Anda di halaman 1dari 11

LBM 2

STEP 1

1. Tolerabilitas : sejauh mana efek obat dapat merugikan , seberapa besar derajat efek samping yg
masih dapat di toleransi oleh tubuh pasien

STEP 2

1. Apakah yang dimaksud uji preklinik?


2. Apa tujuan dari uji preklinik?
3. Apa saja macam-macam uji preklinik?
4. Apa saja macam-macam uji keamanan?
5. Apa saja macam-macam uji khasiat?
6. Bagaimana langkah-langkah uji preklinik?
7. Apa saja kendala / hambatan dalam melakukan uji preklinik?
8. Apa dasar hukum yang dapat digunakan untuk uji preklinik?
9. Apa saja syarat obat untuk dilakukan uji preklinik?
10. Apa saja prinsip dasar hewan penggunaan uji coba secara etis?
11. Apa syarat hewan uji yang digunakan dalam uji preklinik?

STEP 3

1. Apakah yang dimaksud uji preklinik?


- Uji preklinik : uji lab yang dilakukan pada obat/ alat medis baru, berfungsi untuk melihat
efektifitas terapi dan dilihat apakah aman untuk di aplikasikan di manusia, bisa dilakukan
dengan in vitro (di cawan petri, tabung reaksi) dan in vivo (hewan hidup)
- Jika yang di uji obat : bentuk sediaan disesuaikan dengan rencanaan pemberian pada
manusia
- Uji yang dilakukan setelah tahap seleksi dan dilakukan sebelum uji klinik
- fungsi uji preklinik: melihat toksisitas (melihat keamanan) dan efek farmakodinamik
(memprediksi efek pada manusia).
2. Apa tujuan dari uji preklinik?
- Persyaratan calon obat
- Memperoleh informasi toksisitas ( baru bisa yang in vivo), farmokokinetik dan
farmakodinamik
- Panduan dalam menjalankan uji klinis
3. Jelaskan macam-macam uji preklinik?
Ada 2 :
A. uji farmakologis /aktivitas : uji yg digunakan untuk menentukan khasiat secara ilmiah
pada hewan coba
- Farmakodinamik : menentukan efek obat pada tubuh , bisa di lakukan in vivo dan in vitro
- Farmakokinetik : menentukan efek tubuh terhadap obat : absorbsi, metabolisme, distribusi
dan eliminasi ; hanya in vivo
B. uji toksisitas / uji keamanan : uji yg digunakan untuk menentukan tingkat ke toksikan
bahuji dan akan memberikan informasi tentang bahan tersebut
- Berdasarkan metode : in vivo dan in vitro
- Berdasarkan sifat dan waktu : uji umum, uji khusus
- Contoh-contoh uji farmakokinetik dan farmakodinamik
4. Jelaskan macam-macam uji keamanan?
- Uji toksisitas umum : dilakukan jika dosis tunggal
a. Akut : obat diberikan dengan dosis tunggal , untuk melihat toksisitas akut dan untuk
menentukan gejala yang yimbul pada hewan coba, mengecek LD 50( dosis yang
mematikan 50% dari hewancoba)
b. Subkronik : diberi 1-3 bulan , untuk tau efek toksik dari obat yang diberikan dlaam
jangka waktu yg lebih lama, menentukan organ sasaran kerja obat
c. Kronik : diberikan 6 bulan / lebih, untuk tau efek toksik dari obat yang diberikan dlaam
jangka waktu yg lebih lama, menentukan organ sasaran kerja obat
Lama pemberian pada manusia Hewan coba
Dosis tunggal < 1 minggu 2 minggu – 1 bulan
Dosis berulang 1- 4 minggu 4 minggu – 3 bulan
Dosis berulang 1- 6 bulan 3- 9 bulan
Dosis berulang > 6 bulan 9-12 bulan

