Anda di halaman 1dari 3

LAYANAN ANESTESIA UNTUK KEDARURATAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK IV 01.07.02
BINJAI DENKESYAH 0 1/3
01.04.01 P.SIANTAR

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk IV 01.07.02 Binjai
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)

dr. Darma Malem, Sp. THT- KL


Mayor Ckm NRP 1930001480164

PENGERTIAN Tindakan anastesia yang dilakukan pada tindakan bedah


darurat.

TUJUAN 1. Pencapaian kondisi anestesia secara cepat dan aman untuk


memfasilitasi bedah darurat.
2. Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi pada tindakan
anestesia.

KEBIJAKAN 1. Tindakan anestesi darurat dilakukan oleh DP JP anestesi


2. Pasien yang menjalani tindakan anestesi darurat harus
mendapatkan prioritas pelayanan terutama dari segi waktu
3. Seringkali tidak cukup waktu untuk mengevaluasi dan
mempersiapkan pasien secara konvensional, maka dari itu
kunjungan pra anestesi perencanaan dan persiapan pasien
harus dilakukan secara cepat namun efektif dan efisien.
4. Layanan anestesi kedaruratan harus melalui proses
komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat
persetujuan dari pasien atau keluarga pasien, kecuali pada
keadaan drurat yang mengancam pasien.
5. Segala tindakan yang dilakukan harus dicatat pada rekam
medis pasien dan status anestesia.
PROSEDUR 1. Tim anestesi terlibat dalam proses penerimaan pasien di
Instalasi Gawat Darurat
2. Kunjungan pra anestesia pada tindakan yang membutuhkan
anestesi segera dilakukan oleh DP JP anestesi di ruang
persiapan, atau ruang tindakan. Penilaian harus mengikuti
prinsip triage yaitu
LAYANAN ANESTESIA UNTUK KEDARURATAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK IV 01.07.02
BINJAI DENKESYAH 0 2/3
01.04.01 P.SIANTAR

PROSEDUR a. Airway control and servical spine control


b. Oksigenasi dan ventilasi
c. Pertahanan dan stabilitas hemodinamika termasuk
pengendalian jantung dan pendarahan.
d. Evaluasi problem medis dan cidera lain
e. Lakukan observasi dan monitoring terus menerus
f. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan persiapan
yang dianggap perlu saja.
3. Hasil kunjungan pra anestesia, perencanaan dan persiapan
perlu koordinasi dengan tim bedah agar semua proses
berjalan efektif
4. Persiapan kamar bedah dan alat- alat anestesia yang siap
pakai harus dilakukan segera, dan bila memungkinkan
dilakukan bersamaan dengan persiapan dan evakuasi pasien.
Persiapan anestesia yang harus dilakukan diantaranya :
a. Mesin anestesia yang telah disiapkan,
b. Alat – alat untuk ventilasi, oksigen, serta persediaan darah
c. Alat monitor
d. Set untuk infus dan transfusi serta persedian darah
e. Pompa untuk pemberian darah dan penghangat darah,
f. Selimut pemanas,
g. Label untuk obat
h. Defibrillator
i. Obat- obat anastesia sesuai dengan kebutuhan rencana
tindakan anestesia
j. Kartu anestesi
5. Kebutuhan ruang rawat khusus pasca anestesia sudah harus
diantisipasi sejak awal dan persiapannya dapat dilakukan
bersamaan dengan kunjungan pra anestesi dan persiapan
pasien, bilamana ruang rawat akan terjadi pasca operasi atau
keluarga diberi tahu risiko yang mendapatkan tindakan/
perawatan di luar RS
6. Pada kondisi khusus, transportasi pasien ke kamar bedah
didampingi oleh DP JP anestesi
LAYANAN ANESTESIA UNTUK KEDARURATAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK IV 01.07.02
BINJAI DENKESYAH 0 3/3
01.04.01 P.SIANTAR

PROSEDUR 7. Diruang penerimaan dilakukan identifikasi pasien, lokasi


operasi , prosedur anestesia, pernyataan izin operasi yang
akan dilakukan serta kelengkapan status pasien
8. Proses sign in, time out dan sign out dilakukan sesuai dengan
emergensi pembedahan
9. Dilakukan penilaian pra induksi oleh DP JP sebelum induksi
anestesia
10. Pertimbangan pemberian pra induksi oleh DP JP sebelum
induksi anestesi kondisi pasien.
11. Teknik anestesia pada beda darurat dipilih berdasarkan
kondisi pasien, jenis operasi, faktor resiko dan manfaat yang
didapatkan
12. Minitoring intra operatif dilakukan secara ketat dan dapat
dipertimbangkan pemasangan alat monitoring invasit.
Monitoring meliputi :
a. Ventilasi
b. Oksigenasi
c. Kondisi hemodinamika pasien
13. Pengelolaan pasca bedah harus dilakukan dengan baik
meliputi serah terima dengan penanggung jawab ruang pulih,
monitoring keadaan umum, tanda vital, menangani komplikasi
sedini mungkin dan skorsing aldrette untuk keluar dari kamar
pilih.
14. Seluruh tindakan yang dilakukan harus dicatat pada rekam
media pasien dan status anestesia serta ditanda tangani oleh
DP JP anestesiologi
15. Seluruh kelengkapan dokumentasi harus sudah selesai
sebelum pasien meninggalkan ruang pulih.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. ICU
3. Ruang Rawat

Anda mungkin juga menyukai