Anda di halaman 1dari 60

BAB V

PROGRAM FUNGSI

Program Fungsi merupakan suatu penjelasan secara rinci dari Master Program atau
Perumusan Kecenderungan Rumah Sakit dalam bentuk-bentuk kegiatan pada Rumah Sakit,
berupa

5.1. Aktifitas Kerja

Aktivitas Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh Kinerja Rumah Sakit.


Aktivitas Rumah Sakit dapat dipengaruhi oleh penempatan fungsi-fungsi ruangan yang
harus berkaitan atau berhubungan dengan akses yang mudah dan cepat antara fungsi-
fungsi yang berkaitan.
Secara umum Pola akitifitas di Rumah Sakit terdiri dari aktivitas-aktivitas:
1. Luar Bangunan Rumah Sakit
2. Dalam Bangunan Rumah Saki

1. Luar Bangunan Rumah Sakit


Pola aktifitas yang terbentuk dari adanya kegiatan-kegiatan yang terjadi di luar
bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas pergerakan kendaraan: pengunjung, pasien
rawat jalan dan rawat inap, dokter/ staf Rumah Sakit, servis dan gawat darurat. Selain
itu faktor yang mempengaruhi aktifitas di luar bangunan adalah ketersediaan sarana
parkir untuk Pasien, pengunjung, dokter/ staf Rumah Sakit dan Servis, pola
pengiriman barang dan servis, dan aktifitas unit gawat darurat terutama yang dikaitkan
dengan pola sirkulasi dan perletakan titik pencapaian/pintu keluar masuk agar tidak
saling silang menggangu antar kegiatan dan jelas serta mudah pencapaiannya, dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien baik yang
menggunakan kendaraan pribadi maupun ambulans.
b. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien yang berjalan kaki.
c. Pola yang terbentuk dari jumlah pengunjung yang harus setara dengan
penyediaan fasilitas parkir.
d. Pola yang terbentuk dari adanya aktifitas staf/karyawan Rumah Sakit yang dalam
pelaksanaannya membutuhkan fasilitas parkir.
e. Menyediakan fasilitas yang aksesibel.
f. Mengendalikan pertambahan dan penurunan jumlah pegawai berkaitan dengan
ketersediaan parkir.
g. Pengiriman barang kebutuhan operasional Rumah Sakit.
h. Pola aktifitas pasien rawat jalan.
2. Sebagai RSIA, maka program fungsi dalam bangunan rumah sakit berada pada
unit-unit kerja:

Tabel 4.1
URAIAN FUNGSI

NO FUNGSI JENIS PELAYANAN


1 Pelayanan Gawat Darurat  Standar pelayanan Darurat
 KeDaruratan Spesialistik
 KeDaruratan Kebidanan dan Anak
2 Poliklinik  Poli Kebidanan
 Poli Anak
 Poli Penyakit Dalam
 Poli Penyakit Bedah
 Poli Bidan
 Dokter triage dan jaga gawat Darurat
24 jam
 Poli Umum
 Dokter Gigi
3 Rawat inap Perawatan
 Kelas I
 Kelas II
 Kelas III
 Perinatologi dan HCU
 Isolasi
Rawat Inap Intensif ( HCU)
Perinatologi

4 Tindakan persalinan  Persalinan normal


 Persalinan pathologis
5 Tindakan bedah  Minor surgery
 Mayor surgery
 Pembedahan infeksius dan non
infeksius
6 Rekam Medis  Pelaporan Kinerja RS
 RL1
 RL2
 RL 3 dst
7 Radiologi  Rontgen
 USG
8 Laboratorium  Sederhana
 Sedang

9 Farmasi  Unit Farmasi


10 Administrasi  Single User
 LAN
11 Service  Gizi
 Laundry
 Pemeliharaan sarana RS
12 Kamar jenazah Untuk Transit

5.2. Zonasi.
Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi berdasarkan tingkat
risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan
pelayanan.
Pedoman
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS C DEPARTEMEN
KESEHATAN RI
SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN
KESEHATAN TAHUN 2007

(1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri


dari :
 area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang
komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
 area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan.
 area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium,
pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.
 area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang
patolgi.
(2) Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :
 area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar
rumah sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek).
 area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja
dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik.
 area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area
tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi bedah, instalasi kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang rawat inap.
(3) Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :
 Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari :
o Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Gawat Darurat (IGD),
o Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Perawatan Intensif
(ICU/ICCU/PICU/NICU),
o Instalasi Bedah, Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi Kebidanan dan
Penyakit Kandungan
 Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi Farmasi,
o Instalasi Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Sterilisasi Pusat
o (;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama, Laundri,
o Pemulasaraan Jenazah, Instalasi Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan
o Sarana (IPS).
 Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian
o Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian
o Logistik/ Gudang, Bagian Perencanaan dan Pengembangan
o (Renbang), Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian Pendidikan
o dan Penelitian (Diklit), Bagian Sumber Daya Manusia (SDM),
BagianPengadaan, Bagian Informasi dan Teknologi (IT).

Perencanaan Zonasi di RSIA Selaras 2014


LANTAI DASAR
RAMP

POLI - 4 RADIOLOGI
POLI -1 POLI- 2 POLI - 3 POLI - 4

R. OBSERVASI

R. TINDAKAN
UGD
LABORATORIUM

RUANG
TUNGGU

PENDAFTARAN
KANTOR

R. DOKTER
PERAWAT

SPOEL
POLI – HOEK Up
UMUM
R.MENYUSUI
R. JENASAH
REKAM MEDIS TERAS Up

PANEL
APOTIK

RUANG PUBLIK , RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM

RUANG SEMI PUBLIK, RESIKO TINGGI, PEUNJANG MEDIS

RUANG PUBLIK DAN PELAYANAN MEDIS

RUANG PUBLIK , RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM

RUANG SEMI PUBLIK, RESIKO SANGAT TINGGI


RUANG PRIVASY , RESIKO tINGGI, PENUNJANG UMUM

RUANG PRIVASY , RESIKO tINGGI, PENUNJANG MEDIS

LANTAI- 1
300MM. Rise: 3600MM. Run
RAMP TURUN 291.66666666667MM. Rise: 3500MM. Run

KANTOR
OXIGEN

PERAWAT
PERINA
STERILISASI HCU VK

ALAT SPOEL
STERIL HOEK

OK
SCRUB
RR KORIDOR KALA 1

TRANSIT

R. Up

PERAWAT
R.
R. INTUBASI PANEL Up
TUNGGU

R.
R. R. ADM
TUNGGU
DOKTER

OK Zona privasi, resiko sangat tinggi, pelayanan medis dan keperawatan


HCU Zona privasi, resiko sangat tinggi, pelayanan medis dan keperawatan
VK Zona privasi, resiko sangat tinggi, pelayanan medis dan keperawatan
ADM Zona Publik, Resiko Rendah, penunjang Umum
KORIDOR Zona Publik, Resiko Rendah, penunjang Umum, R.Tunggu,
PANEL Zona Privasi, Resiko Tinggi, penunjang Umum
LANTAI - 2

KLS- 3 RUANG
KLS- 1 PERTEMUAN
VIP
KLS- 3

PERAWATAN
ANAK

SPOEL
HOEK PANTRY

TINDAKAN
PERAWAT

RUANG
KANTOR
KLS- 2 ISOLASI
PANEL Up

R.
KPPRS TUNGGU

RAWAT
ZONA PRIVASI, RESIKO SEDANG, PELAYANAN MEDIS & KEPERAWATAN
INAP

ZONA SEMI PUBLIK, RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM

ZONA PRIVASI, RESIKO TINGGI, PENUNJANG UMUM


PANEL
ZONA PUBLIK, RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM

LANTAI - 3

KLS- 1
KLS- 3
KLS- 3 ISOLASI

SPOEL
HOEK

VIP
PERAWATAN IBU

PANTRY
PERAWAT
KANTOR

BAYI
PANEL Up
KLS- 1 SEHAT

R.
KPPRS TUNGGU

RAWAT
ZONA PRIVASI, RESIKO SEDANG, PELAYANAN MEDIS & KEPERAWATAN
INAP

ZONA SEMI PUBLIK, RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM

PANEL ZONA PRIVASI, RESIKO TINGGI, PENUNJANG UMUM

ZONA PUBLIK, RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM


LANTAI - 4

PERENCANAAN KANTOR
DAN AULA LONDRI DAPUR

Up
PANEL Up

KPPRS

DAPUR ZONA PENUNJANG OPERASIONAL

GUDANG ZONA SEMI PUBLIK, PENUNJANG UMUM

PANEL ZONA PRIVASI, RESIKO TINGGI, PENUNJANG UMUM

ZONA PUBLIK, RESIKO RENDAH, PENUNJANG UMUM

LONDRI ZONA PENUNJANG OPERASIONAL

5.3.Pola sirkulasi Kegiatan Rumah Sakit


Pada dasarnya jalur sirkulasi adalah jalur yang menjadi titik hubung antara satu pola
aktifitas dengan aktifitas lainnya, baik itu kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
medis, penunjang medis dan administrasi.
Fungsi-fungsi layanan tertentu memerlukan akses cepat dan mudah ditemukan
sehingga perlu dipertimbangkan :
1. Peletakkan pintu dan besarannya.
2. Tata letak fungsi bangunan, jarak antar massa bangunan dan luasannya.
3. Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan
kendaraaan.
4. Jarak Pencapaian dari halte kendaraan umum menuju ke pintu utama lokasi
5. Rumah Sakit harus dekat dan aman bagi pejalan kaki.

Perencanaan jalur sirkulasi dari dan menuju bangunan harus memperhatikan hal sebagai
berikut:
1. Mencegah terjadinya sirkulasi silang
2. Pintu Masuk Utama harus mudah terlihat dan dicapai.
3. Tersedia fasilitas parkir yang memadai dan parkir khusus bagi penyandang
cacat.
4. Pintu Masuk RS minimal 3 pintu, yaitu pintu utama, pintu khusus ke Instalasi
5. Gawat Darurat dan pintu ke area servis.

Komponen-komponen yang membentuk jalur sirkulasi dalam dan luar bangunan, yaitu:
1. Akses Horisontal yaitu Koridor/Selasar, terdiri dari koridor/Selasar yang beratap
dan tidak yang harus dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya,
khusus untuk lantainya digunakan material bangunan yang tidak licin. Koridor/
Selasar juga harus mempertimbangkan aksesibilitas untuk evakuasi, orang yang
berkebutuhan khusus, termasuk penyandang cacat. Ukuran koridor/selasar yang
aksesibilitas minimal 2,4 meter.

3. Akses Vertikal
a. Tangga
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar
yang memadai.
Persyaratan tangga adalah sebagai berikut :
1) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
2) Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
3) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.
4) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam
keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya
kebakaran atau ancaman bom
5) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna tangga.
6) Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).
7) Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm ~80
cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian
ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai,
dinding atau tiang.
8) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung- ujungnya
(puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm
9) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
Perencanaan Tangga di RSIA Selaras 2015

b. Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan
tangga. Fungsi dapat digantikan dengan lift (fire lift). Persyaratan ramp
adalah sebagai berikut :
(1) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp
(curb ramps/landing).
(2) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70) tidak boleh
lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah
dapat lebih panjang.
(3) Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
(4) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda/ stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm.
(5) Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
(6) Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk
menghalangi roda dari kursi roda atau stretcher agar tidak terperosok
atau ke luar dari jalur ramp.
(7) Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga
membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan
disediakan pada bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka
tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan.
(8) Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang
dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.
c. Lift (elevator)

Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS


maupun untuk pasien. Oleh karena itu harus direncanakan dapat menampung
tempat tidur pasien. Persyaratan lift adalah sebagai berikut :
(1) Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya
tidak kurang dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur
dan stretcher bersama-sama dengan pengantarnya.
(2) Lift penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.
(3) Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai sarana hubungan vertikal
dalam bangunan gedung harus mampu melakukan pelayanan yang
optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai dengan fungsi
dan jumlah pengguna bangunan RS.
(4) Setiap bangunan RS yang menggunakan lift harus tersedia lift
kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor).
(5) Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran/lift penumpang biasa/lift
barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan
darurat dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran

5.4. Hubungan Fungsional


Hubungan Fungsional Rumah Sakit adalah hubungan antar Fungsi kegiatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang saling berkaitan satu sama lain guna
menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan standar dan dengan memperhatikan faktor
efisiensi dan efektifitas dalam segala bidang. Rencana Fisik Bangunan dari sebuah
Rumah Sakit pada dasarnya menjelaskan segala hal yang terkait dengan upaya
penetapan lokasi kerja setiap unit pekerjaan dalam bentuk Rencana Zonasi / Rencana
Kelompok Peruntukan Ruang dan atau Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit sesuai
dengan luasan lantai dan fungsinya bangunan guna memenuhi kebutuhan utama dan
penunjangnya.
5.4.1. Unit Rawat Jalan

5.4.1. Lingkup Kegiatan/Fungsi Ruang

Fungsi Instalasi Rawat Jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan,


pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang
disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya
atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. Poliklinik juga berfungsi sebagai tempat
untuk penemuan diagnosa dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka
pemeriksaan lebih lanjut di dalam tahap pengobatan penyakit.
Unit rawat jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnose, pengobatan,
perawatan, penyuluhan, pencegahan dan peningkatan pemulihan kesehatan untuk
penderita rawat jalan yang datang dan atau melaksanakan rujukan baik ke unit
fungsional lainnya maupun ke unit pelayanan kesehatan di luar RS yang bersangkutan.

5.4.1.2. Lingkup Sarana Pelayanan

Kebutuhan sarana pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kelas C terdiri dari:

1. Poliklinik Anak
2. Poliklinik Kebidanan
3. Poliklinik Penyakit Dalam
4. Poliklinik Penyakit Bedah
5. KIA
6. Poli Umum
7. Poli Gigi
8. Fisio terapi
9. UGD

5.4.1.3. Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas


Kebutuhan
No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Fasilitas
Ruang/Luas
Ruang tunggu pasien (dan pengantar 1~1,5 m2/ orang Kursi, Meja, Televisi & Alat Pengkondisi Udara
1 Ruang Tunggu Utama.
pasien) saat melakukan pendaftaran (min. 12 m2) (AC / Air Condition)
Ruang Administrasi Ruang ini digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan
• Loket Pendaftaran 3~5 m2/ petugas Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
2 administrasi, meliputi :
Pasien. (min. 16 m2) intercom/telepon, safety box
1. Pendataan pasien rawat jalan
• Loket Kasir
2. Pembayaran biaya pelayanan medik.

Tempat menyimpan informasi tentang


identitas pasien, diagnosis, perjalanan 12~16 m2/ 1000
penyakit, proses pengobatan dan kunjungan pasien
3 Ruang Rekam Medis Meja, kursi, lemari arsip, komputer
tindakan medis serta dokumentasi hasil / hari
pelayanan. Biasanya langsung ( untuk 5 tahun)
berhubungan dengan loket pendaftaran.

Ruang di mana keluarga atau pengantar


1~1,5 m2/ orang
4 Ruang Tunggu Poli pasien menunggu panggilan di depan Kursi, Televisi & AC (bila RS mampu)
(min.4 m2/poli)
ruang poliklinik.
Kursi Dokter, Meja Konsultasi, 2 (dua) kursi
Ruang Periksa & Ruang tempat dokter spesialis
12~25 m2/ poli hadap, lemari alat periksa & obat, tempat tidur
5 Konsultasi Dokter melakukan pemeriksaan dan konsultasi
periksa, tangga roolstool, dan kelengkapan
Spesialis dengan pasien
lainnya.
Meja, kursi, tempat tidur periksa, lemari
obat/alat, instrument troly, timbangan
Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, 12~25 m2/ poli badan/tinggi badan, set diagnostik, stetoskop,
6 pemeriksaan, dan pengobatan pasien tensimeter, termometer, reflex hammer, film
Ruang Tindakan
penyakit dalam oleh dokter Sp.Pd. viewer, single channel EKG, standar infus,
Poli
stand Waskom, ultra sonografi
Penyakit Dalam

EKG, set resusitasi anak lengkap dg


defribilator, meja resusitasi anak dan bayi, set
resusitasi bayi, meja resusitasi bayi, set
12~25 m2/ poli diagnostik, alat penghisap lendir,
timbangan+pengukur tinggi, stetoskop anak,
Ruang Tindakan / Ruang tempat melakukan tindakan atau stetoskop bayi, tensimeter dg manset untuk
7 Diagnostik Poli diagnostik terhadap pasien anak. bayi, anak & dewasa, termometer rektal,
Anak termometer aksila, lampu batere, palu refleks,
sendok penekan lidah, cold chain, emergency
cart. Paediatric trolley, oxygen set dan
flowmeter.

8 6~12 m2 Kursi, meja, wastafel/sink


Ruang Laktasi Ruang khusus bagi ibu yang menyusui
anaknya.

Lemari alat, lampu senter, stetoskop,


anaskopi, meja periksa, meja instrumen,
12~25 m2/ poli minor surgery set/ unit diagnostic & treatment,
tensimeter, alat resusitasi, lampu operasi,
Ruang Tindakan/ Ruang tempat konsultasi, penyelidikan,
elektrokauter, lokal anastesi set, suction unit,
9 Diagnostik Poli pemeriksaan, pengobatan, tindakan
alat punch biopsi, autoklaf, laringoskop,
Bedah terhadap pasien.
spekulum hidung, tongue spatel, trakeostomi
set, kacamata pembesar, headlamp,
sigmoidoskopi.

meja ginekologi, meja kebidanan, USG,


tensimeter, stetoskop, timbangan ibu,
Ruang Tindakan/ 12~25 m2/ poli stetoskop linen, lampu periksa, Doppler, set
10 Diagnostik Poli pemeriksaan ginekologi, pap smear kit, IUD
Ruang tempat melakukan tindakan atau
Kebidanan/ kit & injeksi KB, implant kit, Kolposkopi,
diagnostic kebidanan terhadap pasien.
Kandungan Poforceps biopsy, Stetoskop laenec.

Meja, kursi, tempat tidur periksa, lemari alat,


12~25 m2/ poli timbangan badan/tinggi badan, stetoskop,
Ruang Tindakan/ Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, tensimeter, termometer, reflex hammer, set
11 Diagnostik Poli pemeriksaan, dan pengobatan pasien diagnostik, film viewer, senter, sendok
Umum oleh dokter umum. penekan
lidah, standar infus, stand waskom

Dental unit, dental chair, Instrumen bedah gigi


dan mulut (dental operating instrument),
sterilisator, diagnostic set, scaler set, cotton
roll holder, glass lonometer lengkap,
12~25 m2/ poli composite resin lengkap khusus fissure
sealent, anastesi
local set, exodontia set, alat sinar, amalgam
Ruang Tindakan/ Ruang tempat konsultasi, penyelidikan,
set, preparation cavitas set, tambalan
12 Diagnostik Poli pemeriksaan, dan pengobatan pasien
sewarna gigi dan set bedah mulut dengan
Gigi dan Mulut penyakit gigi dan mulut.
sinar laser, dental row standar, peralatan
laboratorium teknik gigi dasar, set aktivar, set
orthodonsi piranti lepas, set penyemenan, set
preparasi mahkota dan jembatan, Set cetak
GTS/GTP & mahkota/
jembatan, set insersi GTS/GTP, indirect inlay
set
@ KM/WC pria/
wanita luas +2 – 3
m2 (min.untuk Kloset, wastafel, bak air
13 pasien dapat
Toilet (petugas, KM/WC
berjalan & maks.
pengunjung)
untuk pasien
berkursi roda)
5.1.4.4 Diagram Hubungan Fungsional Unit Rawat Jalan Dengan Unit Lain yang
Terkait

Diagram Hubungan Fungsional Unit Rawat Jalan Dengan Unit Lain Terkait

 Pasien Datang tanpa Rujukan


 Pasien Datang dengan Rujukan

Pendaftaran
Awal (pasien baru) / Ulang (& rekam medik)

R. Tunggu
Penunjang Medik:
- Laboratorium
- Radiologi
R. Periksa Dokter
- Fisioterapi, dll
Poli umum / Perawat
spesialis
Dirujuk ke klinik
spesialis lain/
RS lain
Alat

Pasien
Staf Dirawat di Pulang
Alat Inst. Rawat
Inap
5.4.2 Unit/Instalasi Gawat Darurat

5.4.2.1 Lingkup Kegiatan/Fungsi Ruang

Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan :
• Melakukan pemeriksaan awal kasus – kasus gawat darurat
• Melakukan resusitasi dan stabilisasi.
Pelayanan di Unit Gawat Darurat rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan 24 jam
secara terus menerus 7 hari dalam seminggu. Memiliki dokter spesialis empat besar yang
siap panggil (on-call), dokter umum yang siaga di tempat (on-site) dalam 24 jam yang
memiliki kualifikasi pelayanan GELS (General Emergency Life Support) dan atau ATLS +
ACLS dan mampu memberikan resusitasi dan stabilisasi ABC (Airway, Breathing,
Circulation) serta
memiliki alat transportasi untuk rujukan dan komunikasi yang siaga 24 jam
Program Pelayanan pada UGD :
A.True Emergency (Kegawatan darurat)
1. False Emergency (Kegawatan tidak darurat)
2. Cito Operation.
3. Cito/ Emergency High Care Unit (HCU).
4. Cito Lab.
5. Cito Radiodiagnostik.
6. Cito Darah.
7. Cito Depo Farmasi.
B. Pelayanan Kegawatdaruratan pada UGD :
1. Pelayanan Kegawatdaruratan Bedah
2. Pelayanan Kegawatdaruratan Obgyn
3. Pelayanan Kegawatdaruratan Anak
4. Pelayanan Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
5. Pelayanan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler

5.4.2.2. Kebutuhan Ruang

Mengingat kecukupan luas ruangan yang ada, maka IGD terdiri dari ruang
first aid, ruang tindakan, dan ruang observasi yang dibatasi dengan tirai, serta ruang
tunggu dan toilet yang terletak di luar ruang. Sedangkan untuk ruang resulitasi dapat
dilakukan di ruang observasi sehingga masih tetap memenuhi syarat khusus.

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas


Besaran Ruang /
No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Fasilitas
Luas

A. RUANG PENERIMAAN
Ruang ini digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan
administrasi, meliputi : Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
Ruang Administrasi dan 3~5 m2/ petugas
1 1. Pendataan pasien IGD intercom/telepon, safety box, dan peralatan
loket pendaftaran (min. 16 m2)
2. Penandatanganan surat pernyataan kantor lainnya.
dari keluarga pasien IGD.
3. Pembayaran biaya pelayanan medik.
Ruang di mana keluarga/ pengantar
Ruang Tunggu pasien menunggu. Ruang ini perlu 1~1,5 m2/ orang Kursi, Meja, Televisi & Alat Pengkondisi
2
Pengantar Pasien disediakan tempat duduk dengan (min. 16 m2) Udara (AC / Air Condition)
jumlah yang sesuai aktivitas pelayanan.
Tempat menyimpan informasi tentang
identitas pasien, diagnosis, perjalanan
penyakit, proses pengobatan dan Meja, kursi, filing cabinet/lemari arsip,
3 Ruang Rekam Medis Sesuai kebutuhan
tindakan medis serta dokumentasi hasil komputer
pelayanan. Biasanya langsung
berhubungan dengan loket pendaftaran.
Ruang tempat memilah-milah tingkat
kegawatdaruratan pasien dalam rangka
Tt periksa, wastafel, kit pemeriksaan
4 Ruang Triase menentukan tindakan selanjutnya Min. 16 m2
sederhana, label
terhadap pasien, dapat berfungsi
sekaligus sebagai ruang tindakan.

Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan penanganan Min. 3 m2/ pasien Area terbuka dengan/ tanpa penutup,
5 Bencana Massal pasien korban bencana massal. bencana fasilitas air bersih dan drainase

B. RUANG TINDAKAN

Nasoparingeal, orofaringeal, laringoskop set


Ruangan yang dipergunakan untuk anak, laringoskop set dewasa, nasotrakeal,
9 R. Resusitasi melakukan tindakan resusitasi terhadap 12-20 m2 orotrakeal, suction, trakeostomi set, bag
pasien. valve Mask (dewasa,anak), kanul oksigen,
oksigen mask (dewasa/anak), chest tube,

crico/trakeostomi, ventilator transport,


10 monitor, infussion pump, syringe pump,
ECG, vena section, defibrilator, gluko stick,
stetoskop, termometer, nebulizer, oksigen
medis, warmer. Imobilization set (neck
collar, splint, long spine board, scoop
strechter, kndrik extrication device, urine
bag, NGT, wound toilet set, Film viewer,
USG (boleh ada/tidak).

Ruang untuk melakukan tindakan Meja periksa, dressing set, infusion set,
11 R. Tindakan Bedah bedah ringan pada pasien. Min. 16 m2 vena section set, torakosintetis set, metal
kauter, tempat tidur, tiang infus, film viewer

Kumbah lambung set, EKG, irigator,


12 R. Tindakan Non Bedah Ruang untuk melakukan tindakan non 12-25 m2 nebulizer, suction, oksigen medis, NGT,
bedah pada pasien. (syrine pump, infusion pump, jarum spinal
boleh ada/tidak), lampu kepala, otoscope
set, tiang infus, tempat tidur, film viewer,

R. Tindakan Anak Ruang untuk melakukan tindakan medis 12-25 m2 Inkubator, tiang infus, tempat tidur, film
pada pasien anak. viewer
R.Tindakan Kebidanan 12-25 m2
13
Ket : kedua ruangan ini bisa Ruang untuk melakukan tindakan Kuret set, partus set, meja ginekologi,
digabung atau dipisah. kebidanan pada pasien. vacuum set, forcep set, CTG, resusitasi set,
doppler, suction bayi baru lahir, laennec,
tiang infus, tempat tidur, film viewer
R. Operasi (R. Persiapan
dan kamar Operasi) :
Ket : boleh ada/tidak
Min. 6 m2
1. Ruang Persiapan Ruang untuk mempersiapkan pasien Oksigen, suction, linen, brankar
sebelum memasuki r. bedah. Kegiatan + 36 m2
2. Ruang Operasi dalam ruang ini yaitu :
14 Meja operasi, mesin anastesi, lampu (mobile
Ruang untuk melakukan pembedahan /statis), pulse oximeter, monitor, meja
pada pasien. instrumen, suction, film viewer, set bedah
dasar, set laparatomi, set apendiktomi, set
Min. 7,2 m2/ sectiosesaria, set bedah anak, set
3. Ruang Pemulihan tempat tidur nephrotomi, set vascular, torakosintesis set,
set neurosurgery, set orthopedic, set urologi
emergency, set bedah plastik emergency,
set laparoscopy, endoscopy surgery.
C. RUANG OBSERVASI
Ruang perawatan pasien pasca bedah
Tt pasien, monitor set, tiang infus, infusion
Ruangan yang dipergunakan untuk Min. 7,2 m2/ set, oksigen
Tempat tidur periksa, poliklinik set,
15 R. Observasi melakukan observasi terhadap pasien tempat tidur
tensimeter, stetoskop, termometer
setelah diberikan tindakan medis. periksa

D. RUANG PENUNJANG MEDIS


Ruang tempat menyimpan obat untuk
16 Ruang Farmasi/ Obat Min. 3 m2 Lemari obat
keperluan pasien gawat darurat.
Tempat penyimpanan bahan-bahan
17 Ruang Linen Steril Min. 4 m2 Lemari
linen steril.
Ruangan tempat penyimpanan
peralatan medik yang setiap saat
diperlukan. Peralatan yang disimpan
18 Ruang Alat Medis Min. 6 m2 Lemari instrument
diruangan ini harus dalam kondisi siap
pakai dan dalam kondisi yang sudah
disterilisasi.
Mobile X-Ray, (mobile ECG, apron timbal,
Tempat untuk melaksanakan kegiatan
19 R. Radiologi Min. 4 m2 automatic film processor, dan film viewer
diagnostik cito.
boleh ada/tidak)
Ruang pemeriksaan laboratorium yang
Lab rutin, elektrolit, kimia darah, (analisa
16 Laboratorium Standar bersifat segera/cito, tapi untuk Min. 4 m2
gas darah boleh ada/tidak)
beberapa jenis pemeriksaan tertentu.
Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian :
1. Ruang kerja. Tempat tidur, sofa, lemari, meja/kursi,
17 R. Dokter 9-16 m2
2. Ruang istirahat/kamar jaga. wastafel.

