Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


Jalan Talua Konci No.11 Mamboro Kecamatan Palu Utara
Kodepos 94148 Telp.(0451) 491470, Fax.(0451) 491605
Website : Http://rsmadani.sultengprov.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


PROVINSI SULAWESI TENGAH
NOMOR : XIV.07/SK/DIR/III/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PASCA PAJANAN
DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya mencegah infeksi dan kecelakaan


kerja di Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi
Tengah harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien
dan petugas di rumah sakit;
b. Bahwa perlindungan terhadap setiap petugas kesehatan di
Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah
menjadi salah satu faktor penting dalam pengendalian
infeksi di rumah sakit. Profilaksis Paska Pajanan menjadi
gerbang utama mencegah transmisi patogen kedalam
darah terhadap personil kesehatan yang bertugas atau
pihak terkait yang perlu tindakan profilaksis paska pajanan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a dan b perlu ditetapkan dalam Surat
Keputusan Direktur.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan
. 2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
270/MENKES/2011 tentang Pedoman Manajerial PPI di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1508/Menkes/SK/IX/2005 tentang Rencana Jangan
Menengah Perawatan, Dukungan dan Pengobatan untuk
ODHA serta Pencegahan HIV/AIDS tahun 2005-2009
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi
Sulawesi Tengah Tentang Profilaksis Pasca Pajanan di
Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
KEDUA : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah
Kebijakan Penanganan Pasca Pajanan di Rumah Sakit
Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah yang disusun oleh
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
KETIGA : Kebijakan ini mengatur bagaimana penanganan petugas yang
terpapar cairan tubuh pasien pada saat melaksanakan
tindakan keperawatan di unit pelayanan
KEEMPAT : Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi
kebijakan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan tersebut.
PETIKAN : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagimana mestinya.

DITETAPKAN DI : PALU
PADA TANGGAL : 07 Maret 2016

DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


PROVINSI SULAWESI TENGAH,

Dr. ISHARWATI, M.Kes


Pembina Tingkat I
Nip. 19590120 198711 2 001

Tembusan disampaikan kepada Yth.:


1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2. Kepala Seksi Pelayanan Medik
3. Kepala Seksi Penunjang Medik
4. Kepala Seksi Perawatan
5. Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Arsip
Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Daerah Madani
Provinsi Sulawesi Tengah
Nomor : XIV.07/SK/DIR/III//2016
Tanggal: 07 Maret 2016

KEBIJAKAN PASCA PAJANAN


DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

A. Kebijakan Umum
1. Seluruh pasien dan petugas kesehatan secara potensial dapat terpapar
patogen ke dalam darah harus melaksanakan konsultasi dan pemeriksaan
skrining kemungkinan terjadinya infeksi penyakit aliran darah.
2. Infeksi patogen aliran darah hendaknya memperhatikan pertimbangan resiko
transmisi, basis suatu kasus, faktor yang mempengaruhi resiko transmisi dan
standar penceahan infeksi terhadap HIV, HBV, HCV. Harus di nilai terjadinya
risiko penularan HIV, perlu di laksanakan pencegahan dan konseling
3. Penanganan dan pemberian profilaksis pasca pajanan harus di berikan
segera setelah terpapar untuk menghindari perlukaan kulit, serta mengurangi
risiko infeksi penyakit menular pada petugas baik dari sumber infeksi yang di
ketahui maupun yang tidak di ketahui.
4. Dalam menangani petugas yang terpapar cairan tubuh pasien dikerjakan
dalam sistem yang terpadu melibatkan petugas K3 RS, Komite PPI, dan
petugas terkait, ada mekanisme kerja yang kolaboratif dalam perawatan dan
pengobatan, konseling, pelaporan, penyelidikan, kompensasi, tindak lanjut
jangka panjang, dan harus disampaikan kepada petugas kesehatan sebagai
bagian dari orientasi kerja.

B. Kebijakan Khusus
1. Prinsif dasar penanganan pasca pajanan adalah: Jangan Panik ! Segera
tangani sesuai sifat paparan!
2. Penanganan Pasca Pajanan terpapar cairan tubuh, segera lakukan:
a. Pada luka tusuk bilas dengan air mengalir dan sabun antiseptik
b. Pada pajanan mukosa mulut ludahkan dan kumur
c. Pada pajanan mukosa mata irigasi dengan air bersih
d. Pajanan mukosa hidung hembuskan keluar dan bersihkan dengan air
Jangan dihisap dengan mulut dan jangan ditekan, desinfeksi luka dan
daerah sekitarnya dengan alkohol 70% atau bethadine (Povidon iodine
2,5%)
3. Catat kejadian pajanan dan laporkan ke Tim K3RS dan Komite PPI, meliputi:
a. Tempat dan waktu pajanan
b. Uraian prosedur menggunakan APD pada saat pajanan
c. Tipe, beratnya dan jumlah cairan/darah yang memajan petugas
d. Uraian tentang sumber pasien
e. Persetujuan untuk pemeriksaan rapid HIV
f. Dokumentasi medis yang memberikan uraian tentang manajemen pasca
pajanan
4. Penanganan pasca pajanan bergantung kepada status petugas dan status
pasien terhadap HIV, Hepatitis B, Hepatitis C
5. Komite PPIRS dan K3RS melakukan follow up dan evaluasi serta melaporkan
ke Kepala rumah sakit

DITETAPKAN DI : PALU
PADA TANGGAL : 07 Maret 2016

DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


PROVINSI SULAWESI TENGAH,

Dr. ISHARWATI, M.Kes


Pembina Tingkat I
Nip. 19590120 198711 2 001
Tembusan disampaikan kepada Yth.:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2. Kepala Seksi Pelayanan Medik
3. Kepala Seksi Penunjang Medik
4. Kepala Seksi Perawatan
5. Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Arsip

Anda mungkin juga menyukai