SULFARIDH
D071211065
KELOMPOK IV
1
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1.1 Forecasting
2
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
833345,94, nilai MFE sebesar 93,75 dan nilai MAPE sebesar 13,91. Pada
permintaan benang Forecasting 5 bulan menunjukkan nilai Forecasting sebesar
4665,2, dengan nilai MAD sebesar 666,81, nilai MSE sebesar 708849,85, nilai
MFE sebesar 33,24 dan nilai MAPE sebesar 13,92. Pada permintaan kain
Forecasting 3 bulan menunjukkan nilai Forecasting sebesar 1470,7, dengan nilai
MAD sebesar 295,85, nilai MSE sebesar 117370,50, nilai MFE sebesar 52,51 dan
nilai MAPE sebesar 16,88. Pada permintaan kain Forecasting 5 bulan menunjukkan
nilai Forecasting sebesar 1559,4, dengan nilai MAD sebesar 252,89, nilai MSE
sebesar 105995,44, nilai MFE sebesar 35,98 dan nilai MAPE sebesar 14,82.
Pada metode Single Exponential Smoothing masing-masing bahan terbagi
menjadi tiga kategori, yaitu menggunakan nilai koefisien 0,1, 0,5, dan 0,9. Nilai
Forecasting untuk permintaan benang dengan nilai koefisien 0,1, 0,5, dan 0,9
masing-masing berjumlah 3522 dengan nilai MAD secara berturut-turut sebesar
914,02, 776,36, dan 872,82, nilai MSE sebesar 1258452,84, 866216,52, dan
981038,64, nilai MFE sebesar 807,01, 224,86, dan 143,30, untuk nilai MAPE sebesar
16,96, 15,42, dan 17,28. Nilai forecasting untuk permintaan kain dengan nilai
koefisien 0,1, 0,5, dan 0,9 masing-masing berjumlah 1479 dengan nilai MAD
secara berturut-turut sebesar 267,11, 270,47, dan 297,39, nilai MSE sebesar
103227,68, 102867,04, dan 132233,37, untuk nilai MFE sebesar 164,22, 51,56, dan
37,87, untuk nilai MAPE sebesar 14,78, 15,72, dan 17,49.
Pada metode Naïve untuk permintaan benang memiliki nilai Forecasting
sebesar 3522, dengan nilai MAD sebesar 906,53, nilai MSE sebesar 1031807,94,
nilai MFE sebesar 135,59, dan nilai MAPE sebesar 17,92. Untuk permintaan kain
memiliki nilai Forecasting sebesar 1479, dengan nilai MAD sebesar 307, nilai
MSE sebesar 144179,35, nilai MFE sebesar 35,3, dan nilai MAPE sebesar 18,13.
Berdasarkan nilai yang telah didapatkan untuk permintaan benang dan kain,
metode peramalan yang paling sesuai untuk diterapkan ialah metode Single Moving
Average 3 bulan untuk benang dan Single Exponential Smoothing koefisien 0,1
untuk kain. Nilai Forecasting satu periode terakhir yang ditunjukkan pada metode
Single Moving Average 3 bulan untuk benang dan Single Exponential Smoothing
3
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
koefisien 0,1 untuk kain selnajutnya akan digunakan sebagai nilai permintaan
dalam melakukan Agregat Planning.
Pada modul kali perencaan agregat kali, data yang digunakan terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu data kapasitas produksi yang terjadi dari jumlah karyawan
sebanyak 9, jam kerja selama 8 jam dan waktu proses produksi perunit nya selamat
18 jam, kemudian data biaya produksi yang terdiri dari Opportunity Cost sebesar
Rp120.000, Hiring Cost sebesar Rp140.000, Firing Cost Rp350.000, Subcontract
sebesar Rp130.000, Regular Cost sebesar Rp85.000, Overtime sebesar
Rp45.000/unit/orang, dan Inventory Cost sebesar Rp25.000/unit. Perencanaan
agregat dilakukan terhadap dua perencaan yaitu permintaan benang dan kain,
dengan menggunakan Demand dari hasil Forecasting. Perencanaan agregat terdiri
dari beberapa metode, yaitu Level Strategy yang memperhitungkan nilai Production
Level yang berkaitan dengan Production Cost, nilai Opportunity Level yang
berkaitan dengan Opportunity Cost, serta nilai Inventory Level yang berkaitan
dengan nilai Inventory Cost. Total Cost yang diperolah pada metode ini sebesar
Rp6.578.146.800 untuk permintaan benang dan Rp1.755.814.000 untuk permintaan
kain. Kemudian metode kedua yaitu Subcontract yang memperhitungkan nilai
Production Level yang berkaitan dengan nilai Production Cost dan nilai
Subcontract yang berkaitan dengan Subcontract. Total Cost yang diperoleh pada
metode ini sebesar Rp6.992.705.700 untuk permintaan benang dan
Rp1.765.504.500 untuk permintaan kain. Metode terakhir yaitu Chase Strategy
yang memperhitungkan Production Level yang berkaitan dengan Production Cost,
kemudian Hiring yang berkaitan dengan Hiring Cost dan nilai Firing yang
berkaitan dengan Firing Cost. Total Cost yang diperoleh pada metode ini sebesar
Rp1.636.743.061 untuk permintaan benang dan Rp1.604.676.930 untuk permintaan
kain.
4
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
5
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
6
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
7
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
8
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
9
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
10
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1.4 Saran
11
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR PUSTAKA
12
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
13
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
14
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAMPIRAN
15
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
16
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
17