelolaan sampah keseluruhan sampael atau total
baik sebanyak 4 responden (8,7) sampling.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p
value = 0,000 (p ≤ 0,05). Dengan 2. Pembahasan
demikian dapat disimpulkan Ha 4.3.1. Kajian Tentang Responden
diterima atau ada hubungan tindakan Penelitian
masyarakat dengan pengelolaan Desa Tabilaa adalah desa yang
sampah pada masyarkat pemukiman berada di Kabupaten Bolaang
penduduk kawasan pesisir Desa Mongondow Selatan, dan sampel
Tabilaa. pada penelitian ini adalah seluruh
3.2 Pembahasan KK yang berada disepanjang pesisir
1. Gambaran Umum Lokasi pantai desa Tabilaa yaitu sebanyak
Penelitian 46 KK
a. Geografi Penelitian ini bertujuan untuk
Desa Tabilaa adalah salah satu melihat ada tidaknya hubungan
dari 23 Desa di Kecamatan Bolaang antara perilaku masyarakat dalam hal
Uki yang didirikan pada tahun 1940 ini pengetahuan, sikap, dan tindakan,
sampai dengan saat ini telah berusia dalam pengelolaan sampah pada
71 tahun. Nama Desa berasal dari masyarakat pemukiman penduduk
bahasa setempat yang terdiri kata kawasan pesisir desa Tabilaa
“TABI” yang berarti sayang dan Kabupaten Bolaang Mongondow
“LAA” berarti sangat/amat. Selatan.
TABILAA berarti sangat disayangi. 4.3.1. Hubungan pengetahuan
Desa Tabilaa Satu Kecamatan masyarakat dengan pengelolaan
Kotabunan Kabupaten Bolaang sampah pada masyarakan
Mongondow Selatan terletak diujung pemukiman penduduk kawasan
Timur Kabupaten, dan berjarak ± 9 pesisir Desa Tabilaa.
Km dengan Ibu Kota Kabupaten Hasil analisis data statistik
dengan batas-batas sebagai berikut : menunjukan bahwa pengetahuan
masyarakat ada hubunganya dengan
- Utara berbatasan dengan Laut pengelolaan sampah pada
Maluku masyarakat pemukiman penduduk
- Selatan berbatasan dengan kawasan pesisir Desa Tabilaa . Dari
Pegunungan. hasil uji bivariat di peroleh nilai p
- Timur berbatasan dengan value 0,015 (p<0,05) . Dengan
Kecamatan Pinolsian demikian dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima, sehingga ada hubungan
antara pengetahuan masyarakat Hasil penelitian ini sejalan
dengan pengelolaan sampah pada dengan penelitian Hermawan (2010)
masyarakat pemukiman penduduk perilaku masyarakat Kampung
kawasan pesisir Desa Tabilaa Kamboja dalam mengelola sampah .
Kabupaten Bolaang Mongondow Karakteristik fisik Sungai Kapuas di
Selatan Tahun 2013. Menurut wilayah Kampung Kamboja
Notoatmojdjo (2003) mengatakan membentuk image kepada
bahwa tingkat pendidikan seseorang masyarakat di wilayah ini untuk
akan mempengaruhi menjadikan sungai sebagai bagian
pengetahuannya. Pendidikan dapat dari fasilitas atau bagian yang
membawa wawasan atau memfasilitasi dalam pengelolaan
pengetahuan seseorang. Pengetahuan sampah permukiman. Teori tersebut
disini meliputi pengertian sampah, diatas didasarkan atas fakta yang
jenis sampah dan dan lain – lain terjadi di masyarakat Kampung
.dapat kita lihat pada tabel 4.4 Kamboja tentang anggapan bahwa
pengetahuan responden tentang pasang surut air sungai yang secara
sampah berdasarkan pendidikan kontinyu terjadi akan membersihkan
responden. sampah-sampah, sehingga sampah
yang hanyut dan terhambat
Hasil penelitian dilihat dari dilingkungan permukiman ini
aspek pendidikan dengan ataupun sampah akibat perilaku
pengetahuan terhadap pengelolaan pembuangan secara spontan di
sampah dilihat dari aspek kolong rumah. Selain itu faktor
pendidikan, jumlah pendidikan yang sungai yang cukup lebar, debit air
paling banyak adalah SD sebanyak yang cenderung stabil dan arus yang
29 orang, SMP 19 0rang SMA 3 relatif deras, menjadikan sampah
orang dan yang tidak sekolah 1 yang dihanyutkan warga cenderung
orang, dari jumlah tersebut yang tampak tidak berarti dalam
paling banyak adalah pendidikan SD, mengotori sungai
sehingga pengaruh pengelolaan 4.3.2. Hubungan sikap masyarakat
sampah kurang baik di Desa Tabilaa dengan pengelolaan sampah pada
dikarenakan aspek pendidikan yang masyarakat pemukiman penduduk
masih rendah dapat di lihat pada kawasan pesisir Desa Tabilaa.
