Lukmanul Hakim
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Imam Bonjol Padang
E-mail: luqman_az01@yahoo.com
Abstract
The arrival of Islam in Malay Archipelago to this day is still a debate, because no data
and facts have been found to be scientifically justified, but also because of the unilateral
nature of the various theories. There is a strong tendency, certain theories emphasize
only the specific aspects, while ignoring the other aspects. Therefore, most of the
theories that exist in certain aspects fail to explain the coming of Islam, and the process
of Islamization. This paper aims to analyze the theory of the arrival of Islam in the
Malay Archipelago world. The method used is historical method. Until now there are at
least four theories that discuss the theory of the arrival of Islam in the Malay
Archipelago world. The four theories are Gujarat theory, Mecca theory, Persian theory
and fourth theory (Chinese). Each of these theories has the strengths and weaknesses
and certainly these four theories have a common view of Islam as a religion developed
in the archipelago through a peaceful way and Islam does not recognize mission as
practiced by Christians and Catholics.
Abstrak
Kedatangan Islam di Melayu Nusantara sampai hari ini masih menjadi perdebatan,
karena belum ditemukannya data dan fakta yang benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai
teori yang ada. Terdapat kecenderungan kuat, teori tertentu menekankan hanya aspek-
aspek khusus, sementara mengabaikan aspek lainnya. Karena itu, kebanyakan teori
yang ada dalam segi-segi tertentu gagal menjelaskan kedatangan Islam, dan proses
Islamisasi. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis teori kedatangan Islam di dunia
Melayu Nusantara. Metode yang digunakan adalah metode sejarah. Sampai saat ini
setidaknya ada empat teori yang memperbincangkan teori kedatangan Islam di dunia
Melayu Nusantara. Keempat teori tersebut adalah teori Gujarat, teori Makkah, teori
Persia dan teori keempat (Cina). Masing-masing teori ini mempunyai kekuatan dan
kelemahan dan yang pasti keempat teori ini mempunyai persamaan pandangan yakni
Islam sebagai agama yang dikembangkan di Nusantara melalui jalan damai dan Islam
tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen.
Kata Kunci: Persia, Cina, Diskursus, teori sejarah Islam, Melayu Nusantara
1
2 Dari Persia Hingga Cina...
dan yang kedua adalah maksud Islam di Melayu mungkin berasal daripada nama
Melayu Nusantara. sebuah anak sungai yang bernama
Teori berasal dari bahasa sungai Melayu di hulu Sungai Batang
Yunani yaitu theoria yang berarti Hari Sumatera. Di sana letaknya
kaidah yang mendasari suatu gejala dan Kerajaan Melayu sekitar 1500 tahun
sudah dilakukan verifikasi.3 Dari sisi lalu sebelum atau pada masa Kerajaan
lain teori adalah keyakinan atau Sriwijaya.9 Khairul A. Mastor, Putai
prosedur yang diajukan sebagai dasar Jin, dan Martin Cooper mengatakan
tindakan; suatu prinsip atau dasar untuk bahwa ‘orang Melayu’ (Malays) adalah
bertindak. Namun pada dasarnya teori mereka yang merupakan penduduk asli
merupakan ide-ide yang (indigenous) di wilayah Malaya, suatu
terorganisasikan tentang suatu wilayah di Semenanjung Malaya. Orang
kebenaran, yang ditarik dari sejumlah Melayu juga bertempat tinggal di
fakta yang berhubungan dengan itu.4 Brunai, Singapura dan Indonesia,
Teori dalam disiplin sejarah Thailand Selatan dan Kamboja maupun
biasanya dinamakan “kerangka di luar Asia Tenggara.10 Istilah Melayu
referensi” atau “skema pemikiran”.5 seperti dikeluarkan UNESCO pada
Dalam pengertian yang lebih luas, teori 1972, merupakan suku bangsa Melayu
adalah suatu perangkat kaidah yang di Semenajung Malaysia, Thailand,
memandu sejarawan dalam Indonesia, Filipina, dan Madagaskar.11
penelitiannya, dalam menyusun bahan- Sebutan Melayu berasal dari
bahan (data) yang diperolehnya dari “Himalaya” lalu kemudian disingkat
analisis sumber, dan juga dalam menjadi “Malaya”. “Hima” berarti
mengevaluasi hasil penemuannya.6 “salju” atau “sejuk”, sedangkan “alaya”
Teori apabila dipandang sebagai bermakna “tempat”. Dengan demikian
bagian pokok ilmu sejarah adalah dapat disimpulkan “tempat yang sejuk
apabila penulisan atas suatu peristiwa seperti di puncak gunung yang tinggi”12.
