Anda di halaman 1dari 13

Penyakit Kardiovaskuler

A. Definisi

Menurut buku pedoman Depkes RI (2007), penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya gangguan
fungsional, anatomis, serta sistem hemodinamis. Sumber lain mendefinisikan bahwa penyakit
jantung adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh
darah jantung. Resiko terjadinya penyakit jantung dapat di kurangi dengan menjalankan
berbagai tahap untuk mencegah dan mengontrol faktor resiko yang memperburuk terjadinya
penyakit jantung atau serangan jantung. Jenis penyakit yang dapat digolongkan ke dalam
penyakit jantung dan pembuluh darah menurut Depkes RI (2007) adalah :

1. Penyakit jantung koroner (PJK, penyakit jantung iskemik, serangan jantung,


infark miokard, angina pektoris)
2. Penyakit pembulih darah otak
3. Penyakit jantung hipertensi
4. Penyakit pembuluh darah perifer
5. Penyakit gagal jantung
6. Penyakit jantung rematik
7. Penyakit jantung bawaan
8. Penyakit kardiomiopathy
9. Penyakit jantung katub

Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, tetapi yang paling umum dan paling
terkenal adalah penyakit jantung koroner (Sindrom Koroner Akut). Manifestasi klinis SKA
dapat berupa angina pektoris tidak stabil/APTS, Non-ST elevation myocardial infarction /
NSTEMI, atau ST elevation myocardial infarction / STEMI. APTS dan NSTEMI mempunyai
patogenesis dan presentasi klinik yang sama, hanya berbeda dalam derajatnya. Bila ditemui
petanda biokimia nekrosis miokard (peningkatan troponin I, troponin T, atau CK-MB) maka
diagnosis adalah NSTEMI, sedangkan bila petanda biokimia ini tidak meninggi, maka
diagnosis adalah APTS.
Ketiga jenis kejadian koroner itu sesungguhnya merupakan suatu proses berjenjang
dari fenomena yang ringan sampai yang terberat. Dan jenjang itu terutama dipengaruhi oleh
kolateralisasi, tingkat oklusinya, akut tidaknya dan lamanya iskemia miokard berlangsung.

1.2 Patogenesis SKA

SKA merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis dari PJK akibat utama dari
proses aterotrombosis selain stroke iskemik serta peripheral arterial disease (PAD).
Aterotrombosis merupakan suatu penyakit kronik dengan proses yang sangat komplek dan
multifaktor serta saling terkait. Aterotrombosis terdiri dari aterosklerosis dan trombosis.

Aterosklerosis merupakan proses pembentukan plak (plak aterosklerotik) akibat


akumulasi beberapa bahan seperti lipid-filled macrophages (foam cells), massive extracellular
lipid dan plak fibrous yang mengandung sel otot polos dan kolagen. Perjalanan proses
aterosklerosis secara bertahap berjalan dari sejak usia muda bahkan dikatakan juga sejak usia
anak-anak sudah terbentuk bercak-bercak garis lemak pada permukaan lapis dalam pembuluh
darah, dan lambat-laun pada usia tua dapat berkembang menjadi bercak sklerosis (plak atau
kerak pada pembuluh darah) sehingga terjadinya penyempitan dan/atau penyumbatan
pembuluh darah. Kalau plak tadi pecah, robek atau terjadi perdarahan subendotel, mulailah
proses trombogenik, yang menyumbat sebagian atau keseluruhan suatu pembuluh koroner.
Pada saat inilah muncul berbagai presentasi klinik seperti angina atau infark miokard. Proses
aterosklerosis ini dapat stabil, tetapi dapat juga tidak stabil atau progresif. Konsekuensi yang
dapat menyebabkan kematian adalah proses aterosklerosis yang bersifat tidak stabil /progresif
yang dikenal juga dengan SKA.

Sedangkan trombosis merupakan proses pembentukan atau adanya darah beku yang
terdapat di dalam pembuluh darah atau kavitas jantung. Ada dua macam trombosis, yaitu
trombosis arterial (trombus putih) yang ditemukan pada arteri, dimana pada trombus tersebut
ditemukan lebih banyak platelet, dan trombosis vena (trombus merah) yang ditemukan pada
pembuluh darah vena dan mengandung lebih banyak sel darah merah dan lebih sedikit
platelet. Komponen komponen yang berperan dalam proses trombosis adalah dinding
pembuluh darah, aliran darah dan darah sendiri yang mencakup platelet, sistem koagulasi,
sistem fibrinolitik, dan antikoagulan alamiah.
1.3 Gejala umum penyakit kardiovaskular

Gejala secara umum bisa berupa nyeri atau perasaan tidak enak di dada seperti
terbakar, tertekan, diperas-peras atau dicekik. Rasa tersebut sering menjalar ke lengan,
dagu,leher, punggung atau ke perut yang menjadi kembung, mual, muntah. Gejala tersebut
berlangsung cukup lama (lebih dari beberapa menit) dan tidak berkurang/ hilang dengan
istirahat. Bahkan sering disertai gejala lain seperti sesak napas, tubuh terasa lemas
(melayang), pucat, berkeringat dingin, berdebar-debar, dan perasaan cemas atau takut mati.

1.4 Faktor resiko penyakit kardiovaskular

A. Hipertensi.
Bila seseorang melakukan aktifitas atau sedang stress, tekanan darahnya akan
meningkat. Segera setelah beraktivitas brhenti/berkurang dan rileks, tekanan darah
kembali menajdi normal, tetapi bila tekanan darah naik dan bertahan pada tekanan
tersebut meskipun sudah rileks, maka yang bersangkutan dikatakan memiliki
hipertensi. Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi
merupaan faktor risiko primer untuk timbulnya penyakit jantung dan stroke.
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga
menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari
berat dan lamanya hipertensi. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena tidak
ditemukan tanda-tanda fisik dari tekanan darah tinggi.
B. Kolesterol
Ada beberapa parameter yang dapat dipakai untuk mengetahui adanya risiko PJK dan
hubungannya dengan kadar kolesterol darah :
 Kolesterol total
Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah <200 mg/dl, bila lebih dari
200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya PJK meningkat.
 LDL kolesterol
Kadar LDL kolesterol > 130 mg/dl akan meningkatkan risiko terjadinya PJK.
Kadar LDL kolesterol yang tinggi dapat diturunkan dnegan diet
 HDL kolesterol
Makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya PJK.
Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan,
menambah aktifitas fisik dan berhenti merokok.
 Kadar Trigliserida
Kadar trigliserida perlu diperiksa bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl
C. Diabetes Mellitus
Dalam keadaan normal, kadar gula darah 2 jam sesudah makan <200mg/dl. Tetapi
pada individu dengan diabetes mellitus, kadarnya melebihi atau sama dengan 200
mg/dl. Kadar hiperglikemia postprandial berbanding lurus dengan risiko mortalitas
penyakit jantung pada penderita diabetes mellitus. Terutama bila berlangsung lama,
gula darah (glukosa) tersebut dapat mendorong terjadinya pengendapan aterosklerosis
pada arteri koroner. Penderita diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada
usia muda. Hubungan yang erat antara diabetes dan meningkatnya risiko penyakit
kardiovaskular sangat jelas diketahui, yaitu kebanykan pasien prediabetes dan
diabetes tipe 2 meninggal karena penyakit kardiovaskular.
1.5 Pemilihan Obat
Zat yang dapat mempengaruhi kerja jantung dan distribusi darah ke bagian-bagian
tertentu sistem vaskular.
Kelompok kardiovaskular
1. antiangina
2. antiaritmia
3. antihipertensi
4. antihiperlipidemia
5. antikoagulan
6. hipoglikemia
a. Obat Antiangina
Angina adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang biasanya disebabkan oleh
kurangnya aliran darah ke jantung. Biasanya angina disebabkan karena penyempitan
atau penyumbatan pembuluh darah dalam tubuh.
Ada dua tipe angina, yaitu:
1) Angina klasik, biasanya terjadi pada waktu olah raga atau emosi, sangat serupa
dengan keadaan yang ditimbulkan oleh iskemia miokardial sementara.
2) Angina varian, biasanya terjadi pada waktu istrahat, disebabkan oleh
pengurangan episodic pemasokan oksigen miokardial karena spasma arteri
koroner.
3) Angina tidak stabil, yaitu ditandainya dengan meningkatnya frekuensi dan
lamanya serangan angina.

