Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA ORGANIK

DI SUSUN OLEH :
KUKUH SUSETIYO
MOHAMAD CHURORI (1012017008)
RIZKY NURAIDHA
LUTFIKA LEGIANA R (1012016029)

STIKES HARAPAN BANGSA JEMBER


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
Jl.
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-
sisa organisme(minyak bumi, gas alam, dan batu bara).
Jumlah senyawa karbon itu sangat banyak, sehingga untuk memudahkannya senyawa-senyawa
tersebut dikelompokkan berdasarkan sifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa tersebut. Misalnya
saja senyawa karbon alkohol dan eter. Cara pengelompokkan itu dapat dilihat dari sudut pandang tentang
ketatanamaan senyawa karbon tersebut atau dilihat juga dari sifatnya, baik sifat secara fisik maupun
kimia.
Sebenarnya senyawa karbon meliputi hampir setiap aspek kehidupan kita. Misalnya saja dalam dunia
medis Alkohol (R-OH) dan eter (R-O-R) begitu erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-
hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah dietil eter (eter) digunakan sebagai pemati rasa
(anestetik) 2-propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai bakterisid,dan masih
benyak senyawa alkohol dan eter lainnya. Selain itu senyawa tersebut terdapat dalam makanan, bahkan
bahan bakar pun banyak yang terbuat dari senyawa-senyawa karbon. Sehingga banyak manusia yang
tidak memperhatikan dan menyadari akan adanya senyawa-senyawa karbon tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah berbagai masalah yang dapat di identifikasi, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan alkohol?
2. Bagaimana struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari alkohol?
3. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol?
4. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh eter?
5. Bagaimana pembuatan eter?
6. Apa kegunaan senyawa karbon eter bagi kehidupan?
7. Apa pengertian Aldehid dan Keton?
8. Bagaimana Tata nama senyawa Aldehid dan Keton?
9. Bagaimana gugus karbonil dalam Aldehid dan Keton?
10. Bagaimana sifat-sifat fisik Aldehid dan Keton?

1.3 TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:


1.Untuk mengetahui tentang alkohol.
2.Untuk mengetahui struktur, rumus umum, serta tata nama dari alkohol.
3.Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol.
4. Untuk mengetahui pengertian Aldehid dan Keton
5. Untuk mengetahui tata nama senyawa Aldehid dan Keton.
6. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik Aldehid dan Keton.
7. Untuk mengetahui reaksi-reaksi Aldehid dan Keton.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 ALKOHOL

2.1.1 DEFINISI ALKOHOL


Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom
hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk
minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai
bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan
alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya
alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis
cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan
pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling
tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris
C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.

2.1.2 SEJARAH ALKOHOL


Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman
beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina
bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari
masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air
dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol
murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara
menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan
oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun
kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian etanol adalah salah
satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya. Etanol pertama kali dibuat secara
sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari
Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis
oleh asam. Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern.

2.1.3 JENIS-JENIS ALKOHOL

Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana posisi gugus -OH
dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa
perbedaan kimiawi.
-
Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus
alkil.bPerhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada gambar di
samping, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.

- Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan
dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.

Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga
gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.

2.1.4 SIFAT-SIFAT ALKOHOL


1. Sifat Fisik
Alkohol mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan R-O-H mendekati nilai tetrahedral,
dan atom oksigen terhibridasi sp 3 . Gugus –OH merupakan gugus yang polar, dimana atom hidrogen
berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen
intramolekuler sehingga alkohol mempunyai titik didih lebih besar daripada eter yang bersesuaian.

2. Sifat Kimia
a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH.
Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator,
tetapi alkohol tersier tidak.

2.1.5 REAKSI SPESIFIK PADA ALKOHOL

a. Reaksi alkohol dengan logam-logam aktif (Na, K, Mg, dll) akan ditandai terbentuknya gas H2.
Semua jenis alkohol akan bereaksi dengan logam aktof tersebut.

