Latar Belakang
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan
radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang
memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur
radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan, yang menyatakan laju
peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t½). Kemudian besaran tersebut bersifat khas
untuk setiap radionuklida. Berdasarkan sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas
radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang
tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi
unsur yang lain. Sebuah inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi peluruhan yang
berbeda, seperti peluruhan Alfa, Beta dan Gamma.ngenai aktivitas, daya tembus dari
keterangan sinar β dan sinar γ.
Seiring perkembangan teknologi masa kini dengan adanya radioaktif membawa
perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita ketahui bawasannya
dengan berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan akan
tetapi semua itu selain memberikan pengaruh yang positif juga menimbulkan efek
negatif pula.
B. Tujuan Penulisan
Dalam hal ini kami mempunyai beberapa tujuan adapun tujuan kami sebagai
berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
2. Untuk mengetahui jenis limbah radioaktif.
3. Untuk mengetahui pengelolaan dari limbah radioaktif.
4. Untuk mengetahui manfaat dari radioaktif.
5. Untuk mengetahui dampak radioaktif bagi manusia.
C. Pengertian
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi
(pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut
biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk
mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif
untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti,
partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Sejarah penemuan Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen.
Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat
paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-
X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat
foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya.
Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium.
Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium
tesebut.Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi
karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan, material dijaga pada tempat yang
gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga
menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.
D. Limbah Radioaktif
Limbah yang tergolong dalam radioaktif sedang ini memiliki energi radiasi
peluruhan sekitar <2kW/m3. Limbah ini terutama berasal dari proses kimia dan
perusahaan elektronik (baterai, microchip, dll).
Jumlah limbah ini tergolong sedikit (hanya 7% dari total limbah radioaktif),
dan energi radiasinya tergolong kecil (hanya sekitar 4% dari total limbah
radioaktif).
Limbah yang tergolong ke dalam radioaktif rendah ini biasanya berasal dari
peralatan kesehatan di rumah sakit, industri pakaian, kertas dan yang lainnya.
Jumlah limbah radioaktif ini sangat banyak (mencapai 90% dari total limbah
radioaktif) namun energi radiasinya sangat kecil (hanya mencapai 1% dari
keseluruhan radiasi limbah).
Karena energi radiasinya sangat rendah, tidak diperlukan pelapisan saat
pemindahan dan penyimpanan limbah ini. Umumnya radiasi dari limbah jenis ini
memiliki waktu peluruhan yang singkat.
Limbah radioaktif dikategorikan menjadi tiga jenis, berdasarkan dari fasanya. Berikut
inilah jenis-jenisnya:
(a) Limbah bebas dari kontaminasi. Contohnya : baju, alat tulis yang
berasal dari daerah laboratorium/aktif.
(b) Limbah yang terkontaminasi oleh radionuklida pemancar beta/gamma
dengan aktivitas rendah dan yang terkontaminasi oleh radionuklida
pemancar alfa. Limbah tersebut adalah perlengkapan yang terkena
langsung dengan radionuklida tersebut.
(b) Golongan II
Limbah ini dapat diabaikan, laju dosis radiasi pada
permukaan lebih besar dari 0,2 R/jam dan kurang dari 2 R/jam.
Dapat diangkut dalam wadah sederhana berpenahan radiasi berupa
lapisan beton atau timbal.
(d) Golongan IV
Limbah radioaktif padat dengan pemancar alfa yang tidak
dapat menimbulkan kekritisan dan pemancar beta dan gamma yang
dapat diabaikan. Aktivitasnya dinyatakan dalam Ci/m3.
(b) Golongan II
Limbah radioaktif dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari 10-
6 Ci/m3dan sama atau lebih rendah dari 10-3 Ci/m3. Diolah dengan metode
biasa (evaporasi, penukar ion, dan secara kimia) dan tidak diperlukan penahan
radiasi untuk peralatan.
(d) Golongan IV
Limbah radioaktif dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari 0,1
Ci/m3dan sama atau lebih rendah dari 104 Ci/m3. Diolah dengan metode biasa
(evaporasi, penukar ion, dan secara kimia) dan diperlukan penahan radiasi untuk
peralatan.
(e) Golongan V
Limbah cair dengan konsentrasi radionuklida lebih tinggi dari
104 Ci/m3. Sebelum diolah, disimpan, dan diperlukan pendinginan.
G. Manfaat Radioaktif
Berikut beberapa pemanfaatan dari radioaktif, yaitu :
Pemanfaatan pada bidang kedokteran :
1. Terapi tumor atau kanker
2. Penentuan kerapatan tulang dengan Bone Densitometer
3. Mendeteksi kerusakan jantung
4. Mendeteksi gangguan peredaran darah
5. Mendeteksi penyakt paru – paru
H. Dampak Radioaktif
Berikut beberapa efek yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada manusia
seperti berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkuran atau hilang
3. Diare
4. Demam
5. Kanker darah atau leukemia
6. Meningkatnya denyut jantung
7. Daya tahan tubuh berkurang
8. Mutasi gen
I. Kasus Radioaktif
Salah satu kasus mengenai limbah radioaktif di Indonesia yaitu terjadi di
Karawang, Jawa Barat pada Desember 2018. Yaitu adanya penimbunan hasil sisa
produksi pasir zirkon di bantaran Sungai Citarum yang dekat dengan area sawah milik
warga dan pemukiman warga oleh PT. Monokem Surya di Desa Amansari. Warga sudah
melaporkan kepada DLHK Karawang tentang penimbunan pasir zirkon dan
mengirimkan sampel dari pasir tersebut.
J. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan, bahwa :
1. Limbah radioaktif dibagi berdasarkan fasanya dan berdasarkan kekuatan
radioaktifitasnya.
2. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTLR-
BATAN) adalah badan yang mengelola limbah radioaktif yang ada di Indonesia.
3. Banyak manfaat yang didapatkan dari penggunaan radioaktif, namun tidak
melupakan cara perawatan dan penyimpanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyan, M., dan Yus, R. A., 2010, Strategi Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia
Ditinjau dari Konsep Cradle to Grave, BAPETEN, Jakarta
IAEA, Management of Waste from the Use of Radioactive Material in Medicine, Industry,
Agriculture, Research and Education, Safety Guide No. WS-G-2.7, Vienna, (2005)
IAEA, Management of Radioactive Waste from the Use of Radioactive Material in
Medicine, Industry, Agriculture, Research and Education, TECDOC 1183, Vienna, (2000)
Wardhana, WA, Radioekologi, Andi Offset, Yogyakarta, (1996)
https://regional.kompas.com/read/2018/12/20/09252921/fakta-di-balik-limbah-
radioaktif-di-karawang-ditimbun-dekat-sungai-citarum. Diakses pada 25 Februari 2019
MAKALAH
Oleh:
Kelompok 1