Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Distribusi merupakan salah satu elemen terpenting dalam suatu sistem ekonomi, dimana
distribusi berperan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Tanpa adanya
sistem distribusi pada suatu kegiatan produksi maka produk akan tertumpuk digudang
penyimpanan dan tidak akan terjadi penjualan produk.

Transportasi adalah salah satu komponen penting pada sistem bisnis, dimana antara
sepertiga sampai dua pertiga dari biaya logistik diperuntukkan untuk transportasi. Oleh
karena itu perlu adanya strategi dalam mengoptimalkan sistem distribusi produk dengan
mengatur rute yang akan ditempuh sehingga seluruh pesanan pelanggan dapat terpenuhi
dan pada akhirnya mengurangi jumlah biaya yang dikeluarkan.

Tirta Segar merupakan sebuah usaha rumahan yang bergerak dibidang pengisian air galon
isi ulang. Usaha isi ulang air galon Tirta Segar berada di jalan Perjuangan 3 Samarinda.
Tempat usaha ini telah mendistribusikan air isi ulang nya ke beberapa daerah di
Samarinda yaitu, jalan Pramuka, jalan M. Yamin, jalan Perjuangan, Kampus Universitas
Mulawarman (UNMUL), jalan Gelatik dan jalan Dokter Soetomo. Distribusi air galon
Tirta Segar setiap harinya mencapai jumlah total 300 galon air.

Alat transportrasi yang digunakan untuk pendistribusian air galon isi ulang oleh Tirta
Segar adalah mobil bak terbuka. Tirta Segar menggunakan satu unit mobil bak terbuka
untuk pendistribusian air galon isi ulang nya yang terbagi menjadi dua waktu yaitu pagi
hari dan sore hari. Pendistribusian pada pagi hari dan sore hari memiliki konsumen yang
berbeda sehingga rute pengantaran pun berbeda.

Page | 1
Tirta Segar memiliki masalah dalam pendistribusian air galon kepada pelanggan. Selama
ini jalur distribusi masih berdasarkan pesanan yang lebih dahulu masuk ke usaha rumahan
Tirta Segar dan belum ada penjadwalan dan penggunaan jalur khusus. Tirta Segar belum
memiliki rute yang pasti untuk pendistribusian, yang menyebabkan kendaraan
pengangkut melewati rute yang sama lebih dari satu kali. Jalur distribusi yang tidak
efektif mengakibatkan jarak yang harus ditempuh untuk melakukan pengantaran menjadi
panjang dan berpengaruh pada penggunaan jumlah bahan bakar minyak (BBM). Rute
yang tertata akan membuat jarak tempuh distribusi menjadi lebih efisien yang berimbas
pada penurunan jumlah BBM yang digunakan pada pendistribusian sehingga bisa
meningkatkan margin keuntungan.

Berdasarkan permasalahan usaha rumahan Tirta Segar diatas maka dapat dikategorikan
bahwa permasalahan tersebut termasuk ke dalam permasalahan Chinese Postman
Problem (CPP). Dimana Chinese Postman Problem (CPP) merupakan pencarian rute
terpendek dengan biaya minimum dan dalam kondisi setiap jalan harus dilewati tepat satu
kali. Rute yang dilewati oleh mobil Tirta Segar pada awalnya tidak berarah atau terkesan
bolak balik. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah membuat rute searah yang akhir
dari rute tersebut akan kembali ke Tirta Segar tanpa melewati rute yang sama berulang
kali. Sesuai dengan kondisi permasalahan tersebut, maka melibatkan graf campuran
dimana memiliki sisi berarah dan sisi tidak berarah yang disebut dengan Mixed Chinese
Postman Problem (MCPP).

Oleh karena itu, salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
ini adalah dengan menggunakan metode Balans Genap. Dengan metode ini pada akhirnya
akan dihasilkan satu rute yang searah dan dapat meminimumkan jarak yang dilalui, biaya
yang dikeluarkan untuk alat transportasi dan peningkatan efisiensi dalam distribusi air
galon Tirta Segar.

Page | 2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan keadaan distribusi yang dihadapi oleh Tirta Segar, maka disusun rumusan
masalah penelitian terhadap penyusunan rute sebagai:
1. Bagaimana rute optimal untuk kegiatan distribusi air galon isi ulang Tirta Segar
berdasarkan masalah Chinese postman problem?
2. Berapa jarak angkut dan biaya BBM yang di perlukan oleh usaha rumahan Tirta
Segar setelah dilakukan penyusunan rute distribusi?
3. Berapa tingkat efisiensi dari rute baru yang diusulkan untuk pengangkutan air galon
isi ulang Tirta Segar?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari masalah kegiatan distribusi yang dihadapi oleh Tirta Segar maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Menentukan rute optimal untuk kegiatan distribusi air galon isi ulang Tirta Segar
berdasarkan masalah Chinese postman problem.
2. Menghitung jarak angkut dan biaya BBM yang di perlukan oleh usaha rumahan Tirta
Segar setelah dilakukan penyusunan rute distribusi.
3. Menghitung tingkat efisiensi dari rute baru yang diusulkan untuk pengangkutan air
galon isi ulang Tirta Segar.

1.4 Batasan Masalah

Pada penelitian masalah Chinese postman problem distribusi air galon isi ulang oleh Tirta
Segar memiliki batasan masalah seperti dibawah ini:
1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk menentukan rute optimum untuk masalah
Chinese postman problem kendaraan pendistribusian air galon Tirta Segar
2. Pendistribusian air galon Tirta Segar tidsak memperhatikan waktu (terlambat atau
tidaknya pengantaran) pada pendistribusian air galon
3. waktu sore dan pagi pada pendistribusian berbeda rute dan tidak saling
mempengaruhi satu sama lain.

Page | 3
4. Metode yang digunakan untuk masalah distribusi air galon isi ulang Tirta Segar
adalah balans-genap.

1.5 Asumsi

Berdasarkan masalah distribusi air galon yang dihadapi oleh Tirta Segar maka dibawah
ini merupakan asumsi yang diberikan peneliti terhadap masalah tersebut:
1. Kapasitas kendaraan mobil bak terbuka yang digunakan untuk distribusi air galon isi
ulang oleh Tirta Segar mampu mengangkut semua galon yang akan didistribusikan
dalam sekali rute distribusi.
2. Distribusi dilakukan dua waktu yaitu pagi hari dan sore hari dengan daerah
pengantaran yang berbeda maka rute yang ditempuh pada pengantaran berbeda.
3. Konsumen air galon isi ulang oleh Tirta Segar merupakan konsumen tetap (tidak ada
penambahan atau pengurangan konsumen dalam satu periode) sehingga daerah
pengantaran tetap.
4. Harga yang digunakan dalam perhitungan jumlah BBM yang di perlukan oleh usaha
rumahan Tirta Segar setelah dilakukan penyusunan rute distribusi merupakan harga
baku di SPBU (bukan harga eceran).

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Adapun
manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis Melalui penelitian ini penulis dapat mempelajari lebih dalam mengenai
pengelolaan penataan rute pendistribusian Chinese postman probem dengan
menggunakan metode Balans-Genap.
2. Bagi pemilik usaha Tirta Segar dapat membantu masalah distribusi yang dihadapi
mengenai rute yang digunakan pada pengantaran air galon sehingga dapat menimasi
jarak tempuh dan dapat meningkatkan margin keuntungan akibat dari pengurangan
bahan bakar yang digunakan.

Page | 4
1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan sistematika penelitian dibuat agar dapat memudahkan pembahasan dari tugas
ini. Penjelasan mengenai sistematika penulisan dalam penelitian, seperti dijelaskan
dibawah ini.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai Supplay Chain Management, Graf, Graf
Genap, Graf Ganjil, Lintasan Dan Sirkuit Hamilton, Chineese Postman
Problem, Undirected Chineese Postman Problem, Verifikasi dan Validasi
Model, Balans-Genap.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan yang dilalui selama penelitian mulai dari
identifikasi masalah sampai penarikan kesimpulan, beserta penjelasan
dan gambar diagramnya.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data yang telah dikumpulkan, dilakukan perhitungan data
dengan menggunakan Balans-Genap.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisi kesimpulan hasil dari semua tahap yang telah dilalui
selama penelitian beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian
ini.

Page | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Supply Chain Management

Supply Chain Management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
pengintegrasian berbagai organisasi yang lebih efisien dari supplier, manufacturer,
distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat,
pada saat yang tepat, dan pada tempat yang tepat dimana tujuannya adalah mencapai
biaya minimum dari sistem secara keseluruhan dan juga mencapai tingkat pelayanan yang
diinginkan (Levi et al, 2000 dalam Widarto, 2016).

Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai
pasok, transportasi berperan penting karena cukup jarang suatu produk diproduksi dan
dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama. Strategi rantai pasok yang diimplementasikan
dengan sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang tepat. Manajer transportasi
pada suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pergerakan ketersediaan barang dari
perusahaan ke pelanggannya. Pengelolaan kegiatan transportasi yang efektif dan efisien
akan memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan tepat waktu,
tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain itu, biaya transportasi merupakan
komponen biaya yang terbesar dalam struktur biaya logistik. Tidak kurang dari 60% dari
total biaya logistik perusahaan merupakan biaya transportasi (Dr. Zaroni dalam
supplychainindonesia.com, 2015)

2.2 Graf

Graf adalah salah satu cabang ilmu matematika yang secara khusus merupakan suatu
kajian dalam matematika diskrit. Graf digunakan untuk mempresentasikan objek-bojek
diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi visual dari graf adalah
dengan menyatakan objek dalam bentuk noktah, titik, atau dalam bentuk bulatan, dan
garis sebagai penghubung antara objek-objek tersebut (Devi Saidatuz dkk, 2016).
Page | 6
Pada tahun 1736, graf pertama kali digunakan untuk memecahkan masalah jembatan
konigberg yang dianggap masalah besar dan terkanal di Eropa kala itu. Ide untuk
menggunakan graf dalam meyelesaikan masalah tersebut dicetuskan oleh seorang
matematikawan asal swis yang bernama L. Euler (Devi Saidatuz dkk, 2016).

Dua bagian terpenting dalam representasi graf adalah simpul (Vertex) dan sisi (edge).
Sehingga dapat dikatakan bahwa graf adalah sebagai himpunan dari simpul dan sisi.
Karena graf disajikan dalam bentuk simpul (Vertex) dan sisi (edge), hal ini yang dianggap
menjadikan graf sebagai sebuah teori yang unik dikarenakan kesederhaan pokok bahasan
yang dipelajarinya. Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) dengan V
adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertices atau node) dari G dan E
adalah himpunan sisi (edge atau arcs) dari G yang menghubungkan sepasang simpul
(Devi Saidatuz dkk, 2016).

2.2.1 Jenis-jenis Graf

Menurut Devi Saidatuz, dkk (2016), berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada
suatu graf, secara umum digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Graf sederhana (simple graph)
Graf sederhana merupakan graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi ganda.
2. Graf tak sederhana (unsimple – graph)
Graf tak sederhana merupakan graf yang mengandung sisi ganda atau gelang.
Terdapat dua macam graf tak sederhana yaitu:
a. Graf ganda (multigrapph)
b. Graf semu (pseudograph)

Menurut Devi Saidatuz, dkk (2016), berdasarkan orientasi arah pada sisi, secara umum
graf digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Graf berarah (directed graph)
Yaitu graf yang sisinya mempunyai orientasi arah
2. Graf tak berarah (undirected graph)
Yaitu graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah.

Page | 7
Menurut Devi Saidatuz, dkk (2016), berdasarkan jumlah titik pada suatu graf, secara
umum digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Graf berhingga
2. Graf tak berhingga

Menurut Devi Saidatuz, dkk (2016), berdasarkan beberapa graf sederhana khusus maka
secara umum graf dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Graf lengkap (complete graph)
2. Graf lingkaran
3. Graf teratur
4. Graf bipartit (bipartite graph)

Menurut Nawagusti, dkk, (2018), langkah-langkah pada penentuan rute terpendek lokasi-
lokasi tersebut membentuk sebuah graf adalah sebagai berikut:
1. Gabungkan setiap vertex dari setiap rute menjadi sebuah connected graph (graf
terhubung).
2. Berikan arah perjalanan pada rute sebagai aliran (flow) sehingga terbentuk suatu
directed graph dari connected graph yang ada.
3. Data dari jarak tempuh yang didapatkan diubah menjadi bobot jarak. Aplikasikan
bobot-bobot jarak tersebut sebagai aliran beban directed graph sehingga membentuk
sebuah weighted graph (graf berbobot).

2.2.2 Lintasan dan Sirkuit Euler

Menurut Kusmira dan Taufiqurrochman (2017), lintasan euler adalah lintasan yang
melalui masing-masing sisi didalam gra tepat satu kali. Bila lintasan tersebut kembali ke
simpul asal, membentuk lintasan tertutup (sirkuit), maka lintasan tertutup tersebut
dinamakan sirkuit euler. Jadi sirkuit euler merupakan sirkuit yang melewati masing-
masing sisi tepat satu kali. Jika suatu graf mempunyai sirkuit euler, maka graf ini disebut
graf euler. Sedangkan graf yang mempunyai lintasan euler dinamakan graf semi euler.
Dibawah ini merupakan gambar lintsan euler dan sirkuit euler:

Page | 8
Gambar 2.1 Lintasan Euler

Gambar 2.2 Sirkuit Euler

Ada beberapa syarat cukup dan perlu untuk menentukan suatu graf merupakan lintasan
atau sirkuit Euler, yaitu sebagai berikut:
1. Jika dan hanya jika setiap simpul didalam graf tersebut berderajat genap maka
merupakan graf Euler (memiliki sirkuit Euler).
2. Jika dan hanya jika terdapat tepat dua buah simpul berderajat ganjil didalam graf
tersebut maka merupakan graf semi Euler (memiliki lintasan Euler).
3. Jika dan hanya jika graf G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat masuk dan
derajat keluar sama maka merupakan graf terhubung berarah yang memiliki sirkuit
Euler.
4. Jika dan hanya jika graf G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat masuk dan
derajat keluar sama kecuali dua simpul yang pertama memiliki derajat keluar satu
lebuh besar derajat masuk, dan yang kedua memiliki derajat masuk satu lebih besar
dari derajat keluar maka merupakan graf terhubunf berarah yang memiliki lintasan
Euler.

2.3 Chinese Postman Problem

Chinese Postman Problem (CPP) pada awalnya ditemukan oleh seorang ahli matematika
dari cina Kwan Mei-Ko pada tahun 1962 tentang contoh permasalahan seorang tukang
Page | 9
pos di cina. Kemudian permasalahan itu disebut CPP oleh Kwan Mei-Ko. Dalam dunia
modern, sejumlah perusahaan dan industri yang berminat dalam membangun rute
pengiriman produk yang optimal sedang berkembang. Sebagai contoh, seorang tukang
pos yang mengantar surat atau selebaran ingin mengetahui rute optimal yang dilintasi nya
disetiap area jalan yang diberikan. Diawali dari kantor dan akan diakhiri juga di kantor.
Terlepas dari aplikasi tradisional CPP untuk menyelesaikan masalah rute seperti
perencanaan jalur pembersihan salju ataupun jalur tim pelayan, terdapat berbagai macam
aplikasi termasuk eksplorasi robot, pengujian kegunaan situs web dan menemukan tautan
yang rusak (Gordenko dan Avdoshin, 2017).

Terdapat beberapa jenis klasifikasi CPP, yaitu graf searah, graf tidak searah, graf
campuran, ataupun multigraf (graf paralel yang terarah dan sisi yang tidak terarah). CPP
juga dapat tertutup (tukang pos kembali ke titik awal) ataupun terbuka (titik awal dan
akhir bisa berbeda). Permasalahan dalam graf searah ataupun tidak berarah memiliki
algoritma yang tepat dan dapat diselesaikan dalam waktu polinomial (Gordenko dan
Avdoshin, 2017).

2.3.1 Jenis-jenis Chinese Postman Problem

Menurut Gordenko dan Avdoshin (2017), terdapat 5 jenis Chinese Postman Problem
yang sangat popular yaitu sebagai berikut:
1. Undirected Chinese Postman Problem (UCPP)
Formulasi dari Chinese Postman Problem didalam graf tak berarah (UCPP) adalah
formulasi asli dari CPP sendiri. UCPP merupakan kasus special dari ARP, dimana
A=∅ dan ER =E. UCPP mengarah ke kelas Postman Problem.
2. Directed Chinese Postman Problem (DCPP)
Chinese Postman Problem didalam graf berarah (DCPP) adalah modifikasi dari
UCPP, dimana setiap arc (sisi searah) dapat dilintasi tepat satu kali. Nama lain dari
masalah ini adalah New York Street Sweeper Problem. DCPP juga merupakan
kasus special dari ARP, dimana AR =A dan E=∅. DCPP mengarah ke kelas
Postman Problem.