Contoh :
b. Alkohol akan bereaksi dengan asama karboksilat membentuk senyawa ester. Reaksi ini sering
dikenal dengan nama Reaksi Esterifikasi.

Contoh :

c. Oksidasi Alkohol
Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Oleh karena itu,
etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai
berikut:
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol
teroksidasi sebagai berikut:
i. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam karboksilat.
ii. Alkohol sekunder membentuk keton.
iii. Alkohol tersier tidak teroksidasi.

2.1.6 SENYAWA-SENYAWA ALKOHOL

1. Metanol
Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk mensintesa bahan
kimia lain. Metanol digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan bakar bersih. Metanol mungkin juga
mempunyai kegunaan baru dalam bidang pertanian. Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang
ilmuan yang menjadi petani, menemukan bahwa dalam kondisi panas menyemprotkan larutan cairan
metanol pada beberapa tumbuhan dapat menggandakan tingkat pertumbuhannya dan mengurangi
kebutuhan air hingga separuhnya. Nonomura menyadari bahwa pada saat-saat panas dipertanian
beberapa tumbuhan menjadi layu. Berdasarkan risetnya sebagai ilmuwan ia menyemprot beberapa
tumbuhan dengan larutan metanol yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi layu dan
tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat daripada tumbuhan yang tidak disemprot. Akan tetapi
metanol akan efektif dalam kondisi panas atau terkena sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas,
gandum, strawberi, melon dan mawar. Kegunaanya dapat terlihat jelas, hasil tanaman lebih banyak dan
lebih cepat, penggunaan air lebih efisien, dan tidak diperlukannya pestisida.
Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam jumlah kecil.
Gejala keracunan metanol adalah kebutaan karena metanol menyerang syaraf penglihatan; juga dapat
berakibat kematian.

2. Etanol
Pada kebanyakan orang dewasa metabolisme tubuh dapat mencerna sejumlah kecil etanol dengan
tingkat keracunan yang rendah. Etil alcohol pada umumnya disebut alkohol padi-padian atau alkohol
minuman karena dapat dihasilkan dari fermentasi gula alam dan tepung yang dihidrolisa yang terdapat
pada anggur dan padi-padian.
Seseorang dengan konsentrasi alkohol dalam darahnya mencapai 0,3% jelas terlihat mabuk;
mereka yang mencapai 0,4% tidak sadar atau tidak mampu merespon tindakan; dan konsentrasi 0,5% -
1% dapat menyebabkan koma maupun kematian.
Pada orang yang kecanduan alkohol kemungkinan hidup berkurang 10hingga 15 tahun karena
kerusakan hati dan penyakit jantung dan pembuluhdarah, khususnya jika mereka merokok. Hal ini
merupakan karena pelarutorganik yang baik, etanol udah menembus pembatas darah otak danmembran
plasenta, sehingga membahayakan janin pada ibu hamil. Gejala Fetal Alcohol Syndrome (FAS)/ sindrom
pada janin meliputi sumbing pada wajah, ukuran otak di bawah normal, kesulitan pemahaman, dan
perkembangan fisik yang terbelakang.
Etanol mempunyai banyak kegunaan lainnya, sebagai pelarut (vanilla atau ekstrak lain di rumah
seringkali larutan etanol) dan antiseptik (pencuci mulut mengandung alkohol 5% - 30%). Etil alkohol
yang dihasilkan untuk kegunaan selain konsumsi manusia diubah sifatnya dengan menambahkan metil
dan isopropil alkohol dan tidak untuk minuman. Untuk tujuan komersial, bahan ini biasanya dihasilkan
dari hidrasi etana.
Etanol dapat ditambahkan ke dalam bensin sebagai pengganti MTBE (methyl tertiary buthyl
ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari lingkungan. Bensin yang ditambah etanol efisiensi
pembakarannya meningkat sehingga pembakarannya. Akibatnya akan mengurangi tingkat pencemaran
udara. Campuran bensin-etanol biasa diberi nama gasohol. Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol
dan 90% bensin, gasohol dapat digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan bakar
bensin.

3. Spiritus
Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk menyalakan lampu petromak. Di
laboratorium pembakar spiritus digunakan untuk uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk
proses sterilisasi di laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya kandungan
metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan terdiri dari metanol,
benzena dan piridin.

4. Glikol
Alkohol sederhana yang selama ini kita temui masing-masing hanya mengandung satu gugus
hidroksil (-OH). Ini disebut alkohol monohidrat. Beberapa alkohol penting mengandung lebih dari satu
gugus hidroksil tiap molekul. Ini disebut alkohol polihidrat. Alkohol yang mempunyai dua gugus
hidroksil disebut alkohol dihidrat, dan yang mempunyai tiga gugus hidroksil disebut alkohol trihidrat.
Alkohol dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini adalah etilen glikol.
Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol. Senyawa ini merupakan bahan utama pada
campuran antibeku permanen untuk radiator kendaraan bermotor. Etilen glikol adalah cairan yang manis,
tak berwarna dan agak lengket. Karena keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan intermolekul
hidrogen menjadi lebih besar. Oleh sebab itu etilen glikol mempunyai titik didih yang tinggi (198oC)
dan tidak menguap jika dipakai sebagai anti beku. Etilen gikol juga mudah bercampur dengan air. Suatu
larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku sampai suhunya turun hingga -490C.

5. Gliserol
Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alcohol trihidrat. Gliserol berbentuk
cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun, gliserol merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan
minyak Gliserol digunakan secara luas dalam bidang industri meliputi :
1. Pembuatan lotion tangan dan kosmetik.
2. Bahan tambahan dalam tinta.
3. Penganti pencahar gliserol.
4. Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.
5. Pelumas.
6. Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan dan fiber sintetik.
7. Bahan baku nitrogliserin.

2.1.7 TATA NAMA ALKOHOL

1. Penamaan Menurut IUPAC


Menurut IUPAC, penamaan alkohol sama seperti penamaan alkana dengan menambahkan akhirhan
–ol.
1. Rantai terpanajang yang mengandung gugus hidroksil diberi nama dengan mengganti akhiran –
na dengan –ol.
2. Penomora rantai cabang dilakukan dengan mmeberi atom karbon yang mengandung gugus
hidroksil dengan nomor yang paling kecil.
3. Jikan banyak rantai cabanang pada rantai utama, penamaan ranta utama berdasarkan alphabet.

Beberapa nama senyawa alkohol yang sudah diknenal secara luas dan telah diakui oleh IUPAC adalah
sebagai berikut :
2. Nama Trivial
Rumus kimia Nama IUPAC Nama umum
Alkohol monohidrik
CH3OH Metanol Alkohol kayu
C2H5OH Etanol Alkohol gandum
C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok
C5H11OH Pentanol Amil alkohol
C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol
Alkohol polihidrik
C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol
C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol
C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol
C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol Mannitol, Sorbitol
C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol
Alkohol alifatik tidak tersaturasi
C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol
C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol
C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol
Alkohol alisiklik
C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol
C10H19OH 2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol Mentol

2.1.8 PENGGUNAAN ALKOHOL

Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :


1. Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut. Misalnya vernis
2. Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
3. Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
4. Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal
dengan nama Spirtus. Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras

2.2 ETER
2.2.1 DEFINISI ETER

Eter merupakan senyawa yang mempunyai dua gugus alkil, aril, atau vinil yang terikat dengan
atom oksigen yang sama, dan dapat berupa rantai terbuka maupun rantai tertutup. Rumus umum eter
adalah R-O-R atau R-O-R’. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil
eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan
biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin. Rumus
umum dari eter adalah:

Pemberian nama eter, yaitu dengan menyebut kedua gugus yang berikatan dengan oksigen dan ditambah
dengan eter.
Contoh:
Jika senyawanya lebih kompleks, maka pemberian nam menggunakan turunan dari alkoksi.
Contohnya sebagai berikut:

Apabila kedua gugus alkil identik, maka disebut eter simetris (dietil eter, disopropil eter).
Sedangkan jika kedua gugus alkilnya berbeda,maka dinamakn eter asimetris (t-butil metil eter)

2.2.2 TATA NAMA ETER

Dalam system penamaan IUPAC, gugus fungsi eter disebut sebagai gugus alkoksi. Ini analog
dengan nama hidroksi untuk gugus –OH. Jadi CH3-O adalah metoksi, CH3CH2-O- adalah etoksi,dan
seterusnya. Dalam system tatanama, penamaan eter dengan cara menempatkan kedua gugus alkil yang
terikat pada oksigen eter sebagai awalan di depan kata eter.
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan
Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter
dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksi alkana) diikuti oleh nama rantai utamanya:
1. Penamaan Alkil Eter (Trivial) Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan
berdasarkan abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di.
2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus
alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang
terikat pada rantai induk.
Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC.

Rumus Struktur Eter Nama Trivial Nama IUPAC


(alkoksialkana)
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Dietil eter Etoksi etena

2.2.3 KEISOMERAN PADA ETER

Eter memilki dua isomer, yaitu:


1) Isomer Struktur Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan
metil propil eter dan metil isopropil eter.
2) Isomer Fungsional Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan
tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang
memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut
memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

2.2.4 SIFAT-SIFAT FISIK ETER

Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali
dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih kecil.
Ini terjadi karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat non
polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar.
Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran. Eter jauh lebih
baik dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk
membedakan alkohol dengan eter.
Ikatan R-O-R tidak membentuk sudut 180° sehingga momen dipolnya tidak saling meniadakan.
Oleh karena itu, eter masih mempunyai momen dipol (momen dipol dietil eter 1,18 D). kecilnya momen
dipol eter mempengaruhi titik didihnya, dimana titik didih eter kurang lebih sama dengan senyawa
alkana yang mempunyai berat molekul relative sama. Sebagai contoh,titik didih n-heptana (98℃), metil-
n-pentil eter (100℃) dan n-heksil alkohol (157℃). Ikatan hidrogen menyebabkan molekul-molekul
alkohol terikat lebih kuat, sedangkan pada eter tidak terjadi ikatan hidrogen. Namun demikian, eter
masih dapat larut dalam air (dietil eter dan n-butil alkohol mempunyai kelarutan dalam air kira-kira 8g
per 100g air). Ini disebabkan karena adanya ikatan hidrogen antara eter dan air. Molekul-molekul eter
tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik
didih yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol.

2.2.5 PEMBUATAN ETER

Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol
dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O– CH2CH3 +
H2O

2.2.6 KEGUNAAN DAN DAMPAK ETER

Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang
pertama kali diperkenalkan oleh dokter gigi Dr. William Morton pada tahun 1800 an. Dietil eter
berfungsi sebagai anastesi yang berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dengan cara mengganggu
transmisi impuls saraf,sehingga menghasilkan efek analgesia,persepsi rasa sakit berkurang. Senyawa ini
diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk
melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Dampak dari Eter dapat
menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang
dipakai di negara-negara maju.

2.3 FENOL

2.3.1 DEFINISI FENOL


Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas.Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatandengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yangberikatan dengan gugus hidroksil.Fenol (fenil alcohol)merupakan zat padat yang tidak berwarna
yang mudah meleleh dan terlarut baik didalam air. Dalam mencoba keasaman reaksi dalam zat-zat kimia
seperti asam asetat, dan lain-lain banyak digunakan indicator, indicator seperti kertas lakmus. Fenol
yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum dipakai orang. Berbeda dengan alcohol
alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic mempunyai sifat yang berbeda. Dalam air fenol sedikit
terionisasi menghasilkan ion H+ dengan Ka = 10-10.
BENTUK

2.3.2 SIFAT-SIFAT FENOL


SIFAT KIMIA

• Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah atom C-nya sama , karena gugus
OH-nya terikat pada suatu atom C yang tidak mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapat dipersamakan
dengan alkanol tersier.
• Jika direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan membentuk asam
fenolsulfonat ( o atau p).
• Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya terbentuk 2,4,6 trinitrofenol
atau asam pikrat.
• Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb :
Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat

SIFAT FISIKA
• Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan mempunyai sifat-sifat antiseptic
• Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol cair. Karena bobot molekul
air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-
6% air telah terbentuk cair pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam
karbol.

2.3.2 KEGUNAAN SENYAWA FENOL


Senyawa ini memiliki sifat anti-mikroba yang kuat dan salah satu kegunaan yang paling awal
adalah sebagai antiseptik. Ini dipelopori pada tahun 1867 oleh ahli bedah Inggris Joseph Lister, yang
digunakan dalam larutan encer untuk mensterilkan luka dan peralatan bedah, sangat meningkatkan
tingkat kelangsungan hidup pasien yang menjalani operasi. Ini juga digunakan dalam “sabun tar
batubara” sampai tahun 1970-an dan masih digunakan dalam berbagai produk antiseptik dan farmasi. Di
antara karbol terbesar yang digunakan hari ini adalah produksi plastik. Bakelite, salah satu plastik yang
paling awal, pertama kali dibuat dari fenol dan formaldehida pada tahun 1907. Asam karbol sekarang
digunakan dalam sintesis banyak plastik, termasuk polikarbonat, resin epoxy dan nilon. Kegunaan lain
termasuk pembuatan pewarna, desinfektan dan antiseptik.
Meskipun banyak senyawa yang penting atau bermanfaat bagi kehidupan didasarkan pada gugus fenol,
asam karbol itu sendiri beracun dan korosif. Hal ini mudah menguap dan mudah diserap melalui kulit,
sehingga jika terhirup dan kontak dengan kulit. Uap mengiritasi saluran pernapasan dan konsentrasi
tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Hasil kontak dengan kulit dalam mengakibatkan warna putih diikuti oleh luka bakar yang dapat parah –
ini mungkin tidak menyakitkan pada awalnya, karena efek anestesi senyawa ini. Gejala keracunan karbol
termasuk mual, muntah, dan sakit perut, serta urin berwarna gelap dan haus. Gejala lain termasuk
berkeringat, denyut nadi cepat, kejang dan koma.

2.3.4 REAKSI PEMBENTUKAN FENOL

Fenol merupakan dasar untuk sejumlah besar senyawa organik alami, yang dikenal sebagai fenol.
Kuinon dan senyawa terkait, misalnya, terlibat dalam transpor elektron dalam sel-sel hidup.
Anthocyanidins bertindak sebagai antioksidan dalam jaringan tanaman dan bergabung dengan gula untuk
menghasilkan pigmen merah, biru dan ungu yang disebut anthocyanin, yang ikut bertanggung jawab atas
warna-warni daun musim gugur. Polifenol adalah molekul kompleks yang ditemukan pada tumbuhan
dan mengandung banyak unit fenol; mereka termasuk tanin, yang dikenal karena sifat antioksidan
mereka. Karbol pertama kali diekstrak dari tar batubara, tetapi saat tahun 2011, sebagian besar terbuat
dari kumena, komponen minyak minyak mentah.

Contoh reaksi fenol terhadap benzena

2.3.5 TURUNAN SENYAWA FENOL

1. Senyawa-senyawa fenol ditemukan dalam berbangai organisme,mulai dari mikroorganisme


sampai pada tumbuhan tinggi dan hewolan.kapang merupakan sumber yang kaya akan senyawa fenol
yang berasal dari jalur shikimat banyak ditemukan dalam tinggi dan jarang ditemukan dalam kapang
(ASAM SHIKIMAT)

2. Beberapa jenis senyawa yang termasuk fenilpropanoid ialah turunan asam sinamat,turunan
alifenol,turunan propilfenol,turunan kumarin.beberapa contoh senyawa sederhana dari masing masing
jenis terlihat pada daftar dibawah ini
Turunan sinamat