- Uji toksisitas khusus : dilakukan bila obat tradisional berisi zat kimia yang potensial
menimbulkan efek khusus :berefek kanker / cacat bawaan, tidak wajib dilakukan
Uji toksisitas Ada 2
kualitatif ( dilakukan atas dasar gejala yg timbul) dan
kuantitatif :
- dosis letal (LD) jumlah zat yang betul betul masuk ke dalam organisme
- konsentrasi letal konsentrasi zat yang berada diluar tubuh organisme yang menyebabkan
respon kematian organisme
- NOEL
a. Teratogenitas : mulai tahap implantasi – organogenesis sempurna , yang dinilai (
abnormalitas fetus yang tanpa menimbulkan toksisitas pada induknya
b. Karsinogenitas : terbentuknya neoplasma atau peningkatan derajat neoplasma sejalan
dengn peningktan dosis
c. Mutagenitas : ada 2 : mutasi gen(DNA), mutasi kromosom (struktur kroomosom :
depresi)

Yang di observasi
a. General sign (di observe setiap hari), body weight(diukur periodic), and water intake
(diukur periodic)
b. Hematological exam : binatang pengerat : sebelum otopsi, selain binatang pengerat
( sebelum dikasih obat , setidaknya 1 x waktu pengamatan jika waktu studi lebih dari
1 bulan dan sebelum otopsi)
c. Renal and hepatic function test : dari urinalisis
d. Other function test : di periksa ekg, pengerat ( mata), selain pengerat ( mata:
seblum penelitian dan selama penelitian)
e. Animals found dead during exam should be autopsied as soon as possible :
menyeluruh: makros dan mikros , organ weight dan histopathological
Kapan dilakukan uji toksisitas khusus dan contohnya bagaimana?

5. Jelaskan macam-macam uji khasiat?


- Sama dengan uji farmakologis
- In vivo : melihat apakah ada perubahan fisiologis pada hewan tersebut
- in vitro  uji khasiat ab  kultur media bakteri, antivirus  kultur jaringan, khasiat anti
kanker  kultur sel kanker
6. Bagaimana langkah-langkah uji preklinik?
- Penemuan obat : berdasarkan empiric/ uji seleksi
- Uji seleksi
- Uji preklinik :
a. Aktivitas obat
b. Uji toksisitas obat
Hasilnya ada 4 hasil :
- Aktivitas + toksistas - : bisa di pakai  uji standarisasi baha, uji teknologi farmasi (bentuk
sediaan yang tepat untuk manusia)
- Aktivitas + toksisitas + : kaji lebih lanjut
- Aktivitas – toksisitas –
- Aktivitas – toksisitas +
(hasil 3, 4 uji preklinik tidak di pakai)

Ada 3 tingkatan
a. Uji tingkat 1 : uji dosis , respon untuk mencari LD, konsentrasi letal  lama pengujian
24-96 jam
Uji iritas mata dan kulit : zat yang di uji dimasukan ke mata kelinci, dan yg mata lain
sebagai control, hewan uji : kelinci albino, di pantau setiap 24,48,96 jam, yang dinilai :
ada edem, kekeruhan kornea, reflex cahaya, pelebaran vaskular, dan kemerahan
Kulit  untuk melihat iritasi primer (kulit punggung kelinci di eval 24,48,96 jam),
sensitasi kulit( apakah xenobiotic menganggu sistem imunita / tidak, hewan coba :
mencit, diberikan xenobiotic 3 hari sekali, selama 2 minggu, eval setiap 24,48,96 jam)
dan fototoksisitas, fotosensitasi ( untuk melihat efek xenobiotic thd sinar UV , hewan
coba mencit/ kelinci albino eval 24,48 dan96jam)
b. Uji tingkat 2
c. Uji tingkat 3 : teratogenitas, reproduksi,karsinogenitas
- Uji klinik
7. Apa saja kendala / hambatan dalam melakukan uji preklinik?
- Uji preklinik menyita waktu (2-6 tahun) dan mahal
- Diperlukan jumlah hewan coba yang besar untuk mendapatkan data yang valid
- Waktu lama sulit untuk menentukan indeks teraupetik : perbandingan jumlah senyawa yang
memberikan efek teraupetik dan efek toksik
8. Apa dasar hukum yang dapat digunakan untuk uji preklinik?
- UU No 23 th 92 : tentang kesehatan
- UU No 36 th 29 pasal 4 ayat 4 : mengenai penelitian thd hewan harus di jamin
kelestariannya dan mencegah dampak buruk yang tidak langsung terhadap manusia
- Peraturan pemerintah no 39 tahun 1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan

9. Bagaimana syarat obat untuk dilakukan uji preklinik?


- Diharapkan berkhasiat untuk penyakit yang menduudki urutan atas dalam angka kejadian
(PJK)
- Berdasarkan pengalaman berkhasiat untuk penyakit tertentu
- Merupakan alternative jarang untuk penyakit tertentu (kanker)

10. Apa saja prinsip dasar hewan penggunaan uji coba secara etis?
Ada 5 : 5 F
a. Freedom from hunger and thirst
b. Freedom from discomfort : menyesuaikan lingkungan yang bersih, cahaya dan dibuat
senyaman mungkin
c. Freedom from pain, injury, and disease : bisa memilih prosedur yang non invasive, jika
ingin di euthanasia tidak boleh menambah penderitaan
d. Freedom from fear and distress : menyesuaikan agar tidak stress dan takut : beri masa
adaptasi
e. Freedom to express natural behavior : makanan tidak harus diberikan secara sonde, bisa
makan sendiri

Diperlakukan sebagai makhluk hidup

Prinsip 3 R

1. Replacement / pengganti : tidak menggunakan hewan coba sbg penelitian


2. Reduction / mengurangi : membutuhkan beberpa sampel untuk tiap variabel, harus
dihitung dengan rumus, jangan menggunakan hewan coba terlalu banyak /
melakukan penelitian yang berulang-ulang
3. Refinement : 5F

11. Bagaimana syarat hewan uji yang digunakan dalam uji preklinik?
-

STEP 4

UJI PREKLINIK

- In vivo
- In vitro
STEP 7

1. Apakah yang dimaksud uji preklinik?


- Uji preklinik : uji lab yang dilakukan pada obat/ alat medis baru, berfungsi untuk melihat
efektifitas terapi dan dilihat apakah aman untuk di aplikasikan di manusia, bisa dilakukan
dengan in vitro (di cawan petri, tabung reaksi) dan in vivo (hewan hidup)
- Jika yang di uji obat : bentuk sediaan disesuaikan dengan rencanaan pemberian pada
manusia
- Uji yang dilakukan setelah tahap seleksi dan dilakukan sebelum uji klinik
- fungsi uji preklinik: melihat toksisitas (melihat keamanan) dan efek farmakodinamik
(memprediksi efek pada manusia).
- Penelitian yg dikerjakan baik secara in vivo maupun in vitro dengan menggunakan berbagai
spesies hewan coba, dilakukakan dengan senyawa yg baru di temukan ; isolasi ataupun
sintesis yg terlebih dahulu harus dilakukan serangkaian uji pada hewan sebelum dicobakan
pada manusia
Sumber : kementrian kesehatan, 2000
- Tahap penelitian yg terjadi sebelum uji klinik atau diujikan kepada manusia, tujuan utama :
mengevaluasi keamanan suatu produk baru
Sumber : peran prosedur dan uji klinik
2. Apa tujuan dari uji preklinik?
- Persyaratan calon obat
- Memperoleh informasi toksisitas ( baru bisa yang in vivo), farmokokinetik dan
farmakodinamik
- Panduan dalam menjalankan uji klinis
- Untuk mengetahui efek suatu bahan uji terhadap hewan coba
- Untuk mengetahui perubahan fisiologis maupun patologis setelah pemberiam bahan uji
- Mengidentifikasi potensi terjadiya toksisitas pada manusia saat uji klinik
- Memperkirakan toksisitas yg spesifik dan paling relevan untuk dipantau dalam uji klink
Sumber : dewoto hadi. Pengembangan obat tradisional menjadi fitofarmaka

- Tujuan umum : mengevaluasi produk baru


- Uji eksperimental : mengklarifikasi / membuktikan klaim obat
- Toksisitas akut : untuk mengetahui LD suatu obat
- Subkronik : mengamati kelainan akibat konsumsi obat yg diujikan
Sumber : I made jawi . peran prosedur uji preklinik dan klinik dalam pemanfaatan obat herbal
- Khusus : untuk melihat keamanan dalam obat jangka panjang

3. Jelaskan macam-macam uji preklinik?


Ada 2 :
A. uji farmakologis /aktivitas : uji yg digunakan untuk menentukan khasiat secara ilmiah
pada hewan coba
- Farmakodinamik : menentukan efek obat pada tubuh , bisa di lakukan in vivo dan in vitro
- Farmakokinetik : menentukan efek tubuh terhadap obat : absorbsi, metabolisme, distribusi
dan eliminasi ; hanya in vivo

B. uji toksisitas / uji keamanan : uji yg digunakan untuk menentukan tingkat ke toksikan
bahuji dan akan memberikan informasi tentang bahan tersebut
- Berdasarkan metode : in vivo dan in vitro
- Berdasarkan sifat dan waktu : uji umum, uji khusus

a. Uji farmakologi
- Awal : mengetahui efek yg diinginkan dan mengetahui efek yg tidak diinginkan : es
- Lanjut : mengetahui dimana kerja obat dan bagaimana mekanismenya
b. Uji toksikologi
- Umum : akut, subkronik, kronik
- Khusus : mutagenic,karsinogenik,teratogenic,hepatogenik
C. uji farmasetika : untuk mengetahui cara penyediaan obat ; kapsul/tablet

Sumber : locally rooted globally respected. Ugm.ac.id


4. Jelaskan macam-macam uji keamanan?

- Uji toksisitas umum : dilakukan jika dosis tunggal


d. Akut : obat diberikan dengan dosis tunggal , untuk melihat toksisitas akut dan untuk
menentukan gejala yang yimbul pada hewan coba, mengecek LD 50( dosis yang
mematikan 50% dari hewancoba)
e. Subkronik : diberi 1-3 bulan , untuk tau efek toksik dari obat yang diberikan dlaam
jangka waktu yg lebih lama, menentukan organ sasaran kerja obat
f. Kronik : diberikan 6 bulan / lebih, untuk tau efek toksik dari obat yang diberikan dlaam
jangka waktu yg lebih lama, menentukan organ sasaran kerja obat
Lama pemberian pada manusia Hewan coba
Dosis tunggal < 1 minggu 2 minggu – 1 bulan
Dosis berulang 1- 4 minggu 4 minggu – 3 bulan
Dosis berulang 1- 6 bulan 3- 9 bulan
Dosis berulang > 6 bulan 9-12 bulan

- Uji toksisitas khusus : dilakukan bila obat tradisional berisi zat kimia yang potensial
menimbulkan efek khusus :berefek kanker / cacat bawaan, tidak wajib dilakukan
Uji toksisitas Ada 2
kualitatif ( dilakukan atas dasar gejala yg timbul) dan
kuantitatif :
- dosis letal (LD) jumlah zat yang betul betul masuk ke dalam organisme
- konsentrasi letal konsentrasi zat yang berada diluar tubuh organisme yang menyebabkan
respon kematian organisme
- NOEL
d. Teratogenitas : mulai tahap implantasi – organogenesis sempurna , yang dinilai (
abnormalitas fetus yang tanpa menimbulkan toksisitas pada induknya
e. Karsinogenitas : terbentuknya neoplasma atau peningkatan derajat neoplasma sejalan
dengn peningktan dosis
f. Mutagenitas : ada 2 : mutasi gen(DNA), mutasi kromosom (struktur kroomosom :
depresi)