Page | 10
3. Windy Chinese Postman Problem (WCPP)
WCPP adalah generalisasi yang menarik dari CPP klasik, yang memiliki banyak
kegunaan. Dalam WCPP, biaya dari melintasi beberapa sisi tergantung dari jalur
lintasan. WCPP merupakan kasus spesial dari ARP, dimana ER =E, A=∅dan
sedikitnya untuk satu sisi biaya dari lintasan dalam arah langsung berbeda dengan
biaya dengan arah yang berlawanan. DCPP mengarah ke kelas NP-hard Problem,
yang tidak dapat diselesaikan dengan waktu polinomial.
4. Rural Chinese Postman Problem
Rural Chinese Postman Problem (RCPP) adalah kasus spesial dari ARP, dimana
AR ⊆ A, ER ⊆ E. Nama lain dari RCPP adalah Selecting Chinese Postman Problem.
Dari semua hal diatas mendefenisikan CPP Problems, hal itu perlu untuk
menemukan sebuah rute terdekat, yang melintasi semua sisi atau simpul dari
multigraph yang asli setidaknya satu kali. Dalam dunia nyata, hal itu tidak selalu
perlu untuk melintasi semua jalanan (sisi atau simpul). Hal itu cukup untuk
melintasi hanya satu set simpul dan sisi (AR =ER ). RCPP mengarah ke kelas NP-
hard Problems, dimana tidak dapat diselesaikan dalam waktu polinomial.
5. Mixed Chinese Postman Problem
Mixed Chinese Postman Problem (MCPP) adalah kasus spesial dari ARP, dimana
ER = E dan AR = A. MCPP mengarah ke kelas NP-hard Problems. Ada jenis lain
dari permasalahan tersebut, seperti Hierarchical Postman Problem (HCPP), k-
Chinese Postman Problem (k-CPP), Chinese Postman Problem dengan Time
Windows dan lainnya.

2.4 Verifikasi dan Validasi Model Simulasi

Verifikasi model adalah proses untuk memastikan apakah model simulasi berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa model bebas dari
error dan berjalan sesuai dengan konsep yang diinginkan. Pada tahap ini, verifikasi
dilakukan dengan memastikan bahwa model simulasi berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk itu perlu dilakukan uji statistika untuk mengetahui apakah komponen-
komponen dalam model sudah berjalan sesuai dengan konsep yang diinginkan.
Sedangkan validasi model adalah proses menentukan apakah model simulasi yang dibuat

Page | 11
dapat mempresentasikan sistem nyata dengan tepat. Proses validasi yang akan dilkaukan
pada model adalah membangingkan data waktu entitas keluar dari sistem pada model
dengan data waktu entitas keluar dari sistem pada sistem nyata (Sugiarto dan Buliali,
2012).

Menurut Law dan Kelton (1991) dalam Nursanti dan Supriyanto (2017), suatu model
dapat dikatakan valid ketika model simulasi yang dibuat tidak ada perbedaan yang sangat
signifikan dengan sistem nyatanya. Dibawah ini merupakan alur proses verifikasi dan
validasi dari suatu model simulasi yang dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Relasi Verifikasi. Validasi dan Pembentukan Model Kredibel

Menurut Kusmira dan Taufiqurrochman (2017), terdapat beberapa syarat cukup dan perlu
untuk menentukan suatu graf merupakan lintasan atau sirkuit Euler yaitu sebagai berikut:
1. Jika dan hanya jika setiap simpul didalam graf tersebut berderajat genap maka
merupakan graf Euler (memiliki sirkuit Euler).
2. Jika dan hanya jika terdapat tepat dua buah simpul berderajat ganjil didalam graf
tersebut maka merupakan graf semi Euler (memiliki lintasan Euler).
3. Jika dan hanya jika graf G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat masuk dan
derajat keluar sama maka merupakan graf terhubung berarah yang memiliki sirkuit
Euler.
4. Jika dan hanya jika graf G terhubung dan setiap simpul memiliki derajat masuk dan
derajat keluar sama kecuali dua simpul yang pertama memiliki derajat keluar satu
lebih besar derajat masuk, dan yang kedua memiliki derajat masuk satu lebih besar
dari derajat keluar maka merupakan graf terhubung berarah yang memiliki lintasan
Euler.
Page | 12
2.5 Pencarian Solusi MCPP dengan Metode Balans-Genap

Metode Balans-Genap merupakan salah satu metode heuristik yang dikembangkan oleh
Christofides, yaitu metode mixed2 (Gordenko dan Avdoshin, 2017). Berikut ini
merupakan langkah-langkah metode Balans-Genap:
1. INOUTDEGREE
Tujuan : Membuat seluruh verteks I pada graf menjadi balans yakni +(i) = -(i).
Input : 𝐺 = (𝑉, 𝐸 ∪ 𝐴), dengan 𝐸 adalah himpunan sisi tidak berarah dan 𝐴
himpunan sisi berarah
Output : 𝐺2 = (𝑉, 𝑀 ∪ 𝑈 dan himpunan M*.
M adalah himpunan sisi berarah dan sisi tidak berarah asli maupun tambahan. U
adalah himpunan sisi tidak berarah. M* adalah himpunan sisi berarah dan tidak
berarah tambahan.
a. Dikonstruksi subgraf dari 𝐺, yaitu 𝐺̅ = (𝑉, 𝐴) dengan mengabaikan sisi tak
berarah dari 𝐺. Pada graf 𝐺̅ , dihitung 𝑏(𝑖) = -(𝑖) - *(𝑖), ∀𝑖 ∈ 𝑉.
b. Dari graf 𝐺 dikonstruksi graf baru 𝐺1 = (𝑉, 𝐴1 ∪ 𝐴2), dengan 𝐴1 himpunan sisi
berarah yang diperoleh dari sisi -sisi tak berarah di 𝐺 dan 𝐴2 diperoleh dari sisi
berarah di 𝐺. Adapun langkah-langkah pembentukan graf 𝐺1 adalah sebagai
berikut:
1) Untuk setiap sisi tidak berarah {i,j} pada 𝐺, dibentuk empat sisi berarah 𝐺1
yaitu:
a) Sebuah sisi berarah (i,j) dengan biaya 𝑐𝑖𝑗 dan kapasitas tak hingga,
b) Sebuah sisi berarah (j,i) dengan biaya 𝑐𝑖𝑗 dan kapasitas tak hingga,
c) Sebuah sisi berarah (i,j)* dengan biaya nol dan kapasitas 1,
d) Sebuah sisi berarah (j,i)* dengan biaya nol dan kapasitas 1.
Empat jenis berarah ini merupakan anggota himpunan sisi berarah 𝐴1.
2) Untuk sembarang sisi berarah (k,l) pada 𝐺, dibentuk sebuah sisi berarah
yang sama (k,l) pada 𝐺1 dengan biaya sebesar 𝑐𝑘𝑙 dan kapasitas tak hingga.
Sisi berarah jenis ini merupakan anggota himpunan sisi berarah 𝐴2.
3) Ditentukan solusi permasalahan minimum cost flow pada 𝐺1 dengan 𝑏(𝑖)
diperoleh dari langkah a. Misalkan ij, ji, *ij, *ji, dan kl berturut-turut

Page | 13
merupakan banyaknya flow pada sisi berarah (i,j), ( j,i), (i,j)*, (j,i)*, dan (k,l).
Formulasi masalah minimum cost flow adalah sebagai berikut:
Minimumkan