itu sampai kepada upaya melakukan Frasa Melayu dapat pula berasal dari
analisa atas faktor-faktor kausal, perkataan “malaiyur-pura” yang berarti
kondisional, konstektual, serta unsur- “kota malaiyur” atau “kota gunung”.13
unsur yang merupakan komponen dan Kata “Melayu” dapat pula berasal dari
eksponen dari proses sejarah yang kata “mala” dan “yu”. “Mala” artinya
dikaji.7 “mula” atau “permulaan” dan “yu”
Menurut etimologi, perkataan artinya “negeri”. Melayu berarti “negeri
Melayu berasal dari kata Sansekerta: mula”: negeri asal mula atau negeri asal
‘Malaya’ yang berarti ’bukit’ atau usul. Menurut Ahmad Dahlan, Bukit
‘tanah tinggi’. Ada pula sumber sejarah Siguntang di Palembang diyakini
yang mengatakan bahwa kata ‘Melayu’ sejarah sebagai negeri asal usul raja-raja
berasal dari sungai Melayu di Jambi8. Melayu yang memerintah di Kerajaan
Ada juga yang berpendapat, perkataan Melayu Singapura dan Kemaharajaan
Melayu Melaka serta Kemaharajaan
3 Melayu yang kelak berpusat di Johor,
Suhartono W. Pranoto, Teori &
Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Riau dan Lingga.14
2014), Cet. Ke-2, h. 12
4 9
Ibid Ibid., h. 15-16
5 10
Dudung Abdurrahman, Metodologi Ibid., h. 16
11
Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak, Ibid
12
2011), h. 28 Abdul Rashid Melebek dan Amat
6
Ibid., h. 28-29 Juhari Moain, Sejarah Bahasa Melayu, (Kuala
7
Ibid., h. 29 Lumpur: Utusan Publications & Distributors
8
Abdullah Idi, Dinamika Sosiologis SDN BHD, 2005), h. 9
13
Indonesia; Agama dan Pendidikan dalam Ibid
14
Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PT. LKiS Ahmad Dahlan, Sejarah Melayu,
Pelangi Aksara, 2015), h. 16 (Jakarta: KPG, 2015), Cet. ke-2, h. 15
oleh Hamka yang melahirkan teori dijelaskan dalam catatan Ibnu Bathutah
baru, yaitu Mekkah.35 Koreksinya ini daerah-daerah mana saja yang pernah ia
disampaikan dalam pidatonya pada Dies kunjungi.
Natalis Perguruan Tinggi Agama Islam Selain itu, Hamka menolak
Negeri (PTAIN) ke-8 di Yogyakarta, pendapat yang menyatakan bahwa
pada 1958.36 Pidatonya pada Dies agama Islam baru masuk ke Nusantara
Natalis PTAIN dikuatkan dalam pada abad ke-13, karena di Nusantara
sanggahannya dalam Seminar Sejarah abad ke-13 telah berdiri kekuasaan
Masuknya Agama Islam ke Indonesia politik Islam. Jadi masuknya agama
di Medan, 17-20 Maret 1963, Hamka Islam ke Nusantara terjadi jauh
menolak pandangan yang menyatakan sebelumnya yakni pada abad ke-7. Guna
bahwa agama Islam masuk ke dapat mengikuti lebih lanjut mengenai
Nusantara pada abad ke-13 dan berasal pendapat waktu masuknya agama Islam
dari Gujarat. Hamka lebih mendasarkan ke Nusantara pada abad ke-7, perlu
pandangannya pada peranan bangsa kiranya dijelaskan terlebih dahulu
Arab sebagai pembawa agama Islam ke tentang peranan bangsa Arab dalam
Indonesia. Gujarat dinyatakan sebagai perdagangan di Asia yang dimulai sejak
tempat singgah semata, dan Mekkah abad ke-2 SM. Peranan ini tidak pernah
sebagai pusat, atau Mesir sebagai dibicarakan oleh penganut teori Gujarat.
tempat pengambilan ajaran Islam. Tinjauan teori Gujarat menghapuskan
Analisis Hamka berbeda dengan peranan bangsa Arab dalam
sejarawan Barat atau orientalis, dengan perdagangan dan kekuasaannya di
menambahkan pengamatannya pada lautan, yang telah lama mengenal
masalah Mazhab Syafi’i, sebagai Samudera Indonesia dari pada bangsa-
mazhab yang istimewa di Mekkah dan bangsa lainnya.
mempunyai pengaruh yang terbesar di Tetapi tidaklah berarti dari teori
Indonesia. Hal ini tidak dibicarakan Gujarat secara mutlak menolak peranan
secara mendalam oleh penulis sejarah bangsa Arab. Selintas terlihat
dari Barat sebelumnya, sekalipun juga membicarakan tentang adanya bangsa
menggunakan sumber yang sama. Arab yang tidak berpengaruh dalam
Schrieke juga membicarakan laporan penyampaian ajaran Islam. Oleh karena
kunjungan Ibnu Battutah ke Sumatera itu, perhatiannya tertumpu pada
atau ke Cambay. Tetapi karena titik pengaruh India terhadap Islamisasi di
analisisnya pada permasalahan dan Indonesia, kendatipun peranan bangsa
jalan perdagangannya. Sebaliknya Arab di perdagangan berlangsung
penglihatan penelitian Hamka lebih hingga abad ke-18, ketika berangsur-
tajam sampai permasalahan mazhab angsur peranannya digantikan oleh
yang menjadi bagian isi laporan bangsa Barat. Tentu hal ini mempunyai
kunjungan Ibnu Bathutah ke tujuan politis dalam hubungannya
Nusantara.37 Tapi sayangnya, tidak dengan pelestarian penjajahan di
Indonesia. Fakta sejarah, dalam hal
35 pelayaran bangsa Arab yang ditulis oleh
Silfia Hanani, Sirah Islam di
Indonesia, T. W. Arnold, yang menyatakan bahwa
dalam:http://swaramuuslim.net/commnets.php? bangsa Arab sejak abad ke-2 SM telah
Id=1009010C, di akses Rabu/4 Oktober 2017. menguasai perdagangan di Ceylon.38
Lihat juga Ikwan Basri, Sirah Islam Indoneaia,
dalam http.//www.mail-archive com/ rantau-net-
rantau net.com.msg23303.htm 1, di akses net@rantau.net.com/msg23303.htm 1, di akses
Rabu/4 Oktober 2017. Rabu/4 Oktober 2017.
36
Ahmad Mansur Suryanegara, 38
T. W. Arnold, Sejarah Da’wah
Menemukan Sejarah…., h. 81 Islam, Penerjemah A. Nawawi Rambe, Judul
37
Ikwan Abidin Basri, Sirah Islam Asli “The Preaching of Islam:A History of the
Indonesia, dalam: http://www.mail- Propagation of the Muslim Faith”, (Jakarta :
archive.com/rantau- Wijaya, 1979), h. 319
Bila memang benar telah ada peta bumi yang telah dimiliki oleh
hubungan antara bangsa Arab dengan bangsa Arab, yang di dalamnya
Indonesia sejak abad ke-2 SM, maka menggambarkan Samudera Indonesia.
bangsa Arab merupakan bangsa asing Sedangkan bangsa Eropa saat itu masih
pertama yang datang ke Nusantara. menganggap Samudera Indonesia
Karena berdasarkan keterangan D. H. sebagai jurang laut, dan petama yang
Burger dan Prajudi Aymosudirdjo, demikian itu tidaklah dimiliki oleh
bangsa India dan Cina baru bangsa Eropa dan hanya dimiliki oleh
mengadakan hubungan dengan navigator bangsa Arab Muslim.41
Indonesia pada abad ke-1 M. Sedangkan Melihat fakta sejarah di atas,
hubungan Arab dengan Cina terjadi bangsa Arab telah menguasai jalan laut
jauh lebih lama, melalui jalan darat ke Nusantara, dan memiliki peta bumi
menggunakan “kapal sahara”, jalan yang dilengkapi dengan Samudera
darat ini sering disebut sebagai “jalan Indonesia, tidak mengherankan bila
sutera”, berlangsung sejak 500 SM.39 pada 674 telah terdapat perkampungan
Kalau demikian halnya Arab Islam di pantai Barat Sumatera.
hubungan antara Arab dengan negara- Selai itu, faktor tersebut memberikan
negara Asia lainnya, maka tidaklah informasi tentang telah terjadinya
mengherankan bila pada 674 M telah hubungan Nusantara-Arab jauh sebelum
terdapat perkampungan perdagangan abad ke-13. Oleh karena itu, sukar
Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, kiranya untuk dimengerti mengapa
bersumber dari berita Cina. Kemudian pendukung teori Gujarat, hanya melihat
berita Cina ini dituliskan kembali oleh India-Nusantara dengan menghapusnya
T. W. Arnold (1896), J. C. van Leur peranan Arab dalam perdagangan
(1955), dan Hamka (1958). lautnya, termasuk penguasaan jalan laut
Timbulnya perkampungan ke Nusantara.
perdagangan Arab baik di Pantai Barat Apalagi melihat peninggalan
Sumatera ataupun di Asia Tenggara dan mata uang yang tersebar di kota-kota
Kanton, ditunjang oleh kekuatan laut Eropa, ternyata bangsa Arab pada abad
Arab. Untuk mengetahui seberapa jauh ke-7-11 menguasai perniagaan di Eropa,
kekuatan laut Arab, perlu dijelaskan tidak hanya terbatas di Asia dan Afrika
keterangan penulis-penulis Arab. Ibn saja, mata uang tersebut ditemukan
Rusta (900), Sulaiman (850), dan Abu negara-negara Rusia, Fhilipina, Swedia,
Zaid (950) menjelaskan bahwa pelaut- Norwegia, Inggris, dan pulau ES di
pelaut Arab Islam telah mengenal sekali Utara. Di Rusia ditemukan mata uang
lautan Indonsia.40 Selain itu dijelaskan Islam di Volga Provinsi Kazan. Dalam
pula bahwa bangsa Arab telah mengenal jumlah yang cukup besar terdapat pula
pertambangan Timah, Kala, sebagai mata uang Arab di Provinsi Baltik.42
pertambangan yang dikuasai oleh Zabaj. Bagaimana pun juga adanya fakta yang
Adapun yang dimaksudkan dengan berupa mata uang yang terbesar di kota-
Zabaj menurut Sir Thomas Arnold kota Eropa memberikan tanda luasnya
adalah Sriwijaya. daerah pengaruh kebudayaan Islam.
Dari ahli geografi Arab seperti Besarnya pengaruh ini dapat diukur
Abu Zaid al-Balkhi (934), Ibnu Hauqal dengan kata-kata bahasa Arab yang
(975), Istakhiri (950), dan Maqdisi memperkaya perbendaharaan bahasa
(985), didapatkan informasi tentang Inggris atau Belanda. Sebagai ilustrasi,
kata traffic dari kata tafriq, tarif,
39
D. H. Burger dan Prajudi berasal dari ita’rif, chequq berasal dari
Atmosudirdjo, Sedjarah Ekonomis Sosiologis
Indonesia, Djilid Pertama, (Djakarta: Pradjnja
Paramita, 1960), h. 16
40 41
Ahmad Mansur Suryanegara, Ibid
42
Menemukan Sejarah ...., h. 84 Ibid
sakk, maqazine berasal dari makhazin, Indonesia dengan Mekkah dan Arab
dan lain-lain. dengan bahasa Arabnya.45 Selain itu,
Kenyataan sejarah semacam ini Hamka juga menyatakan masuknya
kemudian dianggap tidak pernah terjadi, agama Islam ke Jawa bersamaan
artinya adanya peranan bangsa Arab waktunya dengan yang ke Sumatera
atas bangsa Indonesia tidak diakui, pada abad ke-7. Pandangan Hamka ini
karena lebih cenderung memperbanyak didasarkan pada berita Cina yang
informasi tentang hubungan India- mengisahkan kedatangan utusan Raja
Indonesia. Apakah target pengaruh Ta Cheh kepada Ratu Sima. Adapun
informasi yang bersifat Hindu-sentries Raja Ta Cheh ini menurut Hamka
terhadap kalangan intelektual Indonesia adalah raja Arab, dan khalifah saat itu
yang berpendidikan Belanda, adalah Muawiyah bin Abu Sufyan.46
menampakkan kecintaannya terhadap Peristiwa ini terjadi pada saat
Sejarah pra-Islam Indonesia.43 Muawiyah bin Abu Sufyan
Kalau ini yang dijadikan target melaksanakan pembangunan kembali
pengaruh informasi sejarah atas sikap armada Islam. Ruban Levy memberi
politik kalangan intelektual Indonesia, jumlah angka kapal yang dimiliki oleh
tepatlah peringatan Hamka terhadap Muawiyah pada 34 H atau 654/655 M
pandangan Snouck Hurgronje yang sekitar 5.000 kapal.47 Tentu armada
bertujuan menentang pengaruh Arab kapal ini berfungsi pula untuk
yang ditemuinya dalam perang Aceh. melindungi armada niaganya. Oleh
Keterangan mengenai peranan karena itu, tidaklah mustahil pada 674,
bangsa Arab dalam dunia perniagaan Muaawiyah dapat mengirimkan dutanya
seperti di atas, sudah cukup sebagai ke Kalinga.
telaah bahan pertimbangan mengapa Teori Arab atau Teori Mekkah
pada abad ke-7 terdapat perkampungan ini juga dibela oleh Naguib al-Attas. Al-
Arab Islam di pantai Barat Sumatera, Attas berpendapat, batu-batu nisan yang
juga sebagai informasi sejarah yang dibawa dari Gujarat itu dibawa dari
menggambarkan tentang mungkinnya India semata-mata karena jaraknya yang
peranan bangsa Arab dalam lebih dekat dibandingkan dengan
memasukkan agama Islam ke Arabia. Al-Attas memandang bahwa
Nusantara. bukti paling penting yang perlu dikaji
Hamka mengingatkan kembali ketika membahas kedatangan Islam ke
tentang sikap umat Islam Indonesia Nusantara adalah karakteristik internal
yang menyukai sejarah Hasan Husain, Islam di Dunia Melayu Nusantara.
dan juga menampakkan kecintaan yang Untuk itu al-Attas berpendapat bahwa
dalam terhadap keluarga Nabi Islam di Nusantara berasal langsung
Muhammad Saw, tetapi hal itu tidak dari Arab.48
berarti menganut paham Syi’ah. Selain
45
itu, Hamka juga mengakui adanya S. Ibrahim Buchari, Sedjarah
peninggalan ajaran Syi’ah di Masuknya Islam dan Proses Islamisasi di
Indonesia, (Djakarta: Publicita, 1971), h. 41
Indonesia,44 tetapi Hamka menolak 46
Hamka, “Dari Hati ke Hati, suatu
adanya usaha sementara sarjana yang komentar terhadap Seminar Pendahuluan
mencoba memberikan informasi sejarah Sejarah Islam di Indonesia”, 13-16 Rabiul Akhir
yang bertujuan memisahkan Islam 1400, 29 Februari-2 Maret 1980, di Jakarta,
Panji Masyarakat, No. 291 Tahun XXI, (15
Maret 1980), h. 9
43 47
Ibid Ahmad Mansur Suryanegara,
44
Diskusi yang agak mutakhir tentang Menemukan Sejarah ...., h. 88
pengaruh Sunni dan Syi’ah dalam sejarah awal 48
S.M.N., al-Attas, Islam dalam
Islam di Indonesia, lebih lanjut lihat Azyumardi Sejarah dan Kebudayaan Melayu, (Kuala
Azra, “Syi’ah di Indonesia: Antara dan Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia,
Realitas” dalam UlumulQur’an, No. 4, Vol. IV, 1972), h. 33-34.Lihatjuga S.M.N., al-
1995, h. 4-19 Attas,Preliminary Statement on a General
Jer-zer-er Kasrah
Teori Persia P’es-py’es Dhammah
Pembangun teori ini adalah P. Huruf sin yang tidak bergigi berasal dari
A. Hoesein Djajadiningrat. Fokus Persia, sedangkan sin berasal dari Arab:
pandangan teori ini tentang masuknya Persia Arab51
agama Islam ke Nusantara berbeda Keempat, nisan pada makam
dengan teori Gujarat dan Mekkah, Malikus Saleh (1297) dan makam Malik
sekalipun mempunyai kesamaan Ibrahim (1419) di Gresik dipesan dari
masalah Gujaratnya, serta Mazhab Gujarat. Dalam hal ini teori Persia
Syafi’inya. Teori Persia lebih mempunyai kesamaan mutlak dengan
menitikberatkan tinjauannya kepada teori Gujarat. Tetapi sangat berbeda
kebudayaan yang hidup di kalangan jauh dengan pandangan G. E. Morrison.
masyarakat Islam Indonesia yang Kelima, pengakuan umat Islam
dirasakan mempunyai persamaan Indonesia terhadap Mazhab Syafi’i
dengan Persia.49 sebagai mazhab yang paling utama di
Kesamaan kebudayaan ini dapat daerah Malabar. Dalam masalah
dilihat pada masyarakat Islam Indonesia Mazhab Syafi’i, P. A. Hoesein
antara lain: Pertama, peringatan 10 Djajadiningrat mempunyai kesamaan
Muharam yang dijadikan sebagai hari dengan G. E. Morrison, tetapi berbeda
peringatan wafatnya Hasan dan Husein, dengan teori Mekkah yang
cucu Rasulullah Saw. Selain itu, di dikemukakan oleh Hamka di depan. P.
beberapa tempat di Sumatera Barat ada A. Hoesin Djajadiningrat di satu pihak
tradisi Tabut, yang berarti keranda, melihat salah satu budaya Islam
juga untuk memperingati Hasan dan Indonesia kemudian dikaitkan dengan
Husein.50 Di Sumatera Tengah bagian kebudayaan Persia, tetapi dalam
Barat, disebut bulan Tabut, dan memandang Mazhab Syafi’i terhenti di
diperingati dengan mengarak kerenda Malabar, tidak berlanjut dihubungkan
Husein untuk dilemparkan ke sungai dengan pusat Mazhab Syafi’i di
atau ke dalam perairan lainnya. Mekkah.
Keranda tersebut tabut diambil dari Namun berbeda dengan Teori
bahasa Arab. Kedua, adanya kesamaan Mekkah dikemukakan oleh Hamka,
ajaran antara ajaran Syaikh Siti Jenar Hoesein Djajadiningrat percaya bahwa
dengan ajaran Sufi Siti Jenar yang hidup pengaruh mazhab itu di pusatnya,
pada abad ke-16 dapat mempelajarinya. Mekkah, tidak langsung masuk ke
Ketiga, penggunaan istilah Bahasa Iran Nusantara, melainkan tertahan di
dalam sistem mengeja huruf Arab, Malabar dan orang Parsi-lah yang
untuk tanda-tanda bunyi harakat dalam meneruskannya ke Indonesia dengan
pengajian al-Qur’an tingkat awal: Mazhab Syi’ah.52
Bahasa Iran Bahasa Arab
Jabar-jabar Fathah Teori Keempat
51
Theory of the Islamization of the Malay- Ibrahim Buchari, Sedjarah
Indonesian Archipelago, (Kuala Lumpur: Masuknya Islam ...., h. 21. Lihat juga P. A.
Dewan Bahasa dan Pustaka, 1969), h. 1 dan 25. Hoesein Djajadiningrat, “Islam di Indonesia”...,
49
P. A. Hosein Djajdiningrat, “Islam di h. 123. Lihat juga Silfia Hanani, Sirah Islam
Indonesia”, dalam Islam Djalan Mutlak, Indonesia, idalam http://
Kenneth Morgan (Editor). Diterjemahkan oleh swaramuuslim.net/comments.php?id=1009010C
Abu Salamah et.al., (Djakarta: Pembangunan, . di akses Rabu/4 Oktober 2017. Lihat juga
1963), h. 139-140 Ikwan Abidin Basri, Sirah Islam Indonesia,
50
Silfia Hanani, Sirah Islam .... lihat dalam http.//www.mail-archive com/rantau-net-
juga Ikwan Abidin, Sirah Islam Indonesia, rantau net.com/msg23303.htm 1, di akses
dalam http.//www.mail-archive com/rautau-net- Rabu/4 Oktober 2017.
rantau net.msg23303.htm 1, di akses Rabu/4 52
Mestika Zed, “Hamka dan Studi
Oktober 2017. Islam ....”, h. 20
melalui jalan damai. Dan Islam tidak _______, "Islam Asia Tenggara:
mengenal adanya missi sebagaimana Pengantar Pemikiran”,
yang dijalankan oleh kalangan Kristen dalam Suntingannya,
dan Katolik. Bagaimana pun juga, Perspektif Islam di Asia
keempat teori di atas memiliki Tenggara, Jakarta: Yayasan
kelemahan dan kekuatan, serta Obor Indonesia, 1989
pengikutnya sendiri-sendiri. “Teori
Hamka” atau teori Mekkah, khususnya _______, Renaisans Islam Asia
mendapat perhatian besar dalam Tenggara; Sejarah Wacana
seminar-seminar tentang masuknya dan Kekuasaan, Bandung:
Islam ke dunia Melayu Nusantara. Remaja Rosdakarya, 1999
Drewes, G. W. J., “New Light on the Huda, Nor, Sejarah Sosial Intelektual
Coming of Islm to Islam di Indonesia, Jakarta:
Indonesia?” dalam BKI, 124,, Rajawali Press, 2015
2 (1968)
Idi, Abdullah, Dinamika Sosiologis
Indonesia; Agama dan
_______, “Pemahaman Baru tentang
Pendidikan dalam Perubahan
Kedatagan Islam di
Sosial, Yogyakarta: PT. LKiS
Indonesia”, dalam Ahmad
Pelangi Aksara, 2015
Ibrahim, dkk, Penerjemah A.
Setiawan Abadi, Judul Asli Luhfi, Muchtar, “Melayu dan Non-
“Readings on Islam in Melayu: Masalah Pembauran
Southeast Asia”, Jakarta : Kebudayaan” dalam
LP3ES, 1989 Koentjaraningrat, et.al.,
Masyarakat Melayu dan
Geertz, Clifford, “Agama Jawa”, dalam Budaya Melayu dalam
Ahmad Ibrahim, dkk, Islam Perubahan, Yogyakarta:
di Asia Tenggara: Balai Kajian dan
Perkembangan Kontemporer, Pengembangan Masyarakat
Penerjemah Hasan Basari, Melayu, 2007
Judul Asli “Readings on
Islam in Southeast Asia”, Melebek, Abdul Rashid dan Amat
Jakarta : LP3ES, 1990 Juhari Moain, Sejarah
Bahasa Melayu, Kuala
Graaf, H. J. de, dkk, Cina Muslim di Lumpur: Utusan Publications
Jawa Abad XV dan XVI: & Distributors SDN BHD,
antara Historisitas dan 2005
Mitos, Penterjemah: Alfajri,
Yogyakarta: Tiara Wacana, Pranoto, Suhartono W., Teori &
1998, Judul Asli: “Chinise Metodologi Sejarah,