Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan secara terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

B. Pengertian Konseling
Suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka
antara penyuluh dengan klien yang berisi usaha yang laras unik dan
manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas
norma-norma yang berlaku, agar klien memenuhi konsep dii dan kepercayaan
diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin
pada masa yang akan dating.

C. Perbedaan Bimbingan dan Konseling


- Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Sedangkan konseling merupakan hubungan antara seorang
penolong yang terlatih dan seorang yang mencari pertolongan, dimana
keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong
orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain
dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh (Bimo Walgito)
- Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih
mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Sedangkan konseling
merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada
pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya seara lebih
efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan (Daniel Mc)
- Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan
dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak
bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan
pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi
pencegahan, sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam
pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yanitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata
lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang
diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.

D. Persamaan BImbingan dan Konseling


Persamaan antara bimbingan dan konseling terletak pada tujuan yang hendak
dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, sama-
sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti
norma-noma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan
itu diselenggarakan.

E. Bidang-bidang pelayanan di sekolah


Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup
pelayanan, yaitu :
1. Bidang Pengembangan kehidupan pribadi :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
2. Bidang Pengembangan kehidupan sosial :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
3. Bidang Pengembangan kemampuan belajar,
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah
dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Pengembangan karir :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

G. Latar Belakang perlunya BK


Latar belakang sosial budaya perlunya BImbingan dan Konseling
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu
makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak
hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya,tetapi juga tuntutan budaya itu
dilakukan agar segala dampak modernisasi dapat di filter oleh individu
tersebut secara otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan
tingkah lakunya sesuai dengan budaya yang sudah ada, agar dapat diterima
dengan baik oleh lingkungan tersebut. Untuk mengembangkan semua
kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah bimbingan.

Latar Belakang Psikologis perlunya BImbingan dan Konseling


Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan
lingkungannya. Di samping itu peserta didik senantiasa mengalami berbagai
perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu
berlangsung secara linier ( sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma
yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktiatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.
Latar belakang dari segi psikolgis menyangkut masalah perkembangan
individu, perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta
masalah belajar.

Latar Belakang Padagogis perlunya BImbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang
bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu
membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena
semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat
individu lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai
bimbingan, seperti bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir
melalui berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat
berjalan dengan lancar dengan adanya bimbingan dan konseling.
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan
khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan
bimbingan untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang
tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang
lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam
tiap bidang studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami
tiap bidang studi dengan tekun. Perkembangan kearah ini bersangkut paut
pula dengan kemampuan dan sikap serta minat murid terhadap bidang studi
tertentu.

F. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


Bidang-bidang utama pendidikan :
1. Bidang administrasi dan kepemimpinan
2. Bidang instruksional dan kurikuler
3. Bidang Pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling)

I. Tujuan Umum BK
Prayitno dan erman amti (2004:114) mengemukakan bahwa:
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilkinya (kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada(latar belakang keluarga, pendidikan,status
sosial dan ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi
insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan,
interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan
dengan diri sendiri dan lingkungannya.

. Tujuan Khusus BK
a. Membantu murid-murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai
dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
b. Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
c. Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif instristik dalam
belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
d. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

G. Asas-asas bimbingan dan konseling


Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan yang diterapkan dan
diingat adalah sebagai berikut :
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kekinian
5. Asas kemandirian
6. Asas kegiatan
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan
12. Asas tut wuri handayani

H. FUngsi BK
Fungsi Pemahaman BK
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya)
dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, norma agama). Konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Pencegahan BK
Fungsi BK yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik
dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses
perkembangannya.

Fungsi Pengentasan BK
Fungsi BK yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami peserta didik.

Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan


Fungsi BK yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai
potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap dan bekelanjutan.

Fungsi Advokasi
Fungsi BK yang menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran
atas hak-hak dan atau kepentingan pendidikan.

I. Prinsip umum BK
1. Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
terbentuk dari kepribadian yang berbagai macam
2. Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada individu yang
bersangkutan
3. Berpusat pada individu yang dibimbing
4. Masalah yang tak dapat diselesaikan di sekola, diserahkan kepada yang
berwenang
5. Identifikasi kebutuhan
6. Fleksibel
7. Bimbingan dipimpin oleh ahli dalam bimbingan dan bekerja sama dengan
pembantunya serta menggunakan narasumber
8. Evaluasi rutin terhadap program bimbingan

J. Prinsip khusus BK
a. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:
1. Non diskriminasi
2. Individu dinamis dan unik
3. Tahap dan aspek perkembangan individu
4. Perbedaan individual
b. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu
1. Kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya
2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
c. Prinsip berkenaan dengan program layanan
1. Bagian integral pendidikan
2. Fleksibel dan adaptif
3. Berkelanjutan
4. Penilaian teratur dan terarah
d. Prinsip berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
1. Pengembangan individu agar mandiri
2. Keputusan sukarela
3. Ditangani oleh professional dan kompeten
4. Kerjasama antar pihak terkait
5. Pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

K. Model-model dan pola BK


a. Model
1. Frank Parson, Menciptakan istilah Vocational Guidance yang menekankan
ragam jabatan bimbingan dengan menganalisis diri sendiri, analisis terhadap
bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan berfikir rasional dan
mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta wawancara
konseling.
2. William M. Proctor, (1925), Mengembangkan model bimbingan mengenalkan
dua fungsi yaitu fungsi penyaluran dan fungsi penyesuaian menyangkut
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam memilih program studi, aktivitas
ekstra-kurikuler, bentuk rekreasi, jalur persiapan memegang sesuai dengan
kemampuan, bakat, minat dan cita-cita siswa.
3. John M. Brewer, (1932), Mengembangkan ragam bimbingan seperti
bimbingan belajar, bimbingan rekreasi, bimbingan kesehatan, bimbingan
moral dan bimbingan perkembangan. Model ini tidak hanya mengenai
bimbingan jabatan saja.
4. Donal G. Patterson, (1938), Dalam konseling yang dikenal dengan metode
klinis menekankan perlunya menggunakan teknik-teknik untuk mengenai
konseli dengan menggunakan tes psikologis dan studi diagnostik.
5. Wilson Little dan AL. Champman, (1955), Menekankan perlunya
memberikan bantuan kepada semua siswa dalam aspek perkembangan
siswa dalam bidang studi akademik dalam mempersiapkan diri memangku
suatu jabatan dan dalam mengolah pengalaman batin serta pergaulan
sosial. Model ini memanfaatkan bentuk pelayanan individual dan kelompok,
mengutamakan sifat bimbingan preventif clan preservative clan melayani
bimbingan belajar, jabatan clan bimbingan pribadi.

L. POLA-POLA BIMBINGAN
Menurut hasil analisis Edward C. Glanz, (1964) dalam sejarah perkembangan
pelayanan bimbingan di institusi pendidikan muncul empat pola dasar yang
diberi nama:
a. Pola Generalis
Bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan berpengaruh
terhadap kuantitas usaha belajar siswa, dan seluruh staf pendidik dapat
menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing siswa. Ujung
pelayanan bimbingan dilihat sebagai program yang kontinyu dan
bersambungan yang ditujukan kepada semua siswa. Pada akhirnya
bimbingan hanya dianggap perlupada saat-saat tertentu saja.
b. Pola Spesialis
Bahwa pwlayanan bimbingan di institusi pendidikan harus ditangani oleh ahli-
ahli bimbingan yang masing-masing berkemampuan khusus dalam cara
pelayanan bimbingan tertentu seperti testing psikologis, bimbingan karir, dan
bimbingan konseling.
c. Pola Kurikuler
Bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan diusulkan dimasukkan
dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pengajaran khusus dalam rangka
suatu kursus bimbingan. Segi positif dari pola dasar ini ialah hubungan
langsung terlibat dalam seluk-beluk pengajaran, segi negatifnya terletak
dalam kenyataan bahwa kemajuan dalam pemahaman diri dan
perkembangan kepribadian tidak dapat diukur melalui suatu tes hasil belajar
seperti terjadi di bidang-bidang studi akademik
d. Pola Relasi-relasi Manusia dan Kesehatan Mental
Bahwa orang akan lebih hidup bahagia bila dapat menjaga kesehatan
mentalnya dan membina hubungan baik dengan orang lain. Segi positif pola
dasar ini adalah peningkatan kerja sama antara anggota-anggota staf
pendidik di institusi pendidikan dan integrasi sosial di antara peserta didik
dengan staf pendidik.

M. POLA UMUM 17
Pola dasar bimbingan dan konseling yang saat ini dilaksanakan di lingkungan
pendidikan tingkat SMP dan SMA digambarkan dalam matriks di bawah ini:
NO PENGETAHUAN BIDANG JENIS KEGIATAN
WAWASAN BK BIMBINGAN LAYANAN PENDUKUNG
1. Konsep Dasar Bimb. Layanan Instrumentasi
BK Pribadi Orientasi
2. Fungsi BK Bimb. Sosial Layanan Himpunan
Informasi Data
3. Landasan BK Bimb. Layanan Konferensi
Belajar Penempatan Kasus
4. Asas Bk Bimb. Karier Layanan Kunjungan
Pembelajaran Rumah
5. Prinsip-prinsip Layanan Alih Tangan
BK Konseling
Perorangan
6. Layanan
Bimbingan
Kelompok
7. Layanan
Konseling
Kelompok

N. Komponen Program Bimbingan dan Konseling


1. Pelayanan Dasar
Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-
tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih
dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Pelayanan ini
bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan
yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan
dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2. Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau
membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya.
3. Pelayanan Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan desempatan yang
tersedia di lingkungannya. Perencanaan individual bertujuan untuk membantu
konseli, agar: (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya; (2)
mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karier; dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,
tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
4. Dukungan Sistem
Ketiga komponen di atas merupakan pemberian bimbingan dan konseling
kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli.

O. Jenis-jenis masalah siswa di berbagai tingkat sekolah


1. Pengertian dan ciri –ciri masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah berarti persoalan yang harus
diselesaikan. Masalah yang menimpa seseorang jika tidak segera dicari atau
diselesaikan maka masalah tersebut akan berkembang dan hal ini
berimplikasi terhadap kehidupannya dan orang lain. Menurut Prayitno (1985)
ciri-ciri masalah adalah:
a. Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya.
b. Menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain.
c. Ingin atau perlu dihilangkan.

Q. Pengertian manajemen BK
manajemen bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses mengadakan,
mengatur, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap penting
guna mencapai suatu tujuan layanan bimbingan dan konseling.

R. Perencanaan Program BK
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan
seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis
agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan
pada bidang-bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu
mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan
siswa.
 Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah.
 Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional)
dan menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan
konseling.
 Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah/
Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas serta
tanggung jawabnya harus dirumuskan.
 Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program

Anda mungkin juga menyukai