Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PELAKSANAAN BANGUNAN

Pada bab ini akan membahas mengenai metode pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan
Laboratorium Biologi Terapan (Green House) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Malang Kota Malang meliputi pekerjaan persiapan, penataan lokasi proyek, mekanisme
pekerjaan di lapangan, dan metode konstruksi

2.1 Pekerjaan Persiapan (Site Preparation)

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang perlu dilakukan pertama kali sebelum
dimulainya suatu pelaksanaan proyek. Kegiatan ini dilakukan untuk memperlancar
pelaksanaan pekerjaan proyek, agar bisa berjalan secara efektif dan efisien. Untuk mendukung
data teknis dan kelancaran pelaksanaan di lapangan pemilik bangunan bersama- sama
pengawas lapangan menuju lokasi proyek untuk melakukan investigasi terhadap tapak
bangunan sebagai pendukung data teknis yang belum termuat di dalam penjabaran dalam RKS
oleh pihak perencana.

Sehingga kontraktor dapat menyesuaikan kondisi riil di lapangan dengan metode atau teknik
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek. Pekerjaan
tahap awal yang harus dikerjakan dalam pelaksanaan proyek ini dan data teknis yang belum
termuat dalam penjabaran RKS yaitu:

2.1.1. Pekerjaan pembersihan Lahan


Pekerjaan ini berupa pembersihan lahan dari tanaman, sisa- sisa bongkaran serta
material lain yang dirasa dapat mengganggu jalannya pekerjaan yang ada dilokasi. Dan
juga meratakan permukaan tanah di lokasi sehingga bangunan yang dibangun dapat
sesuai dengan gambar. Lokasi yang dibersihkan sekitar 20,40 x 32.30 meter.

34
2.1.2. Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan teodholite. Adapun pekerjaan
pengukuran pada proyek ini adalah penentuan duga/ elevasi (Titik Duga ± 0.00)
Duga lantai harus diambil dari bangunan di sekitar lokasi karena tidak ada patokan lain
yang lebih memungkinkan. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan selang bening.
Titik duga pada elevasi ± 0.00 dengan cara menentukan titik BM (Bench Mark) sama
dengan bangunan yang ada di sekitar.

Gambar 2.1 Area Pengukuran

I : 0.50 x( 1403.28 + 1500.45 )x 897.47 = 1303005.28 Cm2

II : 0.50 x( 1186.52 + 1500.45 )x 2332.07 = 3133101.06 Cm2

III : 1646.53 x 174.90 = 287978.10 Cm2

= 4724084,44 Cm2

= 472,408444 m2

2.1.3. Pasang bowplank dan uitzet

Tiang bowplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7, panjang 1,5 m dan dipasang setiap
jarak 1 m dengan jarak minimal 2.00 meter dari sisi luar lokasi bangunan, papan bouwplank
ukuran 2/20 cm dari kayu meranti, bagian atasnya diketam halus dan dipasang datar. Setelah
dilakukan pemasangan, penyedia jasa harus melaporkan kepada konsultan pengawas proyek
(pengawas lapangan). Gambar pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Volume Pekerjaan = 27,6470 + 75,8874 = 103,5344 m

35
Kayu kruing 5/7
Papan kayu 2/20

1000
MT 0,00

500
1000 1000

Gambar 2.2 Papan Bouwplank


2.1.4. Pagar lokasi
Untuk pengamanan lokasi Proyek, kontraktor membuat pagar pengaman yang
terbuat dari seng bergelombang. Pada pembangunan ini dipasang pagar pengaman
dengan tujuan:
a. Mencegah Pencurian
b. Mencegah pengerusakan terhadap barang dan material
c. Mempermudah pengawasan dan pengontrolan pekerja, tamu dan material yang
keluar masuk lokasi proyek.
d. Membatasi antara lokasi proyek dengan lingkungan sekitar.
e. Proyek tidak mengganggu atau terganggu oleh aktivitas lain, sehingga suasana
kerja menjadi kondusif.
Pagar pengaman dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penutup dari seng gelombang dengan ketinggian 180 cm.
- Tiang dolken berdiameter 10 cm.
- Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm.
- Pondasi beton dengan perbandingan 1:3:5.
Volume pekerjaan = 27,0391 m + 43,5918 m = 70,6309 m

36
Seng gelombang

Tiang Dolken 10

1800
Kayu Borneo 4/6

MT 0,00
Pondasi Cor Beton

Gambar 2.3 Pagar Pengaman

2.1.5. Penyiapan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Peralatan K3 yaitu kotak P3K dan APAR (alat pemadam kebakaran) serta perlengkapannya
untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama berlangsungnya
pekerjaan.

2.2 Penataan Lokasi Proyek (Site Installation)


Rencana lapangan bangunan sementara yang direncanakan untuk pelaksanaan pekerjaan
antara lain direksi keet, gudang, barak pekerja, kamar mandi/ WC, Los kerja besi beton,
lahan parkir, dengan layout seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.4 Site installation

37
2.3.1 Direksi Keet
Direksi keet dengan ukuran 4 m x 8 m tersebut harus dibangun dengan persyaratan
sebagai berikut :
Atap : Asbes semen / Seng gelombang
Dinding : Lapis Tripleks
Pondasi : Umpak batu belah dan Pasangan Batu merah
Lantai : Rabat beton / concrete block

Gambar 2.5 Direksi Keet

2.3.2 Barak Kerja


Bangunan ini berukuran 3 m x 6 m dengan kegunaan ruang 3 m x 4 m untuk ruang
pekerja dan 3 m x 2 m untuk ruang ganti. Lantai barak pekerja dari perkerasan
beton campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dengan permukaan rata dan diperhalus dengan
acian beton. Dinding barak pekerja minimal papan kayu ukuran 2/20 cm dengan
rangka kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari
bahan multiplek tebal 6 mm. Atap barak pekerja dari bahan seng. Lokasi barak
pekerja berada di sekitar lokasi proyek disesuaikan dengan keadaan sekitar.
2.3.3 Gudang Penyimpanan Bahan
Gudang dengan ukuran berukuran 8 m x 3 m, dengan luas 24 cm 2 terbuat dari
dinding seng BJLS 28, rangka kayu kruing 6/12 dan kasau 5/7, atap seng BJLS 20
dengan dilengkapi pintu pengaman dan bantalan material dari multiplek 10 mm
dan kayu 6/12. Gudang penyimpanan dibuat dari pasangan rabat bata tebal 10cm.
Ketinggian penyimpanan material 30 cm dari lantai, dengan ketinggian tumpukan
semen atau material lain kurang dari 2 m.

38
2.3.4 Pembuatan KM/ WC Umum
Kamar mandi/WC dengan ukuran panjang 2,00 m dan lebar 1,50 m sejumlah 2
unit terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :
1. rangka kayu kruing 5/7,
2. dinding multipleks 6 mm,
3. Atap seng gelombang / asbes semen
4. lantai semen,
5. pintu lebar 70 cm.
Penempatan agak jauh dari gudang dan barak pekerja. Pengambilan air
melalui saluran air pipa PDAM dan sanitasi pembuangan dibuat sementara. Detail
gambar dapat dilihat di bawah :
2300

1500

Gambar 2.6 KM/WC Umum

2.3.5 Pos Penjagaan


Pos penjagaan ditempatkan di dekat pintu masuk proyek dengan ukuran 3 m
x 2 m dan terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :
a. Tiang kayu kruing ukuran 5/7,
b. Dinding multipleks tebal 3 mm tinggi 2 m,
c. Atap seng BJLS 28,
d. Lantai rabat bata tebal 10 cm,
e. Pintu lebar 70 cm.

39
Seng Gelombang

Triplek 3 mm Kayu 5/7

2300
2000

Gambar 2.7 Pos Penjagaan

2.3.6 Pembuatan Lahan Parkir


Pembuatan lahan parkir bertujuan untuk tempat parkir sepeda para pekerja dan
pelaksana agar aman dan tidak mengganggu sirkuasi pelaksanaan pekerjaan di proyek.
Pembuatan lahan parkir ini hanya dilakukan dengan penyediaan lahan untuk di jadikan
parkir.
2.3.7 Los Kerja Besi Beton
Los kerja besi digunakan untuk pekerjaan besi yang meliputi tulangan
pondasi, sloof, balok, dan kolom beton terbuat dari dinding tripleks dengan tebal 3.00
mm, rangka kayu meranti 5/7, lantai rabat beton, atap seng BJLS 30
Ukuran : panjang 10 m, lebar 4 m

2.3.8 Tower Crane


Tower crane digunakan untuk mempermudah mobilitas material vertical
pada pengerjaan lantai 2 dan lantai 3. Dengan model Q TZ 31,5 (3509) Tower Crane
dengan bagian mast berukuran 1,5 x 1,5 x 2,2 dan direncanakan mencapai ketinggian
17,6 yang dapat memuat beban sampai 3 ton.

40
2.3 Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Pelaksana Pengawas Perencana

Mulai

Detail Dokumen
Kontrak Tidak Jelas Shop
Identifikasi Lanjut Ke Shop Drawing
Pekerjaan Dari Drawing Oleh Engineer Sebagai RFI
Dokumen Kontrak Pelaksana Diajukan
Sebagai RFI Ke
Perencana

Pekerjaan Shop Jawaban Dari RFI


Drawing Oleh Diteruskan Ke
Engineer Pelaksana

Tidak Setuju

Persetujuan
Shop Drawing
Oleh Pengawas

Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai Dengan Shop
Drawing Setuju

Selesai
Keterangan :
RFI = Request For Information

Gambar 2.8 Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan

41
a. Identifikasi Pekerjaan Dari Dokumen Kontrak Oleh Pelaksana
Identifikasi pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksud terdiri atas :
1. Kelengkapan gambar shop drawing
2. Ukuran dan detail gambar shop drawing , dan lain lain
b. Selanjutnya dokumen kontrak diserahkan kepada pengawas untuk diperiksa
dan dicek, apabila detail dokumen kontrak tidak jelas maka dilanjutkan
pembuatan shop drawing yang dilakukan oleh engineer diajukan sebagai
permintaan informasi kepada perancana.
c. Melaksanakan perencanaan pembuatan shop drawing yang selanjutnya
diserahkan kepada pengawas untuk diperiksa dan diteruskan kepada pelaksana
untuk melengkapi dokumen kontrak dan apabila shop drawing tidak disetujui
maka harus diperbaiki oleh perencana.
d. Persetujuan shop drawing harus disetujui oleh pengawas dan selanjutnya shop
drawing siap untuk dilaksanakan oleh pelaksana, dengan spesifikasi pekerjaan
sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disetujui pengawas.
e. Pekerjaan pelaksana konstruksi dilaksanakan sampai selesai.

42
2.4 Metode Konstruksi
Urutan pekerjaan dimulai setelah shop drawing pada setiap pekerjaan sudah disetujui oleh
pengawas dari bagian stuktur bawah (sub structure), struktur atas (upper structure), dan
struktur atap. Penjelasan dari setiap pekerjaan dijelaskan sebagai berikut:

2.4.1. Struktur Bawah


2.4.1.1. Pondasi Strauss
Pondasi yang digunakan adalah pondasi strauss. Urutan pekerjaan pondasi strauss
adalah sebagai berikut:

Mulai Persiapan Pengukuran

Tidak
Pemasangan Besi Pengeboran Pile Cek
oleh
Tidak teknisi
Cek Pengecoran Perawatan
oleh
teknisi
Selesai

Gambar 2.9 Mekanisme Pekerjaan Pondasi Strauss

Penjelasan mengenai flow chart pekerjaan pondasi dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini:
1) Pengukuran
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi strauss dilakukan pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai yang tercantum dalam gambar rencana pondasi.
2) Pengeboran Pile
Ukuran galian sesuai dengan gambar rencana, yaitu kedalaman 2,8 dan 4,8
meter dengan diameter 30 centimeter.

