2. MELALUI KEGIATAN PEREKONOMIAN 3. MELALUI PERKAWINAN Beberapa contoh perkawinan ini antara lain seperti putri Kerajaan Pasai menikah dengan Raja Malaka sehingga Malaka menjadi Kerajaan Islam. Selain itu Putri Campa menikah dengan raja Majapahit, Maulana Ishak menikahi Putri Sekardadu, anak Raja Blambangan, yang kemudian melahirkan Sunan Giri. Raden Rahmat atau Sunan Ampel menikah dengan Nyi Gede Manila, putri Temenggung Wilatikta. Syekh Ngabdurrahman (pendatang Arab) menikah dengan putri Adipati Tuban, Raden Ayu Tejo 4. MELALUI JALUR POLITIK 5. MELALUI PENDEKATAN KULTURAL
KETENTUANKETENTUAN BAGI SEORANG MUJTAHID (XI)
SYARAT-SYARAT MUJTAHID 1. Syarat Ilmiah Kultural yang intinya meliputi a. Menguasai bahasa Arab b. Menguasai Al-Qur’an dan As-Sunnah c. Mengetahui ijmak terhadap persoalan-persoalan hokum. d. Menguasai Ushul Fiqih e. Memahami Maqashidusy Syariah secara utuh. f. Memahami secara baik sebab-sebab perbedaan pandapat (ikhtilaf) di kalangan ahli fiqih dan menguasai patokan dalam menghadapi ta’arudl (kontradiksi) antar dalil. 2. Syarat sosio-Historis Umat. Yaitu Memahami secara baik setting soio- historis umat dan ciri umum budaya bangsa 3. Mampu mengaplikasikan istinbath hukum yang diperoleh melalui ijtihad ke dalam sistematika dan bahasa fiqih sehingga mampu dialokasikan secara nyata dalam kehidupan TINGKATAN-TINGKATAN MUJTAHID Pendapat lain dikemukakan oleh As-Suyuthim Ibnu Shalah, dan An Nawawi, yang membagi tingkatan mujtahid menjadi lima, yaitu; 1. Mujtahid Mustaqill yaitu mujtahid yang membangun fikih atas dasar metode dan kaidah yang ditetapkannya sendiri. Keempat imam madzhab termasuk ke dalam kategori ini. 2. Mujtahid Mutlaq ghairu mustaqill yaitu seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat untuk berijtihad tetapi tidak memiliki metode tersendiri dalam melakukan ijtihad namun mengikuti metode imam mereka dalam berijtihad. 3. Mujtahid Muqayyad yaitu mujtahid yang memiliki kualifikasi syarat-syarat ijtihad dan mampu menggali hukum-hukum dari sumber-sumbernya tetapi tidak mau keluar dari dalil-dalil dan metodologi madzhabnya. 4. Mujtahid Tarjih adalah ahli fikih yang berupaya untuk mempertahankan madzhab imamnya, mengetahui seluk-beluk pandangan imamnya, dan mampu mentarjih pendapat yang kuat dari imamnya dan pendapat- pendapat dari madzhabnya. 5. Mujtahid Fatwa, yaitu ahli fikih yang berupaya menjaga madzhabnya, mengembangkannya, dan mengetahui basis argumentasi madzhabnya serta mampu memberikan fatwa pada kerangka pemikiran yang ditentukan imam madzhabnya