Anda di halaman 1dari 13

1.

1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan
pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah
sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan
masyarakat, juga bertanggung jawab dalatn menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Pasal 1, puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Di dalam Pasal 9 disebutkan bahwa puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam
kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu Puskesmas. Kondisi tertentu tersebut
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
Pada Pasal 2 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.2 Visi dan Misi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Indikator utama yakni :
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi puskesmas, yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah


kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya.

1.3 Fungsi Puskesmas

Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta memantau
terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah
terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan
perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :

1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif,
dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes
RI, 2007).
Fungsi dari Puskesmas adalah:
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

2) Pusat pemberdayaan masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.

3) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama


Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi:

 Pelayan kesehatan perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.

 Pelayanan kesehatan masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.

2.2 Fungsi Manajemen Kesehatan


Pada hakikatnya manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas kebijakan umum yang telah dirumuskan.
Terdapat dua klasifikasi utama dalam fungsi manajemen yaitu fungsi organik dan fungsi pelengkap. Fungsi
organik adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan dalam sebuah manajemen. Ketidakmampuan
dalam menjalankan fungsi ini akan mengakibatkan matinya organisasi. Sedangkan fungsi pelengkap adalah
semua fungsi yang walaupun tidak mutlak dilaksanakan dalam organisasi namun pelaksanaannya akan
meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, serta memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan
efisien, ekonomis, dan efektif (Siagian, 2003:5).
Penjelasan fungsi manajemen lebih lanjut sebagai berikut :
1. Planning (perencanaan)
Planning (perencanaan) menurut Usman (2011: 66) merupakan proses pengambilan
keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan
dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan
penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Pendapat yang sama dari Terry & Roe (2005: 9) mengemukakan planning sebagai penentuan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus
diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
 Forecasting
Forecasting atau prevoyance (Prancis) adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau
mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana
yang lebih pasti dapat dilakukan.
 Budgeting
Fungsi perencanaan bukan saja menetapkan tujuan, policy, prosedur, budget, dan program
dari suatu organisasi, tetapi juga dalam fungsi perencanaan sudah termasuk di dalamnya
penetapan budget. Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan
sebagai penetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menetapkan peraturan peraturan
dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus dituruti, dan menetapkan ikhtisar biaya yang
diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang
akan dilakukan.
2. Organizing (pengorganisasian)
Siswanto (2009:75) mendeskripsikan organizing seabagai pembagian kerja yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan
antarpekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan
yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Sedangkan Handoko (2003) mendefinisikan pengorganisasian sebagai 1) penetuan sumber
daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; 2) proses perancangan dan
pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan; 3)
penugasan tanggung jawab tertentu; 4) pendelegasian wewewnang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melaksanakan tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko
pengorganisasian berkaitan dengan pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik, dan
manusia dalam organisasi.
 Staffing atau Assembling Resources
Istilah staffing diberikan Luther Gulick, Harold Koonz dan Cyril O'Donnel sedang
assembling resources dikemukakan oleh William Herbart Newman. Kedua istilah itu cenderung
mengandung pengertian yang sama. Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya
sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada
organisasi.Organizing dan staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat
hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai
kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan
penerapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam
organisasi tersebut.
3. Actuating
Aktuating merupakan fungsi penggerak agar tujuan yang yang ditentukan dapat tercapai.
4. Controlling (pengawasan dan pengendalian)
Beberapa manfaat dari controlling sendiri adalah dapat mengetahui sejauh mana kegiatan
program sudah dilaksanakan, Dapat mengetahui adanya penyimpangan dari staff, dapat
mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan
secara efisien,dll.
 Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian
dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan maupun
tertulis sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan
tugas orang yang memberi laporan.
 Evaluasi
Evaluasi dalam kontroling ini sebenarnya dibedakan dengan controlling tapi mereka memiliki
tugas yang sama. Evaluasi sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu evaluasi terhadap input (evaluasi
sebelum dilakukan kegiatan ), evaluasi saat proses dan evaluasi terhadap output.