R. untuk melakukan perencanaan,


pengorganisasian, asuhan dan
pelayanan keperawatan (pre dan post
Ruang Pos Perawat conference, pengaturan jadwal),
18 Min. 4 m2 Meja, kursi, wastafel.
(;Nurse Station) dokumentasi s/d evaluasi pasien.Pos
perawat harus terletak di pusat blok
yang dilayani agar perawat dpt
mengawasi pasiennya secara efektif.

19 Ruang Perawat Ruang istirahat perawat 9-16 m2 Sofa, lemari, meja/kursi, wastafel

Fasilitas untuk membuang kotoran


Gudang Kotor bekas pelayanan pasien khususnya Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket
21 yang berupa cairan. Spoolhoek berupa 4-6 m2 : tinggi bibir kloset + 80-100 m dari
(Spoolhoek/Dirty bak atau kloset yang dilengkapi dengan permukaan lantai
Utility). leher angsa (water seal).

21 Toilet (petugas, KM/WC @ 2 m2 – 3m2


pengunjung)

Workbench, 1 sink/ 2 sink lengkap dengan


Tempat pelaksanaan sterilisasi instalasi air bersih & air buangan.
22 instrumen dan barang lain yang Min. 4 m2 Lemari instrumen sebagai penyimpanan
R. Sterilisasi diperlukanan di Instalasi Gawat Darurat. instrumen yang belum disterilkan dan berada
dalam tromol/pak.

23 R. Gas Medis R. Tempat menyimpan gas medis. Min. 3 m2 Gas Medis

24 R. Parkir Troli Tempat parkir troli selama tidak Min. 2 m2 Troli


diperlukan

25 R. Brankar Tempat meletakkan tempat Min. 3 m2 Tt pasien


tidur pasien selama tidak
diperlukan.

5.4.2.4 Syarat Khusus

Dengan dasar pertimbangan kepada pemanfaatan lahan yang ada maka


konsep dasar IGD di RSIA Selaras dibuat sebagai berikut:

1. Ruang IGD dibuat sederhana akan tetapi tetap mengikuti standar ruang yang
ditetapkan
2. Persyaratan sirkulasi perawat/dokter dan tempat alat-alat medis sehingga
dimungkinkan penggunaan alat-alat secara bersama
3. Pembentukan ruang-ruang sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
digunakan sebagai ruang periksa, observasi, ruang resusitasi dan ruang
tindakan.
4. Keseluruhan ruang dan alat ditetapkan untuk dapat digunakan selama 24 jam
5. Memiliki pintu masuk khusus dari gerbang utama langsung dapat dicapai
oleh model yang menurunkan pasien.

5.4.2.5 Diagram Hubungan Fungsional Unit/Instalasi Gawat Darurat dengan Unit


Lain yang terkait.

Alur kegiatan Pada Instalasi Gawat Darurat dapat dilihat pada bagan alir berikut:

Area Persiapan Pasien &


Bencana Massal Pengantar Pasien

Pasien
Infeksius Pengantar
Pasien
Dekontaminasi Pintu Masuk Loket Pendaftaran
UGD
Pasien
Infeksius
Pasien

TRIASE
Ruang Tunggu
(dokter umum)

Ruang Resusitasi Ruang Tindakan Ruang Tindakan Ruang Tindakan


Bedah Non Bedah Anak & Kebidanan

 Inst. Bedah Ruang Observasi


 Inst. Kebidanan &
Penyakit Kandungan
 Inst. Penunjang Medik
Pulang
5.4.2.6 Dehah UGD RSIA SELARAS. 2015

5.4.3. Unit Farmasi

Menurut rencana RSIA Selaras hanya akan melayani resep dari dalam lingkungan RS,
sehingga disini tidak mengenal konsep apotik.

5.4.3.1 Lingkup Kegiatan/Fungsi Ruang

Unit farmasi melakukan fungsi utama yaitu pengadaan, penyimpanan, peracikan, distribusi
obat, alat dan gas medis. Selain fungsi tersebut, juga memberikan informasi serta konsultasi perihal
obat dan melakukan pemeriksaan terhadap mutu bahan baku maupun obat jadi. Untuk farmasi juga
bertanggung jawab untuk pengadaan, penyimpanan dan distribusi:

1. Obat jadi sesuai standar obat rumah sakit yang disusun oleh Komite farmasi dan terapi
berdasarkan Danifer Obat Essensial Nasional (DOEN), termasuk obat generic.
2. Bahan kimia termasuk sebagai contoh : Bahan kontras dan berbagai reagensia.
3. Alat kesehatan habis pakai temasuk sebagai contoh : alat balut, alat sekali pakai, X-Ray
firm. Alat kesehatan (alkes) termasuk peralatan perawatan, peralatan medis yang belum di
distribusikan.
4. Gas Medis (Oksigen)

Untuk melayani kegiatan di atas, instansi farmasi idealnya dilengkapi oleh sub unit fasilitas utama,
yaitu:

1. Ruang untuk meracik dan mempersiapkan obat.


2. Ruang distribusi untu memenuhi kebutuhan pasien di ruangan dan pelayanan resep.
3. Gudang obat, gudang alat, gudang oksigen.

Sebagai fasilitas pendukung diperlukan juga:

1. Ruang tunggu
2. Loket penerimaan resep
3. Loket pemberian obat dan pembayaran
4. Ruang penerimaan bahan/obat/alat/oksigen dari luar

Saat ini ruangan untuk kegiatan farmasi telah terdiri dari ruangan yang diharapkan dan
memenuhi penataan ruang sehingga berbagai kegiatan persiapan, peracikan, distribusi serta
penyimpanan obat masih dapat dilaksanakan.

Unit farmasi juga bertanggung jawab atas penyucihamaan serta distribusi alat, bahan dan
barang RS pada unit sterilisasi sentral.

5.4.3.1. Kebutuhan Ruang

1. Waktu adanya keterbatasan lahan, namun mengingat layanan yang harus diberikan kepada
pelanggan, maka RSIA Selaras tetap mengupayakan ruang yang maksimal. Ruang farmasi
telah terdiri dari 2 (dua) ruangan dimana terdiri dari ruang racik dan ruang
administrasi/keuangan.
2. Adanya ruangan tunggu tersendiri
Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas
Besaran Ruang
No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Fasilitas
/ Luas
Peralatan farmasi untuk persediaan,
Ruang tempat melaksanakan Min. 6 m2/ apoteker
1 Ruang Peracikan Obat peracikan dan pembuatan obat, baik steril
peracikan obat oleh apoteker. (min.24 m2)
maupun non steril.
Ruang tempat penyimpanan bahan
2 Depo Bahan Baku Obat Min. 6 m2 Lemari/rak
baku obat.
Ruang tempat penyimpanan obat
3 Depo Obat Jadi Min. 6 m2 Lemari/rak
jadi
Gudang Perbekalan dan Ruang tempat penyimpanan
4 Min. 10 m2 Lemari/rak
Alat Kesehatan perbekalan dan alat kesehatan

Ruang tempat penyimpanan obat


Lemari khusus , lemari pendingin dan AC,
khusus seperti untuk obat yang
5 Depo Obat Khusus Min. 10 m2 kontainer khusus untuk limbah sitotoksis,
termolabil, narkotika dan obat
dll
psikotropika, dan obat berbahaya.
Ruang Administrasi Ruang untuk melaksanakan kegiatan Alat tulis kantor, meja+kursi, loket, lemari,
6 Min. 6 m2
(Penerimaan dan administrasi kefarmasian RS, telepon, faksimili, komputer, printer, dan
Distribusi Obat) meliputi kegiatan pencatatan keluar alat perkantoran lainnya.
masuknya obat, penerimaan dan
distribusi obat.
Konter Apotik
Ruang untuk menyelenggarakan
(Loket penerimaan
kegiatan penerimaan resep pasien, Rak/lemari obat, meja, kursi, komputer,
7 resep, loket pembayaran Min. 16 m2
penyiapan obat, pembayaran, dan printer, dan alat perkantoran lainnya.
dan loket pengambilan
pengambilan obat
obat)

Tempat ganti pakaian, sebelum


Ruang Loker Petugas
8 melaksanakan tugas medik yang @ loker 6-9 m2 Lemari loker
(Pria dan Wanita dipisah)
diperuntukan khusus bagi staf medis.

Ruang Arsip Dokumen & Ruang menyimpan dokumen resep


10 9-20 m2 Lemari arsip, kartu arsip
Perpustakaan dan buku-buku kefarmasian.

12 Ruang Staf Ruang kerja dan istirahat staf. 9-16 m2 Tempat tidur, sofa, lemari, meja/kursi

Ruang tempat pasien dan 1~1,5 m2/ orang


Tempat duduk, televisi & Telp umum (bila
13 Ruang Tunggu pengantarnya menunggu menerima
(min. 25 m2) RS mampu),
pelayanan dari konter apotek.
@ KM/WC
KM/W C (pasien, pria/wanita luas 2
15 KM/W C Kloset, wastafel, bak air
petugas, pengunjung)
m2 – 3 m2

5.4.3.2. Persyaratan Khusus


• Lokasi instalasi farmasi harus menyatu dengan sistem pelayanan RS.
• Antara fasilitas untuk penyelenggaraan pelayanan langsung kepada pasien,
distribusi obat dan alat kesehatan dan manajemen dipisahkan.
• Harus disediakan penanganan mengenai pengelolaan limbah khusus
sitotoksis dan obat berbahaya untuk menjamin keamanan petugas, pasien dan
pengunjung.
• Harus disediakan tempat penyimpanan untuk obat-obatan khusus seperti
Ruang Administrasiuntuk obat yang termolabil, narkotika dan obat
psikotropika serta obat/ bahan berbahaya.
• Gudang penyimpanan tabung gas medis (Oksigen dan Nitrogen) Rumah
Sakit diletakkan pada gudang tersendiri (di luar bangunan instalasi farmasi).
• Tersedia ruang khusus yang memadai dan aman untuk menyimpan
dokumen dan arsip resep
5.4.3.2 Diagram Hubungan Fungsional Farmasi dengan Unit Lain yang Terkait

Diagram Hubungan Fungsional Farmasi Dengan Unit Lain yang Terkait


Rawat Jalan
IGD
Rawat Inap
OK
Poliklinik
VK IGD
HCU Perawatan
Perin Bedah
Radiologi
Penunjang Medis
lainnya

Unit Produksi

R. Tunggu Distribusi Farmasi

R. Racik Steril R. Non Steril

Gudang Alat

Obat

Unit Penyimpanan Alat/Obat

Gudang Besar
Gudang
Supply Transito CSSD
Barang Gudang Keluar
Transito (Aktif)
Administrasi
Masuk
(Terima)

Bahan Jadi
G. K Berbahaya

Unit Produksi

Administrasi Bahan Dasar

Laboratorium

Steril Produksi Semi Steril Autoclave

Cuci
5.4.4. Instalasi Laboratorium

5.4.4.1 Lingkup Kegiatan/Fungsi Ruang

Laboratorium RSIA Selaras direncanakan untuk mampu melayani salah satu bidang
keahlian yaitu patologi klinik sampai batas tertentu dari pasien rawat inap, rawat jalan, serta
rujukan dari puskesmas atau dokter praktek swasta. Rujukan ke RS lain dilakukan untuk
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di RSIA Selaras. Pemeriksaan minimal yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

1. Haematologi
2. Urine
3. Kimia Klinik

Untuk melaksanakan Serologi imunisasi dan Mikrobiologi (secara terbatas) dirujuk ke


laboratorium yang lebih mampu / pelayanan laboratorium tersebut dilengkapi pula oleh fasilitas
sebagai berikut:

1. Blood samping
2. Administrasi penerimaan specimen
3. Fasilitas pembuangan limbah

Selain fasilitas penunjang laboratorium tersebut disediakan pula fasilitas untuk :

1. Ruang tunggu
2. Loket pendaftaran pasien dan sample, sedangkan akan diidentifikasi aspek-aspek yang
berpengaruh pada pelayanan laboratorium yaitu beban kerja, waktu kerja, ketenagaan,
peralatan dan lain sebagainya.

5.4.4.2 Beban Kerja

Beban kerja berupa jumlah pemeriksaan specimen pasien per tahun atau per hari.
Perkiraan beban kerja tersebut dilakukan atas dasar proyeksi data empiris RSIA Selaras.
Penempatan proyeksi tiap jenis pelayanan laboratorium didasarkan atas beberapa asumsi sebagai
berikut:

1. Proporsi jumlah tiap jenis pelayanan baik dari jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.
2. Jam kerja pelayanan laboratorium rutin adalah antara 08.00 – 13.00 dan Cito selama 24
jam.

5.4.4.3 Kebutuhan Ruang

Luas ruangan laboratorium dapat dilihat dalam table berikut:


Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas

Besaran
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Kebutuhan Fasilitas
Ruang /
Ruang Administrasi Ruangan untuk staf Luas
dan melaksanakan tugas
Rekam Medis administrasi, pendaftaran, Meja, kursi, computer,
1. (Terdapat loket pembayaran dan Min. 20 m2 printer, lemari, lemari arsip,
pendaftaran, pengambilan hasil serta
loket ruangan untuk dan peralatan kantor lainnya.
pembayaran, dan penyimpanan sementara
loket berkas film pasien yang
Ruang Tunggu
pengambilan Ruangan pasien &
sudah dievaluasi. 1~1,5 m2/ orang Tempat duduk, televisi &
2. Pasien
hasil) pengantar pasien (min. 25 m2)
& Pengantar Pasien menunggu diberikannya Telp umum
pelayanan lab. (bila RS mampu),

Ruang Pengambilan Ruang tempat pengambilan Meja. Kursi, jarum suntik dan
3. Sample sample darah, Min. 6 m2
pengumpulan sample urin, pipetnya, container urin,
dll timbangan, tensimeter.

Meja lab, sink, sentrifus,


water bath,
fotometer, electrolit analyzer,
mikroskop
binikuler/monokuler, kamar
Laboratorium Ruang pemeriksaan/ hitung improved, neubauer,
Patologi analilsis patologi klinik. Meja
5. Klinik Min. 16 m2 kamarlab, sink,fuchs,
hitung
Laboratorium Kimia Ruang pemeriksaan/ spektofotometer,
rosenthal, tensimeter,sentrifus,
6. Klinik analilsis kimia klinik. Min. 16 m2 water bath, densitometer for
sentrifus mikrohematokrit,
protein, analytical balance,
rotator VDRL,
PH meter, micro hematokrit
sterilisator/autoklaf kecil,
sentrifus,
inkubator, oven, pipet LED,
Meja lab, sink,
fotometer, water sentrifus,
destilator,
timbangan,
mikroskop, stop
sentrifus timer,
watch,
precission
termometer 0-150 derajat,
Laboratorium Ruang pemeriksaan/ hematokrit, haemocitometer,
7. Hematologi dan analilsis hematologi dan Min. 16 m2 balance
bunsen burner, kawatbath,
ose, rak
Uranalisis urin. refractometer, water
pipet + tips, rak tabung
laboratory refrigerator,
reaksi, pipet spektropometer,
glukometer, otomatik
berbagai ukuran,
rotator shaker, HB meter,
tabung
washingreaksi berbagai
instrument, dry
ukuran,
sterilizer,pipet
oven, lab incubator,
volumetrik
micro plate berbagai ukuran,
reader, ultrasonic
pipet serologi, pipet pasteur,
cleaner.
erlenmeyer, corong, gelas
8. Gudang Regensia Ruang tempat 6-16 m2 ukur, labu, cawan petri,
Rak/Lemari
dan penyimpanan regensia lemari es no frost, AC, meja,
Bahan Habis Pakai bersih dan bahan habis
pakai. kursi
dan alat-alat perkantoran.

Ruang tempat pencucian


9. Ruang Cuci regensia bekas pakai. 6-9 m2 Lemari, sink

Ruang Diskusi dan Ruang tempat diskusi dan


10. Istirahat Personil. istirahat personil/ petugas 20-36 m2
lab. Meja, kursi, lemari, dll
Ruang Kepala Ruang tempat kepala Kursi, meja, computer,
11. Laboratorium laboratorium bekerja dan Min. 6 m2
melakukan kegiatan printer, dan peralatan kantor
perencanaan dan lainnya.
manajemen.

12. Ruang Petugas Ruang tempat istirahat 9-16 m2 Kursi, meja, sofa, lemari
Laboratorium petugas
laboratorium.

Sebagai tempat untuk


13. Dapur Kecil (;Pantry) menyiapkan makanan dan Min. 6 m2
minuman bagi mereka yang Perlengkapan dapur, kursi,
ada di Instalasi CSSD dan meja, sink
sebagai tempat istirahat
petugas.

KM/WC
14. KM/WC pasien KM/WC dan pengambilan pria/wanita luas Kloset, wastafel, bak air
sample urin
2 m2 – 3 m2

KM/WC
15. KM/WC petugas KM/WC pria/wanita luas Kloset, wastafel, bak air
2 m2 – 3 m2

5.4.4.4. Syarat Khusus

 Dinding dilapisi oleh bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin dan kedap air setinggi
1,5 m dari lantai (misalnya dari bahan keramik atau porselen).
 Lantai dan meja kerja laboratorium dilapisi bahan yang tahan terhadap bahan
kimia dan getaran serta tidak mudah retak.
 Akses masuk petugas dengan pasien/pengunjung disarankan terpisah.
 Pada tiap-tiang ruang laboratorium dilengkapi sink (wastafel) untuk cuci tangan
dan tempat cuci alat
 Harus mempunyai instalasi pengolahan limbah khusus.
5.4.4.5 Diagram Hubungan Fungsional Instalasi Laboratorium dengan Unit Lain yang
terkait.

Diagram Hubungan Fungsional Instalasi Laboratorium

Dengan Unit Lain yang Terkait

Rawat Pasien
Jalan
UGD
Rawat Inap
OK
VK
HCU Poliklinik
IGD Perawatan
Perina
Puskesmas
Puskesmas
Praktek Swasta
Praktek swasta

Administrasi R. Tunggu

R. Sample Toilet

R Bank
Laboratorium R. Sterilisasi
Darah

R. Penunjang
Spoelhook
Dokter

Dokter

Locker

CSSD Tenaga Medis


& Paramedis
Laudry Suplay Barang

IPSRS

Pasien
Staf/Non Pasien
5.4.5 Ruang Pendaftaran dan Kasir

5.4.5.1 Ruang Lingkup Pelayanan

o Ruang pendaftaran terdiri dari penerimaan pasien, baik ke rawat jalan, rawat inap atau
pemeriksaan serta tindakan lain.
o Pemberian status pasien Baru/lama untuk semua jenis pelayanan yang ada
o Penerima pembayaran atas pelayanan yang akan diberikan
o Pemberian bukti pembayaran
o Pemberian informasi tentang rumah sakit, misalnya : berapa ruang yang kosong pada hari
itu, berapa pembayaran.

4.3.5.2 Syarat Khusus

1. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penyalahgunaan dan kekeliruan di bagian


pendaftaran dan kasir, sebaiknya antara kasir dan rekam medis dipisahkan. Bagi RSIA
Selaras keadaan ini memungkinkan, tetapi tetap perlu dibuat suatu “Internal Control”
yang kuat.
2. Ruang tersebut mudah dicapai, berhubungan dengan ruang tunggu utama sehingga
pelayanan lebih cepat.
3. Penyimpanan dan penataan rekam medis rawat jalan terpisah dari ruang rawat inap untuk
memudahkan dan mempercepat pencatatan status. Karena berbagai hal dapat pula
pemisahan tidak hanya pada tempat penyimpanan (rak yang berbeda), tetapi juga pada
ruangan yang berbeda, apalagi mengingat banyaknya jumlah pasien dan lamanya file yang
wajib masih harus tersimpan.
4. Di ruang tersebut harus perpasang petunjuk/ daerah RSIA Selaras dan jenis pelayanan
yang diberikan serta daftar nama dokter spesialis dan daftar dokter jaga pemberi
pelayanan.

4.3.5.3 Diagram Hubungan Fungsional Ruang Pendaftaran dengan Unit Lain yang Terkait

Diagram Hubungan Fungsional Ruang Pendaftaran Dengan Unit lain yang Terkait

Pasien
R. Penunjang
Medis

R. Pendaftaran
Keuangan

Karcis Rekam Medik

Status Pasien

Nurse Station

Poliklinik Rawat Inap

Pasien Pulang Pasien Pulang

Sehat

Homecare

Meninggal
Rujuk
5. 4.6 Rekam Medis

5.4.6.1 Ruang Lingkup

Tempat penyimpanan data pasien yang kemudian diolah menjadi informasi yang
dibutuhkan dalam :
1. Perencanaan kebutuhan
2. Perencanaan kegiatan
3. Penilaian penampilan rumah sakit
4. Akreditasi rumah sakit
5. Tatanan bukti hukum
6. Dan sebagainya
5.4.6.2 Syarat Khusus
1. Ruang harus kering ( Tidak lembab ) karena bisa lembab akan merusak kartu pasien
atau merusak computer yang berarti merusak data
2. Untuk menyimpan kartu dibuat rak/lemari yang aman dari rayap, biasanya terbuat
dari bahan tidak berkarat.
3. Ruangan harus betul-betul aman karena kartu merupakan barang bukti hukum.
4. Ada hubungan dengan tempat pendaftaran

5.4.6.4.Diagram Hubungan Fungsional Unit Rekam Medis dengan Unit Lain yang terkait.
Skema hubungan fungsional antar ruangan dapat dilihat pada halaman berikut

Poliklinik
IGD
Rawat Inap

Suplay Administrasi Gudang/R. File

Keeping Coding Indexing Filing Keeping

5.4.7 Unit Kebidanan Dan Penyakit Kandungan (Obstetri Dan Ginekologi)

5.4.7.1. Lingkup Sarana Pelayanan


Pelayanan di Fasilitas Kebidanan Rumah Sakit Kelas C meliputi :
1. Pelayanan persalinan.
Pelayanan persalinan meliputi : pemeriksaan pasien baru, asuhan persalinan kala I,
asuhan persalinan kala II (pertolongan persalinan), dan asuhan bayi
baru lahir.
2. Pelayanan nifas.
Pelayanan nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas bermasalah
(post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
3. Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi/penyakit kandungan.
Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi penyakit kandungan meliputi pelayanan
keguguran, penyakit kandungan dan kelainan kehamilan.
4. Pelayanan tindakan/operasi kebidanan
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk memberikan tindakan, misalnya
ekserpasi polip vagina, operasi sectio caesaria, operasi myoma
uteri, dll. Kegiatan ini dilakukan pada ruang operasi yang berada di Instalasi
Bedah Sentral dan baru dapat dilaksanakan pada Instalasi Kebidanan apabila telah
memiliki peralatan operasi yang memadai (misalnya peralatan
anaestesi, meja operasi, monitor pasien serta lampu operasi).
5. Pelayanan KB (Keluarga Berencana).

Dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak telah ditetapkan bahwa Sarana Pelayanan
Kesehatan Kabupaten/Kota Bahwa 75% RS di Kab/Kota menyelenggarakan PONEK
(penambahan ruangan untuk Emergency Ibu & Anak)

5.4.7.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas

Besaran Ruang /
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Kebutuhan Fasilitas
Luas
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan
administrasi khususnya pelayanan pasien 3~5 m2/
di ruang kebidanan dan kandungan.
petugas
Ruang ini berada pada bagian depan
(min.6 m2)
instalasi/r. kebidanan & kandungan Meja, Kursi, lemari arsip,
1 R. Administrasi dan dengan dilengkapi loket, meja kerja, telepon/intercom, komputer, printer
pendaftaran lemari berkas/arsip dan telepon/ dan peralatan kantor lainnya
interkom.
Kegiatan administrasi meliputi :
Pendataan pasien.
Penandatanganan surat pernyataan
keluarga pasien (jika diperlukan
tindakan operasi).
Pembayaran (Kasir).

Ruang Tunggu Pengantar Ruang untuk pengantar pasien 1~1,5 m2/ Kursi, Meja, Televisi & Alat
2 Pasien menunggu selama pasien menjalani orang Pengkondisi Udara (AC/ Air
proses persalinan/ tindakah bedah. (min. 16 Condition)
m2)
Set partus, set minor surgery,
Ruang sebagai tempat dimana pasien Min. 12 m2/ doppler, USG, tensimeter,
Ruang Bersalin/ Kala I-II- melahirkan bayinya termasuk tempat tidur timbangan bayi, suction apparatus,
III (labour & delivery) kegiatan- kegiatan untuk tindakan lampu periksa, stand infuse, O2 set,
3 saat persalinan. emergency light, infuse set, set
kebidanan (minimal : forceps,
(Minimal RS memiliki vakum ekstraktor, klem hemostasis
kapasitas untuk 4 meja arteri, gunting tali pusar, klem tali
berrsalin) pusar), sarung tangan, celemek
plastik, kasa dan kapas, doek,
cardiotocograph (CTG), stetoskop,
resusitasi set dewasa, resusitasi set
bayi.
Set partus, set AVM/kuretase, set
minor surgery, tensimeter,
4 Ruang Tindakan Ruang tempat melakukan Min. 12 m2/ suction
tindakan kebidanan dan penyakit tempat tidur apparatus, lampu periksa, stand
kandungan infuse, O2 set, emergency light,
sarung tangan, celemek plastik, kasa
dan kapas, doek, stetoskop,
resusitasi set dewasa.

