Kesehatan Kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja
(perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari
kesehatan kerja ialah masyarakat pekerjaan dan masyarakat sekitar perusahaan
tersebut.
Upaya K3 di RS mempunyai tiga komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan
lingkungan kerja.
Yang dimaksud dengan:
1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu
2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik
3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Bahan kimia merupakan senyawa dari beberapa unsur. Sedangkan material industri
adalah produk dari campuran maupun reaksi dari beberapa senyawa. Kedua hal itu
mempunyai tingkat bahaya yang berbeda. Pada umumnya bahan kimia lebih
berbahaya daripada material industri, meskipun banyak material industri yang juga
berbahaya. Bahan kimia yang digunakan dalam lingkungan kerja dapat dibagi
menjadi 3 kelompok besar yaitu:
1. Industri kimia yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan
kimia diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat,
detergen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang
ditandai dengan penggunaan proses-proses yang berkaitan dengan perubahan
kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian
kimiawi dan komposisi suatu zat.
2. Industri pengguna bahan kimia yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, di antaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan, dan lain-lain.
3.Laboratorium yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian, dan
pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dilakukan oleh
industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit, dan
perguruan tinggi. Beberapa contoh bahan kimia yaitu amoniak, natrium hidroksida,
asam sianida, asam chloride, akrilamida. Sedangkan contoh material industri yaitu
urea/pupuk, bahan pencuci atau sabun, pestisida, pelarut kerak, bahan untuk zat
warna, tekstil, kertas, produksi polimer.
Pneumokoniosis
Definisi Pneumokoniosis
International Labour Organization (ILO) mendefinisikan pneumokoniosis sebagai
suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu dalam paru yang
menyebabkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut. Reaksi utama akibat pajanan
debu di paru adalah fibrosis.
Penyebab Pneumokoniosis
Penyebab Pneumokoniosis adalah inhalasi debu mineral. Pneumokoniosis
digunakan untuk menyatakan berbagai keadaan berikut :
a. Kelainan yang terjadi akibat pajanan debu anorganik seperti silika (silikosis),
asbes (asbestosis) dan timah (stannosis).
b. Kelainan yang terjadi akibat pekerjaan seperti pneumokoniosis batubara.
c. Kelainan yang ditimbulkan oleh debu organik seperti kapas (bisinosis).
Gejala
Gejala sering kali timbul sebelum kelainan radiologis seperti : batuk produktif yang
menetap dan sesak nafas saat beraktifitas.
Jenis Pneumokoniosis
Penamaan pneumokoniosis tergantung pada debu penyebabnya, pajanan asbes
menyebabkan asbestosis, debu silika berhubungan dengan silikosis, debu batubara
menyebabkan pneumokoniosis batubara dan lain-lain. Secara ringkas beberapa
yang dikategorikan pneumokoniosis berdasarkan jenis debu penyebabnya terlihat
pada tabel.
Pencegahan Pneumokoniosis
Pencegahan merupakan tindakan yang paling penting. Regulasi dalam pekerjaan
dan kontrol pajanan debu telah dilakukan sejak lama terutama di negara industri
dan terus dilakukan dengan perbaikan-perbaikan. Pada bentuk pneumokoniosis sub
akut dengan manfaat yang didapat untuk efek jangka panjangnya terutama jika
bahan penyebab masih ada di paru. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan cara
:
a. Berhenti merokok
b. Pengobatan dilakukan bila dicurigai terdapat penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK)
c. Gunakan APD seperti Masker
d. Pencegahan infeksi dengan vaksinasi dapat dipertimbangkan