∑ 𝑐𝑖𝑗 𝑖𝑗 + ∑ 𝑐𝑘𝑙 𝑘𝑙
(𝑖,𝑗)∈𝐴1 (𝑘,𝑙)∈𝐴2

Terhadap

∑ (𝑖 − 𝑖 + ∗𝑖 − ∗𝑖 ) + ∑ 𝑖− ∑ 𝑘𝑙 = 𝑏( )
𝑖|(𝑖, )∈𝐴1 𝑖|( ,𝑗)∈𝐴2 𝑘|(𝑘, )∈𝐴2

𝑖𝑗 ≤ 1 dan *ij ≤ 1
ij, ji, *ij, *ji, dan 𝑘𝑙 ≥ 0 dengan ∈ 𝑉 = {1,2,3, … , 𝑛}.
c. Dibentuk graf baru 𝐺2 = (𝑉, 𝑀 ∪ 𝑈) dan sebuah himpunan M* dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1) Inisialisasi 𝑈 = ∅, M* = ∅, 𝑀 = 𝐴.
2) Jika *ij + *ji = 1, masukkan sebanyak *ij sisi berarah (i,j) ke dalam
himpunan M dan masukkan sebanyak *ji sisi berarah (j,i) ke dalam
himpunan M. selainnya, masukkan sisi tidak nerarah {i,j} ke dalam U.
3) Sebanyak ij sisi berarah (i,j) dan ji sisi berarah (j,i) dimasukkan ke dalam
himpunan M dan M*.
4) Sebanyak kl sisi berarah (kl) dimasukkan ke dalam himpunan M dan M*.
2. LARGECYCLE
Tujuan : Membuat seluruh verteks pada graf 𝐺2 menjadi verteks yang berderajat
genap.
Input : 𝐺2 = (𝑉, 𝑀 ∪ 𝑈)
Output : 𝐺 ** = (𝑉, 𝑀 ∪ 𝑈2 )
a. Jika ada verteks berderajat ganjil pada 𝐺2 , proses dilanjutkan ke langkah b.
Selain itu proses dilanjutkan ke langkah e. dan 𝐺 ** = 𝐺2 .
b. Dibentuk suatu graf lengkap 𝐺3 dengan jarak/bobot antarverteks diperoleh dari
panjang path terpendek antara kedua verteks tersebut pada graf 𝐺4 = (𝑉, 𝐸)
(bukan graf 𝐺1 ).
c. Dicari matching yang perfect dan berbotot minimum pada graf 𝐺3 dan
ditentukan 𝐸𝑀 yang merupakan solusi berupa himpunan sisi tidak berarah yang
diperoleh dari permasalahan matching tersebut.

Page | 14
d. 𝑈2 = 𝑈 ∪ 𝐸𝑀
e. Graf 𝐺 ** merupakan solusi MCPP.
Graf 𝐺 ** = (𝑉, 𝑀 ∪ 𝑈2 ) merupakan graf solusi MCPP. Karena graf 𝐺 ** balans dan
genap, maka sesuai dengan teorema 1, graf tersebut memiliki sirkuit Euler. Dalam
karya ilmiah ini, untuk menentukan sirkuit Euler digunakan algoritma van
Aardenne-Ehrenfest & de-Bruijin. Sebelumnya graf 𝐺 ** yang masih berupa graf
campuran harus diubah terlebih dahulu menjadi graf berarah atau digraf D = (𝑉, 𝐴).
Penentuan arah pada setiap sisi {i,j} dilakukan sedemikian rupa sehingga digraf
yang baru tetap merupakan digraf yang balans. Dibawah ini merupakan contoh
pengubahan graf campuran menjadi digraf seperti tampak pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Graf Campuran

Page | 15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Jl. Perjuangan 3, Sempaja Utara, Samarinda, Kalimantan


Timur. Bahan riset yang diteliti berupa rute yang biasa dilewati untuk pendistribusian air
galon Tirta segar dengan perhitungan jarak tempuh distribusi untuk mendapatkan besar
biaya BBM yang digunakan untuk pendistribusian.

3.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 20 Oktober sampai
dengan 15 November 2018.

3.3 Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan diantara tahap
persiapan, pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisa dan pembahasan serta
tahap penutup. Masing-masing tahap akan dijelaskan sebagai berikut:

1.3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan pada penelitian rute distribusi air galon isi ulang Tirta Segar meliputi
observasi dan studi literatur untuk mrngidentifikasi masalah yang ada pada
pendistribusian, menetapkan tujuan penelitian, menentukan batasan masalah pada
penelitian, penentuan wilayah penelitian, serta menentukan data yang diambil dan sumber
data.

Page | 16
3.3.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu peneliti
melakukan observasi lapangan untuk mencari permasalahan apa saja yang sesuai untuk
dibahas didalam penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan
pengukuran secara real tentang jarak tempuh kendaraan distribusi. Sedangkan
pengumpulan data sekunder didapat dari data jarak yang dimiliki oleh usaha rumahan
Tirta Segar. Data yang diperlukan selain jarak tempuh yaitu total node, dan harga bahan
bakar yang digunakan.

3.3.3 Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan dilakukan pengolahan data yang diperoleh dari tahap
pengumpulan data dengan menggunakan metode Balans-Genap untuk memproleh nilai
total jarak terkecil pendistribusian air galon isi ulang Tirta Segar yang berdampak pada
biaya BBM yang akan digunakan untuk pendistribusian menurun.

3.3.4 Tahap Analisa dan Pembahasan

Dilakukan Analisa terhadap alternative rute yang dapat dipilih dimana menghasilkan
jarak tempuh minimum dan akan berujung pada penggunaan BBM yg minimum untuk
pendistribusian air galon isi ulang Tirta Segar.

3.3.5 Tahap Penutup

Dilakukan penarikan kesimpulan akhir dari analisa data berdasarkan tujuan penelitian.
Kemudian diberikan saran mengenai rute yang sebaiknya dipilih untuk pendistribusian
air galon isi ulang Tirta Segar.

Page | 17
1.4 Diagram Alir Penelitian

Dibawah ini merupakan diagram alur penelitian terhadap rute distribusi air galon isi ulang
Tirta segar dimana rute hanya dapat dilewati satu kali dalam sekali distribusi.

Mulai

Deskripsi Masalah
Tahap Persiapan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Asumi
Tahap Pengumpulan

Data primer Data Sekunder


Data

1. Data pendistribusian air galon 1. Data dari jurnal dan literatur


2. Data biaya transportasi penelitian sebagai refrensi,
3. Data jumlah transportasi serta
2. Dokumen pendukung lainnya

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Page | 18
1

Elemen Masalah

Stakeholder Masalah
Tahap Pengelolahan
Data

Infuluence Diagram

Identifikasi Data Penelitian

1. Pengelolahan data kuantitatif


a. Pencarian solusi Chinese Postman
Problem dengan metode balans-
genap
2. Pengelolahan data kualitatif

Analisis
Tahap Analisis

1. Melakukan perhitungan lama pendistribusian air galon


dalam satu rute
2. Melakukan analisis terhadap rute yang paling efektif

Kesimpulan dan Saran


Penutup

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian (lanjutan)


Page | 19
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

Permasalahan
Diuraikan
Langkah menyelesaikan masalah
Rich picture diagram

4.1 Masalah Distribusi Oleh Tirta Segar

Tirta segar yang merupakan usaha rumahan yang bergerak dalam bidang pengisian air
galon isi ulang dengan pelayananya yaitu mengantarkan produknya langsung kepada
pelanggan. Masalah yang dimiliki oleh Tirta Segar pada pendistribusian air galon isi Commented [WA1]: Perlu di perbaiki lagi kalimatnya untuk
menunjukan maalah yang terjadi
ulang yaitu penggunaan rute yang belum tertata sehingga menyebabkan kebingungan oleh
karyawan yang melakukann pengantaran. Penggunaan rute yang tidak tertata
menyebabkan dalam sekali distribusi rute yang sama dapat dilewati lebih dari satu kali,
hal ini menyebabkan jarak tempuh menjadi panjang meskipun sebenarnya lokasi
konsumen dan lokasi antar konsumen tidak terlalu jauh. Pada kasus pendistribusian
seperti Tirta Segar ini perlu dilakukanya pencarian rute terpendek dengan memperhatikan
daerah yang akan dilewati, mengelompokan konsumen ke dalam satu rute perjalanan
searah, sehinga distribusi dapat dilakukan satu kali lintasan. Dalam sehari distribusi
dilakukan 2 kali yaitu dipagi hari dan di sore hari, pengantaran hanya berdasarkan
pesanan pelanggan yang masuk tanpa memperhatikan penjadwalan rute yang pasti yang
akan dilewati pada distribusi pagi hari maupun siang hari, sehingga wilayah yang searah
dilewati pada distribusi pagi maupun distribusi sore hari.

Untuk menyelesaikan masalah penjadwalan jalur yang dilewati pagi dan sore hari serta
rute terbaik untuk pendistribusian air galon maka dilakukan pengelompokan terlebih
dahulu terhadap daerah konsumen air isi ulang Tirta Segar Kemudian dilakukan
penjadwalan rute yang teratur sehingga jarak tempuh distribusi dapat diketahui dengan

Page | 20
pasti dan BBM yang digunakan dapat terukur sehingga biaya distribusi air galon isi ulang
Tirta Segar.

Dibawah ini merupakan ilustrasi distribusi oleh air galon isi ulang oleh usaha rumahan
Tirta Segar.