43
3) Pemasangan Besi
Untuk tulangan yang digunakan pada strauss 8-D12 sedangakan untuk begel
spiral berukuran D8-150. Sedangkan untuk pilecapnya D19-200, D19-100
untuk type P1 dan D13-200, D13-150 untuk type P2.
4) Pengecoran
Proses pengecoran memakai ready mix, dengan mutu beton K-300 untuk
pondasi. Sebelum pengecoran, dilakukan slump test sesuai dengan slump test
rencana.
5) Perawatan
Perawatan pada beton dilakukan dengan cara menyirami dengan air 2 x sehari
Perawatan beton untuk menghindari keretakan dan menjaga agar kekuatan
beton tetap sampai batas maksimum.
2.4.1.2. Pondasi Batu Kali

Mulai Persiapan Pengukuran

Tidak
Galian Pembuatan
Bouwplank Cek
oleh
Tidak teknisi
Cek Pasang Anstampeng Pasang Batu Kali
oleh
teknisi Selesai

Gambar 2.10 Urutan Pekerjaan Pondasi Batu Kali


Langkah-langkah pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut:
1). Pengukuran
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi batu kali dilakukan pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai gambar rencana pondasi sebagai acuan untuk
membuat galian tanah dan pasang bouwplank pondasi.
2). Membuat bouwplank.
Bahan bouwplank terbuat dari kayu ukuran 5/7.

44
3). Membuat galian tanah untuk pondasi.
Ukuran galian sesuai dengan gambar rencana, yaitu kedalaman A = tinggi
350 cm, lebar 110 cm ; B = tinggi 220 cm, lebar 75,5 cm ; C = tinggi 100
cm, lebar 45,5 cm.
4). Pemasangan anstampeng sebagai landasan pasangan batu kali.
5). Diurug dengan pasir dan digenangi air agar pasir dapat masuk ke celah-
celah batu kali sampai batu anstampeng tidak kelihatan.

2.4.1.3. Sloof

a.Mulai Persiapan Pengukuran


tidak Tidak
Pembesian Tulangan Cek
Cek
oleh oleh
teknisi teknisi
Pemasangan Pengecoran Pembongkaran
Bekisting

Selesai Perawatan

Gambar 2.11 Mekanisme Pekerjaan Sloof


1) Persiapan
Pekerjaan persiapan berupa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat sloof seperti beton ready mix dengan mutu beton K-300, papan untuk
bekisting, tulangan sloof sesuai detail dan vibrator.
2) Pengukuran
- Mengukur panjang sloof
- Menentukan posisi sloof
3) Pemasangan bekisting
Proses pemasangan bekisting sloof yaitu memasang papan multiplek tebal 12 mm
yang dipasang pada sisi kanan dan sisi kiri tulangan sloof.
- Pembuatan bekisting ada pada RKS pasal 15.1.

45
4) Pembesian tulangan sloof
Pembesian tulangan sloof menggunakan 3D13 untuk tulangan utama dan ø8-100
untuk tulangan geser.
5) Pengecoran
Proses pembuatan adonan beton dengan mutu K-300. Sebelum pengecoran,
dilakukan slump test sesuai dengan slump test rencana. Kemudian, pengambilan
benda uji. Setelah itu pengawas melakukan pengecekan terhadap pekerjaan
bekisting dan penulangan sloof...
6) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting yang disarankan adalah dilakukan jika umur beton sudah
mencapai kekuatan sesuai SK SNI 1991. Proses pelepasan bekisting sloof multiplek
merupakan kebalikan dari proses pemasangan, diawali dengan melepas perancah
di sekeliling acuan, kemudian dilanjutkan dengan membuka acuan dengan
melepas pengikat yang berada di sekeliling acuan.
7) Perawatan
Perawatan pada beton dilakukan dengan cara menyirami dengan air 2 x sehari.
Perawatan beton untuk menghindari keretakan dan untuk menjaga agar kekuatan
beton tetap sampai batas maksimum.
2.4.2. Struktur Atas
Kolom, Balok dan Plat Lantai, dan Tangga

b.Mulai Persiapan Pengukuran


tidak Tidak
Pembesian Tulangan Cek
Cek
oleh oleh
teknisi teknisi
Pemasangan Pengecoran Pembongkaran
Bekisting

Selesai Perawatan
\

Gambar 2.12 Mekanisme Pekerjaan Struktur Atas

46
1). Persiapan
Pekerjaan persiapan berupa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan seperti
beton ready mix dengan mutu beton K-300 untuk kolom struktur dan K-175 untuk
kolom praktis, papan untuk bekisting, tulangan dan vibrator. Selain itu, sebelum
pekerjaan pengukuran dilakukan pembuatan tulangan dan bekisting sesuai
kebutuhan.
2). Pengukuran
Pengukuran berfungsi untuk mengukur dan menentukan posisi pengerjaan. Alat
yang digunakan berupa meteran, benang,dan unting-unting,untuk mengetahui
tegak lurus.
3). Penulangan kolom
Perakitan tulangan dilakukan di los kerja besi beton. Semua proses perangkaian
tulangan disesuaikan dengan gambar kerja. Langkah-langkah penulangan adalah:
- Ukur panjang tulangan yang diperoleh dari ukuran kolom.
- Rancang bentuk dari tulangan kolom.
- Merakit satu per satu tulangan pondasi dengan kawat pengikat.
4). Pekerjaan bekisting
Syarat dan kebutuhan dalam pemasangan bekisting ada pada Pembuatan bekisting
ada pada RKS pasal 15.1.
5). Pengerjaan pengecoran
Proses pembuatan adonan beton dengan mutu K-300 untuk kolom struktur dan K-
175 untuk kolom praktis. Sebelum pengecoran, dilakukan slump test sesuai
dengan slump test rencana. Kemudian, pengambilan benda uji. Selain itu,
dilakukan juga pengecekan bekisting. Untuk proses pemadatan dilakukan
menggunakan vibrator.
6). Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting yang disarankan adalah dilakukan jika umur beton sudah
mencapai kekuatan sesuai SK SNI 1991. Proses pelepasan bekisting kolom multiplek
merupakan kebalikan dari proses pemasangan, diawali dengan melepas perancah
di sekeliling acuan, kemudian dilanjutkan dengan membuka acuan dengan
melepas pengikat yang berada di sekeliling acuan.

47
7). Perawatan beton
Perawatan pada beton dilakukan dengan cara menyirami dengan air 2 x sehari.
Perawatan beton untuk menghindari keretakan dan untuk menjaga agar kekuatan
beton tetap sampai batas maksimum.
2.4.3. Atap

Mulai Persiapan Leveling and


Marking

Tidak
Pemasangan Rangka Pemasangan Rangka
a. Cek
Pendukung Baja Utama
oleh
Tidak
teknisi
b. Pemasangan Penutup
Cek Finishing
oleh Atap
teknisi
Selesai

Gambar 2.13 Mekanisme Pekerjaan Atap

Secara garis besar pekerjaan struktur atap yaitu:


1. Leveling dan marking
Pekerjaan ini bertujuan untuk:
a. Memastikan seluruh permukaan atas ring balk rata
b. Memastikan rangkaian ring balk telah mengikat semua bagian banguan
c. Memberi tanda posisi perletakan rangka baja
d. Mengukur jarak antar profil yang digunakan
2. Pemasangan rangka baja utama
Langkah-langkah pemasangan kuda-kuda sebagai berikut:
a. Mengangkat rangka baja secara hati-hati
b. Memasang rangka baja sesuai dengan tanda posisi perletakan.
c. Mengontrol posisi berdirinya agar tegak lurus dengan ring balk.
d. Mengencangkan rangka dengan plendes.

48
e. Mengencangkan plendes dengan kolom.
f. Mengulangi langkah 1-5 untuk mendirikan semua kuda-kuda.
g. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda.
h. Memeriksa kedataran (leveling).
i. Memasang rangka pendukung.
3. Pemasangan penutup atap
Setelah rangka kuda-kuda terpasang beserta kelengkapannya maka pekerjaan selanjutnya
adalah pemasangan penutup atap. Penutup atap yang digunakan berupa kaca laminated
dan cor beton.
4. Finishing
Pekerjaan finishing berupa pengecekan kelengkapan bagian-bagian dari struktur atap.
Apabila ditemukan bagian yang cacat maka pihak kontraktor harus melakukan perbaikan.

49

Anda mungkin juga menyukai