Disusun oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat limpahan nikmat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang
berjudul “ Tradisi Bulan Ramadhan di Masjid Al Huda ”. Makalah ini disusun dalam
rangka untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang diampu oleh Bapak Muhammad Azil Maskur S.h, M.h. Makalah ini berisi
hasil obeservasi tentang kegiatan- kegiatan di Masjid Al Huda selama bulan
Ramadhan. Dalam penyusunan makalah ini melibatkan berbagai pihak yang terkait.
Oleh karenanya, saya mengucapkan banyak terima kasih terhadap pihak-pihak terkait
atas segala kontribusinya dalam membantu untuk melakukan penyusunan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan ......................................................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang khas dan unik khususnya bagi Umat
islam yang mana mereka mengagung-agungkan bulan tersebut. Terlebih lagi bagi
orang-orang beriman, bulan Ramadhan dianggap sebagai merupakan sebuah hadiah
pemberian bagi Allah SWT dari bulan-bulan lainnya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan derajat dan kualitas ketakwaan dan keimanan kepada-Nya. Selain itu
juga pada bulan ini umat islam diwajibkan menjalankan salah satu rukun islam yakni
berpuasa. dan juga di bulan Ramadhan ini juga berbagai amalan kebaikan entah itu
besar ataupun kecil dilipat gandakan pahalanya bagi mereka yang melakukan oleh
Allah SWT.
"Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. beliau berkata : Manusia sama melihat Hilal (bulan
sabit), maka akupun mengabarkan hal itu kepada Rasululullah saw. Saya katakan :
sesungguhnya saya telah melihat Hilal. Maka beliau saw. puasa dan memerintahkan
semua orang agar puasa." ( H.R Abu Dawud, Al-Hakim dan Ibnu Hibban).
Selain berpuasa, masih ada aktivitas-aktivitas ibadah di bulan Ramadhan yang
masih banyak lagi jenisnya. Tak jarang aktivitas-aktivitas ibadah antara satu daerah
dengan daerah lain berbeda-beda sesuai dengan adat dan budaya daerah masing-
masing. Tak lupa pula kegiatan seperti makan sahur, berbuka puasa, tadarus al quran,
shalat tarawih berjamaah juga ikut menyemarakkan indahnya bulan suci Ramadhan.
Sehingga jelas, bulan Ramadhan memiliki makna yang besar bagi umat Islam.
Oleh karena itu, bafi orang -orang muslim yang tidak memanfaatkan momentum di
bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya termasuk ke dalam kelompok yang merugi.
Terlebih lagi terdapat keutamaan yang melimpah di dalam bulan tersebut. Karena bulan
ramadhan merupakan bulan yang suci mulia dan juga penuh rahmat serta ampunan bagi
umat Islam.
1
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tradisi yang dilakukan selama bulan Ramadhan di Masjid AL-Huda?
2. Apa saja pergeseran budaya dalam tradisi bulan Ramadhan di Masjid Al Huda?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw. telah
bersabda : Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah. (H.R
:Al-Bukhary). Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda : Hendaklah
kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah. (H.R :
An-Nasa'i ) Setelah melaksanakan sahur Bersama, jamaah langsung melanturkan doa
mulai dari fajar sampai mendekati waktu subuh. Karena waktu tersebut diyakini doa
dikabulkan oleh Allah SWT. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan sholat subuh Bersama
dan disambung dengan kuliah subuh sampai pukul 05.30. Selanjutnya kegiatan bersifat
fleksibel yaitu jamaah boleh melanjutkan aktivitas sehari-harinya dan juga ada yang
menetap di masjid untuk melakukan tilawah sampai mendekati waktu dhuha.
3
4
Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila makan malam telah
disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan
shalat daripada makan malam itu ( yang sudah terhidang ). ( H.R : Al- Bukhary dan
Muslim ). Terdapat dalam hadist riwayat Al-Baihaqi menjelaskan amalan sunah untuk
menyegerakan berbuka puasa ketika mendengar adzan maghrib berkumandang.
Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat Muhammad
saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur.
(H.R : Al-Baihaqi ). Setelah itu jamaah kembali ke rumahnya dan ada juga yang
menetap di masjid untuk melakukan tadarus al quran hingga mendekati waktu isya’.
Lalu dilaksanakan shalat isya’ berjamaah dan disambung dengan shalat tarawih
berjamaah. Shalat tarawaih yang dilaksanakan berjumlah 8 rakaat dilanjutkan dengan
kultum oleh petugas. Setelah kultum selesai dilanjutkan dengan shalat witir 3 rakaat.
Dalam shalat tarawaih yang dilaksanakan di Masjid Al Huda pembagian jadwal imam
yaitu dijatah 1 orang dijatah 1 hingga 2 kali oleh takmir masjid. Begitu pula dalam
pembagian jadwal kultum.
Setelah shalat tarawih dan witir biasanya ada jamaah yang beristirahat di rumah
dan adapula yang beristirahat di masjid. Selanjutnya bagi jamaah yang menetap di
masjid pukul 10.00 sampai 11.00 melakukan tadarus al quran. Pada sepertiga malam,
jamaah melakukan shalat lail hingga datang waktu mendekati waktu sahur. Dari Abu
Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : Barang siapa yang shalat malam menepati
lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah ). Diriwayatkan
pula dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : berusahalah untuk
mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir. (H.R : Muslim ).
Sebelum melakukan sahur para jamaah melakukan shalat malam terlebih
dahulu. Setelah melakukan shalat malam dilanjutkan dengan melakukan sahur Bersama
seperti sebelumnya.
buka Bersama dengan menggandeng masyarakat sekitar yang diadakan seminggu dua
kali pada hari Senin dan Kamis.
Selanjutnya ada yang Namanya Dauroh Tahfidzul al quran selama 25 hari bulan
Ramadhan yang masih baru baru ini diadakan di masjid ini pada tepatnya pada tahun
lalu baru dikelola oleh takmir masjid. Dimana pada kali ini diikuti oleh 20 peserta dari
berbagai penjuru pulau Jawa yang berkeinginan menjadi belajar mengafalkan al quran.
Ada juga kegiatan ikhtikaf selama 10 hari terakhir bulan ramahan sampai hari
lebaran yang sebelumnya belum dikelola takmir tapi pada tahun ini sudah dikelola dan
telah berjalan baik sampai saat ini dan nantinya akan dikembangkan tiap tahunnya.
Karena amalan untuk berikhtikaf sangat dianjurkan dan disunahkan. Seperti
diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw mengamalkan i'tikaf
pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan oleh Allah
Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Elmubarok, Zaim dkk. 2016. Islam Rahmatan Lil’ Alamin. Semarang : Unnes Press.