1
Menghindari pekerjaan ringan yang dilakukan mekanik terutama pada saat
malam hari dan mekanik dapat fokus ke pekerjaan yang lain yang lebih prioritas.
Menghilangkan shift malam jika pekerjaan-pekerjaan ringan sudah dapat
ditangani oleh operator produksi itu sendiri.
Mengubah culture / budaya di pabrik, karena hampir semua pabrik atau industri
besar sudah menerapkan total productive maintenance secara total.
Mengurangi maintenance cost.
Mengembangkan skill operator untuk mengetahui kondisi dari mesin yang
dioperasikan.
Mengubah pola pikir “operator hanya mengoperasikan, mekanik yang merawat
atau membetulkan” karena operator juga harus mengetahui dan merawat
peralatan yang mereka gunakan.
Membuat OPL
Training
Serah Terima
Pekerjaan
2
sangat berfungsi terutama pada saat ada pergantian karyawan atau terdapat karyawan
baru yang masuk, mereka diharapkan dapat langsung memahami langkah-langkah
pengerjaan dengan membaca OPL yang telah disusun.
2. Training
Setelah dokumen OPL jadi, operator yang akan melakukan pekerjaan tersebut
menerima training singkat dari mekanik / pembuat OPL tersebut agar operator
mengetahui lebih jelas kondisi actual di lapangan. Dokumen OPL juga ditempel pada
area-area pengerjaan agar memudahkan operator untuk membaca dan mengikuti
langkah-langkah dari OPL. Pihak mekanik juga menempelkan tag atau tanda-tanda
yang penting agar tidak terjadi kesalahan langkah pada OPL seperti tag jenis oli, tag
jenis kunci yang digunakan, dsb.
5.2.1. Urea
a. Fill up oil:
3
P2-K-605A/B P2-P-602A/B P2-P-905A/B P14-P-006A/B
5.2.2. Amoniak
a. Fill up oil :
4
P-2201A/B P-0304A/B Z-2201A/B