DINASTI ABBASIYAH
.
B. Sistem Pergantian Kholifah
Sistem pemerintahan yang diterapkan bani Abbasiyah masih sama dengan
pendahulunya, bani Umayyah dengan sistem kekuasaan absolutisme. Mereka mengangkat dan
mengumumkan seorang atau dua orang putra mahkota atau saudaranya sendiri untuk terus
mempertahankan kepemerintahan. Kebijakan menerapakan sistem seperti ini tentu saja
menimbulkan kecemburuan dan kebencian diantara sesama keluarga. Sebagai contoh, tatkala
al-Manshur naik tahta, dia mengumumkan Mahdi sebagai putra mahkota pertama dan
menunjuk Isa ibn Musa, kemenakannya sebagai putra mahkota kedua. Saat itu juga al-Manshur
mengasingkan Isa sama sebagaimana yang dilakukan oleh khalifah pertama al-Shaffah.
Seluruh anggota keluarga Abbas dan pemimpin umat Islam mengangkat Abdullah al-
Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas sebagai khalifah mereka yang pertama
walaupun masih ada Abu Ja’far (al-Manshur) yang nantinya akan menjadi khalifah yang kedua.
Kekhalifahan bani Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang sangat panjang dan pada
periode pertama (750 – 848 M) tercatat kurang lebih 10 khalifah yang memimpin dengan
silsilah keturunan sebagai berikut :
NO NAMA MASA BERKUASA
1. Saffah ibn Muhammad (132 H/750 M)
Abu Ja’far al-Manshur ibn
2. (136 H/754 M)
Muhammad
3. Mahdi ibn al-Manshur (158 H/775 M)
4. Hadi ibn Mahdi (169 H/785M)
5. Harun al-Rasyid ibn Mahdi (170 H/786M)
6. Amin ibn Harun (193 H/804 M)
7. Ma’mun ibn Harun (198 H/813 M)
8. Mu’tashim ibn Harun (218 H/833 M)
9. Watsiq ibn Mu’tashim (227 H/842 M)
10. Mutawakkil ibn Mu’tashim (232 H/848 M)
1. Faktor Internal
Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi
dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara. Luasnya wilayah
kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit
dilakukuan - Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok
Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada
mereka sangat tinggi. Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
2. Faktor Eksternal
Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak
korban. Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang
menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya
kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki,
dan Kerajaan Mughal di India.
Sumber
Ahmed, Dr. Akbar S. Citra Muslim Tinjauan Sejarah dan Sosiologi. Jakarta : Erlangga, 1992
Al-Mukhdhori, Muhammad Tarikh Tasyri’ al-Islami. Tempat dan penerbit tidak disebutkan,
1981
Gibb, H.A.R. Islam dalam Lintasan Sedjarah. Jakarta : Yayasan Franklin, 1953
Hassan, Ibrahim, Sejarah Kebudayaan Islam, Yogyakarta, Kota Kembang
Khaeruman, Badri, Otentisitas Hadist : Studi Kritis Atas Hadist Kontemporer. Bandung, Rosda,
2004
Lewis, Bernard. The Crisis of Islam : Holy War and Unholy Terror, terj. Muhammad Hariri
Marzuki. Surabaya : Jawa Pos Press, 2004
Mughni, Syafiq A. Dinamika Intelektual Islam Pada Abad Kegelapan . Surabaya : LPAM, 2002
Sulaiman Schwartz, Stephen. Dua Wajah Islam : Modernisme vs Fundamentalisme dalam
Wacana Global, terj. Hodri Ariv. Jakarta : Balantika, 2007
Syalabi, Prof. Dr. A. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta : Pustaka al-Husna, 2003
Yatim, M.A, Drs. Badri. Sejarah Peradaban Islam . Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1998