Ruang pemulihan pasien pasca


5 Ruang Pemulihan melahirkan yang memerlukan Min. 7,2 m2/ Tt pasien, monitor pasien, tiang
(;Recovery)/ Kala IV perawatan kualitas tinggi dan tempat tidur infus, infusion set, oksigen
pemantauan terus menerus.

Tempat tidur bayi, inkubator,


timbangan dan pengukur panjang
6 Ruang Bayi Ruang tempat bayi setelah dilahirkan Min. 9 m2 bayi, tensimeter, alat resusitasi
bayi,
blue lamp therapy, tempat ganti
popok bayi, sink mandi bayi

Ruang tempat penyimpanan


instrumen yang telah disterilkan.
7 Gudang Steril Instumen berada dalam Tromol Min. 6 m2 Lemari instrumen, Tromol
(;clean utility) tertutup dan disimpan di dalam lemari
instrument.
Bahan-bahan lain seperti linen, kasa
steril dan kapas yang telah
disterilkan
juga dapat disimpan di ruangan
ini.

Tempat ganti pakaian, sepatu/alat


kaki sebelum masuk ke- dan
sebaliknya setelah keluar dari ruang
8 Ruang ganti pakaian/ loker kebidanan dan kandungan,/ suatu @ Min. 6 m2 Loker, rak sepatu bersih, wastafel
ruangan yang diperuntukkan bagi
para pengunjung, staf medis/ non
medis untuk berganti pakaian atau
alas kaki sebelum masuk ke r.
kebidanan & kandungan.

Ruang untuk istirahat perawat/ petugas


lainnya setelah melaksanakan kegiatan
9 Ruang perawat/ Petugas pelayanan atau tugas jaga. Kamar jaga 9-16 m2 Tempat tidur, sofa, meja, wastafel.
harus berada di bagian depan sehingga
mempermudah semua pihak yang
memerlukan pelayanan pasien.

Ruang untuk menyiapkan makanan Meja, kursi, microwave,


10 Pantri bagi pasien dan para petugas instalasi Min. 6 m2
kompor, penghangat, kulkas,
kebidanan dan kandungan. sink

Fasilitas untuk membuang kotoran Kloset leher angsa, keran air bersih
Gudang Kotor bekas pelayanan pasien khususnya (Sink)
11 (Spoolhoek/Dirty Utility). yang berupa cairan. Spoolhoek berupa 4-6 Ket : tinggi bibir kloset + 80-100 m
bak atau kloset yang dilengkapi m2 dari permukaan lantai
dengan leher angsa (water seal).
KM/WC
KM/WC (petugas,
12 KM/WC pria/wanita luas Kloset, wastafel, bak air
pengunjung)
2 m2 – 3 m2

13 Janitor Ruang tempat penyimpanan peralatan Mi. 3 m2 Kloset, wastafel, bak air

kebersihan/cleaning service.

Tempat untuk parkir brankar selama


15 Parkir Brankar tidak ada kegiatan pelayanan pasien Min. 2 m2 Brankar
atau selama tidak diperlukan.

5.4.7.3 Persyaratan Khusus


1. Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus mudah dicapai,
disarankan berdekatan dengan instalasi gawat darurat, ICU dan Instalasi Bedah
Sentral, apabila tidak memiliki ruang operasi atau ruang tindakan yang memadai.
2. Bagunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising.
3. Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk memudahkan ibu
melihat bayinya, tapi sebaiknya dilakukan dengan sistem
rawat gabung.
4. Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia pengatur kelembaban udara
untuk kenyamanan termal.
5. Memiliki sistem proteksi dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.
6. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi
kebidanan dan penyakit kandungan tidak pada lantai dasar.
7. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang
tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung.
8. Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan kebidanan dan penyakit
kandungan ditempatkan pada wadah khusus berwarna kuning bertuliskan limbah
padat medis infeksius kemudian dimusnahkan di incenerator.
9. Untuk persyaratan ruang operasi kebidanan dapat dilihat pada poin 5.6.
5.4.7.4 Alur kegiatan.

Alur Kegiatan Pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan ditunjukkan pada
bagan alir berikut :

Dokter, Bidan Pasien & Pengantar


& Perawat Pasien

Pengantar
Ruang Ganti & Pasien
Loker Administrasi & Pendaftaran Ruang Tunggu
Pasien

Ruang Tindakan Ruang Persiapan Ruang Bersalin

Ruang Operasi

Ruang Pemulihan

5.4.8 Pelayanan Operasi

Unit bedah memberikan pelayanan bedah umum serta kebidanan dan penyakit mudah
sebaiknya RSIA Selaras memiliki ruang bedah yang terbagi menjadi 3 (tiga) jenis:

1. Bedah emergency
2. Bedah non infeksi
3. Bedah infeksi

Bagi RSIA Selaras ruang bedah dimulai dengan satu ruang operasi, sehingga sterilisasi ruang
harus dilaksanakan secara cepat dan segera setelah operasi selesai. Untuk selanjutnya akan
dilihat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan rumah sakit.

5.4.8.1 Lingkup Kegiatan

Instalasi bedah, adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat
untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan
kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Pelayanan bedah pada rumah sakit kelas C
meliputi :
1. Bedah minor (antara lain : bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak pada kulit,
ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi).
2. Bedah umum dan bedah sub spesialistik (antara lain: kebidanan,
onkologi/tumor, urologi, orthopedic, plastik dan rekonstruksi berat, anak,
kardiotorasik dan vaskuler)
5.4.8.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas
Besaran Ruang
No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Fasilitas
/ Luas
Ruang untuk menyelenggarakan
3~5 m2/ petugas
R. Administrasi dan kegiatan administrasi khususnya Meja, Kursi, lemari arsip, telepon/intercom,
1
pendaftaran pelayanan bedah. Ruang ini (min.9 m2) komputer, printer dan peralatan kantor lainnya
dilengkapi loket pendaftaran.

Ruang untuk pengantar pasien 1~1,5 m2/ orang Kursi, Meja, Televisi & Alat Pengkondisi Udara
Ruang Tunggu Pasien
2 menunggu selama pasien menjalani
dan Pengantar Pasien (min. 12 m2) (AC / Air Condition)
proses bedah.
Ruang untuk cuci tangan dokter ahli
Ruang untuk cuci tangan bedah, asisten dan semua petugas Wastafel dengan 2 keran, perlengkapan cuci
3 (scrub station) yang akan mengikuti kegiatan dalam Min. 3 m2 tangan (sikat kuku, sabun, dll), skort
kamar bedah. plastik/karet, handuk

Ruang yang digunakan untuk


mempersiapkan pasien sebelum
memasuki kamar bedah. Kegiatan
dalam ruang ini yaitu : Alat cukur, oksigen, linen, brankar (apabila
Penggantian pakaian penderita, tidak memiliki ruang induksi, maka dilengkapi
Ruang persiapan Membersihkan/mencukur bagian dengan alat : suction Unit,
4 Min. 9 m2
(;Preparation room) tubuh yg perlu dicukur, sphygmomanometer, thermometer, instrumen
Melepas semua perhiasan dan troli tiang infuse, peralatan anastesi)
menyerahkan ke keluarga pasien
Apabila tidak ada r.anaestesi maka
persiapan anaestesi juga
dilaksanakan di ruang ini.

Ruang yang digunakan untuk


persiapan anaestesi/pembiusan.
Ruang anaestesi Kegiatan yang dilakukan di kamar
ini adalah sebagai berikut : Suction Unit
(;Induction room)
• Mengukur tekanan darah pasien, Sphygmomanometer
Thermometer
5 • Pemasangan infus, Min. 9 m2
Trolley Instrument
• Memberikan kesempatan kepada
Infusion stand
Ket : Bisa digabungkan pasien untuk menenangkan diri,
dengan ruang persiapan • Memberikan penjelasan kepada
pasien mengenai tindakan yang
akan dilaksanakan,

Trakeostomi set, set operasi mayor, electro


surgery unit, headlamp, set operasi minor,
laringoskopi, endotrakeal tube, meja operasi,
lampu operasi, suction unit, electro surgery
unit, head lamp unit, nebulizer, patient monitor
Ruang bedah umum Ruang untuk melakukan kegiatan (minimal memiliki fungsi : SpO2
7 Min. 36 m2
(minimal 2 ruang) pembedahan umum/general. monitor/spirometer, ECG 1 channel,
sphygmomanometer), defibrillator, stool fixed
height, meja operasi, laparotomi set,
laparoskopik set, infusion pump, syringe pump
jam operasi, lampu petunjuk operasi, oksigen,
scavenging unit.
8 Ruang bedah sub Ruang untuk melakukan kegiatan Min. 36 m2 Trakeostomi set, set operasi mayor, set

spesialistik pembedahan sub spesialistik. operasi minor, l electro surgery unit,


(minimal 2 ruang) laringoskopi, endotrakeal tube, meja operasi,
lampu operasi, suction unit, electro surgery unit,
head lamp unit, bedah kardiotorasik, nebulizer,
Ruangan yang dipergunakan untuk USG, patient monitor (minimal memiliki fungsi :
Ruang Resusitasi menempatkan bayi baru lahir SpO2
Tempat monitor/spirometer,
tidur bayi, incubatorECG 1 channel,
perawatan bayi,
9 Neonatus melalui operasi caesar, untuk Min. 9 m2 sphygmomanometer),
alat resusitasi bayi defibrillator, cough
dilakukan tindakan resusitasi terhadap examination, urologi, stool
bayi. fixed height, meja operasi, laparotomi set I
(standar), laparotomi set II (ditambah alat
khusus untuk prosedur tertentu), orthopedic set,
Ruang Pemulihan/ PACU Ruang pemulihan pasien pasca thyroidektomy set, mastektomi set,
10 (;Post Anesthetic Care operasi yang memerlukan perawatan Min. 7,2 m2/ parotidektomi
Tt set, humby
pasien, monitor knife,laparoskopik
set, tiang infus, infusion set,
Unit) kualitas tinggi dan pemantauan terus tempat tidur set, infusion pump, syringe pump, jam operasi,
oksigen
menerus. lampu petunjuk operasi, oksigen, scavenging
unit, mobile C-arm.
Ruang tempat penyimpanan
instrumen yang telah disterilkan.
Instumen berada dalam Tromol
11 Gudang Steril tertutup dan disimpan di dalam Min. 6 m2 Lemari instrumen, Tromol
(;clean utility) lemari instrument.
Bahan-bahan lain seperti linen, kasa
steril dan kapas yang telah
disterilkan juga dapat disimpan di
ruangan ini.
Tempat pelaksanaan sterilisasi
instrumen dan barang lain yang
12 Ruang Sterilisasi diperlukan untuk pembedahan. Min. 4 m2 Autoklaf, Model meja strilisasi, Tromol, meja
Di kamar sterilisasi harus terdapat sink, troli instrumet, lemari instrument
lemari instrumen untuk menyimpan
instrumen yang belum disterilkan.

Ruang untuk ganti pakaian, sebelum


Ruang ganti pakaian/ petugas masuk ke area r. bedah.
13 loker Pada kamar ganti @ Min. 4 m2 Loker
sebaiknya disediakan
lemari pakaian/locker dengan kunci
dipegang oleh masing- masing
petugas.

14 Depo Farmasi Ruang/ tempat menyimpan obat- Min. 3 m2 Lemari obat


obatan untuk keperluan pasien.

15 Ruang dokter Ruang tempat istirahat dokter 9-16 m2 Tempat tidur, sofa, meja, wastafel.
dilengkapi dengan KM/WC.

Ruang untuk istirahat perawat/


petugas lainnya setelah melakukan
16 Ruang perawat kegiatan pembedahan atau tugas 9-16 m2 Tempat tidur, sofa, meja, wastafel.
jaga. Ruang jaga harus berada di
bagian depan shg mempermudah
semua pihak yang memerlukan
pelayanan bedah.

Ruang tempat penyimpanan


sementara barang dan bahan
18 Gudang Kotor (Dirty setelah digunakan untuk keperluan 4-6 m2 Container
Utility). operasi sebelum dimusnahkan ke
insenerator, atau dicuci di londri dan
disterilkan di CSSD.

Fasilitas untuk membuang kotoran


bekas pelayanan pasien khususnya Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket :
19 Spoolhoek yang berupa cairan. Spoolhoek 4-6 m2 tinggi bibir kloset + 80-100 m dari permukaan
berupa bak/ kloset yang dilengkapi lantai
dengan leher angsa (water seal).

