Anda di halaman 1dari 14

NAMA : MAYA ANGGRAINI

KELAS : 1B

PRODI : S1

NIM : SR132070077

MATA KULIAH : IDK 2


ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab


terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini
terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini.

A. Tulang
1. Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak
mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat
tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang
membuatnya kuat dan elastic. Rangka manusia tersusun dari 206 tulang yang
diambungkan oleh persendian yag terdiri dari :
1. Tengkorak otak (neurokranial) : 8 buah
2. Tengkorak wajah(splanknokranial) : 14 buah
3. Tengorak telinga dalam : 6 buah
4. Tulang lidah : 1 buah
5. Tulang kerangka dada : 2 buah
6. Tulang belakang dan tulang panggul : 26 buah
7. Tulang anggota gerak atas : 64 buah
8. Tulang anggota gerak bawah : 62 buah

2. Fungsi tulang
Fungsi tulang secara umum
a. Formasi kerangka : tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan bentuk
dan ukuran tubuh. Tulang-tulang menyongkong struktur tubuh lain.
b. Formasi sendi : tulang-tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak
bergerak bergantung pada kebutuhan fungsional.
c. Perlekatan otot : tulang-tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya
otot,tendon dan ligament.
d. Sebagai pengungkit untuk bermacam-macam aktivitas pergerakan.
e. Menyokong berat badan : memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan
gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku
atau lentur.
f. Proteksi : tulang membentuk rongga yang mengandung dan
melindungi struktur-struktur yang halus seperti otak,medulla
spinalis,jantung,paru,alat-alat dalam perut dan panggul.
g. Hemopoiesis : sumsum tulang tempat pembentukan sel-sel darah.
h. Fungsi imunologi : limfosit “B” dan magrofag-magrofag dibentuk dalam
system retikuloendotel sumsum tulang. Limfosit B diubah menjadi sel-sel plasma
membentuk antibody guna keperluan kekebalan kimiawi,sedangkan makrofag
merupakan fagositotik.
i. Penyimpanan kalsium : tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat dalam
tubuh baik dalam bentuk anorganik aupun garam-garam terutama kalsium fosfat.
Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila
dibutuhkan.

Fungsi tulang secara khusus :


a. Sinus-sinus paranasalis dapat menimbulkan nada khusus pada suara.
b. Email gigi dikhususkan untuk memotong,menggigit dan menggilas makanan. Email
merupakan struktur yang terkuat dari tubuh manusia.
c. Tulang-tulang kecil telinga dalam mengonduksi gelombang suara untuk fungsi
pendengaran.
d. Panggul wanita dikhususkan untuk memudahkan proses kelahiran bayi.

3. Struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
 Tulang panjang ditemukan di ekstremitas
 Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
 Tulang pipih pada tengkorak dan iga
 Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah,
dan rahang.

lapisan terluar dari tulang (cortex) tersusun dari jaringan tulang yang padat,
sementara pada bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang
paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai epiphyseyang berbatasan
dengan metaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh memanjang
secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal sebagai diaphysisyang berbentuk
silindris.Unit struktural dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu
jaringan (network) saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah
mikroskopis yang mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-ruang
kecil dimanaosteoid berada.
Jaringan lunak di dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang
merah dan kuning. Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis, sementara
sumsum kuning mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran
darah.Osteogenic cells yang kemudian berdiferensiasi ke osteoblast (sel pembentuk
tulang) danosteoclast (sel penghancur tulang) ditemukan pada lapisan terdalam
dari periosteum.Periosteum adalah lembar jaringan fibrosa dan terdiri atas banyak
pembuluh darah.
Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total
aliran darah sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai
darah yang membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang
ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah
ini mensuplaicortex, marrow, dan system haverst.
Persarafan, serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi
tulang. Dilatasi kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf
afferent mentransmisikan rangsangan nyeri.

4. Pembentukan tulang
Tulang tulang endokondral (tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang.
Penulangan ini dinamakan penulangan intrakartilaginosa (penulangan tiak langsung).
Jenis-jenis penulangan intramembranosa merupakan suatu proses yang
mendesak,sedangkan jenis penulangan intrakartilaginosa merupakan proses yang beralan
perlahan.
Dalam proses pertumbuhan dan pembentukan tulang ada dua macam proses :
a. Osifikasi endokondral : setelah terbentuknya epifise yang masih dalam
keadaan tulag rawan,pertumbuhan tulang rawan dan regenerasi dalam epifise.
b. Osifikasi membrane : proses integrasi seluler pembentukan tulang baru
di atas permukaan proses resorpsi tulang.