Mekanisme kerja antiangina secara umum yakni Menurunkan kebutuhan jantung


akan oksigen dengan jalan menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta),
melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah (vasodilator) dan
dengan kombinasi keduanya

Golongan obat Angina


1. Turunan Nitrit dan Nitrat
Turunan nitrat dan nitrit digunakan terutama untuk mencegah dan meringakan
serangan angina, baik tipe klasik maupun varian. Sebagian vasodilator umum
turunan ini dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardial dan menunjukan
efek pada peredaran sistemik.
Mekaisme kerja turunan nitrat dan nitrit
Tuunan nitrat dan nitrit bekerja terutama pada buluh vena kapasitansi. Mula-mula
turunan ini membentuk radikal bebas nitrit oksida (NO) reaktif, kemudian
berinteraksi dan mereduksi gugus SH enzim guanilat siklase sehingga enzim
menjadi aktif.
 Gliseril trinitrat (nitrogliserin, Deponit 5 atau 10, nitribid, nitradisc, Nitrodem
TTS, Nitro Mack), merupakan obat pilihan untuk mencegah atau
meringankan serangan angina akut dan pencegahan jangka panjang angina
klasik. Gliseril trinitrat diabsobsi dengan cepat pada mukosa bukal, kulit dan
lambung. Setelah pemberian sublingual, kadar plasma tertinggi obat dicapai
dalam 1-2 menit, dengan waktu paro 7 menit. Dalam sediaan setempat,
dengan diikat dengan polimer tertentu, dapat diatur pelepasan obat dengan
kadar pengobatan selama 24 jam.
 Pentaeritritol tetranitrat (Peritrate), digunakan untuk mencegah atau
meringankan serangan angina pectoris. Senyawa ini mempuyai masa kerja
pendek sehingga biasanya dibuat dalam bentuk sediaan obat dalam bentuk
lepas lambat untuk memperpanjang masa kerja obat. Absorbs pentaeritritol
dalam saluran cerna tedak sempurna, ± 85% obat terikat oleh protein plasma,
dengan waktu paro plasma ± 7 jam.
 Isorbit dinitrat (Cedocard, Isoket IV, Iso Mack, Isordil, Vascardin),
Sintesis glukosa +HNO3/H2SO4 mencegah/meringankan serangan angina
akut/klasik
tablet,
sublingual
identifikasi : rx
hidrolisa → test
glukosa
Digunakan untuk mencegah atau meringankan serangan angina akut dan
pencegahan jangka panjang angina klasik. Isosrbid dinitrat diabsrbsi dengan
cepat dari mukosa oral dan lambung, ketersediaan hayatinya ± 60% setelah
pemberian sublingual dan ± 20% setelah pemberian oral, ± 30% terikat oleh
protein plasma.
2. β-bloker
β-Bloker efektif untuk meringankan angina klasik, sedang terhadap angina varian
efeknya tidak teratur. Pada pengobatan jangk panjang, β-bloker dapat
menurunkan kematian akibat serangan jantungb akut.
Efek samping yang timbulkan oleh β-bloker antara lain mual, diare, kelesuan, dan
kelelahan. Efek samping pada ardiovaskuler antara lain adalah payah jantung
kongestif, bradirkardia, hipotensi, pemblokan jantung dan parestesia.
Berdasarkan keselektifan terhadap jantung β-bloker dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:

a. Selektif memblok reseptor β1, contoh: asebutolol, atenolol, dan metoprolol


tartrat.
Struktur Acebutolol

 b-bloker mnbulk efek antiaritmia dgn memblok b- adrenoseptor


jantung sehingga menghambat respons katekolamin pada miokardial
 Pada dosis besar b-bloker mengebulok efek stabilisasi membran
 Efek I yg dihasilkan : menekan automatisitas, memprcepat kecepatan
jantung & kontraksi miokardial, memperpanjang waktu konduksi
atrioventrikular

b. Bekerja memblok reseptor β1 dan β2, contoh: alprenolol, karteolol,


propanolol, nadolol, oksprenolol, pindolol.

Dapat meningkatkan aktivitas membran Pemecahan cincin fenil posisi orto


menjadi cincin alkenil aktivitas meningka

3. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium membrane dapat menimbulkan efek oleh interaksinya
dengan reseptor khas. Kerja utamanya adalah menghambat pemasukan ion
kalsium luar sel, melalui saluran membrane kalsium, ke dalam sel. Karena ion
kalsium mempunyai peran penting dalam memelhara fungsi jantung dan jaringan
otot polos vascular. Pengurangan kadar kalsium dalam sel jantung dan sel otot
polos vascular koroner akan menyebabkan vasodilatasi jaringan tersebut
Mekanisme kerja yang lain adalah menghalangi secara selektif penyebab
vasokonstrksi, dengan merangsang postsinaptik reseptor β2 dalam buluh vascular
atau secara langsung menunjukkan efeknya pada jaringan miokardial

Turunan Alkilarilamin

2) Bensiklan hydrogen fumarat


1) Diltiazem HCl (Dilticor, Farmabes, (Fludilat), digunakan terutama untuk
Herbesser), digunakan sebagai anti- memperbaiki gejala-gejala pada daerah
hipertensi, kadang-kadang dikombinasi otak, tungki kaki dan tangan, yang
dengan obat diuretic. Diltiazem disebabkabkan oleh gangguan
diabsorbsi dengan cepat di lambung. peredaran arteri. Bensiklan diabsorbsi
Setelah pemberian secara oral, kadar dengan sempurna dalam lambung.
plasma secara tertinggi obat dapat Pada pemberian secara oral, efek obat
dicapai dalam ± 3-5 jam, dengan waktu akan berakhir setelah ± 6-8 jam. Dosis:
paro eliminasi ± 5 jam. Dosis: 60 mg 100-200 mg 3 dd.
3dd.
2)
Turunan Fenildihidropiridin
Contoh: felodipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, nilvadipin, lasidipin dan
amlodipin besilat
Hubungan struktur dan aktivitas.
Bagian struktur yang penting untuk
aktivitas adalah :
1) Cincin dihidropiridin.
2) Atom N sekunder dalam cincin
yang tidak bermuatan pada pH
fisiologi. 1) Felodipin (Plendin, Munobal),
3) Substituent yang meruah, missal
adalah anatagonis kalsium dengan
gugus fenil, pada posisi 4 cincin
masa kerja panjang. Felodipin
hetero siklik.
digunakan untuk pengobatan semua
Gugus nitro dan ester kurang penting
tingkat hiertensi, dapat menghambat
untuk aktivitas.
atau meyebabkan relaksasi otot polos
arteriola dengan derajat keselektifan
tinggi. Pada dosis terapi felodipin tidak
menunjukan efek langsung terhadap
kontraksi jantug. Felodipin diabsorbis
dengan cepat dalam lambung. Pada
pemberian secara oral, penurunan
tekanan darah diamati setelah ± 2 jam
dan efeknya berakhir setelah ± 24 jam.
Dosis oral: 5-10 mg 1 dd.
3) Amlodipin besilat (Norvask), adalah
antagonis kalsium yang digunakan
untuk pencegahan dan pengobatan
hipertensi. Amlodipin menimbulkan
ralaksasi otot polos vascular, serta
2) Nifedipin (Adalat, Coronipin, Ficor, dilatasi arteri perifer dan koroner.
Nifecard, Vasdalat), adalah antagonis Amlodipin diabsorbsi denan baik
kalsium yang digunakan untuk dalam saluran cerna, ± 97,5% terikat
pencgahan dan pengogatan angina oleh protein plasma. Pada pemberian
pectoris dan pengobatan hipertensi. oral kadar darah tertinggi obat dicapai
Obat ini menimbulkan relaksasi otot dalam 6-12 jam, dengan waktu paro
polos arteri perifer dan koroner. eliminasi ± 35-50 jam. Dosis oral : 5
Nifedipin diabsorbsi dngan cepat dan mg 1 dd.
hamper sempurna (90%) dalam
lambung, ± 95% terikat oleh protein
plasma. Pada pemberian secara oral
kadar darah tertinggi obat dicapai dalam
20-45 menit, waktu paronya ± 2-5 jam,
dengan masa kerja ± 8-12 jam. Dosis
oral : 10 mg 3dd
Turunan Piperazin
Contoh: sinarizin dan flunarizin.

Turunan Verapamil
Contoh: verapamil HCl, tiapamil, faliamil dan metoksiverapamil HCl.

