Tugas Pengantar Manajemen
Tugas Pengantar Manajemen
DOSEN PENGAMPU :
Materi Tim dan Kelompok Kerja
a. persepsi
b. organisasi
Kelompok berdasarkan organisasi adalah kumpulan dari dua atau lebih manusia
yang saling berkumpul bersama untuk memecahkan suatu masalah atau mencari suatu
solusi tertentu untuk mencapai suatu tujuan bersama.
c. motivasi
Kelompok berdasarkan motivasi adalah suatu kumpulan manusia yang terdiri dari
dua orang atau lebih dengan pola interaksi yang nyata dengan proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
d. interaksi
Kelompok berdasarkan interaksi adalah suatu kelompok manusia yang terdiri dari
beberapa orang untuk mencapai tujuan yang sama dengan cara adanya kontak,
komunikasi, kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi untuk mencapai tujuan
bersama.
Dalam bukunya yang berjudul Gemeinschaft und Gesellschaft, Ferdinand Tonnies (dalam
Sunarto, 2008) membuat perbedaan antara dua jenis kelompok yang dinamakannya
gemeinschaft dan gesellschaft. Bentuk kelompok sosial semacam ini oleh Prof. Djojodigoeno,
sosiolog dari Universitas Gajah Mada, diterjemahkan sebagai kelompok paguyuban dan
patembayan.
a. Kelompok Paguyuban
b. Kelompok Patembayan
Anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain, tapi
tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contohnya, kelompok teman, kerabat.
c. Kelompok kemasyarakatan (societal group)
Kelompok yang hanya memiliki kesadaran akan persamaan di antara mereka. Belum ada
kontak dan komunikasi di antara mereka, dan juga tak ada organisasi. Contohnya,
pengelompokan penduduk menurut jenis kelamin.
Tidak memenuhi seluruh kriteria Bierstedt. Kelompok statistik hanya ada dalam arti
analitis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuwan sosial. Contohnya, pengelompokan penduduk
menurut usia dalam Sensus Penduduk.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima) Tahap Perkembangan Kelompok
yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok kerja, para anggota
mulai mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming
ini dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu
jelas mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih menyembunyikan
perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.
Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen disebut dengan
Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan pendapat
mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap Individu
mereka. Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok. Beberapa tanda-
tanda bahwa Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya kemarahan, perasaan
menyebalkan, ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan kegagalan.
Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap terbentuk hubungan yang
dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi
yang tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Tanda-tanda
Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan penjelasan mengenai
Objective/Tujuan Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok,
mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat meng-identifikasi-kan kekuatan dan
kelemahan.
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok
telah dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki
kebersamaan, Percaya diri, kreatif, Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses.
Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah
suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut
akan dibubarkan.
Catatan : Untuk kelompok-kelompok kerja yang permanen, Tahap terakhir adalah di Tahap
berkinerja (Performing).
b. konten proses
Teori ini juga terdiri dari empat teori pendukung, yaitu :
a. Equity Theory (S. Adams)
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima.
3. Jelaskan alasan kenapa harus mempelajari teori motivasi klasik dan teori motivasi
kontemporer
Karena dengan mempelajari teori tersebut karyawan bisa termotivasi dalam bekerja
dengan mengasih upah yang tinggi maka karyawan akan mempunyai motivasi untuk bekerja
dengan baik, begitu pula sebaliknya apabila dia telah melakukan pekerjannya dengan baik
namun mendapatkan upah yang tidak sesuai maka karyawan tidak akan mau bekerja dengan
baik. Dan juga dengan teori kontemporer kita termotivasi untuk harus memiliki prestasi, kuasa,
berafiliasi dalam waktu yang sama.
a. Maslow
Frederick Winslow memandang bahwa memotivasi para karyawan hanya dari sudut
pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui gaji atau upah
yang diberikan, baik uang ataupun barang, sebagai imbalan dari prestasi yang telah diberikannya.
Frederick Winslow dalam Hasibuan (2005) menyatakan bahwa : “Konsep dasar teori ini adalah
orang akan bekerja bilamana ia giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai
kaitan dengan tugas-tugasnya, manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan
menggunakan sistem intensif untuk memotivasi para pekerja, semakin banyak mereka
berproduksi semakin besar penghasilan mereka.” Sehingga dengan demikian karyawan hanya
dapat dimotivasi dengan memberikan imbalan materi dan jika balas jasanya ditingkatkan maka
dengan sendirinya gairah bekerjanya meningkat. Dengan demikian teori ini beranggapan bahwa
jika gaji karyawan ditingkatkan maka dengan sendirinya ia akan lebih bergairah bekerja.
b. Mc. Gregor
Teori X dan Y dari Mc. Gregor Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan
teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar
mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional
mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun
anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan
dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai
ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
c. Herzberg
a. Aldelfer
1.Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidupsesuai
dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhanfisiologis dan
kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg.
b. Mc. Clelland
Menurut McClelland, ada tiga hal yang sangat berpengaruh, yang memotivasi seseorang
untuk berprestasi. Ke tiga motif itu adalah ;
1) Achievement Motive (nAch): Motif untuk berprestasi
Masyarakat dengan keinginan berprestasi yang tinggi cenderung untuk menghindari situasi yang
berisiko terlalu rendah maupun yang berisiko sangat tinggi.
2) Affiliation Motive (nAff): Motif untuk bersahabat.
Mereka yang memiliki motif yang besar untuk bersahabat sangat menginginkan hubungan yang
harminis dengan orang lain dan sangat ingin untuk merasa diterima oleh orang lain.
3) Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasa
c. Stacey Adams
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil
tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha
seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
MATERI KEPEMIMPINAN
a. klasik
b. humanistik