1. Mahasiswa mampu mengerti, memahami, dan menjelaskan tingkatan manajemen kesehatan


Tingkatan manajemen diibaratkan sebagai segitiga, yang terdiri dari Top Manajemen, Middle
Manajemen dan First Line Manajemen.

1. Top Manajemen (Manajemen puncak)

Top manajemen seringkali disebut sebagai manajemen puncak. Kelompok yang berada pada
tingkatan ini disebut dengan top manajer. Top manajemen terdiri atas kelompok yang berjumlah
kecil, mereka berada pada tingkatan paling atas dari segitiga manajerial. Top manajemen
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi secara umum. Mereka menetapkan
kebijaksanaan operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingkungannya. Top
Manajemen juga dikenal sebagai manajer pada tingkat perencanaan strategis, dimana keputusan pada
tingkatan ini seringkali memiliki dampak pada keseluruhan organisasi. Keahlian yang harus dimiliki
para manajer tingkat puncak adalah keahlian konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan
merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkat manajer di bawahnya. Contoh orang-orang
yang berada dalam kelompok ini seperti kepala puskesmas, direktur RSGM.

2. Middle Manajemen (Manajemen Menengah)

Tingkatan ini sering juga disebut sebagai tingkat kendali manajemen (management control
level), karena tingkatan middle manajemen bertanggung jawab untuk menjalankan rencana dan
memastikan tercapainya tujuan sehingga dapat juga disebut sebagai tingkat taktis. Selain itu, tugas
dari middle manajemen adalah mengarahkan kegiatan manajer lain, juga mengarahkan kegiatan-
kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi. Pada middle manajemen ini dituntut keterampilan
human skill/kemampuan hubungan antarmanusia. Keterampilan human skill yakni kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi staf
sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif dan juga dengan komunikasi yang
persuasif dan bersahabat akan membuat karyawan merasa dihargai serta mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Contoh orang-orang yang berada dalam kelompok ini seperti manajer
regional, kepala divisi.
3. First Line Manajemen (Manajemen Lini Pertama)

Kelompok orang yang berada pada tingkatan first line manajemen merupakan manajer
operasional yang mengawasi operasi-operasi organisasi, serta sebagai supervisor atau manajer
penyedia. Manajer ini terlibat langsung dan mengimplementasikan rencana-rencana khusus yang
dibuat oleh manajer menengah sehingga tingkatan ini seringkali disebut tingkat kendali operasional
(operational control level). Manajer ini tidak membawahi manajer-manajer lain dan harus memiliki
keahlian teknis yaitu mencakup keahlian prosedur, teknik, pengetahuan, dan keahlian di bidang
khusus.
Robert L.Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal
tiga keterampilan dasar.

Ketiga keterampilan tersebut adalah:

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

Selain kemampuan konsepsional, manajerjuga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi


atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadapbawahan yang dipimpinnya.
Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat,dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai
dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik
pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. Keterampilan teknis (technical skill),
keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuanuntuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

3. Keterampilan Teknis (technical)

Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah keterampilan teknis
(technical skill). Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu,
misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunga dan
keterampilan teknis yang lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang
perlu dimiliki manajer, yaitu:

Keterampilan Manajemen Waktu

Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada
tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja
selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per
jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat
merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort.
Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.

Keterampilan Membuat Keputusan

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan
keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang
dapat diambil untukmenyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan
memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar (
Handoko,T. Hani. 1995 ).

 Tugas Pokok Dokter Gigi


Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut melalui saran pelayanan kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative untuk meningkatkan kesehatan masyarakat serta
membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan gigi dan mulut.
 Tugas Dokter Gigi di Puskesmas
1. Melaksanakan pelayanan medik gigi umum dan khusus
2. Menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan kasus-kasus spesialistik
3. Melaksanakan pelayanan asuhan sistematik dan asuhan masyarakat (jika tidak ada perawat gigi)
4. Menyususn rencana kerja dan kebijaksanaan teknis pelayanan kesehatan gigi
5. Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi
6. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan gigi
7. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan kesehatan gigi
8. Membuat rekam medik gigi yang baik dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.
 Tugas dokter gigi dalam penyelenggaraan program
1. Pembinaan dan pengembangan
 Pendekatan melalui program UKGDM.
 Integrasi dengan upaya kesehatan lainnya.
 Langkah-langkah kegiatan meliputi pendekatan lintas sectoral dan lintas program, persiapan
desa, pelatihan kader, dan pelaksanaan kegiatan, penyuluhan, pemeriksaan, pengobatan
sederhana, dan rujukan.Langkah-langkah dalam monitoring meliputi pengambilan data
kegiatan.
2. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan
 Pada sekolah dasar dengan program UKGS
 Pada kelompok ibu hamil mengadakan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan gigi mulut ibu
hamil, pengobatan, rujukan, dan pencatatan.

2. Mahasiswa mampu mengerti, memahami, dan menjelaskan langkah – langkah manajemen


kesehatan
1. Planning
Planning atau perencanaan merupakan tahap untuk menetapkan tujuan, serta menentukan
strategi, kebijakan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar. Dalam melakukan
tahap perencanaan, terdapat beberapa langkah yakni:
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah dan penentuan prioritas masalah
3. Tujuan program
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5. Menyusun rencana kerja operasional

Perencanaan program kesehatan terdiri dari tiga langkah penting yakni :


1. Menjelaskan berbagai masalah
Untuk dapat menjelaskan masalah program kesehatan diperlukan upaya analisis situasi.
Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting pelaksanaan program kesehatan di berbagai
wilayah Puskesmas. Dari analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari
berbagai aspek.
 Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran (who) yang menderita kejadian tersebut,
dimana, kapan masalah tersebut terjadi.
 Aspek demografis berdasarkan kelompok umur.
 Aspek geografis semua informasi karakteristik wilayah yang dapat mempengaruhi masalah
tersebut.
 Aspek sosial ekonomi adlah pendapatan, tingkat pendidikan, norma sosial, dan sistem kepercayaan
masyarakat.
 Aspek organisasi pelayanan meliputi motivasi kerja staf dan kader, keterampilan, persediaan
vaksin, alat KB, dsb.
2. Menentukan prioritas masalah
Prioritas masalah secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf, dana, dan
mudah tidaknya maslah dipecahkan. Prioritas masalah dijadikan dasar untuk menentukan tujuan.
3. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan
Contoh tujuan program kesehatan:
 Menurunkan angka karies
 Mengintensifkan program kesehatan khusunya di bidang kesehatan gigi dan mulut di wilayah
binaan.
 Mengkaji hambatan dan kendala
Sebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program kesehatan yang
pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari masyarakat, lingkungan, Puskesmas
maupun dari sektor lainnya.
 Menyusun rencana kerja operasional
Dengan RKO akan memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dan sebagai
alat pemantau.
Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana :
a. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.
b. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.
c. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun.
2. Dilihat dari tingkatannya :
a. Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini
mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.
b. Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk
dalam melaksanakan suatu program.
c. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
3. Ditinjau dari ruang lingkupnya :
a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang
dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah.
b. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek,
mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
c. Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara
menyeluruh dan lengkap.
d. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh
bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas namun prakteknya
sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu
rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya
dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya.

2. Organizing
Organizing atau pengorganisasian merupakan tahap untuk menentukan sumber daya,
perancangan, pengembangan, penugasan tanggung jawab, dan pendelegasian wewenang. Sebelum
membagi tugas kepada para karyawan di bawahnya, seorang manajer harus memastikan bahwa
karyawan memahami tujuan organisasi dengan baik. Dalam melakukan tahap pengorganisasian,
terdapat beberapa langkah yakni:
1. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
2. Menggolongkan kegiatan pokok dalam satuan bagian yang praktis.
3. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing karyawan.
4. Penugasan personel yang cakap dan berkompeten.
5. Mendelegasikan wewenang.

3 Actuating
Actuating atau pelaksanaan merupakan tahap yang berfungsi sebagai alat penggerak dari rencana
dan pengorganisasian yang telah disusun sebelumnya. Tujuan dari tahap ini antara lain:
1. Meningkatkan kerja sama yang lebih efisien.
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan.
3. Menumbuhkan rasa saling memiliki dan menyukai pekerjaan.
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
karyawan.
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

Hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program kesehatan adalah:


1. Mengembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas sektoral di tingkat
kecamatan, antara staf puskesmas sendiri dan organisasi formal dan informasi di tingkat
desa/ dusun.
2. Menggali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada (terutama dengan
PKK) untuk dapat menunjang kegiatan program kesehatan
3. Mengembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok kerja
program kesehatan, sehingga peran serta mereka yang optimal dapat ditingkatkan untuk
menunjang pelaksanaan program kesehatan. Dalam hal ini hubungan antar manusia
(HAM) perlu terus dibina dan dikembangkan untuk menjamin tumbuhnya suasana kerja
yang harmonis dan merangsang inisiatif anggota kelompok kerja puskesmas

1. Controlling
Controlling atau pengontrolan merupakan tahap untuk mengawasi dan mengendalikan keadaan
untuk menjamin rencana dan pengorganisasian yang telah disusun dapat berjalan dengan baik pada
pengerjaannya.
Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program kesehatan ini adalah:
1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan dan kemampuan
staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek pengawasan).
2. Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.
3. Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang
muncul berdasarkan faktor-faktor penyebab yang sudah diidentifikasi (aspek pengendalian).

3. Mahasiswa mampu mengerti, memahami, dan menjelaskan program kesehatan yang terdapat di
Puskesmas
1.1 Definisi Program Kesehatan
Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek – proyek di bidang kesehatan baik yang
berjangka pendek maupun jangka penjang. Pada umumnya suatu program kesehatan diadakan sebagai
realisasi dari rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan dampak pada
peningkatan derajat kesehatan suatu masyarakat.
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS

Fungsi Kegiatan
Manajemen
Perencanaan Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang
dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan
meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta
penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat
kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara
mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pengorganisasian  Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan
struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya
bersifat fungsional
 Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok
Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok,
yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
 Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas
melakukan pembinaan ke desa-desa
Penggerakan  Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan
Pelaksanaan
dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor
 Adanya proses kepemimpinan
 Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
 Pelaksanaan program pokok puskesmas yang
melibatkan seluruh staf
Pengawasan dan  Melalui pemantauan laporan kegiatan
Evaluasi
 Pemantauan wilayah setempat (PWS)
 Supervisi
 Rapat rutin (staff meeting)

Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi;
perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik,
monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai

  • LO 4 Tahapan Pembuatan GTL (Sebelum Pemasangan)
    LO 4 Tahapan Pembuatan GTL (Sebelum Pemasangan)
    Dokumen6 halaman
    LO 4 Tahapan Pembuatan GTL (Sebelum Pemasangan)
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Dokumen7 halaman
    Skenario 3
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • Apraksia
    Apraksia
    Dokumen2 halaman
    Apraksia
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • Preparasi Veneer
    Preparasi Veneer
    Dokumen4 halaman
    Preparasi Veneer
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • Nanopartikel
    Nanopartikel
    Dokumen5 halaman
    Nanopartikel
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • Nadhoman
    Nadhoman
    Dokumen2 halaman
    Nadhoman
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • Apraksia
    Apraksia
    Dokumen2 halaman
    Apraksia
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat
  • MFQ NTB PDF
    MFQ NTB PDF
    Dokumen175 halaman
    MFQ NTB PDF
    Dina Zakiyatul Ummah Jumroni
    Belum ada peringkat