Gambar 4.1 Denah Distribusi

Keterangan :
Simbol Arti
Usaha air isi ulang Tirta Segar di jalan
Perjuangan 3
Semua daerah konsumen air isi ulang Tirta
Segar

Page | 21
Gambar 4.2 Lintasan Pegantaran Air Galon Isi Ulang Tirta Segar

Dari lintasan yang biasa dilintasi oleh Tirta segar dalam melakukan pengantaran terlihat
bahwa rute yang dilewati cenderung berbolak balik, sehingga satu wilayah yang sama
dapat terlewati lebih dari satu kali dalam sekali distribusi, sehingga disusunlah lintasan
yang lebih efektif.

4.2 Elemen dan Stakeholder Masalah

Dibawah ini akan dilakukan pembahasan mengenai elemen masalah dan stakeholder
masalah pada penelitian terhadap distribusi air minum isi ulang oleh usaha rumahan Tirta
Segar dijalan Perjuangan.
1. Elemen Masalah
Terdapat 4 elemen masalah pada kasus distribusi galon isi ulang di tempat pengisian
galon isi ulang Tirta Segar Perjuangan.
d. Pengambil Keputusan :
Pemilik usaha pengisisan galon isi ulang Tirta Segar dijalan Perjuangan.
e. Tujuan Untuk Problem Owner :
Menentukan rute distribusi air galon isi ulang Tirta Segar Perjuangan agar
memperoleh jalur dengan jarak perjalanan tersingkat dari rute yang ada dan tidak
melewati jalur yang sama dalam sekali pendistribusian.
Page | 22
f. Ukura kinerja :
1) Pada pendistribusian galon tidak melewati jalur yang sama lebih dari satu
kali dalam sekali pendistribusian air galon
2) Berkurang nya jumlah penggunaan BBM untuk pendistribusian air galon
g. Alternatif tindakan yang dipilih :
Menentukan rute distribusi air galon isi ulang Tirta Segar Perjuangan agar
memperoleh jalur dengan jarak perjalanan tersingkat dari rute yang ada.
2. Stakeholder Masalah
Dibawah ini merupakan stakeholder masalah untuk permasalahan yang dihadapi
oleh usaha rumahan Tirta Segar.

Problem Owner : Pemilik usaha Tirta Segar


Problem User : Tenaga kerja pendistribusian air galon Tirta Segar
Problem Customer : Konsumen air galon Tirta Segar
Problem Analyst : Kelompok 1 Pemodelan Sistem

2.6 Influence Diagram

Influence diagram adalah representasi grafis dari suatu model keputusan yang digunakan
untuk membantu perancangan model, pengembangan dan pemahaman. Atau juga
merupakan diagram yang menunjukkan proses transformasi yang terjadi pada sistem
untuk memodelkan dengan pendekatan proses. Terdapat beberapa simbol yang digunakan
dalam influence diagram, diantaranya:
a. Awan. Simbol awan digunakan untuk menunjukan input yang tidak terkontrol
(uncontrollable input), ataupun sebagai batasan suatu masalah (constraints).
b. Persegi Panjang. Simbol persegi panjang digunakan untuk menunjukan input yang
terkontrol (control input), keputusan (decision), ataupun decision rule.
c. Oval. Simbol oval menunjukan output atau keluaran yang diinginkan dari suatu
pemecahan masalah.
Page | 23
d. Lingkaran. Simbol lingkaran menunjukan variabel sistem, component attribute,
maupun state variable value.
e. Panah. Simbol ini menunjukan keergantungan suatu simbol dengan simbol lainnya.

Dibawah ini merupakan influence diagram dari masalah distribusi air galon Tirta Segar.

Rute Distribusi

Volume
Rute terlewati
Produk
hanya 1 kali Demand
Pelanggan

Lokasi
Pelanggan

Jenis Kapasitas
Kendaraan angkut
Jarak
antar
pelanggan

Jarak Tempuh Kecepatan


rata-rata
pengangkut
Jarak depot
ke pelanggan

Waktu
Tempuh

Gambar 4.4 Influence Diagram

2.7 Permasalahan Pada Tirta Segar

Chinese Postman Problem (CPP) merupakan permasalahan dalam pencarian rute


terpendek dengan biaya minimum dan dalam kondisi setiap jalan harus dilewati paling
tidak satu kali, permasalahan tersebut sesuai dengan yang dihadapi oleh Tirta Segar.

CPP memiliki banyak jenis yaitu UCPP (Undirected Chinese Postman Problem) / CPP
yang tidak berarah, DCPP (Directed Chinese Postman Problem) / CPP yang berarah,

Page | 24
WPP (Windy Postman Problem), MCPP (Mixed Chinese Postman Problem) / CPP
dengan graf campuran, dan HPP (Hierarchical Chinese Postman Problem).

Masalah yang dihadapi oleh Tirta Segar tentang pendistribusian air galon nya yaitu CPP
dengan kendala rute yang berarah dimana setiap node nya saling terhubung sehingga di
kelompokan dalam DCPP.

Gambar 4.3 Lintasan Pegantaran Air Galon Isi Ulang Tirta Segar

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semua node terhubung dan jumlah simpul masuk
sama dengan jumlah simpul keluar, sehingga dalam kasus pendistribusian air galon isi
ulang oleh Tirta segar adalah graf genap dengan jenis masalahnya merupakan Directed
Chineseman Postman Problem.

Usaha distribusi air galon Tirta Segar dalam sehari mampu mendistribusikan sebanyak
300 galon air ukuran 19 lt dalam sehari. Dibawah ini merupakan tabel pendistribusian
Tirta Segar:

Page | 25
Tabel 4.1 Data Distribusi Tirta Segar
Kode Nama jalan Jumlah Pesanan
(unit galon)
0 Jalan Perjuangan 3 -
1 Jalan Perjuangan 1 22
2 Jalan Perjuangan 2 15
3 Jalan Perjuangan 4 20
4 Jalan Perjuangan 5 14
5 Jalan Perjuangan 6 12
6 Jalan Pramuka 1 15
7 Jalan Pramuka 2 14
8 Jalan Pramuka 3 15
9 Jalan Pramuka 4 12
Tabel 4.1 Data Distribusi Tirta Segar (lanjutan)
Kode Nama jalan Jumlah Pesanan
(unit galon)
10 Jalan Pramuka 5a 14
11 Jalan Pramuka 5b 16
12 Jalan Pramuka 6 13
13 Jalan Pramuka 7 10
14 Jalan Pramuka 8 12
15 Jalan Pramuka 9 13
16 Jalan Pramuka 10 8
17 Jalan Pramuka 17 5
18 Jalan M. Yamin 7
19 Kampus UNMUL 15
20 Jalan Gelatik 1 14
21 Jalan Belatuk 8
22 Jalan Dr. Soetomo 15
23 Jalan PM Noor 11
Total 300

Keterangan :
Kode 0 = Tempat usaha pengisian air galon Tirta Segar
Kode 1-22 = Konsumen air galon isi ulang Tirta Segar

Page | 26
4.6 Diagram Alir Simulasi

Dibawah ini merupakan Diagram alir dari metode chinese postman problem dalam
penentuan rute pendistribusian air galon yang paling efektif yang dapat dilihat pada
Gambar 4.5.

Mulai Memberi Label


permanen untuk titik
tersebut

Inisialisasi titik awal


dari jarak tiap titik
Menghapus dari daftar
Label sementara

Memberi Label sementara


untuk jarak antar titik
Menghitung jarak
Yes
optimal

Hitung jumlah vertex


berjumlah ganjil
Mencari titik terpendek
berikutnya dengan
membandingkan jarak
menuju node tersebut

Memasangkan 2 vertex
berderajat ganjil
Ada?

Mencari pasangan rute yang No

jumlah panjang rutentya


minimal Mulai

Gambar 4.5 Diagram Alir Simulasi

Page | 27
4.7 Jarak Tirta Segar ke Konsumen

Dibawah ini merupakan tabel jarak antara depot (pengisian air isi ulang Tirta Segar di
Perjuangan 3) ke konsumen.

Tabel 4.2 Jarak Distribusi Tirta Segar


Kode Nama jalan Jarak Tempuh
(KM)
0 Jalan Perjuangan 3 - Jalan Perjuangan 3
1 Jalan Perjuangan 1 0,5 Jalan Perjuangan 3
2 Jalan Perjuangan 2 0,25 Jalan Perjuangan 3
3 Jalan Perjuangan 4 0,23 Jalan Perjuangan 3
4 Jalan Perjuangan 5 0,27 Jalan Perjuangan 3
5 Jalan Perjuangan 6 0,65 Jalan Perjuangan 3
6 Jalan Pramuka 1 1,2 Jalan Perjuangan 3
7 Jalan Pramuka 2 1,2 Jalan Perjuangan 3
8 Jalan Pramuka 3 1,1 Jalan Perjuangan 3
9 Jalan Pramuka 4 1,1 Jalan Perjuangan 3
10 Jalan Pramuka 5a 1 Jalan Perjuangan 3
11 Jalan Pramuka 5b 1 Jalan Perjuangan 3
12 Jalan Pramuka 6 1,2 Jalan Perjuangan 3
13 Jalan Pramuka 7 1,1 Jalan Perjuangan 3
14 Jalan Pramuka 8 1,1 Jalan Perjuangan 3
15 Jalan Pramuka 9 1,1 Jalan Perjuangan 3
16 Jalan Pramuka 10 1 Jalan Perjuangan 3
17 Jalan Pramuka 17 0,75 Jalan Perjuangan 3
18 Jalan M. Yamin 2,4 Jalan Perjuangan 3
19 Kampus UNMUL 1,4 Jalan Perjuangan 3
20 Jalan Gelatik 1 1,2 Jalan Perjuangan 3
21 Jalan Belatuk 1,2 Jalan Perjuangan 3
22 Jalan Dr. Soetomo 3,2 Jalan Perjuangan 3
23 Jalan PM noor 3,3 Jalan Perjuangan 3

Keterangan :
Kode 0 = Tempat usaha Tirta Segar
Kode 1-22 = Konsumen air galon isi ulang Tirta Segar

Dibawah ini merupakan tabel jarak antara depot (pengisian air isi ulang Tirta Segar
Perjuangan 3) ke konsumen setelah dilakukan pembulatan jarak.

Page | 28
Tabel 4.3 Jarak Distribusi Tirta Segar Balans-Genap
Kode Nama jalan Jarak Depot Pembulatan
Tempuh jarak (Km)
(KM)
0 Jalan Perjuangan 3 - Jalan Perjuangan 3 -
1 Jalan Perjuangan 1 0,5 Jalan Perjuangan 3 1
2 Jalan Perjuangan 2 0,25 Jalan Perjuangan 3 1
3 Jalan Perjuangan 4 0,23 Jalan Perjuangan 3 1
4 Jalan Perjuangan 5 0,27 Jalan Perjuangan 3 1
5 Jalan Perjuangan 6 0,65 Jalan Perjuangan 3 1
6 Jalan Pramuka 1 1,2 Jalan Perjuangan 3 1
7 Jalan Pramuka 2 1,2 Jalan Perjuangan 3 1
8 Jalan Pramuka 3 1,1 Jalan Perjuangan 3 1
9 Jalan Pramuka 4 1,1 Jalan Perjuangan 3 1
10 Jalan Pramuka 5a 1 Jalan Perjuangan 3 1
11 Jalan Pramuka 5b 1 Jalan Perjuangan 3 1
12 Jalan Pramuka 6 1,2 Jalan Perjuangan 3 1
13 Jalan Pramuka 7 1,1 Jalan Perjuangan 3 1
14 Jalan Pramuka 8 1,1 Jalan Perjuangan 3 1
15 Jalan Pramuka 9 1,1 Jalan Perjuangan 3 1
16 Jalan Pramuka 10 1 Jalan Perjuangan 3 1
17 Jalan Pramuka 17 0,75 Jalan Perjuangan 3 1
18 Jalan M. Yamin 2,4 Jalan Perjuangan 3 2
19 Kampus UNMUL 1,4 Jalan Perjuangan 3 1
20 Jalan Gelatik 1 1,2 Jalan Perjuangan 3 1
21 Jalan Belatuk 1,2 Jalan Perjuangan 3 1
22 Jalan Dr. Soetomo 3,2 Jalan Perjuangan 3 3
23 Jalan PM noor 3,3 Jalan Perjuangan 3 3
Total Jarak 27,45 Total Jarak 28

Keterangan :
Kode 0 = Tempat usaha Tirta Segar
Kode 1-22 = Konsumen air galon isi ulang Tirta Segar

Penyederhanaan atau pembulatan pada jarak depot ke konsumen dilakukan untuk


penyederhanaan penggambaran vertex dan kemudahan dalam melakukan
perhitungan, namun pembulatan tidak dilakukan sembarang namun berdasarkan
aturan matematis.

Page | 29
Tabel 4.4 Matriks Jarak Tempuh

Kode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
0 0 0,5 0,25 0,23 0,27 0,65 1,2 1,2 1,1 1,1 1 1 1,2 1,1 1,1 1,1 1 0,75 2,4 1,4 5,2 1,2 3,2 3,3
1 0,5 0 0,55 0,85 0,75 1,3 1 0,95 0,85 0,8 0,75 0,75 1,4 0,9 0,8 0,9 0,9 0,5 1,7 1,5 4,8 3,7 5,2 2,3
2 0,25 0,55 0 0,45 0,19 0,65 1,2 0,65 1,2 1,1 1,1 1,1 1,0 1,1 1,1 1,1 1,9 0,7 1,9 1,7 5,2 3,5 3,1 2,1
3 0,23 0,85 0,45 0 0,14 0,65 1,2 1,1 1,1 1,1 1 0,9 1,3 1,3 1,2 1,3 1,3 1,3 0,95 2,1 5,0 4,3 3,5 2,1
4 0,27 0,75 0,19 0,08 0 0,55 1,1 1,1 1 1 1 1,2 0,9 0,9 0,8 0,9 0,9 0,55 3,6 4,4 5,0 3,9 3,1 1,9
5 0,65 1,3 0,65 0,18 0,04 0 1,1 1,1 0,95 0,95 0,9 1,0 0,9 0,9 0,8 0,9 0,9 0,55 3,6 1,51 5,0 3,7 2,9 1,5
6 1,2 1 0,19 1,1 1,2 1,3 0 0,03 0,05 0,06 0,29 0,3 0,033 0,035 0,13 0,038 0,042 0,4 0,8 0,6 3,9 2,8 2,0 2,9
7 1,2 0,95 0,65 1,1 1,2 1,2 1,5 0 0,03 0,15 0,24 0,25 0,17 0,17 0,066 0,16 0,16 0,21 1,0 0,8 4,1 2,8 2,2 2,7
8 1,1 0,85 1,2 1 1,1 1,2 1,4 0,65 0 0,03 0,18 0,2 0,15 0,15 0,05 0,15 0,14 0,28 1,0 0,8 4,3 3,1 2,4 2,4
9 1,1 0,8 1,1 1,1 1,1 1,2 1,55 0,05 0,11 0 0,19 0,23 0,003 0,005 0,1 0,009 0,012 0,4 0,85 0,45 3,9 2,8 2,0 2,4
10 1 0,75 1,1 0,85 0,9 0,95 1,4 0,25 0,19 0,1 0 0,01 0,19 0,19 0,29 0,3 0,18 0,3 1,0 0,7 4,1 2,9 2,2 2,6
11 1 0,75 1,1 0,9 0,95 1 1,4 0,24 0,2 0,07 0,01 0 0,4 0,4 0,2 0,4 0,4 0,056 1,2 0,75 4,3 3,0 2,4 2,5
12 1,2 1,4 1 1,3 0,9 0,9 0,033 0,17 0,15 0,003 0,19 0,4 0 0,02 0,1 0,005 0,009 0,85 0,75 0,55 3,9 2,7 2,0 2,8
13 1,1 0,9 0,95 1,3 0,9 0,9 0,035 0,17 0,15 0,005 0,19 0,4 0,02 0 0,099 0,003 0,007 0,35 1,1 0,65 3,9 2,8 2,0 2,8
14 1,1 0,8 1,0 1,2 0,8 0,8 0,13 0,066 0,05 0,1 0,29 0,2 0,1 0,099 0 0,095 0,092 0,35 1,0 0,85 4,0 2,9 2,1 2,7
15 1,1 0,9 1,1 1,3 0,9 0,9 0,038 0,16 0,15 0,009 0,3 0,4 0,005 0,003 0,095 0 0,003 0,35 1,1 0,65 3,9 2,8 2,0 2,8
16 1 0,9 1,1 1,3 0,9 0,9 0,042 0,16 0,14 0,012 0,18 0,4 0,009 0,007 0,092 0,003 0 0,061 1,1 0,65 4,0 2,8 2,0 2,8
17 0,75 0,5 0,7 1,3 0,55 0,55 0,4 0,21 0,28 0,4 0,3 0,056 0,85 0,35 0,35 0,35 0,061 0 1,2 1,0 4,4 2,9 2,4 2,4
18 2,4 1,7 1,9 0,95 3,6 3,6 0,8 1,0 1,0 0,85 1,0 1,2 0,75 1,1 1,0 1,1 1,1 1,2 0 2,0 3,3 2,0 1,2 5,7
19 1,4 1,5 1,7 2,1 4,4 1,5 0,6 0,8 0,8 0,45 0,7 0,75 0,55 0,65 0,85 0,65 0,65 1,0 2,0 0 0,8 0,7 2,0 4,2
20 5,2 4,8 5,2 5,0 5,0 5,0 3,9 4,1 4,3 3,9 4,1 4,3 3,9 3,9 4,0 3,9 4,0 4,4 3,3 0,8 0 1,2 2,9 3,5
21 1,2 3,7 3,5 4,3 3,9 3,7 2,8 2,8 3,1 2,8 2,9 3,0 2,7 2,8 2,9 2,8 2,8 2,9 2,0 0,7 1,2 0 1,7 4,6
22 3,2 5,2 3,1 3,5 3,1 2,9 2,0 2,2 2,4 2,0 2,2 2,4 2,0 2,0 2,1 2,0 2,0 2,4 1,2 2,0 2,9 1,7 0 5,1
23 3,3 2,3 2,1 2,1 1,9 1,5 2,9 2,7 2,4 2,4 2,6 2,5 2,8 2,8 2,7 2,8 2,8 2,4 5,7 4,2 3,5 4,6 5,1 0

Page | 30
Tabel 4.5 Matriks Jarak Tempuh Balans-Genap

Kode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 5 1 3 3
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 4 5 2
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 5 4 3 2
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 4 4 2
4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 5 4 3 2
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 5 4 3 1
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3
7 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 2
9 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 2
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 4 3 2 3
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 3 2 3
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 4 3 2 3
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 2 2
18 2 2 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 3 2 1 6
19 1 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 2 4
20 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 0 1 3 4
21 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 0 2 5
22 3 5 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 0 5
23 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 6 4 4 5 5 0

Page | 31
4.8 Agregat Jarak dan Pesanan

Untuk jalan yang sama pesanan diagregatkan dan dianggap menjadi satu node sehingga
terdapat 8 node pada distribusi air galon isi ulang Tirta Segar. Sedangkan untuk jarak
tempuh pada jalan yang diagregatkan pesananya, jarak di tambahkan sesuai dengan rute
yang pesananya diagregatkan.

Tabel 4.6 Agregat pesanan dan jarak

Node Jumlah Pesanan Jarak


Pesanan Agregat Agregat
(Unit) (Km)
Jalan Perjuangan 3 Tempat usaha - - -
Tirta Segar
Jalan Perjuangan 1 Jalan 22 83 5
Jalan Perjuangan 2 Perjuangan 15
Jalan Perjuangan 4 20
Jalan Perjuangan 5 14
Jalan Perjuangan 6 12
Jalan Pramuka 1 Jalan Pramuka 15 147 12
Jalan Pramuka 2 14
Jalan Pramuka 3 15
Jalan Pramuka 4 12
Jalan Pramuka 5a 14
Jalan Pramuka 5b 16
Jalan Pramuka 6 13
Jalan Pramuka 7 10
Jalan Pramuka 8 12
Jalan Pramuka 9 13
Jalan Pramuka 10 8
Jalan Pramuka 17 5
Jalan M. Yamin Jalan M. 7 1
7
Yamin
Kampus UNMUL Kampus 15 1
15
UNMUL
Jalan Gelatik 1 Jalan Gelatik 14 14 1
Jalan Belatuk Jalan Belatuk 8 8 1
Jalan Dr. Soetomo Jalan Dr. 15 3
15
Soetomo
Jalan PM Noor Jalan PM Noor 11 11 3
Total 300 300 28

Page | 32
4.9 Distribusi Awal Tirta Segar

Untuk distribusi pagi hari dengan rute dari tempat usaha rumahan Tirta Segar, Jalan
Pramuka, Jalan M. Yamin, Jalan Pramuka, Kampus UNMUL, Jalan Gelatik, Jalan Dr.
Soetomo, Jalan Belatuk, Jalan Gelatik, Kampus UNMUL dan kembali Tirta Segar
Jaraknya adalah sebagai berikut.:

Tabel 4.7 Jarak Distribusi Pagi Hari

Asal Tujuan/ node Jarak Akumulasi Jarak


(Km) (Km)
Tirta Segar di jalan Jalan Pramuka 12 12
Perjuangan 3
Jalan Pramuka Jalan M. Yamin 1 13
Jalan M. Yamin Jalan Pramuka 2 15
Jalan Pramuka Kampus UNMUL 2 17
Kampus UNMUL Jalan Gelatik 2 19
Jalan Gelatik Jalan Dr. Soetomo 2 21
Jalan Dr. Soetomo Jalan Belatuk 2 23
Jalan Belatuk Jalan Gelatik 1 24
Jalan Gelatik Kampus UNMUL 1 25
Kampus UNMUL Tirta Segar di jalan 2 27
Perjungan 3
Total 27 27

Untuk distribusi sore hari dengan rute dari tempat usaha rumahan Tirta Segar, Jalan P.M
Noor, Jalan Perjuangan, Jalan Pramuka, Jalan M. Yamin, Jalan Pramuka, Jalan
Perjuangan, kembali ke depot sekaligus melakukan distribusi di area depot yaitu diajalan
perjuanagan Jaraknya adalah sebagai berikut.:

Tabel 4.8 Jarak Distribusi Sore Hari


Asal Tujuan/ node Jarak Akumulasi Jarak
(Km) (Km)
Tirta Segar di Jalan Jalan P.M Noor 3 3
Perjuangan 3
Jalan P.M Noor Jalan Perjuangan 1 4
Jalan Perjuangan Jalan Pramuka 12 16
Jalan Pramuka Jalan Perjuangan 12 28
Jalan Perjuangan Tirta Segar di Jalan 1 29
Perjuangan 3
Total 29 29

Page | 33
Setelah dilakukan perhitungan bahwa jarak tempuh distribusi pagi hari dan distribusi sore
hari oleh usaha rumahan Tirta Segar adalah rute perjalanan pagi hari sebesar 27 Km dan
rute perjalanan sore hari sebesar 29 km dengan totak jarak distribusi pagi hari dan sore
hari adalah sebesar 56 Km.

4.10 Distribusi Simulasi Tirta Segar

Untuk distribusi pagi hari dengan rute dari tempat usaha rumahan Tirta Segar, Jalan
Gelatik, Jalan Belatuk, Jalan Dr. Soetomo, Jalan M. Yamin, Jalan Pramuka dan kembali
Tirta Segar Jaraknya adalah sebagai berikut.:

Tabel 4.9 Jarak Distribusi Pagi Hari


Asal Tujuan/ node Jarak Akumulasi Jarak
(Km) (Km)
Tirta Segar di jalan
Jalan Gelatik 1 1
Perjuangan 3
Jalan Gelatik Jalan Belatuk 1 2
Jalan Belatuk Jalan Dr. Soetomo 3 5
Jalan Dr. Soetomo Jalan M.Yamin 1 6
Jalan M. Yamin Jalan Pramuka 12 18
Tirta Segar di jalan
Jalan Pramuka 1 19
Perjungan 3
Total 19 19

Untuk distribusi sore hari dengan rute dari tempat usaha rumahan Tirta Segar, Jalan
Pramuka, Jalan M. Yamin, Jalan P.M Noor, kembali ke depot sekaligus melakukan
distribusi di area depot yaitu diajalan perjuanagan Jaraknya adalah sebagai.

Tabel 4.10 Jarak Distribusi Sore Hari


Jarak Akumulasi Jarak
Asal Tujuan/ node
(Km) (Km)
Tirta Segar di Jalan
Jalan Pramuka 12 12
Perjuangan 3
Jalan Pramuka Jalan M. Yamin 1 13
Jalan M. Yamin Jalan PM Noor 3 16
Tirta Segar di jalan
Jalan PM noor 3 19
Perjuangan 3
Total 19 19

Page | 34
Dibawah ini merupakan rekomendasi rute distribusi Tirta Segar pada pengantaran pagi
hari dan sore hari dimana rute tidak melewati jalan yang sama pada sekali jalan dan
menghasilkan jarak pengantaran yang sama pada kedua rute.