Kedua cara ini berlangsung secara stimulant. Proses pertama terjadi resorpsi
matriksnya dan proses kedua berlangsung pelarutan hidroksiapatik diikuti terbebasnya
garam kalsium fosfat. Factor yang paling berperan adalah osteoklas yang dikenal sebagai
pembuang tulang (sel perusak tulang) yang mempunyai kemampuan fagosit dan dapat
menyebabkan terjadinya depolimerisasi atau dibebaskannya garam-garam dan asam
fosforik pada tulang yang berakibat larutnya atau dibebaskannya kalsium dalam tulang.

5. Faktor pertumbuhan tulang


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang :
a. Hereditas (genetik) : tinggi badan anak secara umum bergantung pada orang
tua. Anak-anak dari orang tua yang tinggi biasanya mempunyai badan yang tinggi
juga.
b. Factor nutrisi : suplai bahan makan yang mengandung
kalsium,fosfat,protein,vitamin A,C,D penting memelihara rangka yang sehat.
c. Faktor-faktor endokrin :
 Hormon paratiroid (PTH) : kadar kalsium darah merangsang terjadinya
sekresi PTH
 Tirokalsitonin : hormon yang dihasilkan oleh sel-sel
parafolikuler kelenjar tiroid,menghambat resorpsi tulang.
 Growth hormone (hormon pertumbuhan) yang dihasilkan hipofise anterior
penting untuk proliferasi normal rawan epifiealis sehingga memelihara tinggi
badan normal seseorang.
 Tiroksin : bertanggung jawab untuk pertumbuhan
tulang yang layak, remodeling tulang dan kematian tulang.
d. Faktor persarafan. Gangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisn tulang seperti
yang terlihat pada kelainan poliomyelitis.
e. Faktor mekanis. Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh gaya-gaya
mekanis yang bekerja padanya.
f. Penyakit-penyakit mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap pertumbuhan
tulang.

B. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament,
tendon, fasia, atau otot.

a. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.


1. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh
serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang
tengkorak.

2. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)


Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan
fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan
simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.

3. Sendi synovial (diartrodial)


Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan
gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi
beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka).
Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis.
Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi
sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau
berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif
kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang
dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga
bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.Permukaan tulang dilapisi
dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan
dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa
yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)

b. Sandi diklasifikasikan berdasarkan permukaanya


1. Sendi pelana. Sendi ini permukaannya hamper datar yang memungkinkan tulang
saling bergeser. Misalnya, sendi pelana, art.stermoklavikular danart.akromioklavi-
kular,persendian yang terdapat pada bahu.
2. Sendi engsel. Mirip engsel pitu sehingga memungkinkan gerakan fleksi dan
ekstensi. Suatu permukaan bundar diterima oleh yang lain sehngga gerakan hanya
dalam satu bidang dan dua arah. Misalnya, sendi siku dn sendi lutut.
3. Sendi kondiloid. Permukaan sendi berbentuk konveks yang nyata dan bersendi
dengan permukaan yang konkf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua
biang dan empat arah (fleksi, ekstensi, abduksi, dan aduksi) disertai edikit gerakan
rotasi, misalnya metakarpofalangeal dan interfalangeal.
4. Sendi ellipsoid. Permukaan sendi berbentuk konveks elips. Dengan permukaan
sendi elips, pergerakan (flekso,ekstensi, abduksi, adduksi) dapat dilakukan terapi
rotasi tidak mungkin (mis.sendi ibu jari)
5. Sendi peluru. Kepala sendi berbentuk bola, pada salah satu tulang cocok dengan
lekuk sendi yang berbentuk seperti soket. Bongkol sendi tepat masuknya pada
mangkok sendi. Gerakan dapat diberikan ke seluruh arah dengan pergerakan yang
sangat bebas(fleksi, ekstensi, abduksi, rotasi, dan sirkumduksi) mis. Sendi bahu
dan sendi panggul.
6. Sendi pasak. Pada sendi ini terdapat pasak dikelilingi cincin ligament bertulang.
Hanya satu gerakan yang dapat dilakukan yaitu rotasi (mis.atlast). bentuk cincin
berputar di atas proses odontoid dan gerakan radius di sekitar ulna. Pronasi dan
supinasi disebut juga sendi berporos atau sendi putar.
7. Sendi pelana (sendi timbale balik). Berbentuk pelana kuda, dapat melakukan
gerakan (fleksi, ekstensi, abduksi, rotasi) yang dapat member banyak kebebasan
untuk bererak (mis.ibu jari), dapat berhadapan denga jari yang lain karpometakar-
pal ibu jari.

