Anda di halaman 1dari 11

Makalah Materi Kuliah IV :

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok


Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Perilaku Keorganisasian

oleh :

Ari Seta Kurniawan 135020300111035

Arrizal Bondan S. 135020300111046

Ahmad Hikam H 135020300111038

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Malang

2014
A. Pengertian Kelompok

Kelompok (group) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai dua individu

atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu. Sementara Gibson (1995) memandang kelompok dari empat

kelompok prespektif, diantaranya :

1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang

yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota

menerima kesan atau persepsi dari anggota lain.

2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri

dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem

menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di

antara anggota.

3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang

keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.

4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah

interaksi dalam bentuk interpedensi.

Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut

kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu

anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.

Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena

tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan

kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok

juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing

mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur, kepaduan peran,

norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur mereka.


Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing dengan kelompok lain dan

perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.

B. Macam – Macam Kelompok dalam Organisasi

Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau

sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi

formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan

organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di

dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan

dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal

organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan

informal

1. Kelompok Formal

Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan

pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan dan

proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda – beda.

Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :


 Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari

bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu.

Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau

antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok

komado.

 Kelompok tugas (Task Group)


Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk

menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para


karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang

mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus dilaksanakan.

2. Kelompok Informal

Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang – orang

dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain,

kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul

secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok informal khusus diantaranya:

 Kelompok Kepentingan (Interest Group)


Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau

kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu

sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam

kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen

untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang

mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok

kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak

berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi

tiap – tiap kelompok.


 Kelompok Persahabatan (Friendship Group)

Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu

kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis.

Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan komunikasi

mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.

Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa

mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering bersamaan. Maka

diadakan perbedaan diantara dua klasifikassi kelompok yang luar: kelompok formal

dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa kelompok formal
(kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh organisasi formal dan

merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok informal (kelompok

kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah penting untuk keperluan mereka

sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan pokok akan berkelompok).

C. Tahap –tahap perkembangan kelompok

1. Model Lima-Tahap

Kelompok menempuh lima tahap yang jelas terbedakan: pembentukan, keributan,

penormaan, pelaksanaan, dan peristirahatan.

1. Tahap Pembentukan ( forming ), memiliki karakteristik besarnya

ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepimimpinan kelompok tersebut.

Para anggotanya “ menguji kedalaman air ” untuk menentukan jenis – jenis

perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai

menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

2. Tahap timbulnya konflik ( storming stage ) adalah satu dari konflik

intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut,

tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan

kelompok terhadap setiap individu. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah

hierarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.

3. Tahap normalisasi ( norming stage ) adalah tahap di mana hubungan yang

dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam

tahap ini terbentuk sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan

persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi


solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasiumum definisi

yang benar atas perilaku organisasi.

4. Tahap berkinerja ( performing ) adalah tahap di mana struktur telah

sepehunya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari

saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.

5. Tahap pembubaran ( adjourning stage ). Dalam tahap ini, kelompok tersebut

mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak

lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian

diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.

2. Model Alternatif: Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat

Kelompok-kelompok temporer yang dibatasi tenggat waktu tampaknya tidak

mengikuti model sebelumnya. Studi-studi menunjukkan bahwa kelompok itu

memiliki urutan tindakan (atau bukan-tindakan) mereka sendiri yang unik:

1. pertemuan pertama menentukan arah kelompok

2. fase pertama kegiatan kelompok adalah fasi inersia (lemas tanpa energi)

3. terjadi peralihan pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat ketika kelompok
itu telah menghabiskan separuh waktu dari waktu yang telah disediakan

4. transisi mengawali perubahan-perubahan besar

5. fase inersia kedua mengikuti masa transisi

6. pertemuan terakhir kelompok dicirakan oleh kegiatan yang sangat terpacu.

Kondisi Eksternal pada Kelompok


Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dipaksakan dari

luar. Kondisi eksternal ini mencakup: strategi keseluruhan organisasi, struktur

wewenang, peraturan formal, sumber daya, proses seleksi karyawan, evaluasi kinerja

dan system imbalan, bidaya, dan tataran kerja fisik.

1) Strategi Organisasi

Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan organisasi dan

cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen

puncak.

2) Struktur Otoritas

Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian / setiap individu

dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memiliki otoritas

yang berbeda-beda, seperti: siapa melapor kepada siapa, siapa yang

mengambil keputusan, atau keputusan apakah yang pengambilannya diberikan

kepada individu atau kelompok.

3) Peraturan formal

Oraganisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain untuk

membakukan perilaku karyawan. Hal ini dilakukan untuk membuat

konsistensi perilaku karyawan dan bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan

kelompok kerja karyawan tersebut.

4) Sumber Daya Organisasional


Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang

dialokasikan oleh organisasi pada kelompok. Sumber daya organisasional

berpengaruh terhadap perilaku organisasi.

5) Proses Seleksi Personil

Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut karyawan

yang akan menentukan siapa yang akan ditempatkan ke dalam suatu kelompok

kerja.

6) Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)

Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah

dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran (imbalan) akan

hasil evaluasi tersebut.

7) Budaya Organisasi

Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat

diterima dengan baik atau yang tidak dapat diterima, seperti cara berpakaian,

peraturan organisasi, perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.

8) Tataran Fisik Kerja

Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihak-pihak eksternal

mempunyai landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok kerja. Seperti

arsitek yang menentukan tata letak ruang kerja untuk mengurangi gangguan

suara dan sebagainya.

D. Variable Struktur Kelompok


Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota

kelompok tertentu. Ada beberapa variable struktur kelompok yaitu:

1. Kepemimpinan formal

Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin

ini mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok

2. Peran

tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik

apabila peran dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu

memainkan peran yang berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi

konflik dan pengalaman selain tuntutan dari pemberi peran dalam organisasi.

3. Norma

Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu

kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut.

Norma tiap kelompok akan berbeda denngan norma kelompok lainnya.

4. Status

Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn kepada

kelompok atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma

dan tekanan dalam kelompok.

5. Komposisi

Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari

beranekaragam keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding

kelompok yang anggotanya homogen.

E. Kelompok versus Individual


Keunggulan Pengambilan Keputusan Kelompok. Kelompok dapat menghasilkan

informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap sehingga menawarkan keragaman

pandangan dan akhirnya meningkatkan penerimaan atas sebuah solusi.

Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok. Kelompok membutuhkan banyak

waktu untuk mencapai sebuah solusi karena terdapat tekanan-tekanan konformitas

dalam kelompok dan terkadang kelompok didominasi oleh satu atau sedikit anggota.

Efektivitas dan Efisiensi. Jika efektivitas dikaitkan dengan akurasi, maka keputusan

kelompok biasanya lebih akurat dibandingkan individu. Bila dibandingkan dalam hal

kecepatan, individu lebih unggul. Sedangkan jika kreatifitas penting, kelompok

cenderung lebih unggul dibandingkan individual. Dalam hal efisiensi, kelompok

biasanya kurang efisien dibandingkan individual.

F. Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok

Pemikiran Kelompok. Pemikiran kelompok berhubungan dengan norma yakni suatu

fenomena yang menunjukkan norma konsensus melampaui penilaian atas sejumlah

alternatif tindakan yang lebih realistis. Tanda-tanda dari fenomena pemikiran

kelompok, yaitu: (1) merasionalisasi semua penolakan terhadap asumsi-asumsi yang

dibuat anggota kelompok, (2) memberikan tekanan-tekanan langsung pada mereka

yang untuk sementara mengekspresikan keraguan tentang pandangan kelompok, (3)

para anggota kelompok yang memiliki keraguan akan menghindari perbedaan

pendapat, dan (4) adanya ilusi dari kebulatan suara. Pemikiran kelompok tidak akan

menyerang semua kelompok. Para manajer dapat meminimalkan pemikiran kelompok

dengan cara memantau ukuran kelompok.

Pergeseran Kelompok. Pergeseran kelompok merupakan perubahan risiko

keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh
anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.

Timbulnya pergeseran yang lebih besar menuju risiko disebabkan karena (1) adanya

suasana yang nyaman saat diskusi sehingga anggotanya menjadi lebih berani, (2)

sebagian besar masyarakat menghargai individu-individu yang berani mengambil

risiko, dan (3) kelompok menyebarkan tanggung jawab.

G. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan Kelompok

Bentuk pengambilan keputusan kelompok yang paling umum terjadi di dalam

kelompok yang berinteraksi yakni kelompok biasa, di mana para anggotanya saling

berinteraksi secara tatap muka. Hal ini dapat menimbulkan konformitas. Teknik-

teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi banyak masalah yang melekat pada

kelompok yang berinteraksi secara tradisional, yaitu:

 Tukar pikiran: sebuah proses pembangkitan ide yang secara khusus mendorong

semua alternative apa pun, sementara itu menahan kritik atas alternatif-alternatif

tersebut.

 Teknik nominal kelompok: sebuah metode pengambilan keputusan kelompok di

mana para anggota individual bertemu secara tatap muka untuk menyatukan penilaian

mereka dengan secara sistematis tetapi independen.

 Pertemuan dengan metode elektronik: sebuah pertemuan di mana para anggotanya

berinteraksi menggunakan komputer yang memungkinkan anonimitas komentar dan

agregasi suara.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Linda
    Proposal Linda
    Dokumen3 halaman
    Proposal Linda
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Copy (5)
    Copy (5)
    Dokumen2 halaman
    Copy (5)
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Uuyu
    Uuyu
    Dokumen20 halaman
    Uuyu
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Copy
    Copy
    Dokumen2 halaman
    Copy
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Ui
    Ui
    Dokumen17 halaman
    Ui
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Proposal Linda
    Proposal Linda
    Dokumen3 halaman
    Proposal Linda
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Yuiop
    Yuiop
    Dokumen2 halaman
    Yuiop
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen1 halaman
    New Text Document
    Maher
    Belum ada peringkat
  • NBN
    NBN
    Dokumen2 halaman
    NBN
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Ty
    Ty
    Dokumen2 halaman
    Ty
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen1 halaman
    New Text Document
    Maher
    Belum ada peringkat
  • NBN
    NBN
    Dokumen2 halaman
    NBN
    Maher
    Belum ada peringkat
  • NBN
    NBN
    Dokumen2 halaman
    NBN
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Perbedaan Pendapat Ulama-Ulama Mazhab Tentang Kesaksian Dalam Talaq
    Perbedaan Pendapat Ulama-Ulama Mazhab Tentang Kesaksian Dalam Talaq
    Dokumen2 halaman
    Perbedaan Pendapat Ulama-Ulama Mazhab Tentang Kesaksian Dalam Talaq
    Maher
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen2 halaman
    DD
    Maher
    Belum ada peringkat
  • BVHV
    BVHV
    Dokumen2 halaman
    BVHV
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen16 halaman
    New Text Document
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document BB
    New Text Document BB
    Dokumen10 halaman
    New Text Document BB
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Ty
    Ty
    Dokumen2 halaman
    Ty
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Perbedaan Pendapat Ulama-Ulama Mazhab Tentang Kesaksian Dalam Talaq
    Perbedaan Pendapat Ulama-Ulama Mazhab Tentang Kesaksian Dalam Talaq
    Dokumen2 halaman
    Perbedaan Pendapat Ulama-Ulama Mazhab Tentang Kesaksian Dalam Talaq
    Maher
    Belum ada peringkat
  • YUIO
    YUIO
    Dokumen2 halaman
    YUIO
    Maher
    Belum ada peringkat
  • YU
    YU
    Dokumen2 halaman
    YU
    Maher
    Belum ada peringkat
  • BVH
    BVH
    Dokumen2 halaman
    BVH
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Gtu
    Gtu
    Dokumen3 halaman
    Gtu
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Rew
    Rew
    Dokumen2 halaman
    Rew
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen2 halaman
    New Text Document
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Yuo
    Yuo
    Dokumen2 halaman
    Yuo
    Maher
    Belum ada peringkat
  • Ty
    Ty
    Dokumen2 halaman
    Ty
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen2 halaman
    New Text Document
    Maher
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen5 halaman
    New Text Document
    Maher
    Belum ada peringkat