Anda di halaman 1dari 9

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

RESUME JURNAL
PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN BERBASIS LIMA
PROSES INTI SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR)
DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)
(STUDI KASUS: PT SANG HYANG SERI – PERSERO, CAB.
PASURUAN)

Disusun Oleh

NADINE ANNISA GUMILAR 1609035014

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
Judul : Pengukuran Performansi Supply Chain Berbasis Lima Proses Inti Supply
Chain Operations Reference (SCOR) Dengan Pendekatan Analytic Network
Process (ANP) (Studi Kasus: Pt Sang Hyang Seri – Persero, Cab. Pasuruan)
Kasus : PT Sang Hyang Seri (Persero) merupakan perintis dan pelopor usaha
perbenihan di Indonesia, yang melakukan pengolahan terhadap gabah kering
panen (GKP) menjadi benih bersertifikat. Perusahaan ini memiliki aktivitas
supply chain yang digunakan dalam mengatur aliran barang mulai dari petani
sebagai supplier sampai kepada konsumen akhirnya. Dengan adanya
penerapan konsep supply chain, management diharapkan aktivitas supply
chain perusahaan dapat berjalan dengan baik mulai dari produksi hingga
sampai pada penjualan. Namun, pada kenyataannya ada saja permasalahan
yang terjadi dalam aktivitas supply chain.

Dari setiap permasalahan yang terjadi dapat dilihat bahwa sistem dalam
aktivitas supply chain perusahaan masih belum terintegrasi. Di sisi lain, PT
Sang Hyang Seri (Persero) Cabang Pasuruan juga belum pernah melakukan
pengukuran performansi supply chain. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengukuran performansi supply chain untuk mengetahui titik terlemah
kinerja perusahaan pada konsep manajemen rantai pasok.
Tujuan : Dengan adanya pengukuran performansi supply chain ini, diharapkan
perusahaan dapat mengetahui performansi kritis pada aktivitas supply chain
dan melakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan performansi supply
chain PT Sang Hyang Seri (Persero) Cabang Pasuruan.
Metode : Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Supply Chain Operations
Reference (SCOR), Analytic Network Process (ANP), Objective Matrix
(OMAX), dan Traffic Light System.

Supply Chain Operations Reference (SCOR) digunakan untuk membantu


dalam proses pengidentifikasian Key Performance Indicator (KPI). Lima
proses inti dari SCOR ini saling terintegrasi mulai dari supplier hingga ke
konsumen akhir. Dengan bantuan SCOR maka akan dapat diketahui kinerja
keseluruhan fase dalam dalam Supply Chain secara terintegrasi. Pada
penelitian ini KPI didapatkan melalui proses brainstorming dan wawancara
.
Selanjutnya akan digunakan Analytic Network Process (ANP) untuk melihat
bagaimana keterkaitan yang ada diantara KPI. Dengan ANP juga akan
diketahui bobot dari masing-masing KPI tersebut. Untuk mendapatkan data
pembobotan ANP didapatkan menggunakan kuisioner.

Sistem pemberian skor dilakukan dengan Objective Matrix (OMAX). Dengan


OMAX akan diketahui nilai untuk masing-masing KPI dan kemudian kinerja
supply chain dievaluasi menggunakan Traffic Light System.
Hasil :
Dari hasil identifikasi dengan menggunakan SCOR didapatkan 36 Key Performance
Indicator (KPI) yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 KPI
No Kode KPI
P Plan
Persentase kesesuaian jumlah GKP yang diterima dari kelompok tani kerjasama
1 P1
dengan jumlah yang telah direncanakan
Persentase kesesuaian jumlah benih bersih yang diterima dari petani op-koop
2 P2
dengan jumlah yang telah direncanakan.
Persentase kesesuaian jumlah penjualan benih padi dengan target pemasaran
3 P3
yang telah direncanakan.
Persentase kesesuaian realisasi luas areal tanam dengan target yang telah
4 P4
direncanakan
Persentase kesesuaian realisasi luas areal panen dengan target yang telah
5 P5
direncanakan
S Source
6 S1 Persentase luas lahan yang lulus uji hasil pemeriksaaan lapangan
Persentase kesesuaian jumlah benih padi yang dibeli dengan jumlah luas panen
7 S2
dengan kelompok tani kerjasama.
Persentase jumlah calon benih dari petani kerjasama yang lulus pengujian awal
8 S3
penerimaan calon benih di laboratorium.
9 S4 Persentase bahan baku komersial yang dapat dipenuhi oleh supplier
10 S5 Jumlah kelompok tani yang dilakukan pemeriksaan atau pengawasan.
11 S6 Jumlah pemeriksaan yang dilakukan terhadap kelompok tani kerjasama
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses penerimaan calon benih dari
12 S7
petani
Waktu yang dibutuhkan sejak bahan komersial dipesan hingga dikirim oleh
13 S8
supplier
Tabel 1 KPI (lanjutan)
No Kode KPI
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran hasil panen kepada
14 S9
petani.
15 S10 Rata-rata harga pembelian GKP per kg dari kelompok tani kerjasama.
16 S11 Rata-rata harga pembelian benih bersih per kg dari petani op-koop
M Make
17 M1 Persentase rendemen GKP menjadi GKK
18 M2 Persentase rendemen GKK menjadi BB.
19 M3 Persentase ketepatan jadwal perawatan mesin-mesin produksi
20 M4 Persentase jumlah mesin produksi yang layak digunakan selama proses produksi
21 M5 Persentase ketepatan jadwal fumigasi terhadap benih lulus yang ada di gudang.
22 M6 Persentase ketepatan jadwal pengujian kadar air dan daya tumbuh benih lulus.
Persentase jumlah benih yang lulus pengujian standar mutu benih di
23 M7
laboratorium.
24 M8 Utilitas jumlah tenaga kerja yang ada di unit produksi.
25 M9 Lama waktu tunggu benih lulus menjadi benih kantong
D Deliver
Persentase jumlah benih yang dikirim sesuai dengan yang dipesan oleh
26 D1
pelanggan.
27 D2 Utilitas jumlah tenaga kerja yang ada di unit pemasaran
28 D3 Persentase keterlambatan pengiriman benih kepada pihak penyalur
29 D4 Waktu yang dibutuhkan untuk menentukan jasa pengangkutan dengan ekspedisi.
30 D5 Waktu yang dibutuhkan sejak benih dipesan hingga siap untuk dikirim.
Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan jika ada permintaan
31 D6
mendadak dari pihak pemasaran corporate.
Waktu yang dibutuhkan oleh penyalur atau pelanggan untuk melakukan
32 D7
pembayaran ke perusahaan
33 D8 Rata-rata harga jual benih padi kepada pelanggan.
R Return
34 R1 Jumlah komplain yang diterima dari pelanggan.
Persentase jumlah penggantian benih padi yang cacat dengan yang baru dan
35 R2
baik.
36 R3 Waktu yang dibutuhkan untuk melayani komplain pelanggan.

Kemudian dilakukan pembobotan dengan ANP. Model network pada Supply Chain PT
Sang Hyang Seri (Persero) dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 ANP Supply Chain PT Sang Hyang Seri

ANP tersebut menghasilkan pembobotan dari setiap KPI sesuai dengan keterkaitannya
masing-masing. Bobot ANP setiap KPI dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Bobot Tiap KPI


Selanjutnya dilakukan penilaian kinerja untuk setiap aspek Supply Chain yang dibahas
dengan menggunakan OMAX. Selanjutnya di evaluasi menggunakan traffic light system.
Hasil penilain kinerja Supply Chain dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Pengukuran Performansi

Berikutnya akan dilakukan rekomendasi perbaikan, elemen yang akan direkomendasikan


untuk diperbaiki adalah indicator kerja yang berwarna kuning dan merah. Untuk
mempermudah dalam menemukan akar permasalahan dan dapat ditemukan solusi yang
tepat dapat digunakan Root Cause Analysis (RCA). Dari hasil evaluasi menggunakan
RCA didapatkan 9 akar permasalahan yang kemudian diberikan rekomendasi
perbaikannya. Akar permasaahan serta rekomendasi perbaikannya dapat dilihat pada
Tabel 4.

Tabel 4 Rekomendasi Perbaikan


No Akar Permasalahan Rekomendasi Perbaikan PIC
1. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada
petani mengenai cara membaca iklim dengan
memperhatikan tanda-tanda alam.
2. Menggunakan varietas unggul padi yang lebih
Kurangnya adaptasi
mampu bertahan terhadap perubahan iklim, dan Supervisor
1 terhadap perubahan
melakukan pola pertanian organik melalui Kebun
iklim
penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
3. Menambah pengetahuan mengenai Kalender Tanam
Terpadu, teknik adaptasi dan teknik mitigasi
perubahan iklim sektor pertanian
1. Melihat hal-hal detail mengenai ketentuan jual beli
Tidak adanya sanksi
hasil panen dengan mencantumkannya dalam
yang tegas terhadap
perjanjian tertulis.
pelanggaran
2 2. Memberikan sanksi yang tegas terhadap petani yang
kesepakatan antara Pihak
melanggar perjanjian yaitu berupa teguran awal
petani kerjasama dan Kantor Pusat
kemudian pemberhentian petani sebagai petani
perusahaan.
kerjasama PT Sang Hyang Seri (Persero)
1. Menggunakan teknologi peralatan baru untuk
memudahkan petani, serta melakukan pelatihan
Penggunaan teknologi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
3 dan metode yang petani. Manajer
kurang tepat 2. Melakukan pengawasan yang ketat terhadap metode Unit
yang digunakan, baik dalam pemberian pupuk Produksi
maupun pengendalian hama terpadu.
1. Melakukan perbaikan rencana kerja anggaran
Kurangnya
perusahaan baik produksi maupun pemasaran
kemampuan dan
dengan memperhatikan sistem Kalender Tanam
pengetahuan mengenai
4 Terpadu.
metode dan pedoman Supervisor
2. Menambah pengetahuan mengenai metode
perencanaan yang Kebun
peramalan yang tepat untuk meramalkan jumlah
tepat.
permintaan benih padi.
Luas lahan petani Manajer
kerjasama yang kurang Mencari petani-petani baru yang bersedia menjalin Unit
dan adanya kerjasama dengan meyakinkan petani mengenai Produksi &
5
keterbatasan jumlah keuntungan serta manfaat yang diperoleh dengan Manajer
petani yang ingin menjadi petani kerjasama. Unit
bekerjasama. Pemasaran
Hasil lelang yang tidak 1. Lebih berfokus pada free market dan subsidi
pasti karena masih pemerintah. Supervisor
6
bersaing dengan 2. Memperbaiki sistem lelang yang ada dengan Kebun
perusahaan benih lain. mempercepat pengadaan lelang.
1. Menyederhanakan proses birokrasi aliran dana dari
kantor regional untuk kantor cabang. Pihak
2. Membenahi sistem administrasi pembayaran Kantor
Proses birokrasi aliran
dengan mengalokasikan dana yang tepat sasaran Regional &
7 dana yang cukup lama
untuk pembayaran kepada petani kerjasama. Supervisor
dari kantor regional.
3. Meminimalisir piutang perusahaan agar modal/ Keuangan
dana tersebut dapat digunakan dalam melakukan Cabang
proses produksi
Tabel 4 Rekomendasi Perbaikan (lanjutan)
No Akar Permasalahan Rekomendasi Perbaikan PIC
1. Menjelaskan sistem pembayaran sebelum mencapai
sepakat dan memberikan produk kepada pelanggan.
Kurang tegasnya sanksi
2. Memberikan sanksi yang tegas terhadap
terhadap penyalur yang MDO
8 keterlambatan pembayaran yaitu berupa peringatan,
melakukan pembayaran Pemasaran
adanya bunga kredit, dan tidak mengizinkan
tidak tepat waktu.
kembali melakukan pembayaran dengan sistem
kredit.
Seleksi atau
Memilih op-koop lebih teliti dengan melakukan
pemeriksaan yang Supervisor
9 pemeriksaan dan seleksi yang ketat terhadap benih
kurang terhadap benih Mutu &
hasil op-koop.
hasil op-koop. Benih

Anda mungkin juga menyukai