TINJAUAN PUSTAKA
wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan.
umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.
merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu
maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Grindle (1980)
menambahkan bahwa proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan
sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan
rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi
segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat
suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan
ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun
13
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program perubahan
dan peningkatan.
proses implementasi dan perspektif hasil. Pada perspektif proses, program pemerintah
pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat program yang mencakup antara lain cara
pada perspektif hasil, program dapat dinilai berhasil manakala program membawa
dampak seperti yang diinginkan. Suatu program mungkin saja berhasil dilihat dari
sudut proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau dari dampak yang dihasilkan, atau
aktor yang mempunyai peranan di dalam kebijakan. Oleh karena ini dalam
(Antonius, 2000).
PROGRAM
Kebutuhan Kompetensi
PEMANFAAT ORGANISASI
Tuntutan Putusan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; Pelayanan gizi; dan Pelayanan
kesehatan kerja.
Upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas secara umum bertujuan untuk
mencapai keadaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimum sedangkan
secara khusus untuk menambah kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, aman, bermanfaat, bermutu,
mendukung kegiatan pelayanan gigi dan mulut supaya berjalan dengan baik, maka
4. Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand Piece (Kecepatan
13. Set Kursi Gigi Elektrik yang terdiri dari : Kursi, Cuspidor Unit, Meja
18. Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand Piece (Low Speed
39. Set Tang Pencabutan Dewasa (set) : Tang gigi anterior rahang atas dewasa,
Tang gigi premolar rahang, Tang gigi molar kanan rahang atas, Tang gigi
molar kiri rahang atas, Tang molar 3 rahang atas, Tang sisa akar gigi
anterior rahang, Tang sisa akar gigi posterior rahang, Tang gigi anterior dan
premolar rahang bawah, Tang gigi molar rahang bawah kanan/kiri, Tang
rahang atas, Tang molar susu rahang atas, Tang sisa akar rahang atas, Tang
gigi anterior rahang bawah, Tang molar rahang bawah, Tang sisa akar
rahang bawah
(Foerster), Lampu Spiritus Isi 120 cc, Lemari peralatan, Lempeng Kaca
kering, Tempat Alkohol (Dappen Glas), Toples Kapas Logam dengan Pegas
dan Tutup (50x70mm), Toples Pembuangan Kapas (50 x75 mm), Waskom
Bengkok (Neirbeken)
C. Bahan habis pakai : Betadine Solution atau Desinfektan lainnya, Sabun tangan
atau antiseptic, Kasa , Benang Silk, Chromik Catgut, Alkohol, Kapas, Masker,
Sarung tangan
1. Jenis Pelayanan
2. Pelayanan Pencegahan
b. Restorasi tumpatan
f. Protesa lepasan
g. Odontektomi M3 klas 1A
h. Pelayanan rujukan
1. Pencatatan
a. Rekam Medik
lengkap tentang :
• Identitas pasien
• Diagnosis
• Rencana penatalaksanaan
• Odontogram klinik
pasien atau keluarganya yang sah secara hukum, atas dasar penjelasan
sekurang-kurangnya mencakup :
Puskesmas
2. Pelaporan
a. Laporan Bulanan
Puskesmas lainnya
3. Dokumen Terkait
d. Formulir rujukan
Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi, ini merupakan suatu pedoman untuk menetapkan
dan mulut di Puskesmas. Kasus yang ditangani di fasilitas kesehatan tingkat primer
(FKTP) antara lain ; Karies dini/Karies email tanpa kavitas, Karies email/Karies
Dentin hipersensitif, Atrisi, Abrasi, Erosi, Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung,
(Akar tunggal, akar jamak yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang), Nekrosis pulpa gigi tinggal akar (gigi sisa sudah tidak mendukung untuk
dilakukan tumpatan), Pulpitis Irreversibel, Iritasi Pulpa Gigi Tetap Muda, Hyperemia
Pulpa Gigi Tetap Muda, Nyeri Orofasial,Persistensi Gigi Sulung, Akar Gigi
Kompetensi Dokter Gigi, yang menjadi kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh
1. Menerapkan etika kedokteran gigi serta hukum yang berkaitan dengan praktik
dalam hubungannya dengan teman sejawat, staf dan pasien, Membedakan hak dan
2. Melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kode etik :
Menjaga hubungan terbuka dan jujur serta saling menghargai dengan pasien,
pelanggaran etik, disiplin dan hukum yang diberlakukan bagi profesi Kedokteran
mutakhir untuk mencari informasi yang sahih secara profesional dari berbagai
komprehensif.
kesehatan gigi dan mulut : Menapis sumber rujukan yang sahih untuk
jawab baik secara lisan maupun tertulis dengan pasien, keluarga atau pendamping
pasien serta masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain yang terkait :
Berdialog dengan pasien dalam kedudukan yang setara, Bersikap empati terhadap
pasien akan keluhan kesehatan gigi dan mulut yang mereka kemukakan,
Menuliskan surat rujukan pasien kepada sejawat dan atau penyelenggara kesehatan
lain jika diperlukan sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku,
Berdialog dengan teman sejawat, praktisi kesehatan, dan praktisi lain terkait.
budaya, agama dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan berbagai pihak terkait
untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu : Memahami
adanya keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras berdasarkan asal
satu sama lainnya, Bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menunjang
keilmuan dan berbagai data penunjang untuk diagnosis dan tindakan medik
kedokteran gigi.
6. Ilmu kedokteran klinik
Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi dasar mencakup: Biologi Oral, Bio-
Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan
pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yg efektif dan efisien : Memahami
prinsip pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang meliputi tindakan
9. Pemeriksaan pasien
saling menghargai dan saling percaya melalui komunikasi yang efektif dan
10. Diagnosis
kedokteran gigi berdasarkan catatan medik yang tertulis pada rekam medik,
radiografis, dan temuan alat bantu yang lain, Memastikan lokasi, perluasan,
pulpa yang sehat dan tidak sehat, Membedakan antara jaringan periodontal yang
pada rongga mulut, Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga
Meresepkan obat obatan secara benar dan rasional, Mengatasi rasa sakit, rasa
9. Bekerja dalam tim secara efektif dan efisien untuk mencapai kesehatan gigi dan
program kesehatan gigi dan mulut masyarakat : Menerapkan strategi promotif dan
masyarakat.
4. Bekerja dalam tim serta membuat jejaring kerja (networking) yang efektif dan
efisien dalam usaha menuju kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut, Memotivasi perilaku hidup sehat
individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut, Mampu
menjadi preventif.
kedokteran gigi.
keselamatan kerja.
3. Menerapkan prinsip dasar pengelolaan praktik dan hubungannya dengan
secara lisan maupun tulisan dengan tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat.
Tugas dan wewenang tenaga kesehatan gigi menurut Depkes 2009, yaitu :
a. Medis Tehnis :
spesialistik
masyarakat
b. Manajemen (Makro)
Puskesmas
3) mengkoordinasi, menggerakkan perawat gigi dalam melaksanakan
pelayanan asuhan
wilayahnya
b. Manajemen (Makro)
di Posyandu
ke poli gigi untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada waktu dan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik yang sakit maupun yang sehat
meliputi : peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan penyakit gigi dan
Pada saat pasien berkunjung ke poli gigi puskesmas, maka pasien akan
1) Pelayanan administrasi/penerimaan
memasuki ruangan poli gigi. Bagian penerimaan pasien juga merupakan wajah
dari suatu puskesmas serta merupakan tempat dimana kesan pertama tentang
puskesmas yang ditemui pasien, untuk itu diperlukan petugas – petugas yang
dapat menggunakan prosedur kerja dengan baik, ramah, sopan, simpatik dan
terampil.
besar dalam menentukan kualitas dari pelayanan yang diberikan pada pasien di
kedokteran.
Tenaga para medis/perawat adalah orang yang lebih dekat hubungannya dengan
pasien karena pada umumnya pasien lebih sering berkomunikasi dengan perawat
Sarana medis yang diperlukan di poli gigi yaitu : alat-alat diagnosa (misalnya,
kaca mulut, sonde, pinset dan ekscavator), alat-alat pencabutan gigi (misalnya,
amalgam, zinc semen, phospat semen), bahan – bahan perawatan saluran akar
(gutta percha dan endomethazone). Sarana non medis yang diperlukan di poli
gigi antara lain, kursi pasien/dental chair, gelas kumur, lampu pemeriksaan,
5) Lingkungan pasien
meliputi kontruksi bangunan dan disain ruang tunggu dan ruang periksa
(Tampubolon, 2011).
puskesmas ditetapkan sebagai panduan dalam pelayanan Poli Gigi, dalam rangka ;
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut, menurunkan angka kesakitan gigi,
1. Pasien datang dari loket pendaftaran dengan membawa rekam medik atau status
pasien
4. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis, bila tidak sesuai di
diagnosa
8. Dokter gigi / perawat gigi rencana perawatan dengan pertimbangan perlu atau
10. Dokter gigi / perawat gigi memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada
pasien
11. Dokter gigi / perawat gigi mendokumentasikan tindakan dan pengobatan yang
diberikan pada pasien ke rekam medik pasien dan memberikan resep pada pasien
gigi
12. Petugas membersihkan dan mensterilkan alat alat yang telah digunakan
13. Petugas mencatat status pasien atau rekam medik ke buku register poli gigi
Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu petugas kesehatan (dokter gigi
dan perawat gigi) harus memiliki kemampuan non teknik yakni sikap, perilaku serta
kesehatan dengan perawatan yang akan diberikan kepada pasien saat berkunjung.
Keberhasilan suatu pelayanan kesehatan ditentukan oleh sumber daya manusia yang
ada di lembaga/poli gigi tersebut, baik dokter gigi maupun perawat gigi, sehingga
mampu memberikan pelayanan yang terbaik demi kepuasan pasien yang datang
Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan sumber daya manusia
adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki petugas kesehatan gigi dalam hal
Kesadaran masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulut secara rutin masih
rendah, kondisi ini dapat dilihat dari kunjungan pasien gigi di poli gigi adalah
biasanya penderita karies gigi (gigi berlubang) yang parah, mereka baru berobat ke
poli gigi atau dokter gigi ketika gigi berlubang sudah menyiksa dan mengganggu
fungsi tubuh lainnya. Keberhasilan perawatan sangat dipengaruhi oleh sikap, perilaku
dan motivasi pasien. Motivasi pasien sangat memengaruhi kunjungan pasien di poli
gigi. Oleh karena itu, motivasi akan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku
seseorang.
preventif dan kuratif sederhana dalam pelayanan asuhan kepada masyarakat yang
secara efisien dengan memanfaatkan peralatan dan bahan obat-obatan yang esensial.
Dengan menyediakan peralatan yang sesuai dengan standar peralatan teknologi saat
ini sehingga menjamin kelancaran kegiatan di poli gigi dalam melayani pasien.
sarana dan prasarana itu sangat menunjang dan mendukung operasional pelayanan
kesehatan dan cukup berpengaruh terhadap minat dan kunjungan pasien. Peralatan
yang digunakan disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat sehingga
tujuan yang ingin dicapai dengan hasil yang memuaskan. Peralatan, bahan dan obat-
obatan pendukung pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi yang paling
berhasil guna.
2. Peralatan kecil (alat diagnostik, alat konservasi, alat pencabutan, alat pembersihan
3. Ultrasonic Scaller
4. Alat sterilisasi
Selain alat yang dibutuhkan, bahan dan obat esensial yang baiknya tersedia di
poli gigi antara lain : Bahan tumpatan sementara, Obat-obatan untuk gigi (Eugenol,
4. Tarif
Biaya kesehatan gigi dan mulut di poliklinik gigi merupakan biaya yang harus
dibayarkan oleh seseorang apabila berobat ke klinik gigi. Biaya tersebut bervariasi
yang mengacu pada peraturan. Menurut Anggraini (2014), bahwa tarif yang
ditetapkan untuk setiap jenis pemeriksaan maupun tindakan dapat dijangkau oleh
pasien yang membutuhkan pelayanan dan adanya hubungan yang bermakna antara
5. Lokasi/jarak
Poliklinik gigi merupakan salah satu fasilitas yang penting bagi masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan gigi. Lokasi yang utama adalah kedekatan
jarak atau jarak tempuh yang minimun ditempat pelayanan kesehatan tersebut.