(ASAM SINAMAT)

(ASAM KAFEAT)

3. TURUNAN KUMARIN

(UMBELIFERON)

(KUMARIN)

2.3.6 contoh senyawa Fenol

1. Senyawa fenol sederhana


2. Lignan, Neolignan, Lignin
3. Stilbena
4. Naftokinon
5. Antrakinon
6. Flavonoid
7. Antosian
8. Tanin
9. Kumarin
10.Kromon & Xanton

2.4 ALDEHID dan KETON

Golongan aldehid disebut juga alkanal dan golongan keton disebut juga alkanon.Keduanya berisomer
fungsional, karena mempunyai rumus umum yang sama (CnH2nO), tetapi berbeda gugus fungsinya.
1. Aldehid: senyawa karbon yang mempunyai gugus karbonil yang mengikat satu

atom H ( ) atau dapat ditulis –CHO.

2. Keton: senyawa karbon yang mempunyai gugus karbonil ( ), atau dapat ditulis –CO-.

2.4.1 BEBERAPA CONTOH ALDEHIDA


3.
No. Rumus Molekul Rumus Struktur Nama Senyawa 2.4.2

1 CH2O H-CO-H Metanal

2 C2H4O CH3-CO-H Etanal

3 C3H6O CH3-CH2-CO-H Propanal


BEBERAPA CONTOH ALDEHIDA

No. Rumus Molekul Rumus Struktur Nama Senyawa

1 C3H6O CH3-CO-CH3 Aseton

2 C4H8O CH3-CO-CH2-CH3 Metil etil keton

3 C5H10O CH3-CH2-CO-CH2-CH3 Dietil keton


2.4.3 TATA NAMA ALDEHID DAN KETON
A. NAMA IUPAC
Pemberian nama aldehida dan keton secara IUPAC adalah berdasarkan nama alkana.
Pada aldehida akhiran a diganti menjadi al, sedangkan pada keton akhiran a diganti menjadi
akhiran on.
Rantai induk aldehida ataupun keton adalah rantai C terpanjang yang mengandung gugus aldehida
dan keton.

Rantai alkil atau gugus atom lain yang terikat pada rantai induk dinamakan rantai cabang.

(Etana) (2-metil-1-butanal)
Pada keton, penomoran rantai induk dimulai dari salah satu ujung sehingga atom C pada gugus
keton mempunyai nomor terkecil.

(propanon) (3 pentanon) (2,4-dimetil-3-pentanon)

2.4.4 NAMA TRIVIAL ALDEHID DAN KETON

ALDEHID KETON

H-CO-H formaldehida CH3-CO-CH2- metiletilketon


CH3

CH3-CHO : asetaldehida CH3-CO-CH2-


CH2-CH3
: metilpropilketon
CH3-CH2-CHO : propionaldehida

2.4.5 ISOMER PADA ALDEHIDA DAN KETON


1. isomer aldehida
Isomer rantai pada aldehida dimulai dari suku keempat, yaitu aldehid yang memiliki empat atom karbon
(C4H8O).
CH₃-CH₂-CH₂-CHO 2-Metilpropanal-(isobutanal)butanal
2. Isomer keton
CH₃-CO-CH₂-CH₂-CH₂-CH₃
2 Hekasanon (metil butil keton)
3 metil 2 pentanon (mtil-butil keton)
3 heksanon (etil propil keton)

2.4.5 SIFAT-SIFAT ALDEHIDA DAN KETON


SIFAT FISIKA

1. Wujud
Pada T standar, metanal berwujud gas yang baunya tidak enak.

Suku-suku lain berwujud cair, da makin panjang rantai karbon, baunya makin harum seperti buah.

Sifat Keton hampir mirip dengan aldehida untuk molekul yang bersesuaian.

