PELAKSANAAN BANGUNAN
Pada bab ini akan membahas mengenai metode pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan
Laboratorium Biologi Terapan (Green House) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Malang Kota Malang meliputi pekerjaan persiapan, penataan lokasi proyek, mekanisme
pekerjaan di lapangan, dan metode konstruksi
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang perlu dilakukan pertama kali sebelum
dimulainya suatu pelaksanaan proyek. Kegiatan ini dilakukan untuk memperlancar
pelaksanaan pekerjaan proyek, agar bisa berjalan secara efektif dan efisien. Untuk mendukung
data teknis dan kelancaran pelaksanaan di lapangan pemilik bangunan bersama- sama
pengawas lapangan menuju lokasi proyek untuk melakukan investigasi terhadap tapak
bangunan sebagai pendukung data teknis yang belum termuat di dalam penjabaran dalam RKS
oleh pihak perencana.
Sehingga kontraktor dapat menyesuaikan kondisi riil di lapangan dengan metode atau teknik
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek. Pekerjaan
tahap awal yang harus dikerjakan dalam pelaksanaan proyek ini dan data teknis yang belum
termuat dalam penjabaran RKS yaitu:
34
2.1.2. Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan teodholite. Adapun pekerjaan
pengukuran pada proyek ini adalah penentuan duga/ elevasi (Titik Duga ± 0.00)
Duga lantai harus diambil dari bangunan di sekitar lokasi karena tidak ada patokan lain
yang lebih memungkinkan. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan selang bening.
Titik duga pada elevasi ± 0.00 dengan cara menentukan titik BM (Bench Mark) sama
dengan bangunan yang ada di sekitar.
= 4724084,44 Cm2
= 472,408444 m2
Tiang bowplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7, panjang 1,5 m dan dipasang setiap
jarak 1 m dengan jarak minimal 2.00 meter dari sisi luar lokasi bangunan, papan bouwplank
ukuran 2/20 cm dari kayu meranti, bagian atasnya diketam halus dan dipasang datar. Setelah
dilakukan pemasangan, penyedia jasa harus melaporkan kepada konsultan pengawas proyek
(pengawas lapangan). Gambar pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Volume Pekerjaan = 27,6470 + 75,8874 = 103,5344 m
35
Kayu kruing 5/7
Papan kayu 2/20
1000
MT 0,00
500
1000 1000
36
Seng gelombang
1800
Kayu Borneo 4/6
MT 0,00
Pondasi Cor Beton
37
2.3.1 Direksi Keet
Direksi keet dengan ukuran 4 m x 8 m tersebut harus dibangun dengan persyaratan
sebagai berikut :
Atap : Asbes semen / Seng gelombang
Dinding : Lapis Tripleks
Pondasi : Umpak batu belah dan Pasangan Batu merah
Lantai : Rabat beton / concrete block
38
2.3.4 Pembuatan KM/ WC Umum
Kamar mandi/WC dengan ukuran panjang 2,00 m dan lebar 1,50 m sejumlah 2
unit terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :
1. rangka kayu kruing 5/7,
2. dinding multipleks 6 mm,
3. Atap seng gelombang / asbes semen
4. lantai semen,
5. pintu lebar 70 cm.
Penempatan agak jauh dari gudang dan barak pekerja. Pengambilan air
melalui saluran air pipa PDAM dan sanitasi pembuangan dibuat sementara. Detail
gambar dapat dilihat di bawah :
2300
1500
39
Seng Gelombang
2300
2000
40
2.3 Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan
Mulai
Detail Dokumen
Kontrak Tidak Jelas Shop
Identifikasi Lanjut Ke Shop Drawing
Pekerjaan Dari Drawing Oleh Engineer Sebagai RFI
Dokumen Kontrak Pelaksana Diajukan
Sebagai RFI Ke
Perencana
Tidak Setuju
Persetujuan
Shop Drawing
Oleh Pengawas
Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai Dengan Shop
Drawing Setuju
Selesai
Keterangan :
RFI = Request For Information
41
a. Identifikasi Pekerjaan Dari Dokumen Kontrak Oleh Pelaksana
Identifikasi pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksud terdiri atas :
1. Kelengkapan gambar shop drawing
2. Ukuran dan detail gambar shop drawing , dan lain lain
b. Selanjutnya dokumen kontrak diserahkan kepada pengawas untuk diperiksa
dan dicek, apabila detail dokumen kontrak tidak jelas maka dilanjutkan
pembuatan shop drawing yang dilakukan oleh engineer diajukan sebagai
permintaan informasi kepada perancana.
c. Melaksanakan perencanaan pembuatan shop drawing yang selanjutnya
diserahkan kepada pengawas untuk diperiksa dan diteruskan kepada pelaksana
untuk melengkapi dokumen kontrak dan apabila shop drawing tidak disetujui
maka harus diperbaiki oleh perencana.
d. Persetujuan shop drawing harus disetujui oleh pengawas dan selanjutnya shop
drawing siap untuk dilaksanakan oleh pelaksana, dengan spesifikasi pekerjaan
sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disetujui pengawas.
e. Pekerjaan pelaksana konstruksi dilaksanakan sampai selesai.
42
2.4 Metode Konstruksi
Urutan pekerjaan dimulai setelah shop drawing pada setiap pekerjaan sudah disetujui oleh
pengawas dari bagian stuktur bawah (sub structure), struktur atas (upper structure), dan
struktur atap. Penjelasan dari setiap pekerjaan dijelaskan sebagai berikut:
Tidak
Pemasangan Besi Pengeboran Pile Cek
oleh
Tidak teknisi
Cek Pengecoran Perawatan
oleh
teknisi
Selesai
Penjelasan mengenai flow chart pekerjaan pondasi dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini:
1) Pengukuran
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi strauss dilakukan pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai yang tercantum dalam gambar rencana pondasi.
2) Pengeboran Pile
Ukuran galian sesuai dengan gambar rencana, yaitu kedalaman 2,8 dan 4,8
meter dengan diameter 30 centimeter.
43
3) Pemasangan Besi
Untuk tulangan yang digunakan pada strauss 8-D12 sedangakan untuk begel
spiral berukuran D8-150. Sedangkan untuk pilecapnya D19-200, D19-100
untuk type P1 dan D13-200, D13-150 untuk type P2.
4) Pengecoran
Proses pengecoran memakai ready mix, dengan mutu beton K-300 untuk
pondasi. Sebelum pengecoran, dilakukan slump test sesuai dengan slump test
rencana.
5) Perawatan
Perawatan pada beton dilakukan dengan cara menyirami dengan air 2 x sehari
Perawatan beton untuk menghindari keretakan dan menjaga agar kekuatan
beton tetap sampai batas maksimum.
2.4.1.2. Pondasi Batu Kali
Tidak
Galian Pembuatan
Bouwplank Cek
oleh
Tidak teknisi
Cek Pasang Anstampeng Pasang Batu Kali
oleh
teknisi Selesai
44
3). Membuat galian tanah untuk pondasi.
Ukuran galian sesuai dengan gambar rencana, yaitu kedalaman A = tinggi
350 cm, lebar 110 cm ; B = tinggi 220 cm, lebar 75,5 cm ; C = tinggi 100
cm, lebar 45,5 cm.
4). Pemasangan anstampeng sebagai landasan pasangan batu kali.
5). Diurug dengan pasir dan digenangi air agar pasir dapat masuk ke celah-
celah batu kali sampai batu anstampeng tidak kelihatan.
2.4.1.3. Sloof
Selesai Perawatan
45
4) Pembesian tulangan sloof
Pembesian tulangan sloof menggunakan 3D13 untuk tulangan utama dan ø8-100
untuk tulangan geser.
5) Pengecoran
Proses pembuatan adonan beton dengan mutu K-300. Sebelum pengecoran,
dilakukan slump test sesuai dengan slump test rencana. Kemudian, pengambilan
benda uji. Setelah itu pengawas melakukan pengecekan terhadap pekerjaan
bekisting dan penulangan sloof...
6) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting yang disarankan adalah dilakukan jika umur beton sudah
mencapai kekuatan sesuai SK SNI 1991. Proses pelepasan bekisting sloof multiplek
merupakan kebalikan dari proses pemasangan, diawali dengan melepas perancah
di sekeliling acuan, kemudian dilanjutkan dengan membuka acuan dengan
melepas pengikat yang berada di sekeliling acuan.
7) Perawatan
Perawatan pada beton dilakukan dengan cara menyirami dengan air 2 x sehari.
Perawatan beton untuk menghindari keretakan dan untuk menjaga agar kekuatan
beton tetap sampai batas maksimum.
2.4.2. Struktur Atas
Kolom, Balok dan Plat Lantai, dan Tangga
Selesai Perawatan
\
46
1). Persiapan
Pekerjaan persiapan berupa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan seperti
beton ready mix dengan mutu beton K-300 untuk kolom struktur dan K-175 untuk
kolom praktis, papan untuk bekisting, tulangan dan vibrator. Selain itu, sebelum
pekerjaan pengukuran dilakukan pembuatan tulangan dan bekisting sesuai
kebutuhan.
2). Pengukuran
Pengukuran berfungsi untuk mengukur dan menentukan posisi pengerjaan. Alat
yang digunakan berupa meteran, benang,dan unting-unting,untuk mengetahui
tegak lurus.
3). Penulangan kolom
Perakitan tulangan dilakukan di los kerja besi beton. Semua proses perangkaian
tulangan disesuaikan dengan gambar kerja. Langkah-langkah penulangan adalah:
- Ukur panjang tulangan yang diperoleh dari ukuran kolom.
- Rancang bentuk dari tulangan kolom.
- Merakit satu per satu tulangan pondasi dengan kawat pengikat.
4). Pekerjaan bekisting
Syarat dan kebutuhan dalam pemasangan bekisting ada pada Pembuatan bekisting
ada pada RKS pasal 15.1.
5). Pengerjaan pengecoran
Proses pembuatan adonan beton dengan mutu K-300 untuk kolom struktur dan K-
175 untuk kolom praktis. Sebelum pengecoran, dilakukan slump test sesuai
dengan slump test rencana. Kemudian, pengambilan benda uji. Selain itu,
dilakukan juga pengecekan bekisting. Untuk proses pemadatan dilakukan
menggunakan vibrator.
6). Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting yang disarankan adalah dilakukan jika umur beton sudah
mencapai kekuatan sesuai SK SNI 1991. Proses pelepasan bekisting kolom multiplek
merupakan kebalikan dari proses pemasangan, diawali dengan melepas perancah
di sekeliling acuan, kemudian dilanjutkan dengan membuka acuan dengan
melepas pengikat yang berada di sekeliling acuan.
47
7). Perawatan beton
Perawatan pada beton dilakukan dengan cara menyirami dengan air 2 x sehari.
Perawatan beton untuk menghindari keretakan dan untuk menjaga agar kekuatan
beton tetap sampai batas maksimum.
2.4.3. Atap
Tidak
Pemasangan Rangka Pemasangan Rangka
a. Cek
Pendukung Baja Utama
oleh
Tidak
teknisi
b. Pemasangan Penutup
Cek Finishing
oleh Atap
teknisi
Selesai
48
e. Mengencangkan plendes dengan kolom.
f. Mengulangi langkah 1-5 untuk mendirikan semua kuda-kuda.
g. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda.
h. Memeriksa kedataran (leveling).
i. Memasang rangka pendukung.
3. Pemasangan penutup atap
Setelah rangka kuda-kuda terpasang beserta kelengkapannya maka pekerjaan selanjutnya
adalah pemasangan penutup atap. Penutup atap yang digunakan berupa kaca laminated
dan cor beton.
4. Finishing
Pekerjaan finishing berupa pengecekan kelengkapan bagian-bagian dari struktur atap.
Apabila ditemukan bagian yang cacat maka pihak kontraktor harus melakukan perbaikan.
49