Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Diare masih merupakan masalah Kesehatan Masyarakat di

Negara Berkembang seperti di Indonesia, karena masih sering timbul dalam

bentuk kejadian Luar Biasa (KLB) dan sering disertai kematian yang tinggi,

terutama bagian Indonesia Timur. Pemerintah telah menetapkan kebijakan

untuk penanganan Diare mulai dari peningkatan sarana kesehatan sampai

kerumah tangga (Kementerian Kesehatan RI.2011)

Diare menempati urutan nomor satu prevelensi Penyakit akibat Sanitasi

buruk. Faktor agent, penjamu (host), Lingkungan, Pelayanan Kesehatan,

dan perilaku merupakan faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian Diare

khususnya pada balita yang sangat rentan terkena Diare baik akibat infeksi

maupun akibat malabsorpasi (Erlina,2015)

Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan, penularan

penyakit diare dapat terjadi secara fekal-ora, melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi agen yang berasal dari air yang tercemar maupun dari

tinja yang terkontaminasi. Tinja yang terinfeksi mengandung virus bakteri

dalam jumlah yang besar. Bila tinja tersebut di hinggapi oleh vector atau

lalat tersebut hinggap di makan dan di minuman lalu di konsumsi oleh

manusia maka akan menularkan penyakit diare kepada manusia tersebut.

(Adeliayani Widyasari, 2017).

1
Angka kematian yang dirilis United Nations Internasional Children’s

Emergency Fund (UNICEFF) bulan agustus 2012 menunjukkan bahwa

secara global sekitar 2.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap

hari akibat penyakit diare. Sekitar 1.800 anak/hari meninggal karena

penyakit diare akibat kurangnya air bersih dan sanitasi (Waromi,2015).

Menurut riset kesehatan dasar prevalensi kejadian diare di indonesia

tahun 2013 sebesar 3,5%, DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan

Banten (8,0%) sementara provensi tengah berada pada angka 8,8 % tertinggi

ke enam dari 33 Provinsi di indonesia (Kemenkes RI.2013).

Sulawesi Tengah sendiri tahun 2015 menargetkan penemuan kasus

diare yaitu sebesar 61.561 kasus. Berdasarkan laporan bulanan program

diare menurut kabupaten/Kota tahun 2015, jumlah kasus Diare yang

ditangani di sarana kesehatan adalah sebanyak 55.211 kasus dengan

presentase yaitu 87,7 % Secara keseluruhan, poporsi kasus diare dominan

pada jenis kelamin Perempuan (92,2%) dari pada jenis kelamin laki-laki

(88,9%) (Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, 2015).

Menurut laporan Dinas Kesehatan kota Palu Penyakit Diare masuk

dalam 10 penyakit terbesar pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi,

jumlah penduduk yang berisiko 316 penduduk dan terdapat 76 penduduk

menderita Diare untuk semua umur dan jenis kelamin (Dinas Kesehatan

Kota Palu, 2019)

Menurut survey pendahuluan yang berlokasi di Pengungsian vatutela

kelurahan tondo kecamatan mantikulore, Masyarakat di daerah ini

2
menggunakan air secara bersamaan dari jumlah 71 KK hanya ada tiga tong

penampung air di pengungsian vatutela kelurahan tondo kecamatan

mantikulore yang di isi oleh PDAM. Masyarakat yang ada di pengungsian

tersebut tidak mempunyai SPAL pembuangan. Dan, jamban yang ada di

pengungsian tersebut hanya ada 4 unit.Berdasarkan data Dinas Kesehatan

Kota Palu Kasus Diare yang berada di pengungsian vatutela kelurahan

tondo kecamatan mantikulore pasca bencana berjumlah 76 kasus dari

jumlah penduduk 257 yang beresiko.

Amalia (2010) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

sanitasi lingkungan dengan kejadian diare. Keadaan sanitasi lingkungan

yang buruk dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya diare, perlu

dilakukan perbaikan sanitasi guna mencegah terjadinya penyakit berbasis

lingkungan lainnya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Penyakit Diare Pada Pengungsian vatutela kelurahan tondo kecamatan

mantikulore”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan Faktor-

faktor apa saja yang berhubungan dengan Penyakit Diare pada Pengungsian

Vatutela Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore?

C. Tujuan

3
Untuk mengetahui hubungan jarak sumber air bersih, kepemilikan

sarana pembuangan tinja, kepemilikan sarana pembuangan air limbah

dengan Penyakit Diare pada Pengungsian Vatutela Kelurahan Tondo

Kecamatan Mantikulore.

D. Manfaat

Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

PHBS, sarana air bersih, sarana pembuangan tinja dan sarana pembuangan

sampah bagi pencegahan penyakit diare.

Anda mungkin juga menyukai