Anda di halaman 1dari 5

3.1.

Metodologi

3.1 Ruang Lingkup dan Sumber Data


Kajian studi ini dilakukan di Provinsi Jambi pada Tahun 2015. Data yang digunakan
dalam kajian ini merupakan data skunder yang berasal dari instansi, lembaga atau
sumber-sumber lain yang relevan, serta data primer yang diperoleh yang digunakan
dalam kajian studi ini bersumber dari hasi survei angkata kerja nasional
(SAKERNAS) untuk data jumlah tenaga kerja yang kemudian dianalisis.

3.2. Metode Analisis Data


3.2.1. Output Dan Nilai Tambah

Output adalah hasil yang diperoleh baik berbentuk barang atau jasa dari pemanfaatan
seluruh faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, kapital dan kewirausahaan. Output
ini merupakan seluruh nilai tambah neto atas dasar biaya faktor produksi yang
dihasilkan dari seluruh kegiatan usaha, atau dari sudut produksi barang/jasa yang
diminta disebut sebagai permintaan akhir. Dari segi ekonomi nasional output
merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor dalam
negeri dalam suatu periode tertentu. Output nasional ini biasa disebut produk domestik
bruto (PDB). Sedangkan pada tingkat wilayah regionaldisebut Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).

Konsep nilai tambah berkaitan erat dengan konsep perhitungan output. Keduanya
merupakan konsep perhitungan neraca ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan
produksi. Nilai tambah adalah suatu tambahan nilai pada nilai input antara yang
digunakan dalam proses menghasilkan barang dan jasa. Nilai input antara tersebut
bertambah karena mengalami proses produksi yang mengubahnya menjadi barag yang
nilainya lebih tinggi. Sedangkan input antara mencakup seluruh komoditi yang habis
atau dianggap habis dalam suatu proses produksi, seperti bahan baku, bahan penolong,
bahan bakar, listrik dan sebagainya.
3.2.2. Ketenagakerjaan

Penduduk dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu penduduk usia kerja dan
penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (15 tahun keatas) dibedakan menjadi
2 (dua) kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja itu
sendiri dibedakan menjadi dua golongan yaitu bekerja dan pengangguran. Sementara
bukan angkatan kerja dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu sekolah, mengurus
rumah tangga dan kegiatan lainnya. Kategori bekerja adalah penduduk usia 15 tahun
keatas yang sedang aktif bekerja dan usia 15 tahun keatas yang bekerja tetapi untuk
sementara waktu tidak bekerja (sakit, cuti, menunggu panen atau mogok kerja).

3.2.3. Metode Perhitungan ILOR (Incremental Labour Output Ratio)

ILOR adalah suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara penambahan


tenaga kerja dengan penambahan output yang dihasilkan. Dalam makroekonomi,
ILOR lebih menggambarkan perbandingannya dengan nilai tambah baik sektoral
maupun keseluruhan.

Metode perhitungan ILOR ( Incremental Labor Output Ratio) merupakan koefisien


yang menghubungkan antara penambahan tenaga kerja (ΔL) terhadap kenaikan output
atau produk yang dihasilkan (ΔY). Ar-tinya jika terjadi penambahan tenaga kerja
maka output akan meningkat (Cateris Paribus). Penambahan tenaga kerja merupakan
penambahan jumlah penduduk yang bekerja di seluruh sektor ekonomi, sedangkan
penambahan output dicerminkan melalui penambahan PDRB.

Rumusnya:
ILOR = ΔL
ΔY

Dimana : ΔL = Penambahan tenaga kerja sektor;


ΔY = Penambahan Output (PDRB ADHK)

Disamping perhitungan ILOR diatas, dapat pula dikembangkan turunannya,


diantaranya untuk melihat ILOR dalam satu periode pengamatan serta melihat tenaga
kerja yang terserap dalam setiap kenaikan outputnya, yakni PDRB ADHK.

Rumusnya:
ILORt-(t-i) = Lt – Lt-i
Yt – Yt-i
Dimana : t-(t-i) adalah selisih antara awal dan akhir periode.

ILOR dapat diinterpretasikan sebagai suatu ukuran yang mengambarkan banyaknya


lapangan kerja baru yang bisa diciptakan dengan penambahan output, nilai negatif
yang dihasilkan dalam perhitungan ILOR dapat mencerminkan peningkatan
produktivitas tenaga kerja, karena jumlah tenaga kerja yang diserap semakin turun
sementara outputnya meningkat atau penurunan produktivitas tenaga kerja, dengan
kata lain dalam proses jangka panjang ILOR negatif tersebut memberikan petunjuk
bahwa penggunaan teknologi, mesin dan padat modal akan memberi efek penambahan
output yang signifikan. Apabila nilai ILOR positif ini mencerminkan inefisiensi dari
produktifitas tenaga kerja dimana terjadi penambahan tenaga kerja yang ditandai
dengan penurunan output.

3.2.4. Perhitungan Total Faktor Productivity (TFP)

Kajian studi ini merupakan menggunakan analisis deskriptif-verifikatif yang


digunakan untuk menguji jawaban dari masalah yang bersifat sementara (hipotesis)
berdasarkan teori tertentu. Perhitungan TFP bersumber pada kajian studi terhadap
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (sources of economic growth). Pertumbuhan
ekonomi bersumber pada dua unsur utama, yaitu tenaga kerja dan kapital. Jika jumlah
peranan kedua unsur ini sama dengan pertumbuhan ekonomi, maka tidak terdapat
ruang bagi total factor productivity (TFP). Secara implisit, kondisi seperti ini
mengisyaratkan, jika tidak terdapat (pertumbuhan yang sangat rendah) dalam kapital,
sementara tenaga kerja diasumsikan tumbuh secara tetap, maka pertumbuhan ekonomi
akan melemah. Sebaliknya, apabila terdapat ruang bagi TFP, maka perekonomian
dapat tetap tumbuh pesat meskipun pertumbuhan kapital mengalami penurunan. Hal
ini dikarenakan TFP akan menyebabkan pendapatan pekerja meningkat dan
selanjutnya akan berdampak pada tingkat tabungan dan investasi yang pada akhirnya
akan meningkatkan pembentukan kapital domestik.

Metode analisis data yang digunakan dalam perhitungan TFP ini adalah Grouth
Accounting Method, atau Time Series Econometric Method. Dalam metode Grouth
Accounting Method suatu model produksi digunakan untuk mengukur bagaimana
hubungan dan pengaruh dari masing-masing input terhadap pertumbuhan output dalam
suatu proses produksi. Pengukuran prosuktivitas (TFP) dengan menggunakan
pendekatan metode ini memungkinkan kita untuk melakukan dekomposisi sumber
pertumbuhan output yaitu kedalam pertumbuhan inputnya (Capital dan labor) dan juga
perubahan dalam TFP-nya.

untuk meneliti kontribusi pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) terhadap


pertumbuhan output agregat. Untuk mengetahui laju progres teknologi, Tambunan
menggunakan model pertumbuhan Solow, dengan rumus sebagai berikut:

ΔA/A) = (ΔY/Y) - 1 (ΔK/K) - 2 (ΔL/L)

Pada penelitian ini terdapat sedikit penambahan dalam penggunaan sumber-sumber


pertumbuhan, yaitu dengan menambahkan perubahan jumlah bahan baku dan
perubahan jumlah energi. Persamaan tersebut menjadi:

(ΔA/A) = (ΔY/Y) - 1 (ΔK/K) - 2 (ΔL/L) - 3 (ΔE/E) - 4 (ΔR/R)

Di mana:

(∆A/A) = Pertumbuhan TFP (persen)


(∆Y/Y) = Pertumbuhan produksi (persen)
(∆K/K) = Pertumbuhan modal (persen)
(∆L/L) = Pertumbuhan tenaga kerja (persen)
(∆E/E) = Pertumbuhan energi (persen)
(∆R/R) = Pertumbuhan bahan baku (persen)
1, 2, 3, 4, = Bagian dari masing – masing faktor produksi

Model kedua yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier berganda
dengan data panel. Tambunan menggunakan persamaan fungsi produksi Cobb –
Douglas yang dalam bentuk linier dapat ditulis sebagai berikut:

Ln Y = Ln 0 + 1Ln L+ 2Ln K+ 3TFP+ еi

Pada penelitian ini, terdapat sedikit perubahan dalam penggunaan variabel bebas
yang kemudian diuji pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas, yaitu dengan
penambahan variabel input bahan baku dan input energi. Pemodifikasian variabel-
variabel yang digunakan tersebut dilakukan berdasarkan pada teori-teori ekonomi,
fakta-fakta yang terjadi, dan ketersediaan data. Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:

Ln Y = Ln 0 + 1Ln L+ 2Ln K+ 3Ln R+ 4Ln E+ 5 TFP+ еi

dimana:
Y = Produksi (rupiah)
α = Intersep
L = Jumlah tenaga kerja riil (rupiah)
K = Jumlah modal riil (rupiah)
R = Jumlah bahan baku riil (rupiah)
E = Jumlah energi riil (rupiah)
TFP = Pertumbuhan Total Factor Productivity (persen)
1, 2, 3, 4, 5 = Parameter
Ln = Logaritma Natural

Pendekatan Pooled Least Squares (PLS) pada penelitian ini dapat digunakan jika
memenuhi sepuluh asumsi yang dikenal dengan asumsi klasik. Asumsi-asumsi ini
meliputi:

1. Linear Regression Model, yang berarti model harus linier dalam parameter.
2. Nilai X (variabel bebas) adalah tetap (nonstochastic).
3. Nilai rata-rata еi (error term) adalah nol (0).
4. Homoskedastisitas, yaitu varians masing-masing еi (error term) adalah sama
(konstan) untuk setiap X.
5. Tidak ada autokorelasi antar еi (error term).
6. Tidak ada covarians antara еi (error term) dan X (variabel bebas).
7. Jumlah observasi (n) harus lebih besar dari pada jumlah parameter untuk
diestimasi.
8. Variabilitas dalam nilai X (variabel bebas).
9. Model regresi tidak bias atau error.
10. Tidak terdapat multikolinearitas yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai