Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
 Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan
ikatnya. Sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya,
dominan dan lunak sehingga otot rahimnya dominan (Manuaba, 1998 :
409).
 Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan, ikat yang menumpangnya (Wiknjosastro, 2006 : 338).
2. Etiologi
 Yang jelas belum pasti disangka dari sel otot yang belum matang
 Wanita estrogen
 Keturunan (Sastrawinata, 1981 : 157)
3. Predisposisi
 Kulit hitam lebih banyak
 Umur wanita 35 tahun
 Nullipara/kurang subur (Wiknjosastro, 2006 : 338)
4. Patogenesis
Moyer dan de snoo mengajukan teori cell nest atau teori genitoblast.
Percobaan lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci, percobaan
ternyata menimbulkan tumor fibromaltosa baik kepada permukaan
maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa maupun ini
dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron.
Puuka dan kawan-kawan menyatakn bahwa reseptor estrogen pada mioma
lebih banyak didapat dari pada miometrium normal (Wiknjosastro, 2006 :
338).

1
2

5. Akibat tekanan
a. Pada kandung kencing menyebabkan polakisuria, dysuria.
b. Uretra menyebabkan retensio urine → bila berlanjut menyebabkan
hydroureteroneprosis
c. Rektum menyebabkan konstipasi kadang sakit pada waktu defekasi.
d. Cavum douglas menyebabkan retentio urine, bila besar mengganggu
pencernaan.
e. Vena cafa inferrior menyebabkan oedem tungkai bawah (Sastrawinata,
1981 : 159)
6. Diagnosis mioma uteri
Secara sederhana bidan dapat memperkirakan kemungkinan mioma uteri
dengan memperlihatkan gejala klinik. Pemeriksaan bimanual akan
mengungkapkan tumor pada uterus yang umumnya, terletak digaris tengah
ataupun agak ke samping. Sering teraba benjol-benjol mioma sub serosum
dan mioma tungkai yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural
menyebabkan kavum uterinya luas dan ditegakkan dengan sonde uterus.
Mioma submukosa kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk
kedalam kanalis servikalis dan terasanya benjolan pada permukaan kavum
uteri.
USG abdominal dan transvagina dapat membantu menegakkan diagnosa
(Wiknjosastro, 2006 : 340).
7. Komplikasi
Pada mioma uteri dapat terjadi komplikasi
a. Degenarasi ganas
Mioma uteri yang menjadi lelomiosarkoma, ditemukan hanya 0,32-
0,6% dari seluruh mioma. Kerugian akan keganasan uterus bila mioma
uteri dapat membesar dan bila terjadi pembesaran. Jarang mioma,
dalam menopause.
b. Putaran tangkai (torsi)
Sarang mioma sirkulasi bertangkai bisa torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi akut menjadi nekrosis. Sarang mioma dapat mengalami
nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi
darah (Wiknjosastro, 2006 : 340).
3

8. Tindakan
a. Pengobatan
Tidak semua myoma uteri memerlukan pengobatan bedah 55% dari
semua myoma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam
bentuk apapun, terutama apabila myoma uteri itu masih kecil dan tidak
menimbulkan gangguan/keluhan.
Dalam dakade terakhir ada usaha mengobati myoma uteri dengan
GnRHa. Hal ini didasarkan atas pemikiran Leioma bahwa pada myoma
uteri terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh
estrogen. Pemberian GnRHa selama 16 minggu pada myoma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus kecil
(Wiknjosastro)
b. Pengobatan operatif
Pengobatan operatif pada myoma uteri dilakukan bila myoma sebesar
kehamilan 12-14, minggu, disertai pertumbuhan cepat.
Pengobatan operatif dilakukan dengan :
1) Myomektomi yaitu pengambilan sarang myoma saja tanpa,
pengangkatan uterus. Apabila myomektomi ini dikerjakan karena
keinginan memproleh anak, maka kemungkinan akan terjadi
kehamilan 30-50% (Wiknjosastro, 2006 : 345)
2) Histerectomi yaitu pengakatan uterus perlu didasari bahwa 25-35%
dari penderita tersebut akan masih perlu histerectomi. Akhir-akhir
ini jarang dikerjakan karena uterus harus lebih kecil dari telur
angsa dan tidak ada perlekatan disekitarnya ( Wiknjosastro, 2006 :
345)
c. Radioterapi
Tindakan ini bertjuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga
mengalami menopause. Radioterapi hanya dilakukan kalau terdapat
kontra indikasi untuk tindakan operatif. Radio terapi hendaknya, hanya
dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus (Wiknjosastro,
2006 : 345)
4

B. Pengkajian
1. Data sbyektif
a. Biodata
1) Umur
Pada usia 35 tahun resiko terkena mioma uteri adalah 20% dan
jarang pada usia setelah menopause pada masa menopause kadar
homon estrogen mulai menurun (Sastrawinata, 1981 : 154).
2) Ras
Bangsa kulit hitam lebih banyak beresiko mioma daripada kulit
putih (Wiknjosastro, 1999 : 338).
b. Keluhan utama
Para penderita mioma uteri sering merasakan adanya perdarahan yang
dapat berupa hipermenorea, menorhagia, ataupun metrorhagia, nyeri
perut bagian bawah gangguan BAK (polikisuria, disuria, dan retensi
urine), gangguan BAB (obstipasi) (Sastrawinata, 1981 : 158-159).
c. Riwayat penyakit sekarang
Adanya perdarahan tidak normal berupa hipermenore saat menstruasi
sehingga akibat perdarahan dapat mengeluh anemi karena kekurangan
darah pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi, terasa berat di
abdomen bagian bawah sukar BAK dan BAB serta nyeri karena
tertekannya urat saraf (Manuaba, 1998 : 410).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga pasien yang pernah menderita penyakit yang sama
berupa perdarahan yang terus menerus dan lama, karena predisposisi
dari mioma adalah faktor keturunan (Wiknjosastro, 1999 : 339).
e. Riwayat kebidanan
1) Riwayat kehamilan/persalinan/nifas
Kemungkinan menurunkan fertilitas, pengaruh mioma pada
kehamilan yang harus diwaspadai pada ibu dengan riwayat
kehamilan yang sering abortus, kelainan letak plasenta previa dan
pada riwayat persalinan lama karena pengaruh mioma yang
menghalangi jalan lahir serta timbulnya perdarahan post partum
(Sastrawinata, 1981: 160).
5

2) Riwayat haid
Dalam kasus sering ditemukan adanya hipermenorhea,
menorhagia, dan disertai dengan dysmenorhea yang hebat. Harus
diwaspadai terjadinya mioma pada ibu dengan riwayat tersebut
diatas dan kapan HPHT untuk mengetahui siklus haid/hamil
dengan perdarahan abortus (Wiknjosastro, 1991 : 288).
f. Riwayat KB
KB hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi merupakan pencetus
terjadinya mioma karena estrogen lebih tinggi kadarnya daripada
wanita yang menggunakan KB hormonal.(Hartanto, 2003 : 98)
g. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pada tumor yang berat dapat terjadi nafsu makan turun, rasa sesak
dan lain-lain (Wiknjosastro, 1999 : 347).
2) Eliminasi
Pola kebiasaan sehari-hari terutama pola eliminasi mengalami
perubahan. Perubahan pola BAK dapat berupa polakisuria, dysuria,
dan kadang terjadi retensio urine, perubahan pola BAB dapat
berupa obstipasi dan tonesmi (Wiknjosastro, 1991 : 288).
3) Seksualitas
Perubahan pola seksual dapat berupa kontak berdarah dyspareunia,
karena adanya mioma pada alat genetalia interna juga kadang
menyebabkan libido menurun.
4) Aktifitas
Pola aktifitas terganggu akibat rasa nyeri yang timbul
(Sastrawinata, 1981 : 156).
h. Kondisi psikososial
Ibu mengalami kecemasan disebabkan karena dampak/gejala yang
ditimbulkan oleh adanya penyakit seperti perdarahan, ada benjolan,
perdarahan yang terus-menerus dan lama.
6

i. Kondisi spiritual
Ibu merasa terganggu dengan adanya perdarahan dan gejala lain dari
penyakitnya, terutama bagi pasien yang beragama Islam, tidak
dapat/terganggu dalam melaksanakan ibadah.
2. Data obyektif
Keadaan umum
Kesadaran pasien dapat composmentis sampai dengan somnolen karena
adanya perdarahan yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
cairan.
a. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Dalam keadaan syok hipovalemik dan dehidrasi berat karena
perdarahan akan terjadi penurunan tekanan darah.
2) Nadi
dalam keadaan syok hipovalemik dan dehidrasi berat akan terjadi
tachikardi akibat dari adanya penurunan tekanan/adanya
perdarahan (N : 100 x/mnt).
3) Suhu
Dapat normal ataupun mengalami peningkatan apabila infeksi atau
dehidrasi berat.
4) Pernafasan
Dapat mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala sekunder
yaitu sesak nafas karena adanya sirkulasi O2 dalam darah
berkurang sehubungan dengan penurunan kadar Hb oleh karena
adanya perdarahan (normal 16 x/mnt).
b. Pemeriksaan fisik
1) Muka
Tampak pucat pertanda adanya anemia, keluar keringat dingin bila
terjadi syok.
Bila perdarahan konjungtiva tampak anemis (Manuaba, 1998 :
410).
7

2) Mulut
Mukosa bibir dan mulut tampak pucat, bau kelon pada mulut jika
terjadi shock hipovolemik hebat.
3) Hidung
Tidak ada polip, tidak ada cairan abnormal.
4) Telinga
Benatuk simetris, tidak ada sekret berlebihan dan abnormal.
5) Dada dan payudara
Gerakan nafas cepat karena adanya usaha untuk memenuhi
kebutuhan O2 akibat kadar O2 dalam darah yang tinggi, keadaan
jantung tidak abnormal.
6) Abdomen
Adanya benjolan pada perut bagian bawah (Sastrawinata, 1981 :
158).
Teraba adanya massa pada perut bagian bawah konsisten
keras/kenyal, tidak teratur, gerakan, tidak sakit, tetapi kadang-
kadang ditemui nyeri (Sastrawinata, 1981 : 160).
Pada pemeriksaan bimanual akan teraba benjolan pada perut,
bagian bawah, terletak di garis tengah maupun agak kesamping dan
sering kali teraba benjolan-benjolan dan kadang-kadang terasa
sakit (Wiknjosastro, 2006 : 344).
Pada pemeriksaan Sondage didapatkan cavum uteri besar dan rata
(Sastrawinata, 1981 : 161).
7) Genetalia
Adanya perdarahan pervaginam yang banyak, encer sampai
bergumpal-gumpal.
8) Anus
Akan timbul haemoroid, luka dan varices pecah karena keadaan
obstipasi akibat penekanan mioma pada rectum.
9) Ekstremitas
Oedem pada tungkai bawah oleh karena adanya tekanan pada vena
cava inferior (Sastrawinata, 1981 : 159).
8

c. Pemeriksaan penunjang
1) USG
USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan
menegakkan duagaan klinis (Wiknjosastro, 1999 : 344).
USG abdominal dan transvaginal digunakan untuk memantau
apakah mioma tadi bertambah besar atau tidak. Mioma dengan
ukuran kecil dapat diketahui dan letaknya terhadap cavum uteri
juga dapat ditentukan, apakah suatu mioma submukosum,
intramural, atau subserosum (Wiknjosastro, 1999 : 172).
2) Laboratorium
Pada mioma uteri yang disertai dengan perdarahan banyak dapat
terjadi penurunan kadar hemoglobin (Manuaba, 1998 : 410).
Pada pemeriksaan tidak terdapat keganasan, maka akan dilakukan
sesuai dengan prosedur terapi mioma dan bila terjadi keganasan
akan dilakukan prosedur pengobatan kanker seperti radiasi,
sitostatika.

C. Diagnosa Kebidanan
PAPIAH dengan mioma uteri KU baik/buruk dengan masalah:
1. Anemia berhubungan adanya perdarahan yang abnormal (Manuaba, 1998 :
410).
2. Cemas berhubungan dengan penyakitnya/perawatan di RS (Carpenito,
1992 : 12).
3. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan penekanan mioma
uteri terhadap kandung kencing (Manuaba, 1998 : 410).
4. Gangguan pola BAB berhubungan dengan mioma uteri terhadap rectum
(Manuaba, 1998 : 410)
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri)berhubungan dengan penekanan pada urat
saraf oleh mioma uteri (Manuaba, 1998 : 410).
6. Gangguan pembentukan nutrisi sampai dengan mual/nafsu makan
menurun ( Carpenito, 1998 : 130)
9

D. Perencanaan
1. Diagnosa kondisi : PAPIAH dengan mioma uteri KU baik/buruk
Tujuan : - Mioma uteri dapat teratasi
Kriteria : - Mioma tidak bertambah besar
- Tidak timbul komplikasi lain
- Tanda-tanda vital
T : 110/70-140/90 mmHg
N : 70-96 x/mnt
S : 36,5-37,2oC
R : 16-20 x/mnt
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dari penyakitnya.
R/ Ibu bisa kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan.
b. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
penyakit ibu.
R/ Agar ibu lebih tenang dalam menghadapi pengobatan yang
dilakukan.
c. Minta persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
R/ Agar klien dan keluarganya bisa kooperatif dengan tindakan yang
akan dilakukan.
d. Kolaborasi dengan dokter spesialis untuk penatalaksanaan mioma
uteri.
R/ Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat (Doenges, 2001 : 120).
2. Masalah I : Anemia berhubungan dengan adanya perdarahan yang
abnormal.
Tujuan : Anemia teratasi
Kriteria : - Kadar Hb normal : 12 gr-16 gr%
- Kepala tidak pusing
- Muka tidak pucat
- Konjungtiva palpebra merah muda
10

Intervensi
a. Jelaskan kepada ibu penyebab perdarahan yang dialami.
R/ Dengan diberikan informasi tentang penyakit ibu akan lebih
mengerti dan kooperatif.
b. Jelaskan pada ibu untuk makan-makanan yang mengandung ferum.
R/ Makanan yang mengandung ferum dapat meningkatkan kadar Hb.
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian diit TKTP.
R/ Protein membantu pembentukan Hb.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian tranfusi darah.
R/ Untuk meningkatkan kadar Hb.
3. Masalah II : Cemas berhubungan dengan penyakitnya/perawatan di RS.
Tujuan : Cemas berkurang/hilang.
Kriteria : - Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Klien mengungkapkan cemas berkurang/hilang
- Wajah tidak tegang dan melamun (Carpenito, 1998 : 10)
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang mioma uteri dan dampaknya.
R/ Health education untuk menumbuhkan mekanisme koping yang
positif.
b. Berikan dukungan moril tentang perubahan fisiologik baik
fisik/psikologi.
R/ Rasa percaya diri akan timbul dalam diri klien, sehingga dapat
menumbuhkan sikap yang kooperatif.
c. Berikan pengertian terhadap keluarga, klien atas perubahan fisiologis
baik fisik/psikologis.
R/ Dukungan keluarga merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa
percaya diri klien.
d. Berikan ketenangan pada klien dengan duduk disampingnya.
R/ Pendekatan therapeutik dapat memberikan dukungan moril secara
positif.
11

e. Berikan kesempatan klien mengungkapkan perasaannya.


R/ Diharapkan klien dapat kooperatif dengan baik sehingga masalah
yang dihadapi teratasi (Carpenito, 1998 : 136).
4. Masalah III : Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan
penekanan mioma uteri terhadap kandung kencing (Manuaba, 1998 : 410).
Tujuan : Klien dapat BAK dengan lancar.
Kriteria : - Klien dapat BAK dengan frekuensi normal 4-5 kali sehari.
- Produksi urine 40-80 ml/jam atau 1-2 liter/hari.
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang penyebab sulit BAK.
R/ Pasien bisa mengerti dan kooperatif.
b. Anjurkan ibu untuk BAK setiap ada rangsangan untuk BAK.
R/ Proses pengeluaran urine yang lancar dapat mencegah terjadinya
proses infeksi serta dapat memberikan rasa nyaman.
c. Berikan ransangan apabila terdapat kandung kemih.
R/ Ibu dapat segera BAK.
d. Observasi intake dan output cairan.
R/ Mengetahui keseimbangan cairan dengan pantauan intake dan
output (Carpenito, 1998 : 404).
5. Masalah IV : Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan
penekanan mioma uteri pada rectum.
Tujuan : Klien dapat BAB dengan frekuensi normal 1 kali/hari.
Kriteria : - Klien terjadi obstipasi.
- BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak.
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang kesulitan BAB.
R/ Pasien mengerti dan kooperatif.
b. Anjurkan ibu untuk BAB secara teratur dan agar ibu tidak menahan
BAB.
R/ Menahan faeces yang lama pada rectum dapat menyebabkan
keadaan faeces semakin keras dan semakin sudah BAB.
12

c. Anjurkan ibu untuk banyak minum  2 liter atau  8-10 gelas perhari.
R/ Dengan masuknya air yang cukup dapat mempermudah
pengeluaran BAB.
d. Anjurkan pada klien untuk minum air hangat 30 menit sebelum
sarapan pagi.
R/ Air hangat dapat merangsang pengeluaran faeces.
e. Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan.
R/ Membantu memperlancar BAB.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan laxansia.
R/ Dapat meningkatkan peristaltik usus sehingga BAB lancar
(Carpenito, 1998 : 24).
6. Masalah V : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan
urat syaraf oleh mioma uteri
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Kriteria : - Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang
- Klien tidak menangis menahan sakit.
Intervensi
a. Jelaskan kepada klien tentang penyebab nyeri.
R/ Dengan menjelaskan mengenai penyebab nyeri, klien akan
mengerti dan kooperatif dengan tindakan.
b. Ajarkan kepada klien tentang strategi relaksasi dengan bernafas
perlahan, teratur atau nafas dalam.
R/ Dapat mengurangi rasa nyeri.
c. Beri pengurang rasa nyeri (analgesic) bila nyeri sangat hebat.
R/ Obat analgesic akan merangsang syaraf dengan menekan rasa nyeri
sehingga mengurangi rasa nyeri.
d. Observasi tanda-tanda vital
R/ Nyeri hebat ingin menimbulkan pengeluaran adrenalin yang
berlebihan sehingga berpengaruh pada kenaikan frekuensi denyut
nadi dan tekanan darah (Carpenito, 1998 : 30).
13

7. Masalah VI : Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan adanya mual/nafsu


makan menurun
Tujuan : Nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.
Kriteria : - Nafsu makan meningkat, makan 3x sehari porsi sedang.
- Pasien tidak mual
- BB ideal
Intervensi
a. Berikan penyuluhan tentang porsi makanan yang efektif untuk klien
yaitu porsi kecil tapi sering.
R/ Porsi kecil memberi kesempatan agar lambung tidak bekerja terlalu
berat sehingga mengurangi rasa mual.
b. Hindari makanan berlemak dan merangsang asam lambung.
R/ Makanan berlemak lebih lama tinggal di dalam lambung sehingga
menimbulkan rasa penuh (enek) (Carpenito, 1998 : 130)

E. Pelaksanaan
Pelaksanaan/implementasi merupakan tahap ketiga dalam proses asuhan
kebidanan yang merupakan perwujudan dari rencana tindakan yang telah
disusun dalam tahap perencanaan, implementasi akan dilaksanakan pada kasus
nyata serta sesuai dengan kondisi klien (Depkes RI, 1995 : 11)

F. Evaluasi
Adalah merupakan tahap akhir dari proses asuhan kebidanan untuk menilai
tentang kriteria hasil yang dicapai, apakah sesuai dengan rencana atau tidak
dalam evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP, yang dimaksud SOAP
adalah sebagai berikut :
S : Subyektif
Yang didapatkan dari keluhan klien
O : Obyektif
Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan oleh petugas yang terkait.
14

A : Assesment
Berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan ataupun masalah yang baru
muncul.
P : Planning
Merupakan perencanaan lanjut dan tindakan yang sudah dilakukan
dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai
(Depkes RI, 1995 : 11).
15

BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 13-07-09 Pukul : 08.00 WIB
Tempat Pendataan : Ruang Mawar RSUP Dr. Soedono Madiun
1. Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata Istri Suami
Nama : Ny. “R” Tn “S”
Umur : 44 th 60 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Swasta (Pedagang) Swasta (Pedagang)
Penghasilan : Rp. 1000.000,-/bln Rp. 1000.000,-/bln
Status marital : Kawin/janda Kawin
Lama/brp x nikah : 27 th/1x 27 th/1x
Alamat : Jl. Garuda no 19, Ngampel, Caruban
Tgl pendataan : 02-06-2008 pukul 21.00 WIB
No. register : 6-28-26-00
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya mrongkol sejak 5 tahun yang lalu dan
mengeluh sering BAK
3) Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala
jantung berdebar-debar (penyakit jantung), tekanan darah tinggi
(hipertensi), batuk lama lebih dari 2 minggu (TBC), sakit saat
BAK (ginjal), banyak makan, banyak minum dan sering
kencing (DM), gangguan jiwa ataupun pembekuan darah. Ibu
tidak pernah operasi di daerah perut, disekitar panggul, alat

15
16

genetalia ataupun bagian tubuh yang lain.Dan tidak pernah


menderita riwayat tumor sebelumnya.
 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan ada benjolan di perut bagian bawah sejak  5
tahun yang lalu, dan mengeluh sering kencing. Kemudian ibu
periksa ke rumah sakit dan dokter menyarankan untuk operasi.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang menderita tumor ataupun kanke,
ada yang menderita penyakit menurun yaitu DM (Ibu), tidak ada
yang menderita hipertensi, TBC, hepatitis, PMS, dantidak ada yang
menderita penyakit menahun seperti jantung dan asma.
5) Riwayat kebidanan
 Riwayat haid
Menarche usia 12 tahun, haid teratur siklus 30 hari, lama haid 
7 hari banyaknya cukup, ganti softex 3-4x per hari pada hari
pertama sampai ketiga dan setelah hari ketiga ibu biasa ganti
pembalut 2x sehari. Darah haid berwarna merah tua kadang
disertai gumpalan. Kadang saat menstruasi ibu mengalami
nyeri haid. Ibu tidak pernah mengalami keputihan yang lama,
ibu mengalami keputihan sat menjelang haid, keputihannya
tidak gata, tidak berbau, dan konsistensinya encer.
HPHT : 22-06-09
 Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan sejak menikah belum pernah hamil.
6) Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah memakai KB apapun karena ingin
segera mempunyai anak.
7) Pola kebiasaan sehari-hari
 Nutrisi
Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang, komposisi 1 piring
nasi, 1 mangkuk sayur(bayam, kangkung, kacang panjang),
17

lauk (tempe, tahu, telur, atau ayam), buah (pisang, papaya, atau
jeruk), minum 6-7 gelas perhari.
 Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 8-10x perhari, warna kuning jernih, tidak
ada keluhan saat BAK. Ibu biasa BAB 1x sehari dengan
konsistensi lunak, warna kuning trengguli, tidak ada keluhan
BAB.
 Istirahat
Ibu biasa tidur ±8 jam di malam hari mulai pukul 21.00 WIB.
Ibu jarang tidur siang.
 Personal hygiene
Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2x
seminggu, ganti pakaian dalam sehabis mandi atau bila basah,
ganti pakaian luar 1x sehari.
 Aktivitas
Ibu bekerja sebagai pedagang dan biasa mengerjakan pekerjaan
rumah misalnya memasak, mencuci dan menyapu.
 Rekreasi
Ibu jarang rekreasi, jika mempunyai waktu luang bersama
keluarga biasanya ibu menghabiskan waktu untuk berkumpul
dirumah atau ke tempat saudara.
8) Psikosoial dan spiritual
Ibu mengatakan takut dengan penyakitnya dan berdoa semoga
penyakitnya bisa sembuh.
9) Keadaan sosial budaya
Dalam lingkungan keluarga ibu tidak ada kebiasaan pijat perut atau
minum jamu-jamuan.
10) Riwayat ketergantungan
Ibu tidak mempunyai ketergantungan terhadap obat-obatan
tertentu, rokok, kopi, maupun minuman beralkohol.
18

b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2) Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
S : 36oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
3) Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut bersih, warna hitam, persebaran merata,
tidak ada ketombe, tidak mudah rontok, tidak
ada luka pada kulit kepala.
Muka : Tidak pucat, tidak sembab, tampak cemas
Mata : Conjungtiva palpebra merah muda, sklera putih,
tidak ada oedem di kelopak mata.
Gigi dan mulut : Mulut bersih, tidak ada caries, bibir merah
muda, tidak ada stomatitis.
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada secret yang berlebih,
fungsi pendengaran baik.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, tidak ada peninggian vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada penarikan dinding dada saat
bernafas, tidak ada bunyi ronchi dan weezhing.
Mammae : Bentuk simetris, tidak ada benjolan pada
payudara, putting susu menonjol.
Abdomen : Teraba pembesaran perut seperti usia kehamilan
24 minggu, pada saat palpasi ibu mengatakan
nyeri tekan pada perut bagian bawah, teraba
19

benjolan yang tegang dan keras, tidak ada bekas


luka operasi.
Genetalia : Tidak terdapat pengeluaran darah pervaginam,
tidak ada condiloma akuminata/matalata, tidak
ad avarices,tidak ada pembengkakan kelenjar
skene dan kelenjar bartolini.
Anus : Tidak ada haemoroid/luka di sekitar anus
Ekstremitas :
- Atas : Simetris, tidak odema
- Bawah : Bentuk simetris, tidak ada oedem, tidak ada
varices.
4) Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan lab
Tanggal 13-07-09
- Hb : 10,4 gr%
- Leukosit : 6.800 (N : P = 4000-1100/cmm)
- Trombosit : 427.000 (N : 150.000-450.000/cmm)
- Hematrokrit : 31 (N : P = 35-47%)
 USG
Ditemukan masa padat dalam uterus dengan diameter 10 cm.
2. Analisa data
Diagnosa/masalah Data dasar
Pro operasi mioma DS : - Ibu mengatakan benjolan di
uteri dengan masalah perutnya sudah 5 tahun yang lalu
cemas - Ibu cemas dengan keadaannya
- Ibu mengatakan akhir-akhir ini
sering kencing
DO : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
S : 36oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
- Muka : Tidak pucat, tidak sembab,
tampak cemas
20

Diagnosa/masalah Data dasar


- Abdomen:Teraba pembesaran
perut seperti usia kehamilan 24
minggu, pada saat palpasi ibu
mrngatakan nyeri perut bagian
bawah, teraba benjolan yang
tegang dank eras.
- USG : Ditemukan masa padat
dalam uterus dengan diameter 10
cm.

B. Diagnosa Kebidanan
Pro operasi mioma uteri dengan masalah cemas dan sering kencing. Prognosa
baik.

C. Perencanaan
Tanggal 13-07-09, jam 208.15 WIB
Masalah I : Cemas
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria : - Pasien bersedia mengungkapkan perasaan yang membuatnya
cemas
- Pasien mengerti tentang keadaan penyakitnya
Intervensi
1. Adakan penekatan kepada pasien
R/ Untuk membina hubungan saling percaya.
2. Ciptakan suasana yang ramah, tenang dan bersahabat
R/ Untuk menurunkan cemas yang dirasakan ibu
3. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
R/ Ibu bias kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
4. Minta keluarga untuk menemani dan memberi dukungan pada ibu
R/ Dukungan orang terdekat dapat menguatkan psikis ibu
5. Kolaborasi dengan dokter spesialis untuk penatalaksanaan mioma uteri
R/ Untuk mendapatkan terapi yang tepat
21

Masalah II : Sering BAK


Tujuan : BAK tidak ada gangguan
Kriteria : - Tidak ada keluhan saat BAK
- Produksi urine normal (40-80 ml/hari)
Intervensi
1. Berikan penjelasan tentang penyebab sering kencing
R/ Penjelasan tersebut akan mengurangi cemas sehingga klien
kooperatif
2. Anjurkan ibu untuk kencing setiap ada rangsang untuk kencing
R/ Pengeluaran urine yang lancar mencegah infeksi saluran kencing
3. Anjurkan pada ibu untuk tidak membatasi minum
R/ Agar tidak terjadi dehidrasi

D. Pelaksanaan
Tanggal 13-07-09jam 08.30 WIB
Masalah I : Cemas
Implementasi :
1. Melakukan pendekatan pada pasien
2. Menciptakan suasana yang ramah, tenang dan bersahabat dengan
menghibur pasien
3. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksan penyakitnya, memberitahu ibu
bahwa ibu menderita tumor kandungan yang besarnya seperti usia 24
minggu.
4. Meminta keluarga untuk menemani dan menberi dukungan pada ibu
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi untuk
penatalaksanaan mioma uteri yaitu dengan poerasi pengangkatan tumor.

Masalah II : Sering BAK


Implementasi :
1. Memberikan penjelasan tentang penyebab sering kencing yaitu adanya
tekanan kandung kencing oleh pembesaran uterus.
2. Menganjurkan ibu untuk kencing setiap ada rangsang untuk kencing
22

3. Menganjurkan ibu untuk yiodak membatasi minum. Minum sekitar 6-8


gelas perhari
E. Evaluasi
Tanggal 14-07-09 jam 07.00 WIB
Masalah I : Cemas
S : - Ibu mengatakan mengerti tentang penyakitnya
- Ibu mengatakan merasa lebih tenang
O : -Ibu tampak lebih tenang
- Keluarga menemani dan mendampingi ibu
A : Pro operasi mioma uteri. Cemas berkurang
P : - Anjurkan Ibu dan keluarga tetap tenang dan bersabar dalam menjalani
pengobatan penyakitnya.
- Lakukan persiapan pre operasi : skiren, lavemen, pemasangan infuse,
pemasangan dower kateter, memakaikan ibu baju operasi dan meminta
keluarga menandatangani informed consent.

Tanggal 15-07-09 pukul 10.00 WIB


S : Ibu mengatakan luka bekas operais terasa panas/nyeri bila untuk gerak/
miring
O: KU lemah,kesadaran composmentis
T:120/80 mmHg S:36,4 oC
N: 84x/menit R:20x/menit
Infus RL 20 tetes/menit, terpasang dower kateter, jahitan luka operasi masih
terlihat basah.
A : Post operasi mioma uteri hari I
P : - Observasi TTV
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
- Anjurkan ibu untuk minum sedikit-sedikit

Tanggal 16-07-09 Pukul 07.00 WIB


S : Ibu mengatakan masih agak pusing
23

O: KU baik, kesadaran composmentis


T: 130/90 mmHg S:36,8 o
N:88x/menit R: 20x/menit
-konjungtuva palpebra pucat
Jahitan luka operasi baik
A: post operasi mioma uteri hari II
Observasi TTV, infuse, urine
Berikan terapi alinamin F, antrain, Vit C

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 1998. Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Jakarta, EGC.

Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk


Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.

Sastrawinata, Sulaiman, 1981. Gynekologi, Bandung, FK-Unpad.

Wiknjosastro, Hanifa, 1999. Ilmu Kandungan, Jakarta : YBP-SP.


24

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny. “D” dengan Pre Operasi Mioma Uteri
Di Ruang Mawar B RSUP. Dr. Soedono Madiun

Telah disetujui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Praktek

ASTUTI SETIYANI, SST.MMKes ISTINAH, Amd.Keb


NIP. 140 215 135 NIP. 140 117 938

ii
25

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini. “Asuhan Kebidanan pada Ny. “D” dengan Pre Operasi Mioma Uteri
di Ruang Mawar B RSUP. Dr. Soedono Madiun, dapat tersusun dengan baik.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
Praktek Lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Nani Surtinah, SST.S.SiT,M.Pd, selaku Ketua Program studi Kebidanan
Magetan.
2. Ibu Astuti Setiyani, SST.MMKes, selaku pembimbing Akademi program studi
Kebidanan Magetan.
3. Ibu Istinah, Amd.Keb, selaku pembimbing praktek.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyususn memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Magetan, Juli 2008

Penyusun

iii
26

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar .............................................................................. 1
B. Pengkajian ................................................................................... 4
C. Diagnosa Kebidanan ................................................................... 8
D. Perencanaan................................................................................. 9
E. Pelaksanaan ................................................................................. 13
F. Evaluasi ...................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................................... 15
B. Diagnosa Kebidanan ................................................................... 22
C. Perencanaan................................................................................. 22
D. Pelaksanaan ................................................................................. 24
E. Evaluasi ....................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

iv

Anda mungkin juga menyukai