Sitrat
Sitrat
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh Dita Baeti Pridiana selaku asisten Laboratorium
Mikrobiologi Industri pengampu materi Asam Sitrat pada :
Hari :…………………………….
Tanggal : ……………………………
ii
P2
RINGKASAN
iii
P2
PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikan laporan praktikum bioproses ini dengan judul “Asam
Sitrat”. Praktikum Bioproses merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil
oleh semua mahasiswa. Dalam penyusunan laporan praktikum bioproses diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan tahapan-tahapan praktikum dengan laporan yang
telah dibuat dan disetujui.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Ing. Silviana, S.T., M.T. selaku Penanggungjawab Laboratorium Mikrobiologi
Industri.
2. Aprilina Purbasari, S.T., M.T. selaku dosen pengampu materi Asam Sitrat.
3. Diny Dwi Anugrainy selaku koordinator asisten Laboratorium Mikrobiologi
Industri,
4. Pratika Febrianti dan Dita Baeti Pridiana sebagai asisten pengampu materi Asam
Sitrat.
5. Asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri.
6. Teman-teman yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Tak ada gading yang tak retak” begitulah perumpamaan untuk laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini ke depannya.
Penulis
iv
P2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii
PRAKATA ................................................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3. Tujuan Praktikum ........................................................................................ 1
1.4. Manfaat Praktikum ...................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Sitrat .................................................................................................. 3
2.2. Landasan Teori ............................................................................................ 3
2.3. Reaksi Pembentukan Asam Sitrat dan Pemurniannya ................................. 3
2.4. Hal-hal yang Berpengaruh ........................................................................... 4
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Rancangan Praktikum .................................................................................. 8
3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan ................................................................. 9
3.3. Gambar Rangkaian Alat .............................................................................. 9
3.4. Prosedur Praktikum ................................................................................... 10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hubungan Waktu Fermentasi terhadap pH ............................................... 27
4.2. Hubungan Waktu Fermentasi terhadap Volume Titran ............................ 28
4.3. Kadar Optimum Penambahan MgSO4....................................................... 28
4.4. Kadar Optimum Penambahan KH2PO4 ..................................................... 29
4.5. Kadar Optimum Penambahan Urea ........................................................... 30
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 10
5.2. Saran .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21
LAMPIRAN .............................................................................................................. 22
Laporan Sementara 26
Lembar Perhitungan 27
Lembar Kuantitas Reagen 33
v
P2
DAFTAR TABEL
vi
P2
DAFTAR GAMBAR
vii
P2
BAB I
PENDAHULUAN
ampas sagu. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan asam sitrat secara
fermentasi dengan menggunakan Aspergillus niger dari sumber karbon medium
produksi yaitu limbah ampas sagu dengan berbagai variasi konsentrasi dan untuk
mengkaji pengaruh tambahan sumber karbon terhadap bobot asam sitrat yang
diperoleh. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa limbah ampas sagu
dapat menggantikan gula sebagai sumber karbon, dan semakin banyak
penambahan sumber karbon maka semakin banyak pula asam sitrat yang
dihasilkan. Madona dan Dias (2009), melakukan penelitian pembuatan asam
sitrat dengan cara fermentasi dari ampas ubi jalar pada media semi padat dengan
mikroorganisme yang digunakan adalah Aspergillus niger dengan variabel
konsentrasi nutrient yang berbeda-beda. Hasil variabel penambahan sekam
menyimpulkan semakin banyak penambahan sekam maka hasil asam sitrat yang
dihasilkan semakin banyak. Poesponegoro dkk. (1991), melakukan penelitian
pembuatan asam sitrat dari tetes tebu dengan cara fermentasi biak-rendam
dengan Aspergillus niger. Dan didapatkan bahwa Aspergillus merupakan galur
terbaik untuk produksi asam sitrat secara fermentasi biak-rendarn. Konsentrasi
awal gula-pereduksi total (15-20%) dan pH medium yang rendah (kurang dari
3.0) adalah optimum untuk akumulasi asam sitrat oleh Aspergillus niger.
Dilakukan juga penelitian pembuatan asam sitrat dari limbah kulit pisang
dengan proses fermentasi media cair dengan Aspergillus niger oleh Hambali
dkk. (2016) yang menunjukkan bahwa konddisi optimum yang tepat dalam
menghasilkan kadar asam sitrat yang tertinggi yaitu diperoleh pada waktu
fermentasi 3 hari dengan kemurnian asam sitrat 67,25 %, volume starter 14 ml,
dan memiliki pH 2. Sedangkan kadar asam sitrat terendah diperoleh pada waktu
fermentasi 7 hari dengan kemurnian asam sitrat 30,95 %, volume starter 14 ml,
dan memiliki pH 3. Puspadewi dkk. (2017) juga melakukan penelitian
pembuatan asam sitrat dengan menggunakan kulit singkong dengan fermentasi
substrat cair dan jamur yang digunakan adalah Aspergillus wentii. Aspergillus
wentii juga mampu menghasikan asam sitrat melalui proses fermentasi. Asam
sitrat yang terbentuk paling banyak adalah pada fermentasi hari ke-6.
Untuk mencapai produktivitas tinggi dan menguntungkan secara ekonomi,
pada percobaan ini dilakukan pembuatan asam sitrat dengan menggunakan
bahan baku lemo dengan fermentasi semi padat. Dengan variabel penambahan
nutrisi yaitu sekam padi, bekatul, urea, MgSO4, dan KH2PO4 diharapkan dapat
meningkatkan metabolisme sel dan mempercepat produksi asam sitrat dan
menggunakan mikroorganisme yaitu Aspergillus niger.
14
P2
15
P2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
P2
17
P2
enzim karena miselium dapat dihapus hanya dengan filtrasi. Protease yang
dihasilkan oleh A. niger lebih baik karena menghasilkan protease yang lebih
tinggi, waktu produksinya lebih singkat dan biayanya relatif murah
(Indratiningsih et al., 2013 dalam Irma 2015). Aspergillus niger bersifat toleran
terhadap aktivitas air rendah, mampu tumbuh pada substrat dengan potensial
osmotik cukup tinggi dan sporulasi pada kelembaban relatif rendah (Rahman,
1989 dalam Irma, 2015).
19
P2
20
P2
d) pH
Pengaturan pH sangat penting dalam fermentasi. Ini disebabkan pada
pH tertentu, strerilisasi mudah dilakukan. Sterilisasi mulamula dilakukan
pada pH 2,2 atau lebih rendah. Sebagai pengatur digunakan asam asetat.
Sedang pH yang baik 3,4 - 4,5. Pada pH tinggi dihasilkan asam oksalat. Untuk
kondisi tertentu (misal percobaan) kadang akan menghasilkan enzim yang
hanya berfungsi mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat. Untuk kondisi
lain akan dihasilkan enzim yang lain pula (Papagianni et al, 1999).
e) Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen yang terlalu banyak menimbulkan efek merugikan
bagi hasil asam sitrat. Sebaliknya, bila pemberian oksigen terlalu sedikit akan
kurang menguntungkan (Widyanti,2010).
f) Suhu
Suhu yang baik adalah 28–30℃. Jika lebih dari 30℃, keasaman naik
dan akibatnya ada asam oksalat (Adham, 2001).
21
P2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Sterilisasi Alat
Menyiapkan bahan
22
P2
2. Beaker glass
3. Erlenmeyer
4. Gelas ukur
5. Buret, statif, klem
6. Pipet
7. Inkubator
8. Oven
3.2.2. Bahan
1. Lemon
2. Bekatul
3. Sekam padi
4. Urea
5. KH2PO4
6. MgSO4.7H2O
7. Aspergillus niger
8. Ca(OH)2
9. H2SO4
10. NaOH
11. Aquadest
3.2.3. Variabel Operasi
Tabel 3.1. Variabel Operasi
Variabel MgSO4 KH2PO4 Urea Sekam Bekatul pH Hari
1 0,2 gr 0,7 gr 0,8 gr 2 gr 2 gr 3 7
2 0,1 gr 0,7 gr 0,8 gr 2 gr 2 gr 3 7
3 0,1 gr 0,7 gr 0,7 gr 2 gr 2 gr 3 7
23
P2
2 Beaker glass
3 Erlenmeyer
4 Gelas ukur
6 Pipet
7 Inkubator
24
P2
8 Oven
temperatur konstan)
b. Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas 700C),
kemudian dicuci dengan air panas 700C. Endapan tersebut adalah kalsium
sitrat.
c. Keringkan endapan di oven kemudian timbang dan catat beratnya.
d. Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer, sesuai perhitungan,
saring dengan kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan
endapannya adalah kalsium sulfat.
e. Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan,
encerkan 1 ml filtrat menjadi 10 ml dengan aquadest, lalu titrasi dengan
NaOH 0,1 N dan catat kebutuhan titran.
4. Menghitung kebutuhan H2SO4 encer
Ca3(C6H5O7)2(s) + 3H2SO4(l) →3CaSO4(s) +2C6H8O7(s)
xgr
Amol 3A mol
BMCaSitrat
Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi 100
mL
H2SO4 = vol H2SO4.ρH2SO4 .kadar H2SO4
= 5 ml. 1,84 gr/ml3.98/100
= 9,016 gr gr
MolarH2SO4 = mol/V BM
V
9.016 gr
98
0,1L
0,92 M
Molar H2SO4 = mol/V
3 Amol
0,92 M =
V
26
P2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.5 Variabel 1
1 Variabel 2
Variabel 3
0.5 Variabel 4
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu Feremntasi (hari)
Gambar 4.1. Hubungan waktu fermentasi terhadap pH
Berdasarkan grafik 4.1, dapat diketahui bahwa pada hari pertama sampai
dengan ketiga semua variabel tetap pada pH sama yaitu 3. Kemudian pada hari
keempat pada semua variabel mengalami penurunan pH menjadi 2. Pada hari
kelima pH pada semua variabel tidak mengalami perubahan.
Pada pembuatan asam sitrat pH berpengaruh dalam proses fermentasi. pH
pada pembuatan asam sitrat berada pada kondisi konstan pada pertama sampai
har ketiga kemudian mengalami penurunan pH yang menandakan tejadinya
pembentukan asam sitrat. pH berada dalam kondisi konstan disebabkan oleh
mikroorganisme sedang berada pada fase adaptasi. Fase adaptasi yang berjalan
lambat dapat dipengaruhi oleh medium, lingkungan, dan jumlah inokulum. Fase
adaptasi dapat berjalan lebih lambat karena mutan yang baru dipindahkan dari
fase statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya
(Hamdiyati, 2014 dalam Aris, 2014). pH pada media juga mempengaruhi
produksi asam sitrat dari Aspergillus niger karena beberapa enzim yang berperan
dalam siklus TCA sensitif terhadap pH. Produksi asam sitrat akan optimal
dengan pH sekitar 2. Jika kondisi tersebut tidak diperoleh hasil produksi akan
berkurang (Mattey, 1992 dalam Sasmitaloka, 2017)
Praktikum yang dilakukan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
pH akan mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa terbentuknyua
asam sitrat dalam proses fermentasi tersebut. pH berpengaruh terhadap
memproduksi asam sitrat dari Aspergillus niger. pH yang optimal dalam
pembentukan asam sitrat berkisar 2.
27
P2
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu Fermentasi (hari)
29
P2
30
P2
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Fenomena waktu fermentasi terhadap pH berbanding terbalik seiring
berjalannya waktu, dikarenakan terbentuknya asam sitrat selama proses
fermentasi.
2. Fenomena waktu terhadap volume titran yang dibutuhkan berbanding lurus
seiring dengan berjalannya waktu, dikarenakan terbentuknya asam sitrat yang
dapat meningkatkan konsentrasi asam.
3. Sampel dengan konsentrasi KH2PO4 yang melampaui batas optimum (1,5–
2,0 g/10 gram sumber karbohidrat) akan memicu pembentukan asam-asam
dari gula sehingga menurunkan yield asam sitrat.
5. Sampel dengan konsentrasi MgSO4 yang melampaui batas optimum (2–5
g/100 gram sumber karbohidrat) akan menimbulkan efek buruk pada
pertumbuhan miselium sehingga akan mengurangi produksi asam sitrat.
5.2. Saran
1. Untuk mempercepat proses penyaringan dengan pompa vakum, tutup sampel
dengan plastik dan beri karet di sekelilingnya untuk memberikan suasana
hampa udara dan dapat mempercepat penyaringan.
2. Cermat ketika mengukur dan menimbang tiap variabel.
3. Sebaiknya inkubator lebih dibersihkan dan dalam keadaan steril agar proses
fermentasi dapat berlangsung baik tanpa tercemar.
31
P2
DAFTAR PUSTAKA
32
P2
LEMBAR PERHITUNGAN
= 9,016 gr
gr
BM
Molar H2SO4 = mol/V V
9.016 gr
98
0,1L
0,92 M
Molar H2SO4 = mol/V
3𝐴𝑚𝑜𝑙
0,92 M = 𝑉
1. Variabel 1
Berat kertas saring = 0,8 gram
Berat kertas saring + edapan = 3,5 gram
Berat endapan = 2,7 gram
2,7
𝑛= = 0,0054𝑚𝑜𝑙
498
3𝑥0,0054
0,92𝑀 =
𝑣
V = 0,018L
2. Variabel 2
Berat kertas saring = 0,8 gram
Berat kertas saring + edapan = 5,1 gram
Berat endapan = 4,3 gram
4,3
𝑛= = 0,0086𝑚𝑜𝑙
498
3𝑥0,0086
0,92𝑀 =
𝑣
V= 0,0196L
3. Variabel 3
33
P2
3𝑥0,0102
0,92𝑀 =
𝑣
V= 0,033L
4. Variabel 4
Berat kertas saring = 0,8 gram
Berat kertas saring + edapan = 5,0 gram
Berat endapan = 4,2 gram
2,7
𝑛= = 0,0054𝑚𝑜𝑙
498
3𝑥0,0054
0,92𝑀 =
𝑣
V= 0,018L
34
P2
DATA PENDUKUNG
35