Tabel 4.11 Rekomendasi Rute Distribusi


Jadwal Pendistribusian Rute yang dilewati Jarak Tempuh
(Km)
Pagi hari Tirta Segar, Jalan Gelatik,
Jalan Belatuk, Jalan Dr.
Soetomo, Jalan M. Yamin, 19
Jalan Pramuka dan kembali
Tirta Segar
Sore hari Tirta Segar, Jalan
Pramuka, Jalan M. Yamin,
19
Jalan P.M Noor dan
kembali Tirta Segar

Setelah dilakukan perhitungan bahwa jarak tempuh distribusi pagi hari dan distribusi sore
hari oleh usaha rumahan Tirta Segar adalah sama yaitu sebesar 19 Km dengan totak jarak
distribusi pagi hari dan sore hari adalah sebesar 38 Km, maka dapat dinyatakan bahwa
rute pagi hari dan sore hari seimbang.

4.11 Efisiensi Jarak Awal dan Simulasi

Untuk mengetahui simulasi rute yang diusulkan untuk usaha rumahan Tirta Segar lebih
baik dari kondisi distribusi awal

Tabel 4.12 Perbandingan rute dan jarak awal dengan simulasi


Jadwal Rute Awal Jarak Tempuh Rute Simulasi Jarak Tempuh
Pendistribusian (Km) (Km)
Pagi hari Tirta Segar, Jalan Pramuka, Tirta Segar, Jalan
Jalan M. Yamin, Jalan Gelatik, Jalan
Pramuka, Kampus Belatuk, Jalan Dr.
UNMUL, Jalan Gelatik, Soetomo, Jalan
27 19
Jalan Dr. Soetomo, Jalan M. Yamin, Jalan
Belatuk, Jalan Gelatik, Pramuka dan
Kampus UNMUL dan kembali Tirta
kembali ke Tirta Segar Segar

Page | 35
Tabel 4.12 Perbandingan rute dan jarak awal dengan simulasi
Jadwal Rute Awal Jarak Tempuh Rute Simulasi Jarak Tempuh
Pendistribusian (Km) (Km)
Sore hari Tirta Segar, Jalan P.M Tirta Segar, Jalan
Noor, Jalan Perjuangan, Pramuka, Jalan
Jalan Pramuka, Jalan M. M. Yamin, Jalan
29 P.M Noor dan 19
Yamin, Jalan Pramuka,
Jalan Perjuangan, dan kembali Tirta
Segar
kembali ke Tirta Segar
Total Jarak 56 38

Dibawah ini dilakukan perhitungan untuk mengetahui presentase efisiensi dari penataan
rute distribusi air galon isi ulang oleh Tirta Segar

Total jarak awal-Total jarak simulasi


% Efisiensi = × 100%
Total jarak simulasi
56-38
= × 100%
38
18
= × 100%
38
= 47,36%

Efisiensi jarak yang ditempuh antara rute awal yang digunakan untuk distribusi oleh Tirta
Segar dengan jarak simulasi yaitu sebesar 47,36%.

4.12 Perhitungan Biaya BBM Awal dan Simulasi

Dilakukan perhitungan penggunaan BBM pada rute awal dan rute simulasi untuk
mengetahui dan membandingkan efisiensi penggunaan BBM serta efektifitas biaya BBM
yang di perlukan untuk melakukan distribusi.
1. Penggunaan BBM Awal
Jarak pada rute awal = 56 Km
Setiap 1 liter dapat menempuh jarak 10 KM maka,
56
=
10
= 5,6 liter

Page | 36
2. Penggunaan BBM Simulasi
Jarak pada rute simulasi = 38 Km
Setiap 1 liter dapat menempuh jarak 10 KM maka,
38
=
10
= 3,8 liter

Berdasarkan perhitungan bahwa kendaraan yang digunakan untuk distribusi


menggunakan BBM premium dengan harga BBM resmi di samarinda, maka dapat di
lakukan perhitungan biaya BBM seperti di bawah ini:
Harga BBM premium = Rp. 6.500, -
1. Biaya BBM Awal
= BBM yang di perlukan × Harga BBM
= 5,6 × Rp. 6.500, -
= Rp. 36.400, -
2. Biaya BBM Simulasi
= BBM yang di perlukan × Harga BBM
= 3,8 × Rp. 6.500, -
= Rp. 24.700, -

Terjadi penurunan bahan bakar yang digunakan untuk distribusi pada rute awal dengan
rute simulasi, dimana rute awal memerlukan biaya BBM sebesar Rp. 36.400, - dan biaya
BBM simulasi memerlukan biaya BBM sebesar Rp. 24.700, -.

Dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat penurunan penggunaan biaya BBM


awal dengan simulasi sebagai berikut:

Biaya BBM Awal-Biaya BBM Simulasi


% Efisiensi = × 100%
Biaya BBM Simulasi
Rp. 36.400-Rp. 24.700
= × 100%
Rp. 24.700

Page | 37
Rp. 11.700
= × 100%
Rp. 24.700
= 47,36%

Efisiensi biaya BBM yang ditempuh antara rute awal yang digunakan untuk distribusi
oleh Tirta Segar dengan jarak simulasi yaitu sebesar 47,36%.

Page | 38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemodelan dan simulasI penelitian Directed Chinese Postman Problem
dengan Balans-Genap pada Distribusi Air Galon Isi Ulang maka dapat disimpulkan:
1. Jarak tempuh distribusi pada pagi hari melalui rute yang telah tersusun dengan
metode Chinese postman problem secara berurutan yaitu Jalan Pramuka, Jalan.
M.Yamin, Jalan PM Noor dan kembali lagi ke Jalan Perjuangan, didapatkan jarak
tempuh yaitu 19 KM. Sedangkan pada sore hari didapatkan jarak tempuh yang sama
19 KM, dengan rute yang telah tersusun secara berurutan yaitu UNMUL, Jalan
Gelatik, Jalan Belatuk, Jalan Dokter S., Jalan M. Yamin, Jalan Pramuka dan
kembali lagi ke Jalan Perjuangan. Dari kedua rute yang terbagi atas pagi dan sore
hari total jaraknya adalah 38 KM.
2. Akibat penyusunan rute distribusi didapatkan bahwa jarak yang dihemat dengan
adanya rute tersebut adalah sebesar 47,36%. Jarak awal distribusi adalah 56 Km
setelah dilakukanya simulasi jarak dapat di minimumkan menjadi 38 Km.
3. Biaya BBM distribusi setelah dilakukan penyusunan rute dengan Chinese postman
problem menurun sebesar 47,36% dari biaya BBM yang diperlukan untuk kegiatan
distribusi rute awal. Biaya BBM awal yang ditumbul akibat distribusi dalan satu
hari adalah sebesar Rp.36.400 sedangkan setelah dilakukanya simulasi adalah
sebesar Rp. 24.700.

Page | 39
1.2 Saran

Berdasasarkan kesimpulad dari penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran


sebagai berikut:
1. Diharapkan penelitian dapat di implementasikan oleh usaha air minum isi ulang
Tirta Segar.
2. Diharapkan penelitian selanjutnya asumsi yang digunakan lebih sedikit sehingga
hail penelitian lebih mendekati pada keadaan sebenarnya.
3. Diharapkan penelitian selanjutnya tidak menggunakan Balans-Genap
(menggunakan metode lain) agar hasil penelitian lebih mendekati keadaan yang
sebenarnya.

Page | 40
DAFTAR PUSTAKA

1. Amri, M., Rahman, A. and Yuniarti, R. (2000) ‘Ray path equation g ( r ) Radius (µ
m )’, p. 2000.
2. Junven, 2014, Integer Programming Modeling For The Chinese Postman Problem,
Journal School Of Economic And Management, China
3. Pearn dan Wang, 2003, on The Maximum Benefit Chinese Postman Problem, The
Internasional Journal Management Omega 31, Taiwan.
4. Perwitasari, E. W. (no date) ‘Penentuan Rute Pengambilan Sampah Di Kota
Merauke’, pp. 85–94.
5. Wang dan Wen, 2002, Time – Constrained Chinese Postman Problem, An
Internasional Journal Computer and Mathematic, Taiwan
6. Yulmaz, dkk, 2017, Chinese postman problem Aproach for large –scale
conventional rail network in turkey, Prinjena pristupa issn 1330-3651, Turkey.

Page | 41
Page | 42

Anda mungkin juga menyukai