KM/WC (petugas, KM/WC


20 pengunjung) KM/WC pria/wanita luas 2 Kloset, wastafel, bak air
m2 – 3 m2

Tempat parkir brankar selama tidak


21 Parkir brankar ada kegiatan pembedahan atau 2 Brankar/ stetcher
selama tidak diperlukan.

5.4.8.3 Persyaratan Khusus


1 Jalan masuk barang-barang steril harus terpisah dari jalan keluar barang- barang & pakaian
kotor.
2 Pembagian daerah sekitar kamar bedah:
 Daerah Pub, artinya daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus.
Daerah ini misalnya : ruang tunggu, koridor, selasar kamar bedah.
 Daerah Semi Publik, artinya daerah ini hanya boleh dimasuki oleh orang- orang tertentu saja, yaitu
para petugas, dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dipakai petugas-petugas ini
(pakaian khusus atau lepas-sandal/sepatu, dan sebagainya).
 Daerah ASEPTIK, yaitu daerah kamar bedah sendiri, yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang
yang langsung ada hubungannya dengan kegiatan pembedahan saat itu, umumnya dianggap daerah
yang harus dijaga ke-sucihama-annya. Di daerah ini sering masih ada istilah tambahan:
yaitu apa yang disebut daerah ‘HIGH-ASEPTIC’, yaitu dimaksudkan dengan daerah tempat
dilakukannya pembedahan dan sekitarnya (lapangan bedah).
3 Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh setidaknya 1 ruang scrub upHarus disediakan pintu ke
luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung.
Persyaratan ruang operasi :
 Pintu kamar operasi yang ideal harus selalu tertutup selama operasi. b. Pergantian udara yang
dianjurkan sekitar 18-25 kali/jam.
 Tekanan udara yang positif di dalam kamar pembedahan, dengan demikian akan mencegah
terjadinya infeksi ‘airborne’.
 Sistem AC Sentral, suhu kamar operasi yang ideal 26 – 280C yang harus terjaga kestabilannya
dan harus menggunakan filter absolut untu menjaring mikroorganisme.
 Kelembaban ruang yang dianjurkan 70% (jika menggunakan bahan anaestesi yang mudah terbakar,
maka kelembaban maksimum 50%).
 Penerangan alam menggunakan jendela mati, yang diletakkan dengan ketinggian diatas 2 m.
 Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan vinyl yang rata atau teras sehingga debu dari
kotoran-kotoran tidak tertumpuk, mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
 Pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan dinding harus melengkung agar mudah
dibersihkan dan tidak menjadi tempat sarang abu dan kotoran.
 Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran lain.
 Pintu harus yang mudah dibuka dengan sikut, untuk mencegah terjadinya nosokomial.
 Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi yang menghadap pada sisi dinding tempat
ahli bedah mencuci tangan.

5.4.8.4. Denah Kamar OperasiRSIA Selaras. 2015


KAMAR OPERASI
KANTOR
OXIGEN

PERAWAT

STERILISASI HCU

ALAT
STERIL

OK SCRUB
RR
TRANSIT

R.
PERAWAT

R. INTUBASI PANEL

R.
DOKTER

ALUR BERSIH
 ALUR KOTOR

5.4.8.5 Diagram Hubungan Fungsional Unit Bedah dengan Unit Lain yang Terkait.

Diagram Hubungan Fungsional Unit Bedah Dengan Unit Lain yang Terkait
Pasien

HCUICU

R. Perawatan Perina
NICU/Perina

K Bersalin

Administrasi R. Tunggu

R Persiapan R. Persiapan
Petugas Penderita

R Pemulihan

Ruang Operasi

Solid & Clean


R Instrumen
Utility

Spoelhook
CSSD

Laudry

IPSRS
Pasien
Staf/Non Pasien
Unit Terkait K Mayat

Rujukan
5.4.9 Unit Pusat Sterililisasi

5.4.9.1 Lingkup kegiatan


Pelayanan sterilisasi melayani semua bagian rumah sakit yang menggunakan
instrumen, line, baju dan lain-lain yang steril. Fungsi CSSD adalah sebagai berikut:
1. Menerima bahan, barang dan peralatan kesehatan yang telah dipakai untuk dicuci dan
disterilkan.
2. Menghitung dan mencatat volume serta jenis penggunaan bahan, barang dan peralatan
steril yang digunakan oleh unit/instalasi
3. Menerangkan dan mencatat pengambilan barang steril oleh ruangan/instalasi yang
memerlukannya.

5.4.9.2 Beban Kerja


Sesuai dengan fungsi CSSD yaitu menampung bahan/barang untuk disterilkan yang
berasal dari unit-unit/instalasi dengan perhitungan volume bahan/alat yang diterima
oleh CSSD per meter kubik. RSIA Selaras dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 21
tt, diasumsikan CSSD akan menerima bahan/alat-alat per hari sebagai berikut:
1. Dari unit rawat dan rawat jalan : 0.25 3m (instrumen, duk, gas, kapas, kapas lidi,
kompres dan lain-lain)
2. Dari unit bedah : 0.5 3m (duk, pakaian, instrumen dan lain-lain)
3. Kebidanan dan penyakit mudah : 0.25 3m (instrumen, duk, gas kapas, kapas lidi,
kompres dan lain-lain)

Oleh karena itu diperlukan sterilisator sebanyak 1 (satu) buah dengan kapasitas
sebesar 13m.

4.4.3.3 Kebutuhan Ruang

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas


Besaran Ruang /
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Kebutuhan Fasilitas
Luas

Ruangan tempat melakukan kegiatan


Ruang Administrasi, Loket Adminstrasi dan pencatatan, penerimaan, Meja, kursi, computer, printer, lemari dan
1. 8-25 m2
Penerimaan & Pencatatan penyortiran barang/bahan/ linen yang akan peralatan kantor lainnya.
disterilkan.

Meja cuci, mesin cuci, meja bilas, meja


Ruang tempat perendaman, pencucian setrika, Perlengkapan dekontaminasi
2. Ruang Dekontaminasi dan pengeringan instrumen atau linen Min. 30 m2 lainnya (ultrasonic washer dengan volume
bekas pakai. chamber 40-60 lt, Mesin pengering slang,
ett, Mesin cuci handschoen,

Ruang tempat melaksanakan kegiatan


membungkus, mengemas dan Container, alat wrapping, Automatic
3. Ruang Pengemasan Alat Min. 16 m2
menampung alat-alat yang dipakai untuk washer disinfector,
sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian.

Ruang tempat melaksanakan kegiatan


pemeriksaan linen, dilipat dan dikemas
Ruang Prosesing / untuk persiapan sterilisasi. Selain itu di
4. Min. 9 m2 Container, alat wrapping, dll
Produksi ruang ini jg dilaksanakan kegiatan
persiapan bahan seperti kassa, kapas,
cotton swabs, dll.
Autoklaf table, horizontal sterilizer,
Ruang tempat melaksanakan kegiatan container for sterilizer, autoklaf unit
5. Ruang Sterilisasi sterilisasi instrumen, linen dan bahan 9-16 m2 (steam sterilizer), sterilizer kerosene,
perbekalan baru. (atau jika memungkinkan ada pulse
vacuum sterilizer, plasma sterilizer)
Ruang tempat penyimpanan Instrumen, Lemari/Rak linen, lemari instrumen,
6. Gudang Steril linen dan bahan perbekalan baru yang 12-25 m2 Lemari sarung tangan, lemari kasa/ kain
telah disterilisasi. pembalut, dan kontainer

Ruang tempat penyimpanan (depo)


Gudang Barang/Linen/
7. sementara Barang, linen dan bahan 4-16 m2 Rak/Lemari
Bahan Perbekalan Baru
perbekalan baru sebelum disterilisasi.

Ruang Dekontaminasi Ruang tempat mendekontaminasi


8. Kereta/Troli : kereta/troli untuk mengangkut barang- Min. 6 m2 Perlengkapan cuci troli
a. Area Cuci barang dari dan ke CSSD.

b. Area Pengeringan

9. Ruang pencucian Ruang tempat pencucian Min. 6 m2 Meja bilas, sink, dll
perlengkapan perlengkapan penunjang yang tidak
perlu disterilkan.

Ruang tempat pengaturan instrumen Kontainer, rak/lemari, meja, kursi, komputer,


10. Ruang Distribusi Instrumen dan barang-barang yang sudah steril 9-25 m2 printer dan alat perkantoran lainnya.
dan Barang Steril untuk didistribusikan ke Instalasi
Bedah, ICU, Ruang Isolasi, dll

Ruang Kepala Instalasi Ruang tempat kepala instalasi CSSD Kursi, meja, computer, printer, dan peralatan
11. CSSD bekerja dan melakukan kegiatan Min. 6 m2 kantor lainnya.
perencanaan dan manajemen.

12. Ruang Ganti Petugas Tempat mengganti/mengenakan Min. 9 m2 Loker


(Loker) pakaian instalasi CSSD (dilengkapi
toilet)

13. Ruang Staf/ Petugas Ruang tempat istirahat staf/ Min. 9-16 m2 Kursi, meja, lemari
petugas
CSSD.
Sebagai tempat untuk menyiapkan
14. Dapur Kecil (;Pantry) makanan dan minuman bagi mereka Min. 6 m2 Perlengkapan dapur, kursi, meja, sink
yang ada di Instalasi CSSD dan
sebagai tempat istirahat petugas.

@ KM/WC
15. KM/WC petugas KM/WC pria/wanita luas 2 m2 Kloset, wastafel, bak air
– 3 m2

4.4.3.4 Diagram Hubungan Fungsional Unit CSSD dengan Unit Lain yang Terkait
Diagram Hubungan Fungsional Unit Psat Sterilisasi Dengan Unit Lain yang Terkait

Rawat Jalan
UGD
Rawat Inap IGD
ICU
Laundry

OK R Perawatan
K Bersalin
VK Poliklinik
Linen
HCU
Perina
Penunjang Medis R Administrasi

Penerima

Sarung
Linen Alat
Tangan

Periksa

Seleksi

Pembungk
Pengeringan
us

Unit Terkait
Staf/Non Pasien

Pemberian
Label
Gudang
Sterilisasi
Steril

Distribusi

5.4. 10 Zona Rawat Inap

1. Lingkup Kegiatan

Unit rawat inap melayani pasien mondok 24 jam. Untuk menghitung jumlah fasilitas
rawat inap RSIA Selaras diperlukan analisis beban kerja. Dengan fasilitas ini akan dapat
dihitung fasilitas tempat tidur yang harus tersedia di rumah sakit. Dasar fasilitas ini akan
dapat dihitung fasilitas tempat tidur yang harus tersedia di rumah sakit. Dasar perhitungan
beban kerja antara lain dari:

1. Prakiraan jumlah persalinan


2. Prakiraan jumlah operasi
3. Prakiraan jumlah pasien anak
4. Rata-rata lama pasien di rawat
5. Dan lain-lain
Sebagai contoh:
 Persalinan

Persalinan yang dilakukan di RS Kabupaten Tangerang pada 12 bulan terakhir


adalah sebanyak 75 persalinan/bulan atau sekitar 900 per tahun. Dengan rata-rata
lamanya dirawat (LOS) 3 hari maka banyaknya hari rawat adalah sekitar 2.700
hari rawat setahun.

 Perawatan anak

Rata-rata jumlah anak dirawat diasumsikan sebanyak 30 orang/ bulan atau sekitar
360 orang per tahun, maka apabila LOS 5 hari dalam setahun adalah sekitar 1.800
hari rawat setahun.

 Operasi / tindakan

Diperkirakan jumlah kasus operasi setiap bulan 50 kasus apabila setiap pasein
dirawat rata-rata selama 5 hari, maka dalam sebulan jumlah hari rawatnya adalah
250 hari rawat atau 3.000 hari rawat setahun.

2 Beban Kerja

 Persalinan

Melihat persalinan di Kabupaten Tangerang saat ini, memang 21 TT sudah


mencukupi dalam melayani kasus persalinan diperkirakan, namun dengan
peningkatan pelayanan serta upaya pemasaran, diasumsikan jumlah persalinan di
RSIA Selaras akan meningkat dua kali lipat sehingga TT yang harus tersedia
adalah 3 – TT.

 Perawatan Anak

Apabila jumlah TT yang tersedia dengan asumsi 100 %, beban kerja perawatan
anak adalah 1.800 : 365 = 5 TT. Jika asumsi BOR ruang perawatan anak 70 %,
maka, jumlah TT yang harus tersedia adalah 100 : 70 x 5 = 7-8 TT anak.

 Tindakan operasi

Tindakan operasi secara bertahap akan meningkat sejalan dengan perkembangan


rumah sakit, oleh karena itu secata bertahap ruang operasi dapat ditambah
sehingga dapat menampung seluruh kasus kebidanan dan penyakit mudah secara
baik.

3. Kebutuhan Ruang

Perhitungan dimulai dengan standar minimal suatu RS, kebutuhan tempat tidur
RSIA yaitu sebanyak 50 tempat tidur (TT) rawat inap yang dapat menampung
kebutuhan berdasarkan beban kerja diatas. Ruang rawat inap RSIA Selaras yang
direncanakan menjadi RSIA terdiri dari 21 TT dan dapat di kelompokan tiap-tiap
ruang sebagai berikut:

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas


Besaran Ruang /
No. Nama Ruangan Fungsi Luas Kebutuhan Fasilitas
Ruang untuk pasien yang Tergantung Kelas Tempat tidur pasien, lemari, nurse call,
1. Ruang Perawatan memerlukan asuhan dan pelayanan & keinginan desain, meja, kursi, televisi, tirai pemisah bila
keperawatan dan pengobatan secara kebutuhan ruang 1 ada, (sofa untuk ruang perawatan
berkesinambungan lebih dari 24 tt min. 7.2 m2 VIP).
jam.

Ruang utk melakukan perencanaan, Min. 8 m2 Meja, Kursi, lemari arsip, lemari
Ruang Stasi Perawat pengorganisasian asuhan dan (Ket : perhitungan obat, telepon/intercom
2 (;Nurse Station) pelayanan keperawatan (pre dan 1 stasi perawat Tersedia peralatan keperawatan sesuai
post-confrence, pengaturan untuk melayani dengan kemampuan pelayanan yang ada,
jadwal), maksimum 25 alat monitoring untuk pemantauan
dokumentasi sampai dengan tempat tidur) terus menerus fungsi2 vital pasien.
evaluasi pasien.

Ruang untuk melakukan konsultasi Meja, Kursi, lemari arsip,


3 Ruang Konsultasi oleh profesi kesehatan kepada 9-16 m2 telepon/intercom, peralatan kantor lainnya
pasien dan keluarganya.
Lemari alat periksa & obat, tempat tidur
Ruangan untuk melakukan
4 Ruang Tindakan 12-25 m2 periksa, tangga roolstool, wastafel,
tindakan pada pasien baik berupa
lampu periksa, tiang infus dan
tindakan invasive ringan maupun
kelengkapan lainnya.
non-invasive

Ruang untuk menyelenggarakan


kegiatan administrasi khususnya
5 R. Administrasi/ Kantor pelayanan pasien di Ruang Rawat 3~5 m2/ petugas Meja, Kursi, lemari arsip, telepon/
Inap, yaitu berupa registrasi & (min.9 m2) intercom, komputer, printer dan
pendataan pasien, penandatangan- peralatan kantor lainnya
an surat pernyataan keluarga pasien
apabila diperlukan tindakan operasi.

Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian :


Tempat tidur, sofa, lemari,
6 R. Dokter 1. Ruang kerja. 9-16 m2 meja/kursi, wastafel.
2. Ruang istirahat/kamar jaga.

7 Ruang Perawat Ruang istirahat perawat 9-16 m2 Sofa, lemari, meja/kursi, wastafel

Ruang tempat kepala ruangan


Ruang kepala instalasi melakukan manajemen asuhan dan Lemari, meja/kursi, sofa, komputer,
8 rawat inap pelayanan keperawatan diantaranya 8-16 m2 printer dan peralatan kantor
pembuatan program kerja dan lainnya.
pembinaan.

9 Ruang Linen Bersih Tempat penyimpanan bahan-bahan Min. 4 m2 Lemari


linen steril/ bersih.

Ruangan untuk menyimpan bahan-


10 Ruang Linen Kotor bahan linen kotor yang telah Min. 4 m2 Bak penampungan linen kotor
digunakan di r. perawatan sebelum
dibawa ke r. cuci (;Laundry).

Fasilitas untuk membuang kotoran


Gudang Kotor bekas pelayanan pasien khususnya Kloset leher angsa, keran air bersih
11 (Spoolhoek/Dirty Utility). yang berupa cairan. Spoolhoek 4-6 m2 (Sink) Ket : tinggi bibir kloset + 80-100
berupa bak/ kloset yang dilengkapi m dari permukaan lantai
dengan leher angsa (water seal).
KM/WC
KM/WC (pasien,
12 KM/WC pria/wanita luas 2 Kloset, wastafel, bak air
petugas, pengunjung)
Sebagai tempat untuk m2 – 3 m2
Kursi+meja untuk makan, sink,
13 Dapur Kecil (;Pantry) menyiapkan makanan dan minuman Min. 6 m2 dan perlengkapan dapur lainnya.
bagi petugas
di Ruang Rawat Inap RS.

Ruangan tempat penyimpanan alat-


14 Gudang Bersih alat medis dan bahan-bahan habis Min. 6 m2 Lemari
pakai yang diperlukan.

Janitor/ Ruang Petugas Ruang untuk menyimpan alat-alat


15 Kebersihan kebersihan/cleaning service. Pada Min. 4-6 m2 Lemari/rak
ruang ini terdapat area basah.
Ruangan untuk evakuasi pasien bila
16 Ruang Evakuasi Pasien terjadi bencana internal pada ruang Sesuai kebutuhan Instalasi telepon, kamera CCTV
perawatan (khususnya pada
bangunan bertingkat.

4.5.4 Persyaratan Khusus

1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan
skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/ membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan, sehingga blok
unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linier/lurus (memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integrated Care)” untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus ada tangga landai
(;Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut.
5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak bising), aman dan
nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
7. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
8. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi.
9. Ruang Rawat Inap anak disiapkan 1 ruangan neonatus.
10. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan vinyl
yang rata atau terasso keramik dengan nat yang rata sehingga abu dari kotoran-kotoran
tidak tertumpuk, mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
11. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar memudahkan
pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu/kotoran.
12. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran
lain.
13. Tipe R. Rawat Inap adalah Super VIP, VIP, Kelas I (2 tempat tidur), Kelas II (4 tempat tidur)
dan Kelas III (6 tempat tidur)
14. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti :Pasien yang menderita penyakit
menular.
15. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor, ganggrein,
diabetes, dsb).
16. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan)
17. Stasi perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dapat mengawasi
pesiennya secara efektif, maksimum melayani 25 tempat tidur.
5.4. Diagram Hubungan Fungsional Unit Rawat Inap dengan Unit Lain yang Terkait
Skema hubungan fungsional antar ruangan dapat dilihat di halaman berikut:

Diagramn Hubungan Fungsional Unit Rawat Inap


Dengan Unit Lain yang Terkait

Pasien
R Bedah

ICU
HCU
Poliklinik Laboratorium RO
IGD K Bersalin

Administrasi R. Tunggu Pengunjung

Tindakan R. Dokter Jaga


Tenaga Medis &
Paramedis

R Penunjang

R Perawatan R Perawat Jaga

Solid Utility Clean Utility Linen Pantri

Pulang
Sterilis
CSSD
Rujukan
asiLaudry
Meninggal
IPSRS
Pasien
Staf/Non Pasien Dapur
Unit Terkait

Suplay
Barang
5.4.11 Instalasi Gizi

1. Lingkup Kegiatan

Sistem pelayanan dapur yang diterapkan di RSIA Selaras adalah sentralisasi, karena
ruang pasien dapat dicapai dalam waktu yang relatif cepat. Instalasi gizi mempunyai fungsi
untuk mempersiapkan, mengolah, mengatur makanan pasien dan mendistribusikan setiap
halnya serta konsultasi gizi.

2. Beban Kerja

Didasarkan pada jumlah tempat tidur dan proyeksi BOR, demikian juga perkiraan
kebutuhan pelayanan instalasi gizi dengan memperhitungkan jumlah tempat tidur dan BOR.
Jumlah tempat tidur RSIA Selaras adalah sebanyak ….. TT dengan asumsi pada tahap I BOR
70 %, maka per hari rata-rata pasien yang harus dilayani adalah ……… orang x 70% = 15
orang. Berarti permintaan porsi dari ruangan 15 x 3 porsi makanan = 45 porsi / hari. Instalasi
gizi harus menyediakan gudang penyimpanan bahan makanan kering dan gudang makanan
basah. Bahan makanan kering harus tersedia untuk jangka waktu sepuluh hari, sedangkan
basah harus tersedia setiap hari.

3. Kebutuhan Ruang

Karena jumlah pasien yang dilayani di RSIA Selaras tidak terlalu banyak, maka
instalasi dipusatkan dalam satu ruangan dengan satu gudang. Namun tetap menggunakan
prosedur-prosedur instalasi gizi sesuai dengan fungsinya yaitu persiapan,
pengelolaan,pengaturan, pendistribusian makanan pasien dan konsultasi gizi.

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas


Besaran Ruang /
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Kebutuhan Fasilitas
Luas

Ruang Penerimaan dan Ruang tempat melaksanakan kegiatan


Meja, kursi, timbangan bahan
1. Penimbangan Bahan penerimaan dan penimbangan bahan Min. 4 m2
makanan, dll
Makanan makanan.
Ruang tempat menyimpan bahan
Ruang Penyimpanan
2. makanan basah yang harus Min. 6 m2 Freezer/kulkas
Bahan Makanan Basah
dimasukkan kedalam lemari pendingin.
Ruang Penyimpanan Ruang tempat menyimpan bahan
3. Min. 9 m2 Lemari beras, rak/palet/lemari
Bahan Makanan Kering makanan kering.
Ruang tempat mempersiapkan bahan
makanan, misalkan menyiangi,
4. Ruang Persiapan memotong-motong, area pencucian Min. 18 m2
bahan makanan dapat dilaksanakan
pada ruang ini.
Ruang Pengolahan dan Ruang tempat mengolah bahan
5. Min. 18 m2
Penghangatan Makanan makanan.
Ruang menyajikan/ mempersiapkan
Ruang Pembagian/ makanan matang pada plato (piring Meja saji, lemari simpan plato,
6. Min. 9 m2
Penyajian Makanan pasien) yang akan dikirimkan dengan wastafel, dll
troli gizi
Ruang menyajikan/ mempersiapkan
7. Dapur Susu/ Laktasi Bayi Min. 4 m2 Wastafel, meja, rak botol susu, dll
susu ke dalam botol susu.
Sink cuci plato serta perlengkapan
Ruang cuci plato serta perlengkapan
8. Ruang Cuci @ min. 9 m2 makan dan minum lainnya , shower
makan dan minum lainnya
& tempat cuci troli gizi, rak peniris, dll
Ruang Penyimpanan Troli Ruang penyimpanan troli gizi sebelum
9. Min. 6 m2 Troli
Gizi dibersihkan
10. Ruang Penyimpanan Ruang penyimpanan perlengkapan
Min. 9 m2 Rak/lemari
Peralatan Dapur dapur bersih
11. Ruang Ganti Alat Ruang petugas dapur mengenakan
Pelindung Diri (APD) APD (Sarung tangan, celemek, sepatu, Min. 6 m2 Loker, kursi, cermin, wastafel, dll
tutup kepala, masker, dll)
Ruang para Petugas melaksanakan
kegiatan teknis medis gizi klinik serta 3~5 m2/ petugas Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
12. Ruang Administrasi
administrasi, keuangan dan personalia (min. 6 m2) intercom/telepon, safety box
pada instalasi dapur.
Ruang tempat kepala lnstalasi bekerja
Ruang Kepala Instalasi Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
13. dan melakukan kegiatan perencanaan Min. 6 m2
Gizi intercom/telepon, safety box
dan manajemen.
Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
14. Ruang Pertemuan Ruang tempat diskusi/pertemuan Min. 9 m2
intercom/telepon, safety box
Ruang penyimpanan perlengkapan
15. Janitor Min. 3 m2 Rak/lemari, perlengkapan kebersihan
kebersihan
@ KM/WC
16. KM/W C petugas KM/W C pria/wanita luas 2 Kloset, wastafel, bak air
2 2
m –3m

4. Diagram Hubungan Fungsional Unit Instalasi Gizi dengan Unit Lain yang Terkait.

Skema hubungan fungsional antar ruangan dapat di halaman berikut

DAPUR SAJI DAPUR KOTOR


GUDANG KERING
Ruang Penerimaan Bahan
Makanan

R. Penyimpanan Area Cuci Bahan


Bahan Makanan Makanan
Kering

R. Penyimpanan Bahan
Makanan Basah

Ruang Persiapan GUDANG


BASAH

Ruang Pengolahan R. Penyimpanan


dan Penghangatan Perlengkapan
Bahan Makanan

Ruang Pencucian
Peralatan
R. Penyajian Makanan

Distribusi Makanan,
Dan Minuman

Area untuk Wadah


Pembuangan Sementara
Sampah Dapur

Alur Peralatan Alur Limbah Padat Domestik Alur Makanan


5. Denah Ruang Gizi RSIA Selaras. 2015

DAPUR SAJI DAPUR KOTOR


GUDANG KERING

GUDANG
BASAH

ALUR KOTOR

ALUR BERSIH

5.4.12 Instalasi Laundry

Laundry merupakan salah satu unit yang harus ada di RS, meskipun RS bisa saja
menggunakan jasa pihak ketiga di dalam pengelolaannya, unit cuci harus sedemikian rupa
sehingga kebutuhan linen RS dapat dilayani dengan cepat dan tepat waktu dengan biaya yang
seefisien mungkin. Tugas pokok laundry adalah menyediakan linen bersih dan siap pakai,
sehingga semua unit kerja dapat melayani 24 jam. Organisasi unit laundry dimungkinkan
berada dibawah tanggung jawab bidan umum/perlengkapan yang membawahi sub. Unit
Rumah Tangga yang ruang lingkupnya adalah:
a. Pencucian (laundry)
b. Pemeliharaan, kebersihan, kendaraan, ketertiban, lingkungan dan taman
c. Pool supir dan kendaraan ambulance dan kereta jenazah dan kendaraan operasional
lainnya.

Unit cuci/laundry dipimpin oleh 1 orang penanggung jawab unit kerja dan
pelaksana/petugas sesuai dengan kebutuhan. Jam pelayanan unit laundry bisa dibuka 24
jam, dapat dibagi menjadi 2 (dua) shift tergantung kebutuhan.

1 . Lingkup Kegiatan

Pelayanan dari unit cuci/laundry melakukan pencucian bahan linen dari seluruh
unit/instalasi yang ada di RS, termasuk administrasi pencucian. Kegiatan yang dilakukan
unit laundry terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:

1) Penerimaan linen
 Administrasi/pengumpulan/pencatatan penerimaan linen kotor
 Pemusnahan infeksi/noninfeksius, kotor sekali atau tidak kotor sekali
 Perendaman infeksius dengan desinfectans
 Perendaman dalam sabun detergen
 Cucian rendaman non infeksius dalam sabun detergen
2) Pencucian + setrika, yang terdiri dari :
 Pencucian
 Pembilasan
 Pengeringan
 Penyetrikaan
3) Pendistribusian linen bersih, yang terdiri dari:
 Persiapan pendistribusian
o Linen bersih / disetrika
o Pengelompokan
o Penyampaian dalam toilet/basah khusus
o Pengambilan pada ruangan (bisa diambil atau didistribusikan dan
administrasi/pengambilannya)
o Bagi linen yang akan disetrika dikrim ke CSSD
o Bagi linen yang rusak, diperbaiki/dijahiti dulu
 Pendistribusian/pengiriman linen bersih ke unit lain kecuali yang perlu
disterilkan di kirim ke CSSD untuk diproses lebih lanjut.
 Dapat pula unit ini dilengkapi dengan unit penjahitan baik linen baru dan
bekas. Disini antara lain fungsinya adalah memberi kode/nama unit.

Di RSIA Selaras seluruh kegiatan dilakukan dalam ruangan terpisah, sehingga kaidah
pemisahan “infeksius” dan “non infeksius” masih tetap diperhatikan.
2. Beban Kerja

Jenis Linen:

 Sprei
 Sarung bantal
 Laken (pelapis sprei atas bawah)
 Selimut
 Baju operasi
 Linen operasi (penutup atas, masker, duk, penutup, dll)
 Gordyn
 Taplak
 Dan lain sebagainya

Untuk menghitung beban kerja unit laundry didasarkan kepada berapa jumlah kebutuhan
cucian dari semua unit/instalasi yang dihitung dengan kilogram cucian kering/basah.
Perhitungannya adalah jumlah cucian/hari dan per tahun. Untuk RSIA Selaras karena
merupakan RS yang akan dikembangkan sehingga data jumlah cucian dengan kapasitas
sebanyak 21 TT dan BOR 70%, LOS 3 hari, maka:

Prakiraan Linen Dicuci:

 Sprei, sarung bantal, perangkat tidur, dll


15 pasien/hari x (1x ganti) x 1,5 kg = 22,5 kg
 Rawat jalan (3 poliklinik) : 3 sprei x 0,5 kg = 1, 5 kg
 Ruang operasi (1 operasi/hari) : 1 stel x 1 kg = 1 kg
 Ruang bersalin (3 melahirkan/hari) : 3 stel x 0,5 kg = 1, 5 kg
 Unit lain = 1, 5 kg
JUMLAH 28 kg

Dengan beban cucian 28 kg/hari, atau perendaman 2 tahap dibutuhkan alat bantu cuci
berupa 2 buah dengan kapasitas minimal 15 kg (untuk infeksius dan tidak), mesin jahit 2
buah, strika listrik 2 buah. Dalam keadaan darurat dapat menggunakan setrika biasa.

Dengan beban cucian dari peralatan tersebut diatas diperlukan tenaga sebanyak 4
orang.
3. Kebutuhan Ruang

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas


Besaran
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Kebutuhan Fasilitas
Ruang / Luas

3~5 m2/ Meja, kursi, lemari


Ruang Distribusi dan Ruang para Petugas melaksanakan kegiatan
1. petugas berkas/arsip, intercom/telepon,
Pencatatan pencatatan distribusi linen bersih.
(min. 6 m2) safety box
Ruang tempat penerimaan linen kotor dari
2. Ruang Penerimaan dan Sortir Min. 12 m2 Meja, kursi, rak, kontainer
unit-unit di RS kemudian disortir.
Ruang tempat kepala londri bekerja dan Meja, kursi, lemari
3. Ruang Kepala Londri melakukan kegiatan perencanaan dan Min. 8 m2 berkas/arsip, intercom/telepon,
manajemen. safety box

Ruang tempat melaksanakan dekontaminasi Bak pembilasan awal, bak


Ruang Perendaman/
4. linen, meliputi urutan kegiatan pembilasan Min. 18 m2 perendaman dan bak
Dekontaminasi Linen
awal, perendaman dan pembilasan akhir. pembilasan akhir, keran, sink

Ruang Cuci dan Pengeringan Ruang tempat mencuci dan mengeringkan


5. Min. 9 m2 Mesin cuci dan pengering linen
Linen linen
Min. 16 m2
6. Ruang Setrika & Lipat Linen Ruang tempat penyetrikaan & melipat linen. Setrika, meja setrika, meja lipat

Ruang tempat penyimpanan linen bersih


7. Ruang Penyimpanan Linen Min. 8 m2 Rak/lemari
setelah dicuci, setrika dan dilipat.

Ruang tempat melaksanakan dekontaminasi


8. Ruang Dekontaminasi Troli Min. 6 m2 Keran, selang, alat pengering
dan pengeringan troli.
Ruang tempat penyimpanan troli bersih
9. Ruang Penyimpanan Troli Min. 8 m2
setelah didekontaminasi & dikeringkan.

Tempat menyimpan bahan-bahan kimia


10. Gudang Bahan Kimia Min. 6 m2 lemari
seperti deterjen dll

4. Syarat Khusus
1) Desain unit cuci didasarkan kepada analisis beban kerja, peralatan, kebutuhan
ruang, hubungan fungsional dengan unit lain dan alur kerja.
2) Saluran pembuangan limbah dari unit cuci harus dipisahkan antara air limbah
yang infeskius dan non infeksius.
3) Unit cuci menerima linen yang telah dibersihkan di ruangan, khususnya bagi
linen infeksius harus diangkat dengan alat/tempat khusus.

5. Diagram hubungan Fungsional Unit Laundry dengan Unit Lain yang terkait
Diagram Hubungan Fungsional Unit Laundry
Dengan Unit Lain yang Terkait

Semua Unit
Dalam RS

Penerimaan
Penerimaan

Pemisahan Loker

Toilet

Desinfeksi Cuci

Perbaikan
Pemerasan

Pengeringan

Seterika

Pemilihan
Pembungkusan Penyimpanan
Pemberian

6. Denah Londri RSIA Selaras. 2015


5.4.13 Instalasi Pemulsaran Jenazah

Sebagai hasil kegiatan pelayanan yag dilakukan RS, pasien keluar dapat dikategorikan ke
dalam:

1) Pasien keluar sembuh tanpa cacat


2) Pasien keluar sembuh dengan cacat
3) Pasien keluar dirujuk ke RS lain
4) Pasien keluar mati

Pasien keluar mati dapat berasal dari:

1) Pasien yang telah mengalami perawatan


2) Pasien yang sedang mengalami pengobatan, misal: pengobatan jalan, IGD
3) Pasien yang sudah dalam keadaan meninggal

Meskipun lingkup kemudian di Rumah Sakit relative kecil akan tetapi penyediaan kamar
jenazah merupakan salah satu penunjang yang harus ada di Rumah Sakit

1. Lingkup Kegiatan

Sistem kegiatan kamar jenazah sangat berkaitan dengan fungsi kamar jenazah itu
sendiri yaitu:

1. Penyimpanan jenazah sementara sebelum diambil oleh keluarganya. Hal ini sesuai
dengan ketentuan di RS bahwa pasien yang meninggal harus ditunggu 2 jam sebelum
dibawa oleh keluarganya.
2. Pelayanan jenazah kadang-kadang memerlukan otopsi untuk keperluan penyidikan
(medisolegal). Untuk RSIA Selaras tidak dipersiapkan untuk otopsi, jika diperlukan
pasien dirujuk ke RS lain. Pelayanan jenazah yaitu: memandikan, menkhafani dan
menyembahyangi.
a. Pelayanan kamar jenazah selama 24 jam

2 Kebutuhan Ruang

Letak bangunan ruang jenazah RSIA Selaras direncanakan terletak di bagian belakang
basement gedung rumah sakit. Luas/besarnya kamar jenazah didasarkan pada:

1. Jumlah dan banyaknya jenazah yang disimpan di kamar jenazah


2. Untuk penyimpanan jenazah sebaiknya dipakai lemari pendingin, namun untuk RSIA
Selaras tidak dipersiapkan untuk otopsi, jika diperlukan pasien di rujuk ke RS lain.
Pelayanan jenazah yaitu: memandikan, mengkhafani dan menyembahyangi.
3. Pelayanan kamar jenazah selama 24 jam.

3. Kebutuhan Ruang

Letak bangunan ruang jenazah RSIA Selaras direncanakan terletak dibagian belakang
basemen gedung rumah sakit. Luas/besarnya kamar jenazah didasarkan pada:
 Jumlah dan banyaknya jenazah yang disimpan di kamar jenazah
 Untuk penyimpanan jenazah sebaiknya dipakai lemari pendingin, namun untuk RSIA
Selaras yang kebanyakan dikunjungi masyarakat dengan bedaya tidak lama
menyimpan jenazah di RS, dengan demikian lemari pendingin ini tidak diharuskan
ada.
 Disediakan mushola untuk mengantisipasi pelayanan di instalasi.

1. Diagram Hubungan Fungsional Unit Ruang Jenazah dengan Unit Lain yang
Terkait. Ruang Zenasah dipergunakan hanya untuk transit sebelum dibawa ke
rumah duka oleh keluarga

5.4.15 Unit bengkel

Rumah sakit sebagai instansi pemberi pelayanan medis memiliki berbagai alat medis
dan non medis yang setiap saat harus siap pakai, khususnya peralatan medis yang
sangat vital bagi kelangsungan hidup pasien. Oleh karena itu, setiap peralatan yang
mengalami gangguan tidak bisa ditunda-tunda lagi perbaikannya. Unit kerja yang
menangani perbaikan dan pemeriksaan peralatan medis dan non medis temasuk
gedung adalah unit bengkel yang dikenal dengan instalasi pemeliharaan sarana rumah
sakit IPSRS. Letak unit bengkel dapat dengan memanfaatksan lahan yang masih
kosong yang masih dimiliki RSIA Selaras unit ini berada dilantai dasar bangunan
bersama unit servis yang lain.

1. Lingkup Kegiatan

Dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang terdiri dari:

a. Pemeliharaan yang terdiri dari pemeliharaan medis, penunjang medis, rumah


tangga, besi kayu, saluran perpipaan, listrik dan elektronik.
b. Saluran ringan. Sesuai dengan kerusakannya, ada perbaikan yang dapat ditangani
oleh IPSRS ada juga yang memerlukan perbaikan oleh pihak ketiga.
c. Perbaikan berat. Demikian juga untuk perbaikan berat tergantung jenis
kerusakannya.

Untuk kelancaran fungsi IPSRS perlu ditunjang oleh manajemen yang ada di IPSRS
yang mencakup:

a. Perencanaan kebutuhan bahan dan alat dengan perhitungan yang tepat.


b. Perencanaan perbaikan dan pemeliharaan lengkap dengan jadwal.
c. Kegiatan perbaikan peralatan/bangunan yang dapat dilakukan di unit yang
bersangkutan atau diperbaiki dengan sistem kerja lapangan.
d. Penyimpanan bahan-bahan/stock, pipa, sekrup dan lain sebagainya.
2. Beban Kerja

IPSRS harus dapat menunjang kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang ada di RS
secara rutin direncanakan maupun pada saat kejadian luar biasa/mendadak.

3. Kebutuhan Ruang

Luas bangunan IPSRS dapat menunjang kegiatan IPSRS dan jumlah tenaga serta
peralatan. Di RSIA Selaras luas bangunan instalasi ini adalah seluas 9 m2 sedangkan
berdasarkan standar minimal seluas 20 m2 dengan pertimbangan peralatan yang
dibutuhkan belum begitu banyak.

4. Syarat Khusus

Sesuai dengan fungsi workshop adalah pemeliharaan dan perbaikan alat-alat, maka
diperlukan ruangan yang cukup dan tanpa sekat, serta jauh dari tempat perawatan
karena bising.

5. Diagram Hubungan Fungsional Unit PRS dengan Unit lain yang Terkait.

Diagram Hubungan Fungsional Unit PSRS Dengan Unit Lain yang Terkait.

Bagian Perlengkapan/
Gudang

Seluruh Unit RS Administrasi IPSRS

Workshop/Bengkel R Suku Cadang

- Elektrik
- Elektronik
- Bahan Kayu
- Dll

Direktur Pihak III


5.4.16 Ruang Perkantoran
1 Lingkup Kegiatan

Dalam kegiatan sehari-hari, administrator, yang terdiri dari direktur, manajer


menengah dan staf lainnya, membutuhkan tempat kegiatannya sendiri. Dimana kegiatannya
antara lain penerimaan administrasi perkantoran, rapat-rapat, penerimaan tamu dan
pelaksanaan fungsi manajemen lainnya. Jumlah petugas di ruang perkantoran berkisar
antara 10-15 orang.

3. Syarat Khusus

Terpisah dari ruang pelayanan dan perawatan

3 Kebutuhan

Meja tulis, kursi, rak buku, filing cabinet, alat kantor, dll

4. Tata Letak

Hubungan kerja : Aksesbilitas mudah

Direktur

Kantor-kantor Manajer Menengah

Anda mungkin juga menyukai