Ketersediaan jalur angkutan umum yang melalui tempat wilayah pelayanan kesehatan
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), prinsip gotong royong berarti
peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat
membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaannya bersifat wajib untuk
seluruh penduduk.
2. Nirlaba
(BPJS Kesehatan) adalah dana amanah yang dikumpulkan dari masyarakat secara
nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Tujuan utamanya adalah untuk
4. Portabilitas
yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan
2.6. Manfaat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. Adalah hal yang baru dan
pelayanan kesehatan untuk p eserta JKN disebut dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). FKTP
2. Praktik Dokter,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis
yang akan diterima oleh peserta yang datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
administrasi lain yang terjadi selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan
lain
3. Premedikasi
4. Kegawatdaruratan oro-dental
8. Tumpatan komposit/GIC
6. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan
Menurut pendapat para ahli yang dikutip dari Human Capital Journal (2014),
1. Sonny Sumarsono; Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua
pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam
proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang
diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan
jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk
memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu
masyarakat.
2. Mathis dan Jackson; SDM adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah
organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien
3. Mary Parker Follett, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak
1. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan.
3. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin
dan pelatihan yang terus menerus. Pengelolaan SDM yang baik harus dilaksanakan
pengelolaan SDM yang baik maka dapat diciptakan SDM yang profesional dalam
pelatihan ini bisa dilakukan secara internal, in house training, ataupun mengirimkan
pekerja secara bergantian ke berbagai training provider baik di dalam negeri maupun
di luar negeri, untuk mengikuti pelatihan SDM, workshop, seminar dan lain-lain.
Secara garis besar program pendidikan dan pelatihan terdiri atas : Program
SDM bertujuan untuk menyediakan pekerja yang siap pakai baik dari sisi kompetensi,
yang secara terus menerus sesuai dengan perkembangan persaingan dan jabatan.
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian
tersebut melibatkan lebih dari kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi
juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan
yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang
lambang atau simbol bahasa atau gerak (non-verbal), untuk memengaruhi perilaku
orang lain. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respon dalam
bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan selanjutnya disebut komunikasi verbal.
Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang
lain, antara kelompok satu dengan yang lain, atau seseorang dengan orang lain
adalah orang atau sumber yang menyampaikan atau mengeluarkan stimulus antara
lain dalam bentuk informasi atau lebih tepatnya disebut pesan yang harus
ungkapan ataupun pasif dalam bentuk pemahaman. Pesan (message) adalah isi
komunikasi yang terakhir yaitu Saluran (media), adalah alat atau sarana yang
sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik,
mental (rohani) dan sosial. Jadi, komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian
oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan
komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus
efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari. Dokter dapat
mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya
komunikasi efektif justru tidak memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti
kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh). Dalam pemberian pelayanan medis,
adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien merupakan kondisi yang
pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara
tenaga kesehatan dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-
permasalahannya.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih
memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien bagi
keduanya.
Menurut Kurzt, dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi
yang digunakan:
dipikirkannya.
medik gigi dasar. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93
dan 94, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk
peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pelayanan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah serta pemerintah dan
pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan
obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat (Kemenkes RI,
2011).
Menurut Gilson (1994) dalam Binyamin (2012), yang menjadi elemen penting
d. Persepsi masyarakat terhadap kualitas sarana dan prasarana yang meliputi jarak
yang dapat dicapai, keadaan gedung, ruang tunggu, privasi dan kelengkapan
peralatan medis
kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi
Berdasarkan landasan teori yang telah ada maka kerangka penelitian ini dapat