Metodologi
Output adalah hasil yang diperoleh baik berbentuk barang atau jasa dari pemanfaatan
seluruh faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, kapital dan kewirausahaan. Output
ini merupakan seluruh nilai tambah neto atas dasar biaya faktor produksi yang
dihasilkan dari seluruh kegiatan usaha, atau dari sudut produksi barang/jasa yang
diminta disebut sebagai permintaan akhir. Dari segi ekonomi nasional output
merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor dalam
negeri dalam suatu periode tertentu. Output nasional ini biasa disebut produk domestik
bruto (PDB). Sedangkan pada tingkat wilayah regionaldisebut Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).
Konsep nilai tambah berkaitan erat dengan konsep perhitungan output. Keduanya
merupakan konsep perhitungan neraca ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan
produksi. Nilai tambah adalah suatu tambahan nilai pada nilai input antara yang
digunakan dalam proses menghasilkan barang dan jasa. Nilai input antara tersebut
bertambah karena mengalami proses produksi yang mengubahnya menjadi barag yang
nilainya lebih tinggi. Sedangkan input antara mencakup seluruh komoditi yang habis
atau dianggap habis dalam suatu proses produksi, seperti bahan baku, bahan penolong,
bahan bakar, listrik dan sebagainya.
3.2.2. Ketenagakerjaan
Penduduk dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu penduduk usia kerja dan
penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (15 tahun keatas) dibedakan menjadi
2 (dua) kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja itu
sendiri dibedakan menjadi dua golongan yaitu bekerja dan pengangguran. Sementara
bukan angkatan kerja dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu sekolah, mengurus
rumah tangga dan kegiatan lainnya. Kategori bekerja adalah penduduk usia 15 tahun
keatas yang sedang aktif bekerja dan usia 15 tahun keatas yang bekerja tetapi untuk
sementara waktu tidak bekerja (sakit, cuti, menunggu panen atau mogok kerja).
Rumusnya:
ILOR = ΔL
ΔY
Rumusnya:
ILORt-(t-i) = Lt – Lt-i
Yt – Yt-i
Dimana : t-(t-i) adalah selisih antara awal dan akhir periode.
Metode analisis data yang digunakan dalam perhitungan TFP ini adalah Grouth
Accounting Method, atau Time Series Econometric Method. Dalam metode Grouth
Accounting Method suatu model produksi digunakan untuk mengukur bagaimana
hubungan dan pengaruh dari masing-masing input terhadap pertumbuhan output dalam
suatu proses produksi. Pengukuran prosuktivitas (TFP) dengan menggunakan
pendekatan metode ini memungkinkan kita untuk melakukan dekomposisi sumber
pertumbuhan output yaitu kedalam pertumbuhan inputnya (Capital dan labor) dan juga
perubahan dalam TFP-nya.
Di mana:
Model kedua yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier berganda
dengan data panel. Tambunan menggunakan persamaan fungsi produksi Cobb –
Douglas yang dalam bentuk linier dapat ditulis sebagai berikut:
Pada penelitian ini, terdapat sedikit perubahan dalam penggunaan variabel bebas
yang kemudian diuji pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas, yaitu dengan
penambahan variabel input bahan baku dan input energi. Pemodifikasian variabel-
variabel yang digunakan tersebut dilakukan berdasarkan pada teori-teori ekonomi,
fakta-fakta yang terjadi, dan ketersediaan data. Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
dimana:
Y = Produksi (rupiah)
α = Intersep
L = Jumlah tenaga kerja riil (rupiah)
K = Jumlah modal riil (rupiah)
R = Jumlah bahan baku riil (rupiah)
E = Jumlah energi riil (rupiah)
TFP = Pertumbuhan Total Factor Productivity (persen)
1, 2, 3, 4, 5 = Parameter
Ln = Logaritma Natural
Pendekatan Pooled Least Squares (PLS) pada penelitian ini dapat digunakan jika
memenuhi sepuluh asumsi yang dikenal dengan asumsi klasik. Asumsi-asumsi ini
meliputi:
1. Linear Regression Model, yang berarti model harus linier dalam parameter.
2. Nilai X (variabel bebas) adalah tetap (nonstochastic).
3. Nilai rata-rata еi (error term) adalah nol (0).
4. Homoskedastisitas, yaitu varians masing-masing еi (error term) adalah sama
(konstan) untuk setiap X.
5. Tidak ada autokorelasi antar еi (error term).
6. Tidak ada covarians antara еi (error term) dan X (variabel bebas).
7. Jumlah observasi (n) harus lebih besar dari pada jumlah parameter untuk
diestimasi.
8. Variabilitas dalam nilai X (variabel bebas).
9. Model regresi tidak bias atau error.
10. Tidak terdapat multikolinearitas yang sempurna.