Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi virus dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan


utama di seluruh dunia. Insiden infeksi virus dengue meningkat 30 kali lipat
dalam 50 tahun terakhir, diperkirakan 50 juta orang terinfeksi setiap tahun
dengan angka kematian mencapai 22.000 pertahun. Asia Tenggara merupakan
wilayah endemis dengue tertinggi di dunia, dan jumlah kasus dengue di
Indonesia paling tinggi se Asia Tenggara11. Manifestasi klinis infeksi virus
dengue sangat bervariasi, mulai dari bentuk yang asimptomatik, demam yang
tidak khas (undifferentiated fever), demam dengue (DD) sebagai bentuk klinis
ringan, demam berdarah dengue (DBD) dan sindrom syok dengue (SSD)
sebagai bentuk lebih berat yang dapat menyebabkan kematian12.

Dengue Fever adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri
otot, nyeri sendi, nyeri tulang dan ruam – ruam dan penurunan jumlah sel
darah putih, namun mempunyai risiko perkembangan progresif menjadi DHF
atau Dengue syok syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan kematian13.
Kebanyakan kasus dengue fever (DF) ringan, tetapi mempunyai risiko
perkembangan progresif menjadi DHF atau DSS. Dengue haemorragic fever
ditandai adanya peningkatan permeabilitas (kebocoran plasma),
trombositopenia, manifestasi perdarahan, kelainan hemostasis serta
peningkatan permeabilitas vaskuler dan dapat berkembang menjadi DSS. Jika
penanganan yang tepat tidak diberikan dapat menyebabkan kematian.
Walaupun DF dan DHF disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme
patofisiologisnya berbeda dan menyebabkan perbedaan manifestasi klinis.
Perbedaan utama adalah adanya renjatan yang khas pada DHF yang

1
2

disebabkan kebocoran plasma yang diduga karena proses immunologi, pada


DF hal ini tidak terjadi.

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus


dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yang berbeda namun berhubungan dekat yaitu DEN
14
1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 . Jika salah satu serotipe virus tersebut
menginfeksi dan kemudian sembuh dari virus tersebut, akan menghasilkan
kekebalan tubuh bagi penderita terhadap serotipe tersebut, tapi cross-reactive
immunity terhadap serotipe lain setelah penyembuhan hanya bersifat
sementara. Upaya pengembangan vaksin Dengue dihadapkan pada tantangan
mampu menciptakan vaksin untuk semua serotipe virus Dengue, yaitu
Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-4. Oleh sebab itu pengembangan
vaksin Dengue yang ideal harus mencakup 4 serotipe (tetravalent).

Pada pasien infeksi virus dengue terjadi demam mendadak selama 2-7
hari. Apabila ada demam, setiap kenaikan tubuh sebesar 10C akan
meningkatkan metabolisme basal sebesar 13%, sehingga anak yang
mengalami demam tinggi akan mengeluarkan banyak energi, akibatnya
keseimbangan energi menjadi negative. Salah satunya terjadi manifestasi ISK
yang sangat bervariasi dan bergantung usia, mulai dengan asimtomatik hingga
gejala yang berat, sehingga ISK sering tidak terdeteksi baik oleh tenaga medis
maupun orangtua. Variabel-variabel yang dilihat adalah faktor risiko infeksi
saluran kemih pada anak (usia, jenis kelamin, sirkumsisi, riwayat konstipasi,
kelainan anatomi, riwayat ISK sebelumya), gejala klinis (demam, kencing
tidak lancar, nyeri saat berkemih, nafsu makan menurun, mual, muntah),
pemeriksaan fisik (suhu), pemeriksaan penunjang (darah tepi, urinalisis,
fungsi ginjal), pengobatan20.
3

Pasien obesesitas memiliki risiko menderita dengue fever derajat berat


lebih tinggi18. Meski Pengaruh obesitas terhadap dengue fever dan masih
kontroversi. Beberapa penelitian secara konsisten melaporkan bahwa gizi
baik merupakan yang terbanyak pada dengue fever. Hubungan status gizi
seseorang erat kaitannya dengan respon imun tubuh namun peran fungsi imun
pada obesitas dikatakan masih belum jelas. Obesitas berarti terjadi
penumpukan jaringan lemak akibat peningkatan jumlah dan besar sel adiposit.
Status gizi dibedakan berdasarkan BB per umur dan BB per TB dan obese
didefinisikan apabila >1,5 SD. Pasien dengan obese memiliki risiko yang
lebih besar untuk menderita DBD berat dibandingkan dengan gizi normal19.

Berikut ini penulis laporkan kasus mengenai dengue fever pada seorang
anak berusia 9 tahun dengan BB 44,5 di ruang mawar RSUD Dr Moh saleh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Dengue fever, DBD,Obesitas dan ISK ?


2. Bagaimana etiologi dengue fever, DBD,Obesitas dan ISK ?
3. Bagaimana pathogenesis Dengue fever,patofisiologi DBD,ISK dan
dampak obesitas ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dengue fever, DBD,ISK?
5. Bagaimana pemeriksaan fisik dengue fever dan DBD ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang Dengue fever dan DBD ?
7. Apa Diagnosis banding Dengue Fever dan DBD ?
8. Bagaimana tatalaksana Dengue Fever,DBD,Obesitas dan ISK ?
9. Bagaimana pengukuran pertumbuhan dan Perkembangan ?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan mempelajari tentang Dengue Fever+obesitas+Infeksi
Saluran Kemih pada anak.

Anda mungkin juga menyukai