tabel 4.4 Hasil analisis data statistik
Dapat disimpulkan bahwa menunjukan bahwa sikap masyarakat
perilaku masyarakat dalam hal ini ada hubunganya pengelolaan sampah
pengetahuan yang kurang baik pada masyarakat pemukiman
merupakan salah satu faktor dan ada penduduk kawasan pesisir Desa
faktor yang lain, ketika faktor lain Tabilaa . Dari hasil uji bivariat di
dapat dimaksimalkan akan peroleh nilai p value 0,007 (p<0,05) .
mengurangi risiko pengelolaan Dengan demikian dapat disimpulkan
sampah itu sendiri dan begitu juga bahwa Ha diterima, sehingga ada
sebaliknya jika faktor lain tersebut hubungan antara masyarakat sikap
tidak dapat dimaksimalkan akan dengan pengelolaan sampah pada
menjadi pengelolaan sampah yang masyarakat pemukiman penduduk
kurang baik. kawasan pesisir Desa Tabilaa
Kabupaten Bolang Mongondow dimaksimalkan akan menjadi
Selatan Tahun 2013. Menurut pengelolaan sampah yang kurang
Widayatun, N, R. (2008) sikap baik.
adalah keadaan mental saraf dari 4.3.3 Hubungan tindakan masyarakat
kesiapan yang diatur melalui dengan pengelolaan sampah pada
pengalaman yang memberikan masyarakat pemukiman penduduk
pengaruh yang dinamik terarah kawasan pesisir Desa Tabilaa.
terhadap respon individu pada semua Hasil analisis data statistik
objek yang berkaitan denganya. menunjukan bahwa tindakan
Hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat ada hubunganya
responden yang dilihat dari aspek pengelolaan sampah pada
pendidikan dengan sikap terhadap masyarakat pemukiman penduduk
pengelolaan sampah dilihat dari kawasan pesisir Desa Tabilaa . Dari
aspek pendidikan, jumlah pendidikan hasil uji bivariat di peroleh nilai p
yang paling banyak adalah SD value 0,000 (p<0,05) . Dengan
sebanyak 29 orang, SMP 13 0rang demikian dapat disimpulkan bahwa
SMA 3 orang dan yang tidak sekolah Ha diterima, sehingga ada hubungan
1 orang, dari jumlah di atas yang antara masyarakat tindakan dengan
palng banyak adalah pendidikan SD. pengelolaan sampah pada
Pengaruh pengelolaan sampah masyarakat pemukiman penduduk
kurang baik di Desa Tabilaa kawasan pesisir Desa Tabilaa
dikarenakan aspek pendidikan yang Kabupaten Bolang Mongondow
masih rendah dapat di lihat pada Selatan Tahun 2013.
tabel 4.4, selain itu sikap masyarakat Hasil penelitian diperoleh bahwa
yang tidak mau tahu dengan dampak responden yang dilihat dari aspek
sampah terhadap lingkungan, dan pendidikan dengan tindakan
juga masih banyak masyarakat yang terhadap pengelolaan sampah dilihat
buang sampah di sembarang tempat dari aspek pendidikan, jumlah
atu di pesisir pantai, hal demikian pendidikan yang paling banyak
sehinga dapat dikatakan pengelolaan adalah SD sebanyak 29 orang, SMP
sampah yang kurang baik 19 0rang SMA 3 orang dan yang
diakibatkan dari aspek pendidikan, tidak sekolah 1 orang, dari jumlah di
semakin tinggi pendidikan atas yang palng banyak adalah
masyarakat maka perilaku pendidikan SD.Selainitu aspek
masyarakat dalam hal ini adalah kebiasaan dan pekerjaan juga bisa
sikap bisa baik pula. mempengaruhi tindakan masyarakat
Dapat disimpulkan sama halnya dalam hal pengelolaan sampah.
