Anda di halaman 1dari 8

III.

METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada empat kelompoktani yang ada di

Desa Nipa-nipa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan karena daerah ini merupakan sentra tanaman jagung di

Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yakni

Desember 2013 - Januari 2014.

III.2. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh petani jagung yang berada di

Desa Kaloling, yaitu sebanyak 842 petani. Dari populasi tersebut ditarik

sampel sebanyak 10 % karena pertimbangan besarnya jumlah populasi

dan kemampuan dan waktu peneliti sehingga jumlah sampel yang ditarik

sebanyak 84 petani. Adapun teknik penentuan sampel yaitu dengan

menggunakan teknik Random Sampling ialah teknik pengambilan sampel

dimana semua individu dalam populasi, baik secara individual atau

bekelompok diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel.
III.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara

langsung dengan petani responden menggunakan daftar pertanyaan

(kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya dan observasi

langsung di lapangan.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Dinas Pertanian

Kabupaten Bantaeng, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Bantaeng, BP3K (Balai Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan), BPS (Badan Pusat Statistik)

serta lembaga atau instansi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Data sekunder tersedia dalam bentuk laporan-laporan tertulis dan

dokumen resmi lainnya.

III.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

 Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan objek penelitian.

 Wawancara (Interview), yaitu pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang


bersangkutan atau yang dianggap dapat memberikan keterangan

sebagai bahan informasi.

 Kuisioner, merupakan alat yang digunakan dalam bentuk

pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden pada saat

wawancara yang berfungsi sebagai komponen utama dalam

memperoleh data yang sesuai dengan keperluan penelitian.

III.5. Metode Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif kualitatif untuk menjawab permasalahan kinerja

proses dan analisis deskriptif kuantitatif untuk kinerja hasil pada setiap

subsistem agribisnis jagung di Desa Kaloling, Kecamatan

Gantarangkeke. Kabupaten Bantaeng dilakukan analisis deskriptif

kualitatif.

Untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing subsistem yang

terkait dengan usahatani jagung (lembaga penyedia sarana

produksi/alat dan mesin pertanian, lembaga pemasaran dan lembaga

pendukung), maka dilakukan analisis dengan menggunakan

pembobotan. Penilaian tingkat kinerja dilakukan berdasarkan persepsi

petani jagung responden.

Nilai bobot diberikan untuk setiap pertanyaan, Tinggi = 3, Sedang = 2

dan Rendah =1. Untuk menentukan nilai standar untuk kategori


tingkat kinerja subsistem agribisnis jagung, maka digunakan rumus

(Subagya et.al, 2005):

R
I = ------
K

M = Skor Teredah + I
Dimana: I = Interval
R = Selisih skor tertinggi dikurangi skor terendah
K = Jumlah Kategori ( 3 kategori = Tinggi, sedang dan rendah)
M = Nilai tengah

Berdasarkan rumus dan daftar bobot nilai komponen

subsistem agribisnis jagung sebagaimana yang tertera pada Tabel 4,

maka tingkat kinerja subsistem agribisnis jagung secara umum di

Kabupaten Bantaeng berdasarkan persepsi petani adalah:

120 - 40
I = ---------------- = 27
3

M = 40 + 27

= 67

Sehingga diperoleh nilai standar, sebagai berikut:

Kinerja Tinggi = >94


Kinerja Sedang = 67 - 94
Kinerja Rendah = <67

Secara khusus, hal yang sama untuk setiap subsistem

agribisnis jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarngkeke,

Kabupaten Bantaeng dapat ditentukan nilai standar kinerjanya,

sebagaimana yang diuraikan pada Tabel 3 berikut:


Tabel 3. Standar nilai bobot penilaian kinerja subsistem agribisnis
jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarngkeke,
Kabupaten Bantaeng, 2013.

Nilai Nilai Standar Kategori


Subsistem
Terendah Tertinggi Tinggi Sedang Rendah

I. Pengadaan
Saprodi dan 16 48 >38 27 – 38 <27
Alsintan

 Benih 4 12 >10 7 - 10 <7

 Pupuk 4 12 >10 7 - 10 <7

 Obat2an 4 12 >10 7 - 10 <7

 Alsintan 4 12 >10 7 - 10 <7

II. Pemasaran 7 21 >17 12 - 17 <12

III. Pendukung
17 51 >39 28 - 39 <28
Usahatani

 Penyedia Modal 5 15 >11 8 - 11 <8

 Penyuluhan 5 15 >11 8 - 11 <8

 Penelitian/PT 4 12 >10 7 - 10 <7

 Instansi/SKPD 3 9 >7 5-7 <5


Tabel 4. Bobot penilaian kinerja subsistem agribisnis jagung di Desa
Kaloling, Kecamatan Gantarngkeke, Kabupaten Bantaeng
Jumlah Bobot Bobot
Kelompok Komponen Kinerja yang
Subsistem Pertanya- Te- Ter-
Subsistem Dinilai
an rendah tinggi
 Penyediaan jenis varietas
Pengadaan jagung
Benih  Ketersediaan jumlah 4 4 12
 Tingkat harga
 Biaya angkut
 Penyediaan jenis pupuk
Pengadaan  Ketersediaan jumlah
4 4 12
Pupuk  Tingkat harga
Pengadaan  Biaya angkut
Saprodi dan Pengadaan  Penyediaan jenis obat-
Alsintan obat-obatan obatan
pembasmi  Ketersediaan jumlah 4 4 12
hama dan  Tingkat harga
penyakit  Biaya angkut
 Penyediaan jenis alsin
Pengadaan  Ketersediaan jumlah
4 4 12
Alsintan  Tingkat harga
 Biaya angkut
Sub Total Bobot= 16 16 48
 Informasi harga
 Sistem pembayaran
 Jjumlah pembelian
Lembaga
 Tingkat harga pembelian 7 7 21
Pemasaran Pemasaran
 Syarat kualitas
 Potongan harga
 Cara pembelian
Sub Total Bobot= 7 7 21
 Jumlah kredit yang
disediakan
 Persyaratan perolehan
Lembaga
kredit
Penyedia 5 5 15
 Tingkat bunga yang
Modal
berlaku
 Angsuran
 Jangka waktu kredit
 Materi Penyuluhan
 Informasi yang
Lembaga disampaikan
5 5 15
Penyuluhan  Intensitas penyuluhan
Pendukung
 Metode penyuluhan
Usahatani
 Manfaat
 Ketersediaan kontak
Lembaga person
Penelitian/P  Kegiatan yang
4 4 12
erguruan dilaksanakan
Tinggi  intensit as kegiatan
 Manfaat
Lembaga  Program yang terkait
Pemerintah komoditas jagung
3 3 9
(SKPD)  Intensitas program
Terkait  Manfaat
Sub Total Bobot= 17 17 51
TOTAL 36 36 108

III.6. Konsep Operasional

Untuk memudahkan dalam pengambilan persepsi dalam penelitian

ini, maka disusun konsep operasional sebagai berikut:

1. Petani Jagung adalah petani yang berusaha tani komoditas jagung di

Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng

2. Agribisnis adalah satu rangkaian sistem usaha pertanian secara luas

dan saling terkait antar subsistem yang pertama dari subsistem

praproduksi (up Stream Agribisnis / Hulu), kedua On Farm Agribisnis

atau budidaya dan ketiga Down Stream Agribisnis yang meliputi

kegiatan Pengolahan dan Pemasaran dan didukung oleh jasa

penunjang seperti Per Bankan, Koperasi , Transpotasi, Perdagangan

dan Pelatihan serta Pendampingan.

3. Produksi adalah jumlah jagung yang diperoleh petani di Desa

Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng dalam

satu musim tanam yang diukur dengan satuan kilogram per hektar per

musim tanam (kg/ha/MT).

4. Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diperoleh petani jagung

di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng

dari hasil produksi jagung (kg) dikalikan dengan harga per satuan

produksi (Rp/kg) dalam satu musim tanam yang dinyatakan dalam

satuan Rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT)


5. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh petani

pada usahatani jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke,

Kabupaten Bantaeng yang dinyatakan dalam satuan Rupiah per

hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

6. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani pada

usahatani jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke,

Kabupaten Bantaeng yang penggunaannya mempengaruhi jumlah

produksi dan dinyatakan dalam satuan Rupiah per hektar per musim

tanam (Rp/Ha/MT).

7. Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani pada

usahatani jagung di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke,

Kabupaten Bantaeng yang penggunaannya tidak mempengaruhi

jumlah produksi dan dinyatakan dalam satuan Rupiah per hektar per

musim tanam (Rp/Ha/MT).

8. Pendapatan Usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani

dengan biaya total yang dikeluarkan usahatani jagung di Desa

Kaloling, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng selama

satu musim tanam yang dinyatakan dalam Rupiah per hektar per

musim tanam (Rp/Ha/MT).

Anda mungkin juga menyukai