1) Bagian struktur yang penting untuk Verapamil HCl (Isoptin), digunakan


aktivitas dari turunan dari verapamil digunakan untuk pengobatan angina
adalah kedua cincin benzen, meskipun varian. Terhadapa angina klasik
dapat diganti dengan cincin efikasinya serupa dengan nifedipin,
heteroaromatik, sepeti pada feliamil, yaitu dapat dpat mengurangi ferkuensi
dan gugus amino tersier yang serangan angina. Verapamil juga
bermuatan pada pH fisiologis. efektif untuk pengobatan aritmia dan
2)Gugus isopropyl dan substituent oada hipotensi yang moderat, mencegah
cincin aromatik kurang penting untuk migraine dan infark miokardial.
aktivitas, meskipun posisi pada cincin Verapamil diabsorbsi hamper
dapat mempengaruhi potensi. Potensi sempurna dalam saluran cerna,
substituen pada cincin kiri ketersediaan hayatinya redah ± 20-
mempengaruhi potensi secara 35%, ± 90% obat terikat oleh protein
bermakna, sedang pada cincin kanan plasma. Pada pemberian secara oral,
tidak berpengaruh. Pada cincin kiri, kadar darah tertnggi obat daicapai
substituen pada posisi meta memberika dalam 0,6-1,6 jam, dengan waktu paro
aktivitas terbaik, sedang substituen pada ± 3-6 jam. Dosis : 80 mg 3 dd.
posisi para akan menurunkan aktivitas
karena memberikan pengaruh halangan
ruang pada proses interaksi obat-
reseptor.
3) Bentuk isomer optic levo lebih aktif
dibanding isomer dekstro.

4. Glikosida Jantung
Penggunaan glikosida kargiak dalam terapi yaitu dapat meningkatkan kekuatan
kontraksi sistolik. Glikosida kardioaktif biasanya digunakan pada pasien gagal
jantung kongestif. Glikosida kardioaktif bekerja dengan cara menghambat Na+,
K+-ATPase
• Mekanisme kerja glikosida jantung masih belum sepenuhnya diketahui. Ada 3
hipotesis tentang mekanisme kerja glikosida jantung, yaitu
1. Mempengaruhi pergerakan ion Na & K dalam melewati membran miokardial
sehingga sel kehilangan ion K
2. Bekerja secara langsung pada prot kontraktif, yaitu pada aktin & miosin dari
miokardial
3. kadar ion Ca dalam sel dengan melepaskan kation tersebt dari tempat ikatannya
& pemasukan ion melalui membran sel

Struktur aktivitas Glikosida Jantung


a
Tempat C

Model interaksi glikosida jantung &


reseptornya (Thomas, 1981)
• Cincin lakton m’ikat tempat R A melalui daya tarik menarik elektrostatik
(ggs C=C) & ik hidrogen (ggs O-H), intisteroid mengikat tempat R B
melalui ik van der Waals atau ikatan hidrofob
• Gugus-gugus gula mengikat tempat R C via ikatan hidrofob & ik
hidrogen (gugus OH) sehingga stabilitas kompleks cukup besar &
bersifat irreversible yg semu

Turunan Glikosida Jantung

Turunan Kardenolida (Butenolida) Serbuk daun digitalis, digitoksin,


digoksin
Digitoksin (R = H) Digoksin (R Digoksin (Lanoxin, Fargoxin)
= OH) - untuk pengobatan payah
jantung kongestif, sering
dikombinasi dengn
diuretik, pengobatan
takiaritmia
supraventrikular
- Absorpsi O dlm sal cerna
ckp baik, 20-30% t’ikat
oleh prot plas
- Awal kerja Obat cepat,
masa kerja relatif singkat
- Batas keamanan sempit &
toksisitas tinggi shg
penggunaannya hrs
dikontrol sec ketat

Perangsang b-adrenoseptor • Cth: salbutamol, dobutamin


COCH2CH2NH-CH-CH HCl, dopamin HCl (Oridrop),
oksifedrin & terbutalin sulfat
• Oksifedrin (Ildamen),

Oksifedrin merupakan agonis parsial b-


adrenergik, dpt mn’bulk efek
vasodilatasi koroner &
inotropik positif
• Senyawa ini mempunyai
model kerja yang khas
sebagai pengobatan penyakit
jantung iskemik, yaitu
memperbaiki mikrosirkulasi
miokardial, fungsi ventrikular
kiri & mengurangi konsumsi
oksigen

Penghambat Enzim Fosfodiesterase Cth: amrinon laktat, sulmazol &


Sulmazol teofilin
Sulmazol
- Memp efek inotropik pstf
& vasodilator
- Sgt baik utk p’obatan
payah jantung kongestif
krn reaksi sampingnya lbh
ringan

Anda mungkin juga menyukai