dengan pengetahuan bahwa perilaku Pengaruh pengelolaan sampah
masyarakat dalam hal ini sikap yang kurang baik di Desa Tabilaa
kurang baik merupakan salah satu dikarenakan aspek pendidikan yang
faktor dan ada faktor yang lain, masih rendah dapat di lihat pada
ketika faktor lain dapat table di atas, sehinga dapat dikatakan
dimaksimalkan akan mengurangi pengelolaan sampah yang kurang
risiko pengelolaan sampah itu sendiri baik diakibatkan dari aspek
dan begitu juga sebaliknya jika pendidikan, semakin tinggi
faktor lain tersebut tidak dapat pendidikan masyarakat maka
perilaku masyarakat dalam hal ini masyarakat dalam mengupayakan
adalah tindakan tehadap pengelolaan keberhasilan
sampah bisa baik pula. Keterbatasan dari pihak
Dapat disimpulkan sama halnya peneliti adalah keterbatasan waktu
dengan pengetahuan dan sikap dalam suatu penelitian, keterbatasan
bahwa perilaku masyarakat dalam jangkauaan dalam lokasi penelitian
hal ini tindakan dalam pengelolaan dan juga keterbatasan pengetahuan
sampah yang kurang baik, atau tidak peneliti sendiri. Sehingga masi
melakukan pengelolaan merupakan banyak terdapat kekurangan dalam
salah satu faktor dan ada faktor yang penelitian yang dilakukan oleh
lain, ketika faktor lain dapat peneliti.
dimaksimalkan akan mengurangi
risiko pengelolaan sampah itu sendiri SIMPULAN DAN SARAN
dan begitu juga sebaliknya jika
faktor lain tersebut tidak dapat Berdasarkan hasil penelitian
dimaksimalkan akan menjadi hubungan perilaku masyarakat
pengelolaan sampah yang kurang dengan pengelolaan sampah pada
baik. masyarakat pemukiman penduduk
Hasil penelitian ini sejalan kawasan pesisir Desa Tabilaa
dengan penelitian sebelumnya Kabupaten Bolaang Mongondow
Hermawan (2010) perilaku Selatan dapat ditarik kesimpulan
masyarakat Kampung Kamboja yaitu :
dalam mengelola sampah, 1. Ada hubungan pengetahuan
Pembinaan pengelolaan sampah yang masyarakat terhadap pengelolaan
telah diadakan oleh Pemerintah Kota sampah pada masyarakat
Pontianak kepada warga di Kampung pemukiman penduduk kawasan
Kamboja sampai saat ini cenderung pesisir Desa Tabilaa Kabupaten
belum menampakkan Bolaang Mongondow Selatan.
keberhasilannya. Pelaksanaan Dari uji bivariat diperoleh nilai p
pembinaan yang tidak rutin dan pola value =0,015 (<0,05)
pembinaan yang tidak menyentuh 2. Ada hubungan sikap masyarakat
langsung kepada masyarakat terhadap pengelolaan sampah
melainkan hanya dilakukan dengan pada masyarakat pemukiman
perwakilan oleh tokoh warga, penduduk kawasan pesisir Desa
menjadikan perkembangan upaya Tabilaa Kabupaten Bolaang
pengelolaan sampah oleh warga di Mongondow Selatan. Dari uji
wilayah ini cenderung stagnan. bivariat diperoleh nilai p value
Selain itu pelaksanaan program =0,007 (<0,05)
pembinaan yang tidak disertai 3. Ada hubungan tindakan
dengan monitoring dan evaluasi masyarakat terhadap pengelolaan
menjadikan program pembinaan sampah pada masyarakat
yang telah dilaksanakan tidak pemukiman penduduk kawasan
diketahui perkembangannya oleh pesisir Desa Tabilaa Kabupaten
pemangku program pembinaan, Bolaang Mongondow Selatan.
sehingga tidak terjadi intraksi dengan Dari uji bivariat diperoleh nilai p
value =0,000 (<0,05)
DAFTAR PUSTAKA
Brown, L, 1987. Dunia Penuh
Ancaman. Jakarta: Karya
Unipress,
Chandra, B, 2007. Pengantar
Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC.
Darmono, 2010 . Lingkungan Hidup
Dan Pencemaran. Jakarta:
Universitas Indonesia
(UI-Pres).
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Berbasis
Masyarakat (Studi
Kasus Di Kota Yogyakarta). Tesis,
Universitas Diponegoro
Hermawan, 2010. Perilaku
Masyarakat Dalam Mengelola
Sampah Permukiman.
Tesis, Universitas Diponegoro.

\Mann I , Richard, 1994. Pejuangan


Untuk Lingkungan. Canada:
Getaway Books.

Megristine, R, 2007. Pengolahan


Sampah Plastik. Bandung:
Titian Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai