Anda di halaman 1dari 18

PENGGOLONGAN DIAGNOSTIK GANGGUAN JIWA

A. Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seseorang individu menyadari
dan mempertahankan hubungan dengn lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya
(fungsi mengenal).
Proses kognisi meliputi :
- Sensasi dan persepsi
- Perhatian
- Ingatan
- Asosiasi
- Pertimbangan
- Pikiran
- Kesadaran

1. Gangguan sensasi dan persepsi


a. Gangguan sensasi
a. Hiperestesia
Keadaan dimana terjadi peningkatan abnormal dari kepekaan
dalam proses penginderaan, baik tersa panas, dingin, nyeri
ataupun raba.
b. Anestesia
tidak didapatkan sama sekali perasaan pada penginderaan.
Sifatnya dapat menyeluruh, setempat atau sebagian saja.
c. Parestesia
Terjadi perubahan pada perasaan yang normal(biasanya raba),
misalnya kesemutan.Parestesia dapat berupa : Acroparestesia
adalah keadaan dimana perasaan menebal pada ujung-ujung
ektreminitas (baal). Aestereognosis adalah keadaan dimana
terjadi kegagalan mengenal bentuk dengan rasa raba.
d. Sinestesia
Rangsang yang sesuai dengan alat indera tertentu, ditangapi
oleh indera yang lain.
e. Hiperosmia
Terjadi peningkatan kepekaan berlebihan indera penciuman.
f. Anosmia
Terjadi kegagalan /kehilangan daya penciuman baik sebagian
maupun seluruh.
g. Hiperkinestesia
Terjadi peningkatan kepekaan yang berlebihan terhadap
perasaan gerak tubuh.
h. Hipokinestesia
Tejadi penurunann kepekaan terhadap perasaan gerak tubuh.
b. Gangguan persepsi
1) Ilusi
Suatu persepsi yang salah/palsu, dimana ada atau pernah ada
rangsangan dari luar.
2) Halusinasi
Suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari
luar.Jenis-jenis halusinasi :
- Halusinasi pendengaran (auditif, akustik)
- Halusinasi penglihatan (visual, optik)
- Halusinasi penciuman (olfaktorik)
- Halusinasi pengecapan (gustatorik)
- Halusinasi raba (taktil)
- Halusinai seksual, ini termasuk halusinasi raba
- Halusinasi kinestetik
- Halusinasi visceral
3) Depersonalisi
Perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah tidak
seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada.
4) Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan
kenyataan.

B. Gangguan Perhatian
Beberapa bentuk gangguan perhatian :
1. Distraktibiliti
Perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsang yang tidak berati, misal suara
nyamuk, suara kapal, orang lewat, dll.
2. Aproseksia
Keadaan dimana terdapat ketidak sanggupan untuk memperhatikan secara
tekun erhadap situasi / keadaan tanpa memandang masalah tersebut.
3. Hiperproseksia
Keadaan dimana terjadinya pemusatan/konsentrasi perhatian yang berlebihan,
sehingga sangan mempersempit persepsi yang ada.

C. Gangguan Ingatan
Beberapa bentuk gangguan ingatan :
1. Amnesia
Ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat sebagian
atau total retrogad/antegrad dan dapat ditimbulkan oleh faktor
organik/psikogen.
2. Hipernemsia
Suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang
dapat menggambarkan kejadian- kejadian yang lalu dengan sangatteliti sampai
kepada hal yang sekecil-kecilnya. Sering pada mania, paranoia, katatonik.
3. Paramnesia (pemalsuan/pemiuhan, ingatan)
Gangguan dimana terjadi penyimpangan /pemiuhan terhadap ingatan- ingatan
lama yang dikenal dengan baik.
4. Konfabulasi
Keadaan dimana secara sadar seseorang mengisi lubang-lubang dalam
ingatannya dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan, akan tetapi
yang bersangkutan percaya akan kebenaranya.
5. Pemalsuan retrospektif
Ilusi ingatan yang dibentuk sebagai jawaban terhadap kebutuhan afektif.
Penderita akan memberikan kesimpulan yang salah terhadap suatu kejadian
dengan menambhkan penggalaman yang tidak berdasarkan kenyataan sama
sekali.
6. Deja’vu (ilusi ingatan)
Suatu perasaan seakan-akan pernah melihat sesuatu yang sebenarnya belum
pernah dilihatnya.
7. De Jamais vu
Suatu perasaan palsu terhadap suatu kejadian yang sebenarnya telah pernah
dialaminya tapi saat ini dirasakan belum atau tidak pernah dialaminya tapi saat
ini dirasakan belum atau tidak pernah dialami/dilihatnya.

D. Gangguan Asosiasi
Beberapa bentuk gangguan asosiasi :
1. Retardasi (perlambatan)
Proses asosiasi yang berlangsung lebih lambat dari biasanya.
2. Kemiskinan ide
Suatu keadaan diman aterdapat kekurangan asosiasi yang dapat dipergunakan.
3. Perseversi
Suatu keadaan dimana satu asosiasi diulang-ulang kembali secara terus –
menerus yang seakan –akan mengambarkan seseorang tidak sangup lagi untuk
melepaskan ide yang telah diucapkan.
4. Flight of ideas (lari cita, pikiran melompot- lompat)
Suatu keadaan dimana aliran asosiasi berlangsung sangat cepat yang tampak
dari perubahan isi pembicaraan dan pikiran.
5. Inkohorensi
Suatu keadaan dimana aliran asosiasi tak berhubungan satu dengan yang lain.
6. Blocking (hambatan, benturan)
Suatu keadaan dimana terjadi kegagalan membentuk asosiasi, mulai dari
situasi sementara akibat reaksi emisional yang kuat sampai pada blocking
yang lama seperti terdapat pada penyakit jiwa yang berat.
7. Alphasia
Suatu keadaan diman terjadi kegagalan sebagian atau seluruhnya untuk
menggunakan atau memahami bahasa.

E. Gangguan Pertimbangan
Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untu membandingkan/menilai
beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja degan memberikan nilai-nilai untuk
memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas.

F. Gangguan Pikiran
Beberapa bentuk gangguan proses berpikir :
1. Gangguan bentuk pikiran (produksi)
termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah pada
suatu tujuan :
a. Pikiran deristik
Bentuk pikiran dimana tidak ada hubungan antara
proses mental dengan pengalamannya yang sedang berjalan.
b. Pikiran austistik
Gangguan dalam proses berpikir dimana terjadi kegagalan dalam
membedakan batas antara kenyataan dan fantasi.
c. Pikiran yang non-realistik
Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.
d. Pikiran obsesif
Gangguan pikiran dimana satu ide selalu datang berulang-ulang,
irasional dan secara sadar tak diinginkan, tapi tidak dapat dihilangkan.
e. Konfabulasi
Gangguan pikiran dimana seorang mempersatukan hal-hal atau
kejadian yang tidak berkaitan, dalam suatu usaha untuk mengisi
kekosongan pikiran yang timbul karena kehilangan ingatan.
2. Gangguan arus atau jalan pikiran meliputi cara dan laju proses asosiasi dalam
pemikiran:
a. Flight od ideas (lari cita, pikiran melompot-lompat melayang)
Keadaan dimana terjadi perubahan yang mendadak, cepat dalam
pembicaraan, sehingga suatu ide belum selesai sudah disususl oleh ide
yang lain.
b. Retardasi (perlambatan)
Keadaan dimana terjadi perlambatan dalam jalan pikiran seseorang,
sering dijumpaipada penderita skizofrenia dan psikosa efektif fase
depresi.
c. Persevarasi
keadaan dimana seseorang secara berulang memberitahukan suau ide,
pikiran atau theme secara berlebihan.
d. Circumstantiality (pikiran berbelit-belit, pikiran berputar-putar)
Kedaaan dimana untuk menuju secara tidak langsung kepeda ide
pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang
menjemukan dan tidak relevan. sering pada anak RM dan epilepsi.
e. Inkohorensi
Keadaan dimana terdapat gangguan dalam bentuk bicara,
pembicaraannya sukar atau tidak dapat ditangkap maksudnya.
f. Blocking
Keadaan dimana jalan pikiran secara tiba-tiba berhenti, hal ini tidak
dapat diterangkan oleh penderita.
g. Logorea
Banyak bicara dimana kata-kata yang baru tidak dapat dipahamai secar
umum.
h. Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami secara umum
i. Irelevansi
Keadaan diman isi pikiran atau ucapan tidak ada hubungannya dengan
pertanyaan atau dengan hal-hal yang sedang dibicarakan.
j. Aphasia
Keadaan dimana seseorang tidak atau sukar mengerti pembicaraan
orang lain (sensorik) dan atau tidak dapat atau sukar berbicara
(motorik). Sering pada kerusakan otak.
3. Gangguan isi pikiran (meliputi isi pikiran yang non verbal atau isi pikiran
yang diceritakan)
a. Waham
Suatu kepercayaan yang terpaku dan tidak dapat dikoreksi atas dasar
fakta dan kenyataan.Waham ada yang sistematis dan tidak sistemtis,
diklafikasi menurut isinya dan isi waham biasanya mempunyai
kecenderungan untuk menguasai/menonjol
- Waham kebesaran (waham ekspansif)
- Waham depresif (menyalahkan diri sendiri)
- Waham somatis (waham hipokondria)
- Waham nihilistic
- Waham kejar
- Waham hubungan
- Waham pengaruh
b. Fobi
Rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh penderita walau disadari
bahwa hal tersebut irasional.
c. Ideas of reference (pikiran hubungan)
Suatu keadaan yang mana pembicaraan orang, benda atau kejadian
dihubungkan dengan dirinya sendiri.
d. Pre-okupasi
Suatu pikiran yang terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasanya
brhungan dengan keadaan emosional yang kuat.
e. Thougt Insertion (sisip pikiran)
Suatu perasaan bahwa ada pikiran dari luar yang disisipkan dan
dimasukan kedaam otaknya.
f. Thought broad cast (siar pikir)
Suatu perasaan bahwa pikiranya telah disiarkan melalui radio, televisi,
kawat liat lisrik, dan lampu
G. Gangguan kesadaran
Kesadaran adalah kemapuan seseorang untuk mangadakan hubungan dengan
lingkungan serta dirinya sendiri melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan
terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.

Bentuk- bentuk gangguan kesadaran :

1. kesadaran kuantitatif
a) Kesadaran yang menurun
Kesadaran dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang
berkurang secara keseluruhan.
- Apatis (kesadaran seperti orang mangantuk)
- Somnolen (kesadaran seperti orang mengantuk benar, memberi
jawaban bila dirangsang)
- Sopor (hanya bereaksi dengan rangsang yang kuat, ingatan,
orientasi dan pertimbangan sudah hilang)
- Subkoma dan koma (tidak didapatkan reaksi terhadap rangsang
apapun)
b) Kesadaran yang meninggi
Keadaan reaksi yang meningkat terhadap suatu rangsang, disebabkan
zat toksik yang merangsang otak atau oleh faktor psikologik.
1) Kesadaran kualitatif
Terjadi perubahan dalam kualitas kesadaran, dapat ditimbulkan
oleh keadaan toksik, organik dan psikogen.
a. Stupor
Karena faktor psikogen didapatkan pada keadaan
katatonia, depresi, epilepsi, ketakutan, dan reaksi
disosiasi.
b. Twilight state (keadaan dini, senja, senjakala)
Kehilangan ingatan atas dasar psikologik yang mana
kesadaran terganggu dan dalam beberapa keadaan
sangant mengaburkan, sehingga penderita tidak
mengenali lingkungannya.
c. Fuge
Suatu periode penurunan kesadaran dengan pelarian
menimbulkan banyak stres, tapi dapat mempertahankan
kebiasaan dan keterampilanya.
d. Confusion (bingung)
Gangguan keadaan karena rusaknya aparat sensoris
dimana didapatkan kesulitan pengertian, mengacau,
disorientasi disertai gangguan fungsi asosiasi.
e. Tranco (trans)
Keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap
lingkungan yang biasanya mulai secra mendadak roman
muka tampak seperti bengong, kehilangan akal atau
melamun.
c) Gangguan orientasi
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal
lingkungannya serta hubunganya dengan waktu, ruang, dan terhadap
dirinya serta orang lain. Terdapat kerusakan yang hebat dari ingatan,
persepsi, dan perhatian.

H. Gangguan kemauan
Bentuk – bentuk gangguan kemauan :
1. Abulia (kemauan yang lemah)
Keadaan inaktivitas sebagai akibat ketidaksanggupan membuat keputusan atau
memulai suatu tingkah laku.
2. Negativisme
Ketidaksanggupan dalam bertindak atas sugesti dan tidak jarang terjadi
melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan yang disugestikan.
3. Kekakuan (rigiditas)
Ketidakmampuan memiliki keleluasaan dalam memutuskan untuk merubah
suatu tingkah laku, misal stereotipe yang merupakan sikap atau gerakan
mekanis yang dilakuakn berulang-ulang.
4. Kompulsi
Keadaan dimana seorang merasa didorong untuk melakukan suatu tindakan,
yang disadari sebagai suatu irasional atau tidak ada gunanya.
5. Kleptomania (mencuri kompulsif)
sering memncuri barang yang mempunyai arti simbolis dan biasanya tidak
bernilai.
6. Pyromania (membakar kompulsif)
dipandang sebagai suatu bentuk simbolis pemuasan seksual.

