Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Obat Tidak Rasional

Pemahaman tentang masyarakat dalam penggunaan obat rasional masih terlalu minim,
oleh sebab itu sering kita jumpai pasien yang mengalami resistensi terhadap suatu obat terutama
antibiotik. Fenomena yang sering dijumpai adalah angapan masyarakat bahwa semua jenis
penyakit dapat disembuhkan dengan meminum obat antibiotik. Padahal antibiotik digunakan
untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebakan oleh bakteri. Sehingga hanya infeksi
bakterilah yang membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.

Arti kata rasional itu sendiri adalah pikiran dan pertimbangan yang logis. Menurut WHO
(World Health Organization), penggunaan obat dikatakan rasional apabila; 1) sesuai dengan
indikasi penyakit, 2) tersedia setiap saat dengan harga terjangkau, 3) diberikan dengan dosis
yang tepat, 4) cara pemberian interval waktu yang tepat, 5) lama pemberian waktu yang
tepat dan 6) obat yang diberikan harus efektif. Di sini kita dapat mengambil empat kata kunci
yaitu; kebutuhan klinis, dosis, waktu dan biaya yang sesuai. Pengobatan rasional merupakan
suatu proses yang kompleks dan dinamis dimana jika terjadi penyimpangan terhadap hal tersebut
akan memberikan berbagai kerugian.

Dampak negatif pemakaian obat yang tidak rasional sangat luas, contoh
sederhananya yaitu dampak terhadap biaya pelayanan pengobatan dan efek samping obat (ESO).
Dampak pada biaya pengobatan itu sendiri dikarenakan pemakaian obat-obatan tanpa indikasi
yang jelas dan kondisi-kondisi yang sebenarnya tidak membutuhkan obat, ini merupakan
pemborosan baik dipandang dari sisi pasien maupun sistem pelayanan. Sedangkan dampak yang
meningkatkan efek samping obat dikarenakan penggunaan obat yang tidak sesuai dosis yang di
anjurkan sehingga tidak menutup kemungkinan efek samping yang ditimbulkan lebih besar
daripada efek utama yang kita harapkan.

Saat ini kendala-kendala yang paling sering dialami untuk mencapai tujuan penggunaan obat
yang rasional adalah kurangnya informasi dan edukasi masyarakat terhadap penanganan
pengobatan, penggunaan obat dengan dosis yang keliru dan saat ini obat masih diutamakan
sebagai komoditas perdagangan, sehingga menghambat pelayanan kefarmasian yang baik

WHO action programme on essential drugs (1994), mengemukakan bahwa untuk menetapkan
penggunaan obat secara rasional perlu dilakukan serangkaian langkah yaitu;

 Melakukan Diagnosis; diagnosis ini dibuat berdasarkan fakta dari suatu pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan.
 Menetapkan tujuan pengobatan; dengan menetapkan tujuan pengobatan kita dapat
berkonsentrasi untuk pengobatan sesungguhnya, meminimalkan penggunaan obat yang
tidak perlu.
 Memeriksa kerasionalan obat yang dipilih; kita harus memeriksa obat yang dipilih sudah
memenuhi kriteria atau tidak. Obat yang dipilih harus efektif, aman, nyaman dan
terjangkau sesuai dengan kondisi pasien
 Membuat resep; secara umum resep harus jelas, mencantumkan secara tepat apa yang
harus diberikan dan seharusnya ditulis dengan nama generik.
 Member informasi dan hal-hal yan harus diwaspadai; pasien diberitahu mengenai efek
samping obat jika tidak digunakan dengan tepat, atau pasien tidak merasakan efek obat.
 Melakukan monitoring; dengan monitoring dapat ditentukan apakah pengobatan memberi
hasil seperti yang diharapkan atau tidak atau perlu dilakukan tindak lanjut.

Intinya, untuk mengatasi masalah penggunaan obat yang tidak rasional perlu adanya upaya
perbaikan baik dari pembuat resep, penyerah obat dan pasien / masyarakat. Di satu sisi alasan
pemberi resep membuat pengobatan menjadi tidak rasional adalah akibat tekanan dan permintaan
pasien terhadap obat tertentu. Disini, pasien diharapkan cermat menetapkan tujuan pengobatan,
berobatlah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan demikian dapat meminimalkan
kemungkinan pengobatan yang akan dilakukan sehingga pilihan akhir lebih mudah ditentukan
sehingga mencegah pengobatan yang tidak diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai