Anda di halaman 1dari 3

BAB 17

MODEL PERHITUNGAN RETURN TAKNORMAL

17.1 PENDAHULUAN
Efisiensi pasar diuji dengan melihat abnormal return yang terjadi. Pasar dikatakan tidak
efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati rerturn yang tidak normal dalam
jangka waktu yang cukup lama. Beberapa model perhitungan yang digunakan adalah model
sesuaian rata-rata (mean-adjusted model), model pasar (market model), dan model sesuaian
pasar (market-adjusted model).

17.2 RETURN TIDAK NORMAL


Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya
terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang
diharapkan investor). Dengan demikian return tidak normal adalah selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian.
RTNi,t = Ri,t – E[Ri,t]

RTNi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.


Ri,t = return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke-t.
E[Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.

17.2.1 Mean-Adjusted Model


Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan
rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi. Periode estimasi umumnya
merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga
dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa ( event window). Umumnya periode jendela
juga melibatkan hari sebelum tanggal peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran
informasi (apakah pasar sudah mendengar informasi sebelum informasi diumumkan). Periode
jendela sabagai periode pengamatan merupakan periode yang akan dihitung nilai abnormal
returnnya.

17.2.2 Market Model


Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar dilakukan dengan 2 tahap, yaitu:
1. Membentuk model ekspektasian dengan menggunakan data realisasi selama periode
estimasi.
2. Menggunakan model ekspekasi ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode
jendela.

Ri,j = αi + βi. Rm,j +εi,j

Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.


αi = intercept untuk sekuritas ke-i
βi = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
Rm,j = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

17.2.3 Market-Adjusted Model


Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu
sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka
tidak perlu menggunakan model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama
dengan return indeks pasar.

17.3 RATA-RATA RETURN TIDAK NORMAL


Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi
dilakukan secara agregrat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara
cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal untuk hari
ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika. Pengujian rata-rata return tidak normal
digunakan pengujian t-test yang menguji hipotesis nol bahwa rata-rata return tidak normal
adalah sama dengan nol.

17.4 AKUMULASI RETURN TIDAK NORMAL


Akumulasi return tidak normal (ARTN) atau cummulative abnormal return (CAR)
merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk
masing-masing sekuritas. Akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat juga
dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return tidak normal untuk hari-hari sebelumnya.

17.5 PENGUJIAN STATISTIK TERHADAP RETURN TIDAK NORMA


Pengujian ini mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada
di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara
statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar
buruk) dengan pengujian t-test.

Pengujian-t yang menguji hipotesis nol bahwa nilai suatu parameter sama dengan nol :
𝛃
t = 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫 𝐞𝐬𝐭𝐢𝐦𝐚𝐬𝐢

t = t-hitung
β = parameter yang aka diuji signifikansinya

17.5.1 Kesalahan standar estimasi berdasarkan rata-rata return periode estimasi


Cara pertama menghitung kesalahan standar estimasi dilakukan berdasarkan deviasi
nilai-nilai return dari nilai rata-rata returnnya selama periode estimasi.

17.5.2 Kesalahan standar estimasi berdasarkan prediksi return periode estimasi


Cara kedua menghitung kesalahan standar estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai
return dari nilai estimasinya selama periode estimasi. Dengan demikian perbedaan cara
pertama dan kedua dalam menghitung kesalahan standar estimasi adalah terletak di standar
yang digunakan untuk mengukur penyimpangan return-returnnya selama periode estimasi. Di
cara pertama, nilai standar yang digunakan adalah nilai rata-rata returnya, sedangkan di cara
kedua, nilai standar yang digunakan adalah nilai estimasi returnnya.
17.5.3 Kesalahan standar estimasi secara cross-section
Cara ketiga dari perhitungan kesalahan standar estimasi didasarkan pada deviasi standar
return-return tidak normal dari k-sekuritas secara cross-section untuk setiap hari di periode
peristiwa. Cara ketiga ini menghitung kesalahan standar estimasi langsung di periode peristiwa,
tidak menggunakan periode estimasi. Cara ini lebih tepat digunakan untuk menghitung model
sesuaian pasar (market adjusted model) yang hanya menggunakan periode peristiwa dan tidak
menggunakan periode estimasi.

17.6 PENJELASAN RETURN TIDAK NORMAL


Beberapa penelitian berusaha menetukan faktor spesifik perusahaan yang dapat
menjelaskan terjadinya abnormal return dengan menggunakan teknik regresi. Akumulasi
return tidak normal (ARTN) digunakan sebagai dependen variabel dan faktor-faktor spesifik
perusahaan digunan sebagai independen variabel sebagai berikut:
ARTN i.t4 = f(faktor-faktor spesifik perusahaan)

Anda mungkin juga menyukai