I. Gangguan emosi dan Afek


Bentuk-bentuk gangguan emosi:
1. Euphoria
2. Elasi
3. Eksaltasi
4. Eklasi
5. Inappropriate afek (afek yang tidak sesuai)
6. Afek yang kaku
7. Emosi labil
8. Cemas dan depresi
9. Ambivalensi
10. Apatis
11. emosi
STRUKTUR OTAK

A. Bagian-bagian otak manusia

1. Otak besar (bahasa Inggris: telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling
menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan
kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri
mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan
maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap belahan
otak depan terbagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal.
Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah
Rolando.Istilah telencephalon mengacu pada struktur embrio yang kemudian berkembang
menjadi cerebrum:
- Dorsal telencephalon atau pallium berkembang menjadi cerebral cortex
- Ventral telencephalon atau sub-pallium berkembang menjadi basal ganglia.
- Korteks otak besar (bahasa Inggris: cerebral cortex, grey matter) merupakan
lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15 - 33 miliar neuron yang
masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik
terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis. Komunikasi yang terjadi antar neuron
dalam bentuk deret panjang pulsa sinyal yang disebut potensial aksi
dimungkinkan melalui fiber protoplamik yang disebut akson yang dapat
dikirimkan hingga ke bagian jauh dari otak atau tubuh untuk menemukan reseptor
sel tertentu. Terdapat enam lapisan korteks, neokorteks/isokorteks, arcikorteks,
paleokorteks, allokorteks yang berlipat-lipat sehingga permukaannya menjadi
lebih luas dengan ketebalan 2 hingga 4 mm. Lapisan korteks terdapat berbagai
macam pusat saraf yang mengendalikan ingatan, perhatian, persepsi,
pertimbangan, bahasa dan kesadaran.
- Ganglia dasar (bahasa Inggris: basal ganglia, white matter) merupakan
lapisan yang berwarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf,
yaitu Dendrit dan Neurit Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena
memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh,
khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan
pada daerah yang berbeda.
 Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks
motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah
Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir.
 Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada
daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan.
 Daerah pendengaran (auditori) terletak pada lobus temporal. Di daerah ini,
kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan.
 Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang
menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun
pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung
anterior.
- Diensefalon (bahasa Inggris: diencephalon, interbrain) adalah bagian otak yang
terdiri dari:
 Mid-diencephalic territory pretalamus / ventral talamus / subtalamus, terletak
di bawah kelenjar hipotalamus. Nuklei berupa zona incerta, thalamic reticular
nucleus, dan fields of Forel. Pretalamus terpola sinyal SHH (bahasa Inggris:
sonic hedgehog homolog) dari ZLI dan setelah itu membuat koneksi yang
berbeda-beda ke striatum (caudate nucleus dan putamen) dalam otak depan, ke
talamus (gugus medial dan lateral nucleus) dalam otak kecil, dan ke red
nucleus dan substantia nigra dalam otak tengah. Pretalamus ditengarai
mempunyai andil dalam pengendalian pola konsumsi termasuk defecation dan
copulation.
 Zona limitan intratalamika (bahasa Inggris: zona limitans intrathalamica, ZLI)
yang berfungsi sebagai pusat sinyal layaknya cerebrum dan sebagai pembatas
antara talamus dan pretalamus.
 Talamus / dorsal talamus yang berfungsi antara lain menghubungkan
komunikasi antar belahan otak besar.
 Hipotalamus, merupakan pusat pengendalian waktu biologis, suhu tubuh dan
sekresi hormon dan fungsi biologis lain. Hipotalamus terletak di dasar otak
depan.
 Epitalamus
 Pretektum

2. Otak tengah (bahasa Inggris: mesencephalon) adalah bagian otak yang mempunyai
struktur:
Tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina.
- inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sinyal yang diterima dari
berbagai nukleus batang otak diproyeksikan menuju bagian dari talamus yang
disebut medial geniculate nucleus untuk diteruskan menuju korteks pendengaran
primer (bahasa Inggris: primary auditory cortex).
- superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan
mata
- cerebral peduncle
- tegmentum adalah jaringan multi-sinapsis yang terlibat pada sistem homeostasis
dan lintasan refleks.
- crus cerebri
- substantia nigra

3. Otak belakang (bahasa Inggris: myelencephalon, metencephalon, rhombencephalon)


meliputi jembatan Varol (bahasa Inggris: pons, pons Varolii), sumsum lanjutan (bahasa
Inggris: medulla oblongata), dan otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum). Ketiga bagian
ini membentuk batang otak (bahasa Inggris: brainstem). Jembatan Varol berisi serabut
saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak
kecil dengan korteks otak besar. Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak
serta menghubungkan jembatan pons dengan sumsum tulang belakang. Sekelompok
neuron pada formasi retikular di dalam sumsum lanjutan berfungsi mengontrol sistem
pernapasan, dan syaraf kranial yang berfungsi mengatur laju denyut jantung juga berada
pada sumsum ini. Selain itu juga berperan sebagai pusat pengatur refleks fisiologi,
tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah mengatur gerak
refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip.

4. Otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak
kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan
permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi
tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi
cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak
otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi.

B. Struktur Umum Otak


Secara garis besar otak dapat dibagi kedalam 4 bagian besar yaitu batang otak, serebellum,
serebrum dan diencephalon. Batang otak terdiri atas Medulla Oblongata, Pons dan otak
tengah. Diencephalon terdiri atas Talamus, Hipotalamus, Epitalamus dan Subtalamus atau
disebut juga Ventral thalamus.
1. Meningen
Meningen atau lapisan pembungkus otak merupakan bagian terluar dari otak.
Meningen memiliki beberapa lapisan yaitu Duramater, Arachnoid dan Piamater.
- Durameter
Duramater merupakan bagian terluar. Duramater merupakan lapisan
periosteum tulang tengkorak, merupakan lapisan yang kuat, lapisan fibrosa
yang mengandung Pembuluh Darah, yang memberikan nutrisi pada tulang.
Lapisan luar dan dalam menempel dengan tengkorak sehingga tidak ada
lapisan epidural antara tulang dengan membran seperti pada spinal. Antara
duramater bagian dalam dan arachnoid terdapat rongga subdural dan tidak
mengandung Cerebro Spinal Fluid (Cairan serebro spinal). Pada beberapa
tempat kedua lapisan dalam dan luar membentuk saluran yang mengandung
Pembuluh Darah yang disebut dengan Dural sinus dan terdapat darah vena
dari Pembuluh Darah di otak.
- Arachnoid
Arachnoid merupakan Lapisan tengah dari meningen. Lapisan ini merupakan
jaringan ikat, antara arachnoid dan piamater terdapat seperti jaring-jaring
trabekula dan rongga subarachnoid yang mengandung CSF. Lapisan arachnoid
tidak mengandung Pembuluh Darah, tapi Pembuluh Darah terdapat pada
rongga subarachnoid.
- Piameter
Piamater merupakan lapisan yang bersentuhan langsung dengan otak.
Sebagian besar suplai darah pada otak di suplai oleh pembuluh-pembuluh
darah kecil yang banyak terdapat pada piamater.
2. Ventrikel
Ventrikel otak dilapisi oleh epitel kuboid yang disebut ependima.Terdapat kapiler-
kapiler yang disebut dengan pleksus koroides. Terdapat 4 ventrikel yang diberi nomor
dari atas ke bawah dari otak yaitu: Ventrikel lateral kiri dan kanan pada hemisfer
serbri, ventrikel ke tiga pada diensepalon dan ventrikel ke empat pada pons dan
medulla. Ventrikel lateral dihubungkan dengan ventrikel ke tiga oleh interventrikular
foramen sedangkan Ventrikel ke tiga nyambung dengan ventrikel ke empat melewati
celah sempit yang disebut serebral aqua duktus di midbrai/otak tengah.
3. Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal atau CSF berperan dalam melindungi otak, menjaga
keseimbangan bahan-bahan kimia Susunan Syaraf Pusat. CSF dibentuk dalam pleksus
koroides pada ventrikel lateral, tiga dan empat dengan kombinasi proses diffusi dan
transport aktif. Pleksus koroid menseleksi komponen darah yang dapat melewati
membrannya ke ventrikel (tidak untuk Sel Darah Merah, protein dengan molekull
besar). Yang dapat lewat: protein berukuran kecil, oksigen, karbondioksida, Na, K,
Ca, Mg, Cl, glukosa dan sejumlah kecil Sel Darah Putih.
- Perjalanan CSF
CSF dibentuk di Ventrikel lateral, lalu melalui interventrikuler foramen masuk
ke ventrikel III dan melalui Aqua Duktus CSF mengalir ke Ventrikel IV. Di
ventrikel IV erdapat 3 buah lubang terbuka di dasar ventrikel 4. Melalui ketiga
lubang tersebut CSF mengalir ke Subarachnoid spaces ( cisterna magna)
disebelah medulla, aliran berlanjut ke Spinal lalu ke lumbal sisterna. Sebagian
naik lagi ke otak melelui subarachnoid spaces masuk ke vili arachnoid dan
sinus sagital superior.
- Cerebro Spinal Fluid (CSF)
Vili arachnoid memiliki katup yang sensitif dengan tekanan dengan sistem
satu arah. CSF selalu diperbarui sekitar 3 kali dalam sehari.
4. Nutrisi otak
Sebanyak 20% oksigen dari seluruh kebutuhan tubuh digunakan oleh otak. Kebutuhan
oksigen tinggi saat otak istirahat. Otak mendapatkan nutrisi hanya dari darah. Otak
membutuhkan Oksigen dan glukosa setiap saat tetapi otak tidak memiliki kemampuan
untuk menyimpan cadangan.
5. Batang Otak
Berbatasan dengan medula spinalis dibagian bawah dan diensepalon dibagian atas.
Sedikit menyempit saat keluar dari tengkorak melalui foramen magnum untuk bersatu
dengan medula spinalis. Batang otak memiliki fungsi yang sangat penting termasuk
traktus yang panjang dari jalur asenden dan desenden. Jaringan dari badan sel dan
serabutnya dari formatio retikularis terdapat disini, yang sangat berperan penting
dalam mempertahankan hidup. Seluruh syaraf kranial keculai olfaktorius dan optikus
keluar dari batang otak.
6. Formatio Retikularis
Terbagi kedalam jalur asenden, jalur desenden dan nervus kranialis. Formatio
retikularis terbentang sepanjang batang otak, dengan akson terbentang menuju
diensepalon dan medula spinalis. Memiliki sekiar 30.000 sinaps. Lesi pada formatio
retikularis dapat menyebabkan koma sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Neuron dalam Formatio Retikularis dikelompokan sesuai dengan fungsinya masing-
masing.RF memiliki pusat respirasi dan cardiovaskuler yang berperan dalam
pengaturan pernafasan, nadi dan perubahan diameter Pembuluh Darah. Jalur asenden
menuju serebrum bergabung dengan RAS (reticular activating system) yang berperan
dalam pengaturan siklus terjaga dan tidur.
7. Medulla Oblongata
Medulla oblongata merupakan bagian yang vital dalam pengaturan jantung,
vasomotor/ kontriksi dan dilatasi pembuluh darah dan pusat pernafasan. Medulla
Oblongata memonitor kadar CO2 yang berperan dalam pengaturan pernafasan,
mengatur muntah, bersin, batuk dan menelan. Dibagian ventral terdapat pyramid yang
merupakan jalur motorik dari serebral ke spinal. Jalur di pyramid menyilang
(pyramidal decussation) sehingga dibawah medulla keadaan motorik tubuh dikontrol
oleh bagian yang berlawanan dalam hemisfer serebri.
8. Pons
Terletak diatas Medulla, Pada bagian dorsal Terdapat Formatio Retikularis dan nuklei
syaraf kranial jalur asenden dan desenden. Dalam Formatio Retukularis terdapat pusat
apneu dan pneumotoxic yang membantu dalam pengaturan pernafasan.
9. Midbrain/mesensepalon
Midbrain terdapat diatas pons. Terdapat pusat refleks yang membantu koordinasi
[ergerakan bila matadan kepala, membantu pengaturan mekanisme fokus pada mata,
mengatur respon pupil terhadap stimulus cahaya. Terdapat substansia nigra yang
beperan dalam pengaturan aktivitas motorik somatic.
10. Serebelum
Serebelum berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus menerima
input dari otot, tendon, sendi dan organ vestibular(keseimbangan) dalam bentuk
proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari yang lainnya).
Mengintegrasikan kontraksi otot satu dengan yang lain, mengatur tonus otot.
11. Serebrum
Serebrum Merupakan struktur terbesar dan paling rumit dalam sistem syaraf. Terdapat
dua hemisfer serebri yang Terdiri dari korteks yang merupakan substansi abu-abu
(gray matter), substansi putih dan ganglia basalis. Korteks terbagi kedalam 6 lobus:
frontal, parietal, temporal, oksipital, lilmbik dan insula/lobus sentralis. Korteks serebri
merupakan lapisan terluar dari serebrum, terdiri dari substansi abu-abu. Banyak
berperan dalam pengaturan aktivitas kehidupan yang disadari.
12. Lobus Frontalis
Lobus frontalis merupakan area kontrol motorik terhadap pergerakan yang disadari
termasuk yang berkaitan dengan bicara. Aktivitas motorik: Area Broadman 4(Primary
motor cortex), area 6 (suplementary and premotor motor cortex), area 8 (pergerakan
mata) area 44 (area Brocca untuk bicara). Selain control motorik lobus frontalis juga
berperan dalam kontrol ekspresi emosi dan perilaku, moral.
13. Lobus Parietalis
Lobus Parietalis berperan dalam sensasi umum, selera. Are 1,2,3 (integrasi sensasi
secara umum) 5,7,40 (apresiasi terhadap tekstur, berat, mengenali bentuk benda yang
dipegang).area 40 memiliki peran penting dalam body image/gambaran diri. Area 43
(selera dalam hal pengecapan)
14. Lobus temporalis
temporalias merupakan pusat pendengaran, keseimbangan, emosi dan memori.
Terdapat area 41,42 yang berperan dalam pengaturan keseimbangan, area 39 yang
berperan dalam Pemahaman terhadap bicara/kata-kata. Bagian anterior lobus ini
berperan dalam emosi, halusinasi, memori jangka pendek dari beberapa menit s.d
beberapa minggu atau bulan
15. Lobus Oksipitalis
Lobus Oksipitalis merupakan pusat penglihatan, pengaturan ekspresi. Terdapat area
17 (area penglihatan utama), area 18,19 memaknai hasil penglihatan, area 39
memahami bahasa tulisan, area 22 memahami bahasa lisan dan area Wernicks
(39,22,40).
16. Insula
Insula berperan dalam pengaturan aktivitas gastrointestinal dan organ visceral lainnya.
17. Limbik
Limbik berperan dalam pengaturan emolsi, perilaku, memori jangka pendek dan
penciuman.
18. Dienceephalon
19. Talamus
Talamus merupakan pusat prosesing dan relay semua input sensoris kecuali
penciuman. Talamus memiliki 4 area utama yaitu sistem sensoris, sistem motorik,
aktivitas neurofisiologius dan ekspresi korteks serebri. Talamus berhubungan dengan
sistem limbik dalam pengaturan ekspresi emosi, perilaku manusia yang unik. Talamus
berkaitan dengan proses berfikir, kreativitas, interpretasi dan pemahaman bahasa lisan
dan tulisan dan mengenali objek dengan cara menyentuh.
20. Hipotalamus
Hipotalamus terletak dibawah thalamus, berdekatan dengan hipofisis. Hipotalamus
mengatur banyak fungsi tubuh untuk keseimbangan. Merupakan pusat pengaturan dan
koordinasi tertinggi dari sistem syaraf otonom, pengaturan suhu, pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit.Pengaturan pola tidur dan terjaga, Berperan dalam
pengaturan lapar dan keinginan untuk makan yang dibantu dengan kadara glukosa,
lemak dan protein dalam tubuh, Respon perilaku berkaitan dengan emosi, Kontrol
endokrin juga berperan dalam respon seksual seperti Orgasme dan respon terhadap
stimulus organ seksual.
21. Epithalamus
Epitalamus terdiri dari 3 bagian: Trigonum habenulae, badan pineal, dan komisura
posterior.Trigonum habenulae mengandung serabut syaraf yang berhubungan dengan
midbrain, berperan sebagai pusat relay. Badan pineal (epiphysis) berperan seperti
kelanjar endokrin (neuroendokrin). Komisura posterior berhubungan dengan midbrain
22. Ventral thalamus/subthalamus
Terletak dibagian ventral diensepalon, mengandung nuklei subtalamik

Anda mungkin juga menyukai