2. Titik Didih dan Titik Leleh


Aldehida dan keton mempunyai Td dan Tl lebih rendah dibandingkan alkohol yang jumlah atom C
nya sama. Hal itu karena tidak adanya ikatan hidrogen. Besarnya di antara senyawa yang berikatan
H dengan senyawa nonpolar.
3. Kelarutan
Kelarutan aldehida dan keton yang ber-Mr rendah dalam air hampir sama dengan kelarutan
alkohol, karena aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari
alkohol.
4. Daya Hantar Listrik
Aldehida dan keton merupakan senyawa nonelektrolit.
SIFAT KIMIA

1. Ikatan
Aldehida dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif
sehingga antarmolekulnya tidak terdapat ikatan hidrogen, tetapi dapat membentuk ikatan H
dengan molekul air.
Aldehida dan keton bersifat polar sehingga dapat membentuk gaya elektrostatik yang
relatif kuat antarmolekulnya.

-2. Kepolaran

Aldehida dan keton merupakan senyawa polar


3. Kereaktifan
Aldehida lebih reaktif daripada keton. Hal itu terlihat dari sifat reduktor kuat yang dimiliki oleh aldehida.
Keton merupakan reduktor yang sangat lemah

2.4.6 REAKSI PEMBUATAN ALDEHDA DAN KETON

[O] [O]
R-CH2OH → R-CHO → R-COOH
Alkohol primer AldehidaAsam karboksilat

Kompleks krom-piridin dapat mengubah alkohol menjadi aldehida

Cr2O3
R-CH2OH → R-CHO
Piridina
Alkohol Aldehida

 Keton dapat dibuat melalui oksidasi alkohol sekunder. Biasanya dilakukan dalam suasana asam
karena dalam suasana basa keton dapat beroksidasi lebih lanjut.

H2CrO4
CH3(CH2) 5CH(OH)CH3 → CH3(CH2)5COCH3

H+

2-oktanol
2-oktanon
2.4.7 KEGUNAAN ALDEHIDA DAN KETON

Metanal (formaldehida)
Diperoleh dengan mengoksidasi metanol oleh O2 dari udara dengan katalis Cu.
Larutan aldehida dengan kadar 30-40% (formalin) untuk mengeraskan protein sehingga menjadi kenyal.
Formalin biasa dipakai untuk mengawetkan preparat-preparat anatomi, mengawetkan mayat, tetapi tidak
boleh untuk mengawetkan makanan.
Sebagai bahan baku untuk pembuatan zat warna, damar sintetis, dan bahan berbagai jenis
plastik termostat (tidak meleleh pada pemanasan)

2. Propanon (aseton)
Dibuat dari distilasi kering kalsium asetat.
Propanon sering digunakan sebagai pelarut senyawa organik, seperti lilin, cat, plastik, dan obat-
obatan.
Sebagai bahan dasar pembuatan kloroform dan iodoform.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Alkohol dan eter merupakan senyawa organik yang mengandung atom oksigen
yangberikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen dalam molekul alkohol dan eter
mirip dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Alkohol
sering disebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk
minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol
yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau
grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia
famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.

2. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Senyawa ini memiliki sifat anti-mikroba yang kuat dan salah
satu kegunaan yang paling awal adalah sebagai antiseptik. Fenol merupakan dasar
untuk sejumlah besar senyawa organik alami, yang dikenal sebagai fenol. Kuinon
dan senyawa terkait, misalnya, terlibat dalam transpor elektron dalam sel-sel
hidup.
3. Golongan aldehid disebut juga alkanal dan golongan keton disebut juga
alkanon.Keduanya berisomer fungsional. Aldehid: senyawa karbon yang
mempunyai gugus karbonil yang mengikat satu atom H. Keton, senyawa karbon
yang mempunyai gugus karbonil.
DAFTAR PUSTAKA

file:///G:/kimor%20tugas%202/Kimia-Organik.pdf

kimiaOrganikScribd.com

Buku kimia organik. Karangan : Drs. Riswiyanto S.,M.Si


http://id.mwikibooks.org/wiki.kima_organik/alkohol
kimia-organik/suistyani,M.Si.pdf

Anda mungkin juga menyukai