MENINGITIS
Oleh : Rtari Damayanti Affandi
12100116153
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
MENINGEN1,2
Otak dan tulang belakang dilapisi oleh tiga lapisan membran atau meningen, teridiri
dari dura mater, arachnoid mater, dan pia mater.
a. Dura Mater
Dura mater pada otak memiliki dua lapisan, yaitu lapisan endotel dan lapisan
meningeal. Kedua lapisan ini saling berdekatan satu dengan yang lain kecuali di daerah
tertentu dan akan membuat suatu sinus vena.
Lapisan endotel adalah lapisan dari dura mater (periosteal dura) yang melekat
dekat dengan inner lamina (bagian terdalam) dari cranium. Di daerah ini terdapat:
- Cabang-cabang utana dari meningeal arteri
- Epidural space, merupakan space yang berada di anatara inner lamina dari
cranium dengan dura mater ini.
Lapisan meningeal adalah lapisan dura mater yang juga disebut true dua mater.
Lapisan ini padat, membrane fibros yang kuat yang melekat pada outer dural layer. Di
daerah ini terdapat struktu-struktur:
- Lipatan-lipatan inner dural layer
Falx cerebri, berada diantera cerebral hemisphere
Falx celebeli, berada di midsagittal plane
Tentorium cerebelli, antaara cerebrum dengan cerebellum
Diaphragm sellae
- Dural venous sinuses
Venous drainage
Superior sagittal sinus, berada di falx cerebri, dimulai dari cristal galii ke
posterior, menerima daerah dari superficial cerebral vein.
Inferior sagittal sinus, berada di inferior falx cerebri
Straight sinus, dari aoex tentorium cerebelii lalu bergabung dengan
cerebral vein
Cunfluences sinuses, dibentuk dari gabungan superior sagittal, straight
dan occipital sinues
Transvere sinuses, berada dikedua sisi tentorium cerebelli
Superior petrosal sinus
Sigmoid sinus
Cranial nerve, ada cranial nerve tang melewati daerah ini dari bagian anterior
menuju posterior.
b. Arachnoid mater
Arachnoid mater merupakan bagian yang terdiri dari 2 komponen yaitu jaringan ikat
yang berhubungan dengan dura mater dan suatu sistem tuberkula yang mengandung
fibroblast dan collagen. Rongga diantara trabekel membentuk ruang subaraknoid yang berisi
cairan serebrospinal.
c. Pia mater
Pia mater adalah lapisan paling dalam yang dilapisi oleh sel mesenkim gepeng yang
melekat erat pada permukaan jaringan saraf. Lapisan ini merupakan laposam membrane
vascular yang dilapisi oleh sel gepeng mesotel. Pia mater dibentuk oleh tela choroidea pada
root ke tiga dan empat dari ventrikel pada otak dan menggabungkan dengan ependima
untuk membentuk coroid plexus di lateral, ketiga dan ke empat ventrikel di otak.
Pada lapisan meningen terdapat tiga ruang yang disebut meningeal space, yaitu:
1. Dura Cranio interface/ epidural
Merupakan ruang antara cranium atau vertebrae dengan dura mater diaman space
ini ada di dalam keadaan patologis.
2. Dura-arachnoid jungtion/ subdural
Merupakan ruang atara dura mater dan arachnoid mater dimana ruang ini ada
dalam kondisi patologis
3. Subarachnoid space
Merupakan ruang antara arachnoid mater dan pia mater yang merupakan ruang
fisiologi tempat bersirkulasinya CSF.
BAB III
PEMBAHASAN
MENINGITIS
Definisi
Meningitis adalah suatu infeksi pada meningitis mengenai selapu meningen yang
berisikan cairan cerebrospinal sepanjangan cerebrum, celebellum, dan medulla spinalis3.
Epidemiologi
Meningitis bakterial4,5
Meningitis bakterial terjadi > 2,5 kasus per 100.000 penduduk Amerika Serikat.
Streptococcus pneumonia merupakan penyebab utama meningitis bakterial (50%). Di ikuti
oleh Neisseria mengitides (25%) dan Haemophilis influenza tipe B.
Meningitis viral5
Meningitis viral merupakan infeksi SSP yang paling sering pada populasi anak,
terjadi paling sering pada anak-anak dibawah 1 tahun.
Meningitis tuberculosis5,6
Lebih dari dua juta orang atau satu per tiga dari populasi dunia terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis. Meningitis tuberculosis merupakan bentuk tersering dari
tuberculosis sistem saraf pusat dan merupakan bentuk tersering kelima dari tuberculosis
ekstrapulmonal yaitu 5.2% dari semua tuberculosis ektrapulmonal serta tetap merupakan
infekski yang paling sering pada Negara berkembang. Meningitis tuberculosis yang tidak
ditandai menyebabkan 100% kematian. Sebanyak 67% penderita meningitis tuberculosis
mengidap HIV positif.
Faktor Risiko
- Infeksi SSP sering berhubungan dengan waktu dan geografi. Tempat dan waktu
kejadian meningitis, riwayat berpergian ketempat-tempat tertentu dapat
menjadi petunjuk diagnosis meningitis.
- Usia <5 atau >60 tahun
- Infeksi HIV
- Splenektomi dan penyakit sickle cell
- Alkoholism
- Sirosis hati
- Terpapar dengan penderita meningitis tanpa atau dengan profilaksis
- Talasemua mayor
- Keganasaan
- Endocarditis bakteri
- Ketergantungan obat intravena
- Konsumsi kortikostreoid
- Diabetes mellitus
- TB
Klasifikasi
Gejala klinis
1. Panas badan
2. Nyeri kepala
3. Kaku kuduk
Sering ditemukan adanya penurunan kesadaran pada pasien meningitis. Pada kasus-
kasus stadium alnjut atau subakut/kronis ditemykan adanya tanda neurologi fokal
seperti kejang, hemiparesis, atau adanya edema papil juga jarang dijumpai.
PATOFISIOLOGI
Doplet terinhalasi karena ukuran 0,4 mikrometer dapat masuk ke alveolus mengakibatkan
makrofag di alveolus memfagosit Mycrobacterius Tubercolosis. MTB memiliki faktor
virulensi menghakibatkan tidak dapat di fagosit oleh makrofag membuat bermultifikasi di
magrofag dan membtuk focus Ghon menyebar dilimfogen dan hematigen dan melewati
blood brain barierr masuk kedalam meningen dan difagosit oleh mikoglia dan tidak dapat
difagosit karena faktor viru;ensi menyebabkan bermutifikasi dimikroglia dan mmebentuk
facus rich lalu dorman dan memiliiskan mikroglia dan mengakibatkan meningitis TB dan
terjadi proses inflamasi
A. MENINGITIS BAKTERI3
ETIOLOGI
1. Neisseria meningitides
2. Streptococcus pneumonia
3. Heaemophilus influenza
GEJALA KLINIS
a. Awal perjalanan klinis: infkesi saluran napas atas, ditandai dengan adanya panas
badan dan keluhan pernapasadab diikui dengan gejala nyeri kepala dan kaku kuduk
yang nyata.
b. Gejala Lanjutan: muntah-muntah, penurunan kesadaran (drowsy, kebingungan),
kejang dan fotofobia.
PEMERIKSAAN CSS
PENATALAKSANAAN
b
Anak: 100mg/kg/hari IV atau IM dalam dosis terbagi q12h, dosis maksimum 2g/hari
Dewasa: 2g IV atau IM q12h dosis maksimum 4g/hari
c
Anak: 200mg/kg/d q6h.
Dewasa: 2g/hari q4-6h dosis maksimum 12g/hari
dAnak: 60mg/KgBB/hari dibagi q6h
Dewasa: 1gram IV q4h
eAnak: 200-400mg/KgBB/hari IV dibagi q4h
Dewasa: 2g IV q4h dosis maksimum 12g/hari
PROGNOSIS
B. MENINGITIS VIRAL3
ETIOLOGI
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN CSS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Sebagian besar meningitis viral sembuh sendiri dalam 3-5 hari. Pada fase akut dapat
dijumpai kenaikan tekanan intracranial.
C. MENINGITIS TUBERKULOSIS3
ETIOLOGI
- Mycobakterium tuberculosis
KLASIFIKASI
Stadium I: Gejala dan tanda meningitis tanpa penurunan kesadaran atau deficit
neurologi yang lain. Gejala yang sering didapatkan adalah nyei kepala, fotofobia, kaku
kuduk
Stadium II: Didapatkan penurunan kesadaran ringan dan/atau deficit neurologi fokal
Stadium III: stupor atau koma dengan hemiplegia tau paraplegi
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
DOSIS
Jika pasien dengan hepatitis harus lebih berhati-hati karena obat-obatan yang diberikan
dimetabolisme didalam hati
MENINGITIS KRIPTOKOKUS
ETIOLOGI
1. Cryptococcus neoformans
GEJALA KLINIS
1. Keluhan dirasakan 1-2 minggu sebelum masuk rumah sakit berupa demam tidak
terlalu tinggi, nyeri kepala, malaise, kaku kuduk, dan penurunan kesadaran
2. Pada pasien HIV nyeri kepala sangat hebat
PEMERIKSAAN CSS
PENTALAKSANAAN