Yang di observasi
f. General sign (di observe setiap hari), body weight(diukur periodic), and water intake
(diukur periodic)
g. Hematological exam : binatang pengerat : sebelum otopsi, selain binatang pengerat
( sebelum dikasih obat , setidaknya 1 x waktu pengamatan jika waktu studi lebih dari
1 bulan dan sebelum otopsi)
h. Renal and hepatic function test : dari urinalisis
i. Other function test : di periksa ekg, pengerat ( mata), selain pengerat ( mata:
seblum penelitian dan selama penelitian)
j. Animals found dead during exam should be autopsied as soon as possible :
menyeluruh: makros dan mikros , organ weight dan histopathological
- Berdasarkan BPOM ada 10
a. Toksisitas akut oral
b. Subkronik oral
c. Kronik oral
d. Teratogenisitas : uji khusus  dilakukan di Indonesia, hari ke 4 - lahir
e. Sensitisasi kulit
f. Uji iritas mata
g. Uji iritasi akut dermal
h. Uji iritasi mukosa vagina
i. Uji toksisitas akut dermal
j. Uji toksisitas subkronik dermal
Sumber : BPOM RI 2014
- Menurut WHO : wajib uji khusus
- 4 jenis besar :
a. Acute toxicity
b. Long term toxicity
c. Local toxicity test
d. Special toxicity test : mutagenisitas, karsigonesitas, reproduktif dan development
(teratogenesitas masuk sini)
- Tata cara
Teratogenesitas : sama dengan WHO, meneliti abnormalitas fetus, who ( sebelum mencit
kawin  kopulasikan  sampai melahirkan )
Female : sebelum 14 hari dikasih obat
Male : 40 hari
Sumber : research guideline for evaluating the safety and efficacy of herbal medicine

Kriteria derajat ke toksikan berdasarkan LD 50


Luar biasa toksik <1 mg/kgbb
Sangat toksik 1-50mg/kgBB
Cukup toksik 50 -500mg/kgbb
Sedikit toksik 500- 5000mg/kgBB
Praktis tidak toksik 5000-15000 mg/kgBB
Tidak berbahaya 15000 mg/kgBB

Toksisitas akut :
- hewan coba harus 1 spesies (tikus/mencit), haru ada 2 jenis kelamin, terdiri dari 4-6
kelompok, setiap kel. 4 jantan dan betina
- Perlakuan : dosis tunggal
- Pengamatan : sejak persiapan, 7-14 hari, yang diamati: kematian, gejala klinis, dan BB

Subkronik dan kronik :


- Untuk mengetahui toksisitas apabila obat diberikan berulang dan dalam jangka waktu lama
- hewan coba harus 1 spesies (tikus/mencit), haru ada 2 jenis kelamin, terdiri dari 4-6
kelompok, setiap kel. 4 jantan dan betina
- Perlakuan : lazimnya 3 peringkat dosis
- Pengamatan : diamati mulai saat persiapan, diamati lagi setiap 1 miggu sekali : BB, vol urin,
berat tinja dll, px darah rutin, protein , kalium : hari 0,45,91 (dibunuh dan dilihat makros
mikros)
Sumber : locally rooted globally respected. Ugm.ac.id

5. Jelaskan macam-macam uji khasiat?


- Sama dengan uji farmakologis
- In vivo : melihat apakah ada perubahan fisiologis pada hewan tersebut
- in vitro  uji khasiat ab  kultur media bakteri, antivirus  kultur jaringan, khasiat anti
kanker  kultur sel kanker

- In vitro : apakah terdapat


- antispasmidik,
- bronkodilator,
- anti aritmia,
- anti sekresi asam lambung
- Meneliti efek dari obat herbal : ramuan 2 obat herbal : spgd : mengurangi obat antipsikotik,
diambil dari sel hati yg sudah terinfeksi baklo virus, dilihat enzim di hati bekerja atau tidak
Sumber : the effect of herbal medicine, wong wei. The university of hongkong

- In vivo : untuk mengetahui ;


- analgesic,
- antipireutik,
- antiinflamasi (hewan coba : mencit, parameter : liat vol edem, dan indeks atritis : ada
skor”nya bengkak dan kemerahan pada 1 jari : skor 0,25, 2 jari 0,5 bengkak saja di telapak
kaki : 0,75, bengkak kemerahan di jari dan telapak kaki : 1, ekpresi cox 2 : positif cox 2 :
coklat, negative : biru, tnf a dn IL 6),
- sedative
- anti hipertensi : menggunakan tail cuff method : px TD prinsip sama dengan tensi biasa
- diuretic
- hipoglikemi
- anti ulser
- Sumber : locally rooted globally respected. Ugm.ac.id

6. Bagaimana langkah-langkah uji preklinik?


- Penemuan obat : berdasarkan empiric/ uji seleksi
- Uji seleksi
- Uji preklinik :
c. Aktivitas obat
d. Uji toksisitas obat
Hasilnya ada 4 hasil :
- Aktivitas + toksistas - : bisa di pakai  uji standarisasi baha, uji teknologi farmasi (bentuk
sediaan yang tepat untuk manusia)
- Aktivitas + toksisitas + : kaji lebih lanjut
- Aktivitas – toksisitas –
- Aktivitas – toksisitas +
(hasil 3, 4 uji preklinik tidak di pakai)

Ada 3 tingkatan
d. Uji tingkat 1 : uji dosis , respon untuk mencari LD, konsentrasi letal  lama pengujian
24-96 jam
Uji iritas mata dan kulit : zat yang di uji dimasukan ke mata kelinci, dan yg mata lain
sebagai control, hewan uji : kelinci albino, di pantau setiap 24,48,96 jam, yang dinilai :
ada edem, kekeruhan kornea, reflex cahaya, pelebaran vaskular, dan kemerahan
Kulit  untuk melihat iritasi primer (kulit punggung kelinci di eval 24,48,96 jam),
sensitasi kulit( apakah xenobiotic menganggu sistem imunita / tidak, hewan coba :
mencit, diberikan xenobiotic 3 hari sekali, selama 2 minggu, eval setiap 24,48,96 jam)
dan fototoksisitas, fotosensitasi ( untuk melihat efek xenobiotic thd sinar UV , hewan
coba mencit/ kelinci albino eval 24,48 dan96jam)
e. Uji tingkat 2
f. Uji tingkat 3 : teratogenitas, reproduksi,karsinogenitas
- Uji klinik

Langkah –langkah uji preklinik :


a. Uji farmakologik : untuk mengetahui obat/ bahan menimbulkan efek, jika belum ada
petunjuk tentang khasiat  dilakukan penapisan aktivitas farmakologi, sudah ada petunjuk
tentangkhasiat  uji pemastiaan khasiat
b. Uji toksisitas : umum : akut ( setelah pemberian secara oral), subakut (selama 8 hari), kronik
(mendeteksi efek toksik selama berulang sampai umur hewannya)

dan khusus : teratogenic : apakah obat berdampak pada fetus


c. uji farmakokinetik : absorbs, distribusi dan eliminasi
d. Uji farmakodinamik : in vivo / in vitro
e. Setelah ada hasil :
- Aman dan berkhasiat  dilanjutkan uji standarisasi sederhana, teknik farmasi ; pemilihan
bentuk sediaan dan isolasi uji klinik
- Aman dan tidak berkhasiat  boleh beredar tanpa ada klaim manfaat
- Tidak aman dan berkhasiat  tidak boleh di pakai sampai penelitian lebih lanjut
- Tidak aman dan tidak berkhasiat  tidak boleh diedarkan

Sumber : jennifer, preclinical research and clinical journal

7. Apa saja kendala / hambatan dalam melakukan uji preklinik?


- Uji preklinik menyita waktu (2-6 tahun) dan mahal
- Diperlukan jumlah hewan coba yang besar untuk mendapatkan data yang valid
- Waktu lama sulit untuk menentukan indeks teraupetik : perbandingan jumlah senyawa yang
memberikan efek teraupetik dan efek toksik

- Bahan baku : simplisa maupun ekstrak  ketersediaan terbatas


- Teknologi pengolahan yang masih sederhana
- Higenitas masih dibawah standar dari pengolahan, pasca panen
Sumber : lampiran menkes RI no 88 th 2013. Tentang rencana induk pengembangan bahan
baku obat tradisional

- Uji toksisitas :
- Memerlukan hewan dalam jumlah besar
- Selisih waktu yg cukup lama
- Banyaknya bahan yg harus di pesan
Sumber : wiko adi saswito dkk. Pengujian toksisitas akut obat herbal pada mencit
berdasarkan OECD . desember 2008

8. Apa dasar hukum yang dapat digunakan untuk uji preklinik?


- UU No 23 th 92 : tentang kesehatan
- UU No 36 th 29 pasal 4 ayat 4 : mengenai penelitian thd hewan harus di jamin
kelestariannya dan mencegah dampak buruk yang tidak langsung terhadap manusia
- Peraturan pemerintah no 39 tahun 1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan
- Peraturan kepala BPOM RI no 7. Th 2014. Tentang pedoman uji toksisitas non klinik secara in
vivo
- KEPMENKES RI bab V . tentang keamanan dan khasiat obat tradisional

9. Bagaimana syarat obat untuk dilakukan uji preklinik?


- Diharapkan berkhasiat untuk penyakit yang menduduki urutan atas dalam angka kejadian
(PJK)
- Berdasarkan pengalaman berkhasiat untuk penyakit tertentu
- Merupakan alternative jarang untuk penyakit tertentu (kanker)
Sumber : pedoman fitofarmaka
10. Apa saja prinsip dasar hewan penggunaan uji coba secara etis?
Ada 5 : 5 F
f. Freedom from hunger and thirst
g. Freedom from discomfort : menyesuaikan lingkungan yang bersih, cahaya dan dibuat
senyaman mungkin
h. Freedom from pain, injury, and disease : bisa memilih prosedur yang non invasive, jika
ingin di euthanasia tidak boleh menambah penderitaan
i. Freedom from fear and distress : menyesuaikan agar tidak stress dan takut : beri masa
adaptasi
j. Freedom to express natural behavior : makanan tidak harus diberikan secara sonde, bisa
makan sendiri
Sumber : Ridwan , endi . 2013. Etika pemanfaatan hewa percobaan dalam penelitian
kesehatan, FK UI

Diperlakukan sebagai makhluk hidup

Prinsip 3 R

1. Replacement / pengganti : tidak menggunakan hewan coba sbg penelitian, ada 2


- Absolut : mengganti dengan kultur sel/ jaringan atau program computer  insiliko
- Relative : mengganti hewan coba dengan organ atau jaringan hewan dirumah potong atau
hewan ordo lebih rendah
2. Reduction / mengurangi : membutuhkan beberpa sampel untuk tiap variabel, harus
dihitung dengan rumus, jangan menggunakan hewan coba terlalu banyak /
melakukan penelitian yang berulang-ulang
3. Refinement : 5F

Sumber : pedoman etik penelitian depkes RI.2006

11. Bagaimana syarat hewan uji yang digunakan dalam uji preklinik?
- Hewan harus sehat dan dewasa : betina ( tidak hamil dan belum pernah beranak)
- Permulaan berumur 8-12 minggu, dengan variasi BB tidak boleh melebihi 20% rata rata BB
- Jenis hewan yg di gunakan berdasarkan 4 kriteria:
a. Sensitivitas
b. Cara metabolisme sediaan uji yg serupa dengan manusia
c. Kecepatan tumbuh
d. Mudah/ tidaknya penanganan sewaktu percobaan
no Jenis hewan Bobot minimal Rentang umur
1. mencit 20 g 6-8minggu
2. tikus 120g 6-8 minggu
3. marmut 250 g 4-5 minggu
4. kelinci 1800 g 8-9 bulan
Kondisi pemeliharaan : suhu ruangan 22c ± 3 c, kelembaban relative 30-70%,
penerangan 12 jam terang dan 12 gelap, ruangan di jaga kebersihan
Sumber : BPOM RI. 2014

Anda mungkin juga menyukai