1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan
pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).
Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah
sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan
masyarakat, juga bertanggung jawab dalatn menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Pasal 1, puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Di dalam Pasal 9 disebutkan bahwa puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam
kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu Puskesmas. Kondisi tertentu tersebut
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
Pada Pasal 2 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.2 Visi dan Misi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Indikator utama yakni :
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta memantau
terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah
terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan
perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif,
dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes
RI, 2007).
Fungsi dari Puskesmas adalah:
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Top manajemen seringkali disebut sebagai manajemen puncak. Kelompok yang berada pada
tingkatan ini disebut dengan top manajer. Top manajemen terdiri atas kelompok yang berjumlah
kecil, mereka berada pada tingkatan paling atas dari segitiga manajerial. Top manajemen
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi secara umum. Mereka menetapkan
kebijaksanaan operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingkungannya. Top
Manajemen juga dikenal sebagai manajer pada tingkat perencanaan strategis, dimana keputusan pada
tingkatan ini seringkali memiliki dampak pada keseluruhan organisasi. Keahlian yang harus dimiliki
para manajer tingkat puncak adalah keahlian konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan
merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkat manajer di bawahnya. Contoh orang-orang
yang berada dalam kelompok ini seperti kepala puskesmas, direktur RSGM.
Tingkatan ini sering juga disebut sebagai tingkat kendali manajemen (management control
level), karena tingkatan middle manajemen bertanggung jawab untuk menjalankan rencana dan
memastikan tercapainya tujuan sehingga dapat juga disebut sebagai tingkat taktis. Selain itu, tugas
dari middle manajemen adalah mengarahkan kegiatan manajer lain, juga mengarahkan kegiatan-
kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi. Pada middle manajemen ini dituntut keterampilan
human skill/kemampuan hubungan antarmanusia. Keterampilan human skill yakni kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi staf
sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif dan juga dengan komunikasi yang
persuasif dan bersahabat akan membuat karyawan merasa dihargai serta mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Contoh orang-orang yang berada dalam kelompok ini seperti manajer
regional, kepala divisi.
3. First Line Manajemen (Manajemen Lini Pertama)
Kelompok orang yang berada pada tingkatan first line manajemen merupakan manajer
operasional yang mengawasi operasi-operasi organisasi, serta sebagai supervisor atau manajer
penyedia. Manajer ini terlibat langsung dan mengimplementasikan rencana-rencana khusus yang
dibuat oleh manajer menengah sehingga tingkatan ini seringkali disebut tingkat kendali operasional
(operational control level). Manajer ini tidak membawahi manajer-manajer lain dan harus memiliki
keahlian teknis yaitu mencakup keahlian prosedur, teknik, pengetahuan, dan keahlian di bidang
khusus.
Robert L.Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal
tiga keterampilan dasar.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah keterampilan teknis
(technical skill). Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu,
misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunga dan
keterampilan teknis yang lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang
perlu dimiliki manajer, yaitu:
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada
tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja
selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per
jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat
merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort.
Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan
keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang
dapat diambil untukmenyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan
memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar (
Handoko,T. Hani. 1995 ).
2. Organizing
Organizing atau pengorganisasian merupakan tahap untuk menentukan sumber daya,
perancangan, pengembangan, penugasan tanggung jawab, dan pendelegasian wewenang. Sebelum
membagi tugas kepada para karyawan di bawahnya, seorang manajer harus memastikan bahwa
karyawan memahami tujuan organisasi dengan baik. Dalam melakukan tahap pengorganisasian,
terdapat beberapa langkah yakni:
1. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
2. Menggolongkan kegiatan pokok dalam satuan bagian yang praktis.
3. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing karyawan.
4. Penugasan personel yang cakap dan berkompeten.
5. Mendelegasikan wewenang.
3 Actuating
Actuating atau pelaksanaan merupakan tahap yang berfungsi sebagai alat penggerak dari rencana
dan pengorganisasian yang telah disusun sebelumnya. Tujuan dari tahap ini antara lain:
1. Meningkatkan kerja sama yang lebih efisien.
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan.
3. Menumbuhkan rasa saling memiliki dan menyukai pekerjaan.
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
karyawan.
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
1. Controlling
Controlling atau pengontrolan merupakan tahap untuk mengawasi dan mengendalikan keadaan
untuk menjamin rencana dan pengorganisasian yang telah disusun dapat berjalan dengan baik pada
pengerjaannya.
Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program kesehatan ini adalah:
1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan dan kemampuan
staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek pengawasan).
2. Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.
3. Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang
muncul berdasarkan faktor-faktor penyebab yang sudah diidentifikasi (aspek pengendalian).
3. Mahasiswa mampu mengerti, memahami, dan menjelaskan program kesehatan yang terdapat di
Puskesmas
1.1 Definisi Program Kesehatan
Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek – proyek di bidang kesehatan baik yang
berjangka pendek maupun jangka penjang. Pada umumnya suatu program kesehatan diadakan sebagai
realisasi dari rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan dampak pada
peningkatan derajat kesehatan suatu masyarakat.
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Fungsi Kegiatan
Manajemen
Perencanaan Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang
dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan
meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta
penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat
kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara
mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pengorganisasian Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan
struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya
bersifat fungsional
Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok
Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok,
yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas
melakukan pembinaan ke desa-desa
Penggerakan Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan
Pelaksanaan
dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor
Adanya proses kepemimpinan
Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
Pelaksanaan program pokok puskesmas yang
melibatkan seluruh staf
Pengawasan dan Melalui pemantauan laporan kegiatan
Evaluasi
Pemantauan wilayah setempat (PWS)
Supervisi
Rapat rutin (staff meeting)
Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi;
perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik,
monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.