c. Sendi diklasifikasikan berdasarkan pergerakannya


1. Sendi fibrosa (sinartrosis), sendi yng tidak bergerak sama sekali:
 Sutura : persambungan tulang bergerigi, tepi tulang dihubungkan
oleh jaringan ikat yang tipis di antara tulang tengnkorak
 Skindilosis : suatu lempeng tulang yang terjepit dalam celah tulang
yang lain. Misalnya, persambungan antara os maksilaris, kedua os
palatum, dan os etmoidalis dengan os femuris.
 Komposis : tulang yang satu berbentuk kerucut, masuk ke dalam lek-
uk yang sesuai dengan bentuk tulang yang lain. Misalnya, antara gigi dan
alveoli dari os maksilaris dan os mandibularis.
 Skindrosis : tempat jaringan penghubung sendi, terdiri dari tulang ra-
wan. Misalnya, antara epifise dengan diafise pada orang dewasa antara
kedua ossa pubika.
2. Amfiartrosis. Suatu sendi pergerakannya sedikit sekali karena komponen sendi ti-
dak cukup dan permukaan dilapisi oleh bahan yang memungkinkan pergerakan
sendi sedikit. Misalnya, sendi antara manubrium sterni dan korpus sterni serta
sendi antara tulang vertebrae.
3. Diartrosis (sendi synovial). Sendi dengan pergerakan bebas. Permukaan sendi
diliputi oleh lapisan tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi. Susunan ini
memungkinkan sendi bergerak bebas. Rongga sendi dibatasi oleh membrane
synovial yang berjalan dari tepi permukaan sendi ke pemukaan sendi yang lain.
C. Otot Rangka
1. pengertian otot ( musculus)
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang –
benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan
maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya
kearah tertentu (berkontraksi).

2. Ciri-ciri Otot
a. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada
setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan
pemendekan yang terbatas.

b. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.

c. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat
relaks.

d. Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau
meregang.

3. Otot dan kerja otot


Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya
adalah untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan
(kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk
berkontraksi dan menggerakan tulang.
Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian terbesarnya
mempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan langsung dengan
tulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan dengan tendon
fibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan seperti lembaran
(mis.,pada bagian depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja sendiri. Otot selalu
bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah control system saraf.
Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas. Otot bisep
dari lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini biasanya tetap
stasioner dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain dari otot dilekatkan pada
radius. Perlekatan ini untuk menggerakan otot dan diketahui sebagai insersio dari
otot.
Bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia
memendek. Otot ini juga cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak
tengadah karena titik insersinya. Otot trisep pada punggung lengan atas adalah
otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi, mempunyai aksi yang berlawanan dengan
otot bisep.
Selama fleksi sederhana (menekuk) siku :
a) Bisep kontraksi, ini adalah penggerak utama
b) Trisep rileks secara reflex, ini adalah antagonis
c) Otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguling
d) Otot di sekitar bahu berkontaksi untuk memantapkan sendi bahu

4. Struktur otot rangka


Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak
bercabang. Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah
dan saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan lurik.
Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus dengan rapat
dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria. Warna merah dari
otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti hemoglobin dalam
sarkoplasma.
Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian,
disebut pita I dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu
mengandung proteinaktin, dan lainnya mengandung protein myosin.
Kontraksi otot adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain,
seperti ketika mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot saling
mendekat. Serat otot memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya saat
kontraksi.
Serat-serat otot biasanya menjalar sejajar terhadap arah tarikan, baik tanpa tendon
(otot kepeng) mis., otot interkostal, atau dengan tendon pada ujungnya (otot
fusiformis) mis., otot bisep. Otot-otot ini mempunyai rentang gerak yang besar tetapi
relative lemah.
Otot pennate lebih kuat daripada tipe otot di atas, tetapi mempunyai rentang gerak
lebih pendek. Pada otot ini, serat-serat menjalar membentuk sudut terhadap arah
tarikan dan menyisip ke dalam tendon sentral atau tendon pengimbang.

5. Histology otot
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri
fiologis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
 Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle)
Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 µm
dengan inti terletak di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak
mempunyai corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-
sel otot yang berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk
unik fungsional. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.

 Otot lurik (skeleton muscle/voluntary muscle)


Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100
µm dan panjang 15 cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak
dipinggir, dibawah sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot.
Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus
jaringan ikat yang disebut endomycium. Bebefrapa endomycium disatukan
jaringan ikat disebut perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh
jaringan ikat yang disebut epimycium (fascia). Otot lurik dipersyafi oleh
system cerebrosfinal dan dapata dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot
skelet, lidah, diaphragm, bagian atas dinding oesophagus.

 Otot Jantung
Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya bersifat
otonom. Tetapi dapat dipengaruhi system vagal. Serabutnya bercabang-
cabang, saling berhubungan dengan serabut otot di dekatnya. Intinya
berbentuk panjang dan terletajk di tengah.Sarkosom jauh lebih banyak dari
pada otot rangka.

6. Persarafan otot rangka


Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek :
a. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor
regangan khusus, gelondong otot
b. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot

Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia grisea
dalam medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama atau akson yang
bercabang untuk mempersarafi 50 sampai 200 serat otot. Semua korpus sel
mempersarafi satu sel otot yang terletak berdekatan dalam medulla spinalis. Impuls
saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di bagian tegahnya, pada motor end plate.
Datangnya impuls saraf ini menyebabkan simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor
end plate. Asetilkolin bekerja untuk memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan
gelombang besar aktivitas listrik untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan
perubahan yang menyebabkan otot berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung pada
jumlah serat-serat yang terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot rileks.
7. Pembagian otot rangka
a. berdasarkan arah serabut otot :
 otot berserabut sejajar (mis. M. pektoralis mayor)
 otot berbentuk kipas (mis. M. orbikularis oris)
 otot berbentuk lingkaran (mis. M. orbikularis oris)
 otot bersirip :
- bersirip tunggal
- bersirip kembar
- bersirip banyak

b. berdasarkan kepala dan ekor otot :


 otot berkepala dua (mis. M. biseps braktii)
 otot berkepala tiga (mis. M. triseps braktii)
 otot berkepala empat (mis. M. kuadrisep femoralis)
 otot berventer/berbadan dua (mis. M . digastrikus)
 otot berkauda/berekor banyak (m. fleksor digitorum sublimis)

c. berdasarkan faalnya :
 otot-otot fleksor,otot dengan pergerakan fleksi (memperkecil sudut antara
dua buah rangka dalam bidang sagitalis) atau melipat sendi.
 Otot-otot ekstensor,otot yang mempunyai faal untuk memperbesar sudut
antara dua buah rangka dalam bidang sagitalis.

d. Berdasarkan pekerjaannya :
 Abductor : gerakan yang menjauhi garis tengah tubuh
 Adductor : gerakan yang mendekati garis tengah tubuh
 Fleksi/ketul : gerakan memperkecil sudut antara dua sudut dua tulang
yang bersendian
 Ekstensor : melebarkan sudut antara dua tulang yang bersendian
dalam bidang sagital
 Rotasi : gerakan mengelilingi sumbu panjang (memutar),
endorotasi (memutar ke dalam) dan eksorotasi (memutar ke luar)
 Sirkumduksi : gerakan kombinasi gerakan-gerakan di atas
 Levator : gerakan mengangkat suatu bagian
 Depressor : gerakan menekan suatu bagian
 Pronator : membalik tangan dengan ulna dan radial dala keadaan
menyilang
 Supinator : membalik tangan dengan ulna dan radial dalam keadaan
sejajar
 Dilatasi : gerakan memanjangkan otot
 Supinasi : gerakan memendekkan otot
 Sinergis : otot yang dalam pekerjaannya bersama-sama
 Antagonis : otot yang pekerjaannya berlawanan

D. Tendon
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang.
Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen
dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.

E. Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di
sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.

F. Bursae
Adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran sinovial dan
mengandung cairan sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang
bergerak seperti pada olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit

Anda mungkin juga menyukai